Jamuan terakhir Jesus bersama murid - muridNya

Jesus meredakan badai

Jesus bersama Joseph dan Maria

Jesus mencintai anda semua

Jesus naik ke Surga

June 30, 2019

(RENUNGAN HARIAN MINGGU 7 JULI 2019 )


Bacaan Liturgi Minggu 7 Juli 2019

Bacaan Pertama  Yes 66:10-14c
Bersukacitalah bersama dengan Yerusalem, bersorak-sorailah karenanya, hai semua orang yang mencintainya! Bergiranglah bersama dia segirang-girangnya, hai semua orang yang berkabung karenanya!  supaya kamu mengisap dari susu yang menyegarkan dan menjadi kenyang, supaya kamu menghirup dan menikmati dari dadanya yang bernas.  Sebab beginilah firman Tuhan: Sesungguhnya, Aku mengalirkan kepadanya keselamatan seperti sungai, dan kekayaan bangsa-bangsa seperti batang air yang membanjir;  kamu akan menyusu,  akan digendong, akan dibelai-belai di pangkuan.  Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah kamu akan Kuhibur;   kamu akan dihibur di Yerusalem.  Apabila kamu melihatnya, hatimu akan girang, dan kamu akan seperti rumput muda yang tumbuh dengan lebat;  maka tangan Tuhan akan nyata kepada hamba-hamba-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm  66:1-3a.4-5.6-7a.16.20
Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi.
*Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi,  mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian!  Katakanlah kepada Allah,  "Betapa dahsyat segala pekerjaan-Mu!"
*Seluruh bumi sujud menyembah kepada-Mu, dan bermazmur bagi-Mu, 
seluruh bumi memazmurkan nama-Mu.  Pergilah dan lihatlah karya-karya Allah;  Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia.
*Ia mengubah laut menjadi tanah kering, dan orang berjalan kaki menyeberangi sungai. Oleh sebab itu kita bersukacita karena Dia, yang memerintah dengan perkasa untuk selama-lamanya. 
*Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takwa pada Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadapku.Terpujilah Allah, yang tidak menolak doaku, dan tidak menjauhkan kasih setia-Nya dari padaku.

Bacaan Kedua  Gal 6:14-18
Saudara-saudara, aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku  dan aku bagi dunia.  Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya,  tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya.  Bagi semua orang,  yang memberi dirinya dipimpin oleh patokan ini, turunlah kiranya damai sejahtera dan rahmat. Selanjutnya janganlah ada orang yang menyusahkan aku, karena pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus.  Saudara-saudara,  kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus menyertai roh kamu.  Amin.
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Kol 3:15a.16a
Hendaklah damai sejahtera Kristus menguasai hatimu, dan perkataan Kristus diam di antara kamu, dengan segala kekayaannya.

