October 20, 2015

RENUNGAN HARI RABU 21 OKTOBER 2015

Bacaan Liturgi  Rabu  21 Oktober 2015

Bacaan Pertama  Roma  6:12-18
Saudara saudara hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia. Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak!  Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran? Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran. Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur,  Mzm  124:1-8.
Pertolongan kita dalam nama Tuhan.
Jikalau bukan Tuhan yang memihak kepada kita, --biarlah Israel berkata demikian--
jikalau bukan Tuhan yang memihak kepada kita, ketika manusia bangkit melawan kita,
maka mereka telah menelan kita hidup-hidup, ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita; maka air telah menghanyutkan kita, dan sungai telah mengalir melingkupi diri kita, maka telah mengalir melingkupi diri kita air yang meluap-luap itu.
Terpujilah TUHAN yang tidak menyerahkan kita menjadi mangsa bagi gigi mereka! Jiwa kita terluput seperti burung dari jerat penangkap burung; jerat itu telah putus, dan kitapun terluput! Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.

Bacaan  Injil  Lukas  12:39-42
Pada suatu ketika, berkatalah Yesus kepada murid murid-Nya , camkan ini baik baik,  Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan."  Kata Petrus: "Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan itu atau juga semua orang?" Jawab Tuhan: "Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.   Akan tetapi, jikalau hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba laki-laki dan hamba-hamba perempuan, dan makan minum dan mabuk,
maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia. Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.".
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Untuk dapat menemukan kehendak Tuhan bukanlah perkara mudah, bagi orang yang selalu berusaha hidup benar, jujur terhadap Dia dan sesama, maka hidupnya akan tenteram karena berkenan kepada-Nya. Hidup kita dihadapan Tuhan terkadang seperti seorang hamba terhadap tuannya. Hamba tidak tahu banyak tentang tuannya, yang dia ketahui hanyalah menjalankan tugas sebaik mungkin, dengan demikian dia bebas dari hukuman  dan hidupnya akan selamat. Demikian pula halnya dengan orang beriman, ia hidup dalam penyerahan diri secara total kepada Allah, walaupun terkadang kehadiran dan keberadaan-Nya terasa  gelap. Penyerahan diri  kepada Allah bukan  merupakan tindakan pasif, dalam arti tidak berbuat apa apa. Penyerahan diri harus dilihat dalam konteks panggilan hidup. Manusia dipanggil dan diutus supaya pergi dan berbuah, manusia dipanggil untuk berbuat sesuatu, sebagai perwujudan serah diri kepada Tuhan, itulah iman.
Sabda Tuhan mengajarkan agar manusia selalu siap menghadapi realitas, Kesetiaan kepada-Nya terkadang menuntut kesanggupan kita untuk menghadapi penyangkalan terhadap harta dan sesama, walaupun hal tersebut tidaklah selalu harus terjadi, Pendampingan Roh Kudus akan memampukan manusia menyelaraskan hubungannya dengan Allah dan sesama.
Bersatu dan dekat dengan Allah menjadi hal yang paling mendasar dalam hidup manusia,

Butir butir permenungan.
Apakah kita telah berlaku sebagai hamba Tuhan yang baik dan setia? Kita tidak tahu kapan Tuhan akan datang, terutama kapan Tuhan datang menjemput kita untuk hidup bahagia bersama-Nya. Yesus mengajak kita untuk selalu mempersiapkan diri sehingga kapan pun Tuhan datang kita siap menyambut-Nya. Persiapan yang baik adalah selalu mencoba hidup yang baik menurut kehendak-Nya, yaitu hidup dalam semangat kasih kepada Tuhan dan sesama.

Doa.
Ya Yesus , ajarilah  kami setia melaksanakan tugas dan tanggung jawab kami sebagai murid murid-Mu,   Amin.




0 komentar:

Post a Comment