Bacaan Injil  Luk  10:1-12.17-20
Sekali peristiwa Tuhan menunjuk tujuh puluh murid. Ia lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya  ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.  Kata-Nya kepada mereka,  "Tuaian memang banyak, tetapi pekerjanya sedikit!  Sebab itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, agar Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.  Pergilah!  Camkanlah, Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan.  Kalau memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu 'Damai sejahtera bagi rumah ini'.  Dan jika di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera,  maka salammu itu akan tinggal padanya. Tetapi jika tidak, salammu akan kembali kepadamu.  Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. 
Janganlah berpindah-pindah rumah. Jika kamu masuk ke dalam sebuah kota dan diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu,
dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ. Dan katakanlah kepada mereka,  'Kerajaan Allah sudah dekat padamu'. Tetapi jika kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu tidak diterima di situ, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah,  'Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami kami kebaskan di depanmu!  Tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat!  Aku berkata kepadamu:  Pada hari itu Sodom akan lebih ringan tanggungannya  daripada kota itu."  Sesudah menyelesaikan perutusannya,   ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira,  dan berkata,   "Tuhan, setan-setan pun takluk kepada kami demi nama-Mu."  Lalu kata Yesus kepada mereka,   "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit.  Sesungguhnya Aku telah memberi kamu  kuasa untuk menginjak-injak ular dan kalajengking   dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh,  sehingga tidak ada yang dapat membahayakan kamu.   Namun demikian, janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu terdaftar di surga."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Disebuah sekolah, seorang anak berkata kepada teman temannya,” Apa yang tidak dapat dibeli dengan uang sekarang ini?  Katakan dan saya akan menyampaikannya kepada orang tua saya. Apa yang tadinya tidak mungkin, dengan uang akan menjadi mungkin” Ini adalah sebuah kesombongan. Anak ini mengira uang adalah segala galanya.  Non scholae,sed vitae discimus, sebuah pepatah Latin yang artinya  “Kita belajar bukan untuk sekolah (memperoleh ijasah) , tetapi untuk hidup” Begitulah Yesus mengajar para murid-Nya, Yesus menggembleng mereka, bukan sekedar pemahaman intelektual namun juga soal hati yang menghayati setiap bulir ajaran-Nya, melalui karya belas kasih pada sesama.  Yesus mengutus murid murid untuk mewartakan Kabar Gembira bahwa setiap orang dicintai Allah dan diberi damai sejahtera. Yesus yang mengenal setiap orang yang dipanggil dan diutus-Nya ingin melihat bagaimana cinta dan damai yang telah mereka rasakan dapat dialami juga oleh setiap orang yang mereka jumpai dalam perutusan.  Bagi Yesus , tidak ada istilah “anak emas” Yesus tidak melihat murid murid-Nya  karena materi, kedudukan dan kepintaran. Bagi Yesus , hal  yang terpenting adalah kesediaan mereka untuk diutus dan keinginan untuk terus belajar. Karena itu, Yesus semakin menantang mereka untuk tidak membawa pundi pundi , bekal  atau kasut. Para murid harus fokus kepada pewartaan  tanpa terikat dan tergantung pada materi Mereka tidak perlu cemas akan hal hal duniawi karena Dia sendiri akan menyertai mereka.  Yesus sudah bernubuat,  “Aku mengutus kamu seperti anak domba ditengah tengah serigala”  Para murid akan mengalami banyak tantangan dan perjuangan. Misalnya berupa penolakan dari orang orang yang mereka jumpai. Namun , tantangan yang lebih berat yaitu menaklukkan keegoisan diri sendiri untuk setia dalam perutusan Yesus.

Butir permenungan.
Bagaimana dengan perutusan kita selama ini ? Tempat pertama perutusan kita mulai dari keluarga . Perutusan dalam keluarga dapat diungkapkan melalui komunikasi antar anggota keluarga, sikap lemah lembut,  tidak mau menang sendiri, rendah hati, saling menerima pribadi lain apa adanya dan saling menjaga kerukunan. Semua ini tidak bisa dibeli dengan uang.

Doa
Ya Tuhan yang mahabaik, kami percaya bahwa Engkau senantiasa menyertai kami umat-Mu sampai akhir zaman. Semoga hatiku terbuka untuk melihat tanda tanda kehadiran-Mu yang menyelamatkan dalam setiap peristiwa hidup yang kami alami.  Amin.



Hendaklah damai sejahtera Kristus menguasai hatimu, dan perkataan Kristus diam di antara kamu, dengan segala kekayaannya.



(RENUNGAN HARIAN SABTU 6 JULI 2019 )


Bacaan Liturgi Sabtu  6 Juli 2019
PF S. Maria Goretti, Perawan dan Martir

Bacaan Pertama  Kej 27:1-5.15-29
Ketika Ishak sudah tua, matanya telah kabur, sehingga ia tidak dapat melihat lagi. Pada suatu hari ia memanggil Esau, anak sulungnya, dan berkata kepadanya, "Anakku." Sahut Esau, "Ya, bapa."   Berkatalah Ishak,   "Lihat, aku sudah tua, aku tidak tahu kapan akan mati. Maka sekarang ambillah senjatamu, tabung panah dan busurmu. Pergilah ke padang dan burulah bagiku seekor binatang. Olahlah bagiku makanan yang enak, seperti yang kugemari. Sesudah itu bawalah kepadaku, supaya kumakan, agar aku memberkati engkau, sebelum aku mati."Tetapi Ribka mendengarnya ketika Ishak berkata kepada Esau, anaknya.  Setelah Esau pergi ke padang gurun memburu seekor binatang  untuk dibawa kepada ayahnya,  Sementara itu, Ribka mengambil pakaian yang indah  kepunyaan Esau anak sulungnya, 
yang disimpannya di rumah.  Disuruhnya Yakub, anak bungsunya, mengenakan pakaian itu. Kedua belah tangan Yakub serta lehernya yang licin lalu dibalut dengan kulit anak kambing yang telah ia sembelih. 
Lalu ia memberikan makanan yang enak dan roti yang telah diolahnya 
kepada Yakub, anaknya. Demikianlah Yakub masuk ke tempat ayahnya 
serta berkata, "Bapa!"  Sahut ayahnya, "Ya, anakku. Siapakah engkau?"
Kata Yakub kepada ayahnya, "Akulah Esau, anak sulungmu. Aku telah melakukan, seperti yang Bapa katakan kepadaku.  Bangunlah, duduklah dan makanlah daging buruan masakanku ini.  Lalu berkatilah aku."  Lalu Ishak berkata kepada anaknya,  "Lekas juga engkau mendapatnya, anakku!"  Jawab Yakub,   "Karena Tuhan Allahmu membuat aku mencapai tujuanku."  Lalu kata Ishak kepada Yakub,   "Datanglah mendekat, anakku, supaya aku meraba engkau,  apakah engkau ini anakku Esau atau bukan."  Maka Yakub mendekati Ishak, ayahnya, dan ayahnya itu merabanya serta berkata,   "Kalau suaranya, suara Yakub; kalau tangannya, tangan Esau."  Jadi Ishak tidak mengenal dia,   karena tangannya berbulu seperti tangan Esau, kakaknya. Ishak hendak memberkati dia, tetapi ia masih bertanya, "Benarkah engkau ini anakku Esau?"   Jawabnya, "Ya!"  Lalu berkatalah Ishak, "Dekatkanlah makanan itu kepadaku,  supaya kumakan daging buruan masakan anakku,  agar aku memberkati engkau."  Maka didekatkannyalah makanan itu kepada ayahnya.   Lalu Ishak makan;  dibawanya juga anggur kepadanya, lalu ia minum.  Berkatalah Ishak kepadanya,   "Datanglah dekat-dekat dan ciumlah aku, anakku."  Yakub lalu mendekat dan mencium ayahnya.  Ketika Ishak mencium bau pakaian Yakub, diberkatinya dia, katanya,   "Sesungguhnya  bau anakku adalah sebagai bau padang yang diberkati Tuhan. Allah akan memberikan kepadamu embun yang dari langit 
dan tanah-tanah gemuk di bumi  dan gandum serta anggur berlimpah-limpah.  Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu.  Jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah dia;  dan siapa yang memberkati engkau, terberkatilah dia."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 135:1-2.3-4.5-6
Pujilah Tuhan, sebab Ia baik.
*Pujilah nama Tuhan, pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, hai orang-orang yang datang melayani di rumah Tuhan, di pelataran rumah Allah kita.
*Pujilah Tuhan, sebab Tuhan itu baik, bermazmurlah bagi nama-Nya, sebab nama-Nya itu indah!  Sebab Tuhan telah memilih Yakub bagi-Nya,  Ia memilih Israel menjadi milik kesayangan-Nya.
*Sesungguhnya aku tahu, bahwa Tuhan itu mahabesar, bahwa Tuhan kita itu melebihi segala dewata.  Tuhan melakukan apa yang dikehendaki-Nya, di langit dan di bumi, di laut dan di segenap samudera raya.

Bait Pengantar Injil  Yoh 10:27
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.

Bacaan Injil  Mat 9:14-17
Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata,  "Kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi mengapa murid-murid-Mu tidak?"  Jawab Yesus kepada mereka,  "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka?  Tetapi akan tiba waktunya mempelai itu diambil dari mereka,  dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa."  Tak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut  pada baju yang tua, karena jika demikian, kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya.  Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian  kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang   dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru, dan dengan demikian, terpeliharalah kedua-duanya."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Setiap agama memiliki tradisi puasa yang dikaitkan dengan soal makan dan minum. Pertanyaannya, bagaimana kah berpuasa yang benar menurut ajaran Gereja Katolik? Apa alasan kita berpuasa dan berpantang? Bagi orang Katolik,puasa dan pantang adalah tanda pertobatan, ungkapan penyangkalan diri dan kehendak untuk mempersatukan pengorbanan kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib sebagai silih bagi dosa kita.  Dalam masa Pra Paskah , puasa, pantang dan doa disertai amal kasih. Karena itu pantang dan puasa merupakan latihan rohani yang mendekatkan kita pada Tuhan dan sesama., dan bukan tujuan lain, seperti supaya tetap langsing, sakti, menghemat dan sebagainya.  Jika kita faham mengenai tujuan berpuasa,   kita akan menjadi bijaksana dan tidak akan bertanya seperti murid murid Yohanes, "Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" . latar belakang pertanyaan tersebut adalah aturan yang ketat tentang waktu puasa. Dengan  kata lain, pelaksanaan puasa harus lahir dari hati bukan dari aturan belaka.   Bagi Yesus, kesempatan ini adalah saat yang tepat untuk mengajar mereka mengenai  puasa yang benar. Puasa mestinya dilakukan karena kebutuhan misalnya masa perkabungan atau penantian. Yesus menggambarkan masa perkabungan itu adalah saat mempelai diambil dari tengah tengah para sahabat. Saat itulah mereka akan berpuasa, dan mempelai itu adalah Yesus Kristus. Selagi Sang Mempelai bersama para murid-Nya, tentu mereka tidak berpuasa.

Butir permenungan.
Kita perlu menyadari dan memahami bahwa puasa juga menyangkut soal  menyelaraskan sikap dan kehendak kita dengan kehendak Allah sebagai mana ditegaskan Nabi Yesaya :” Berpuasa yang Kukehendaki ialah: Engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman dan melepaskan tali-tali kuk; membagi-bagikan rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian, dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!   Mari kita melakukan puasa dan pantang yang dikehendaki Allah, dan bukan selera kita.

Doa.
Ya Tuhan yang mahabaik, bimbinglah dan tuntunlah kami umat-Mu agar dapat melakukan puasa dan pantang sesuai dengan kehendak-Mu. Amin.



Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.


(RENUNGAN HARIAN JUMAT 5 JULI 2019 )


Bacaan Liturgi Jumat 5 Juli 2019
PF S. Antonius Maria Zaccaria, Imam

Bacaan Pertama  Kej 23:1-4.19;24:1-8.62-67
Sara, isteri Abraham,  hidup seratus dua puluh tujuh tahun lamanya. 
Kemudian Sara meninggal di Kiryat-Arba, yaitu Hebron, di tanah Kanaan. Lalu Abraham datang meratapi dan menangisinya. Sesudah itu Abraham bangkit dan meninggalkan jenazah isterinya,  lalu berkata kepada orang-orang Het,   "Aku ini orang asing dan pendatang di antaramu. Berikanlah kiranya kepadaku sebuah kuburan di tanahmu ini, 
supaya aku dapat mengantarkan dan menguburkan isteriku yang telah meninggal." Sesudah itu Abraham menguburkan Sara, isterinya, 
di dalam gua di ladang Makhpela, di sebelah timur Mamre, yaitu Hebron di tanah Kanaan.  Adapun Abraham telah tua dan lanjut umurnya, 
serta diberkati Tuhan dalam segala hal.  Berkatalah Abraham 
kepada hambanya yang paling tua di rumahnya,  yang diberi kuasa atas segala miliknya, katanya, "Baiklah letakkan tanganmu di bawah pangkal   pahaku, supaya aku mengambil sumpahmu. Demi Tuhan, Allah yang empunya langit maupun bumi, janganlah engkau mengambil seorang isteri bagi anakku dari antara wanita negeri Kanaan tempat aku tinggal ini. Tetapi engkau harus pergi ke negeriku, kepada sanak saudaraku, 
untuk mengambil seorang isteri bagi Ishak, anakku."  Lalu berkatalah hamba itu kepadanya,   "Mungkin wanita itu tidak suka mengikuti aku ke negeri ini? Haruskah aku membawa anakmu ke negeri asal Tuanku itu?"  Abraham lalu berkata,  "Awas, jangan kaubawa anakku itu kembali ke sana!  Tuhan, Allah yang empunya langit, telah memanggil aku dari rumah ayahku dan dari negeri sanak saudaraku. Ia telah bersabda dan bersumpah kepadaku, 'Negeri ini akan Kuberikan kepada keturunanmu.' 
Dialah yang akan mengutus malaikat-Nya berjalan di depanmu,  sehingga engkau dapat mengambil seorang isteri dari sana untuk anakku.  Tetapi jika wanita itu tidak mau mengikuti engkau, maka bebaslah engkau dari sumpahmu kepadaku ini. Hanya saja, janganlah anakku kaubawa kembali ke sana."  Beberapa waktu kemudian Ishak datang dari arah sumur Lahai-Roi; ia tinggal di Tanah Negeb.
Menjelang senja Ishak keluar untuk berjalan-jalan di padang. Ia melayangkan pandangannya, dan melihat ada unta-unta datang mendekat. Itulah hamba Abraham yang kembali dari negeri tuannya 
dan membawa serta Ribka, calon isteri Ishak. Ribka juga melayangkan pandangannya dan melihat Ishak. Segera Ribka turun dari untanya dan bertanya kepada hamba Abraham, "Siapakah orang yang berjalan di padang menuju kita itu?" Jawab hamba itu, "Dialah tuanku." Lalu Ribka mengenakan telekungnya dan menyelubungi diri. Kemudian hamba itu menceritakan kepada Ishak segala yang dilakukannya.  Maka Ishak mengantar Ribka ke dalam kemah Sara, ibunya, dan mengambil dia menjadi isterinya. Ishak mencintai Ribka, sehingga ia terhibur atas kematian ibunya. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 106:1-2.3-4a.4b-5
Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik!
*Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik!   Kekal abadi kasih setia-Nya.  Siapakah yang dapat memberitahukan keperkasaan Tuhan,  dan memperdengarkan segala pujian kepada-Nya?
*Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum,   yang melakukan keadilan di setiap saat!  Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan terhadap umat.
*Perhatikanlah aku, demi keselamatan yang datang dari pada-Mu,
supaya aku melihat kebahagiaan orang-orang pilihan-Mu,  supaya aku bersukacita dalam sukacita umat-Mu, dan supaya aku bermegah bersama milik pusaka-Mu.

Bait Pengantar Injil  Mat 11:28
Datanglah pada-Ku, kalian yang letih dan berbeban berat, maka Aku akan membuat kalian lega.

Bacaan Injil  Mat  9:9-13
Pada suatu hari Yesus melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya, "Ikutlah Aku." Matius segera berdiri dan mengikut Yesus.  Kemudian, ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa, makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya.  Melihat itu orang-orang Farisi berkata kepada murid-murid Yesus,   "Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?"   Yesus mendengarnya dan berkata,   "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.  Maka pelajarilah arti sabda ini,   'Aku menginginkan belas kasihan, bukan persembahan.'  Aku datang bukannya untuk memanggil orang benar,  melainkan orang berdosa."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Dalam salah satu audensinya, Paus Fransiskus mengatakan  “Tuhan tidak bosan bosannya mengampuni kita, hanya kitalah yang bosan datang minta ampun kepada Tuhan” Belas kasih dan kerahiman Allah yang sekarang mewarnai pelayanan pontifikal Bapa  Suci Fransiskus. Itu sejalan dengan motto pelayanannya : “Miserando atque eligendo” atau karena belas kasih dan Ia memilihnya.  Kerahiman dan belas kasih berkaitan dengan rasa tidak tega sekaligus  cinta yang mendalam.  Cinta yang mendalam , yang diwarnai dengan pengorbanan atau pemberian diri membuat orang yang dicintainya itu bebas dan berkembang.  Inilah hati Allah yang tampak dalam diri Yesus dalam kisah Injil hari ini. Yesus tidak tega melihat Matius dipojokkan dan tidak dianggap manusia.  Urusan mengelompokan orang rupanya memang urusan yang rumit. Sudah sejak zaman Yesus , orang terbiasa membagi bagi kelompok masyarakat. Ukuran yang sering mereka pakai adalah ukuran hidup keagamaan. Celakanya adalah kelompok yang satu memandang rendah kelompok lain yaitu para pemungut cukai.  Yesus tentu saja tidak setuju  dengan pengelompokan seperti itu. Ia mendobrak sistem kemasyarakatan  yang ada karena sistem tersebut selalu melahirkan  kelompok tertindas dan terpinggirkan. Yesus menyapa mereka yang tersingkir dan mau tinggal bersama mereka sebagai suatu bentuk penolakan atas  pengelompokan masyarakat. Tindakan Yesus memanggil Matius , pemungut cukai itu , dan makan bersama menjadi bentuk kritik dan sekaligus menunjukkan bahwa tawaran keselamatan Allah berlaku untuk semua orang. Oleh karena itu, siapa saja boleh turut serta dalam karya penyelamatan Allah.  Syaratnya adalah kerelaan untuk bertobat dan hidup dalam kasih Allah.

Butir permenungan.
Dalam hidup, orang yang sudah terpuruk sering malu untuk bangkit, Ada yang malah menyembunyikan diri. Mari kita cari dan rangkul mereka. Justru orang orang seperti merekalah yang membutuhkan kasih dan perhatian. Ingatlah selalu kata kata Yesus bahwa yang memerlukan dokter adalah orang sakit dan bukannya orang sehat.

Doa.
Tuhan yang maharahim, secara tidak sadar kami sering berlaku seperti orang orang Yahudi dan Farisi. Kami kadang merasa diri lebih baik daripada orang orang yang berdosa. Sadarkanlah kami bahwa Engkau mencari dan ingin menyembuhkan mereka. Jadikanlah kami alat-Mu untuk ikut ambil bagian dalam misi pelayan dalam rangka menyelamatkan mereka. Amin.




Datanglah pada-Ku, kalian yang letih dan berbeban berat, maka Aku akan membuat kalian lega.




June 29, 2019

(RENUNGAN HARIAN RABU 3 JULI 2019 )


Bacaan Liturgi Rabu  3 Juli 2019
Pesta S. Tomas, Rasul

Bacaan Pertama   Ef 2:19-22
Saudara-saudara,  kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, 
melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota keluarga Allah.  Kamu dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, 
dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.  Di atas Dia tumbuhlah seluruh bangunan, yang rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus dalam Tuhan.  Di atas Dia pula kamu turut dibangun menjadi tempat kediaman Allah dalam Roh.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 117:1.2
Pergilah ke seluruh dunia, dan wartakanlah Injil.
*Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
*Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil  Yoh 20:29
Yesus berkata,  "Hai Tomas, karena telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

Bacaan Injil  Yoh 20:24-29
Pada hari Minggu Paskah, ketika Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya, Tomas, seorang dari kedua belas murid, yang juga disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka. Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya, "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka, "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya, dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, aku sama sekali tidak akan percaya."  Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu, dan Tomas bersama-sama dengan mereka. 
Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang. Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata,  "Damai sejahtera bagimu!"  Kemudian Ia berkata kepada Tomas,  "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, 
ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku, dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah."   Tomas menjawab kepada-Nya, "Ya Tuhanku dan Allahku!"   Kata Yesus kepadanya, 
"Karena telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Disebuah sekolah, seorang anak berkata kepada teman temannya,” Apa yang tidak dapat dibeli dengan uang sekarang ini?  Katakan dan saya akan menyampaikannya kepada orang tua saya. Apa yang tadinya tidak mungkin, dengan uang akan menjadi mungkin” Ini adalah sebuah kesombongan. Anak ini mengira uang adalah segala galanya.
Non scholae,sed vitae discimus, sebuah pepatah Latin yang artinya  “Kita belajar bukan untuk sekolah (memperoleh ijasah) , tetapi untuk hidup”  Begitulah Yesus mengajar para murid-Nya, Yesus menggembleng mereka, bukan sekedar pemahaman intelektual namun juga soal hati yang menghayati setiap bulir ajaran-Nya, melalui karya belas kasih pada sesama.  Yesus mengutus murid murid untuk mewartakan Kabar Gembira bahwa setiap orang dicintai Allah dan diberi damai sejahtera. Yesus yang mengenal setiap orang yang dipanggil dan diutus-Nya ingin melihat bagaimana cinta dan damai yang telah mereka rasakan dapat dialami juga oleh setiap orang yang mereka jumpai dalam perutusan.   Bagi Yesus , tidak ada istilah “anak emas” Yesus tidak melihat murid murid-Nya  karena materi, kedudukan dan kepintaran. Bagi Yesus , hal  yang terpenting adalah kesediaan mereka untuk diutus dan keinginan untuk terus belajar. Karena itu, Yesus semakin menantang mereka untuk tidak membawa pundi pundi , bekal  atau kasut. Para murid harus fokus kepada pewartaan  tanpa terikat dan tergantung pada materi Mereka tidak perlu cemas akan hal hal duniawi karena Dia sendiri akan menyertai mereka.  Yesus sudah bernubuat,  “Aku mengutus kamu seperti anak domba ditengah tengah serigala”  Para murid akan mengalami banyak tantangan dan perjuangan. Misalnya berupa penolakan dari orang orang yang mereka jumpai. Namun , tantangan yang lebih berat yaitu menaklukkan keegoisan diri sendiri untuk setia dalam perutusan Yesus.

Butir permenungan.
Bagaimana dengan perutusan kita selama ini ? Tempat pertama perutusan kita mulai dari keluarga . Perutusan dalam keluarga dapat diungkapkan melalui komunikasi antar anggota keluarga, sikap lemah lembut,  tidak mau menang sendiri, rendah hati, saling menerima pribadi lain apa adanya dan saling menjaga kerukunan. Semua ini tidak bisa dibeli dengan uang.

Doa
Ya Tuhan yang mahabaik, kami percaya bahwa Engkau senantiasa menyertai kami umat-Mu sampai akhir zaman. Semoga hatiku terbuka untuk melihat tanda tanda kehadiran-Mu yang menyelamatkan dalam setiap peristiwa hidup yang kami alami.  Amin.





Yesus berkata, "Hai Tomas, karena telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."



June 27, 2019

(RENUNGAN HARIAN SELASA 2 JULI 2019 )


Bacaan Liturgi Selasa  2 Juli 2019

Bacaan Pertama  Kej 19:15-29
Pada suatu pagi, di saat fajar menyingsing dua malaikat Tuhan mendesak Lot, agar segera berangkat, katanya,  "Bangunlah, bawalah isterimu dan kedua anakmu yang ada di sini, supaya engkau jangan sampai mati lenyap karena kedurjanaan kota ini." Ketika Lot berlambat-lambat, maka tangannya, tangan isteri dan kedua anaknya dipegang oleh kedua orang itu, sebab Tuhan hendak mengasihani dia. Lalu kedua orang itu menuntunnya ke luar kota dan melepaskannya di sana.
Kemudian berkatalah salah seorang dari mereka, "Larilah, selamatkanlah  dirimu. Janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di mana pun di Lembah Yordan. Larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati binasa." Kata Lot kepada mereka, "Janganlah kiranya demikian, Tuanku. Sungguh, hambamu ini telah dikaruniai belas kasihan di hadapanmu, dan Tuanku telah berbuat kemurahan besar kepadaku dengan memelihara hidupku. Tetapi jika aku harus lari ke pegunungan, aku pasti tersusul oleh bencana itu, 
sehingga matilah aku. Lihatlah di sana ada kota yang cukup dekat, 
kota itu kecil!  Izinkanlah aku lari ke sana. Bukankah kota itu kecil? 
Jika demikian, nyawaku akan terpelihara."  Sahut malaikat itu kepadanya,   "Baiklah, permintaanmu ini pun kukabulkan. Kota yang kau sebut itu takkan kujungkirbalikkan!  Cepatlah, larilah ke sana, sebab aku tidak dapat berbuat apa-apa, sebelum engkau sampai ke sana." Itulah sebabnya nama kota itu disebut Zoar.  Matahari telah terbit menyinari bumi, ketika Lot tiba di Zoar.  Kemudian Tuhan menurunkan hujan belerang dan api dari langit atas Sodom dan Gomora. Api itu berasal dari Tuhan.  Tuhan menunggangbalikkan kota-kota itu, dan seluruh Lembah Yordan serta semua penduduk kota dan tumbuh-tumbuhan di ladang.  Tetapi isteri Lot yang berjalan di belakang suaminya, menoleh ke belakang, lalu berubahlah ia menjadi tiang garam. Pagi-pagi Abraham pergi ke tempat ia berdiri di hadapan Tuhan. 
Ia memandang ke arah Sodom dan Gomora serta ke seluruh tanah Lembah Yordan. Maka dilihatnya asap dari bumi membumbung ke atas sebagai asap dari dapur peleburan.  Pada waktu Allah memusnahkan kota-kota di Lembah Yordan dan menunggangbalikkan kota-kota kediaman Lot,  Allah ingat akan Abraham, sehingga Ia menyelamatkan Lot  dari tengah-tengah tempat yang ditunggangbalikkan-Nya itu.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 26:2-3.9-10.11-12
Ya Tuhan, mataku tertuju kepada kasih setia-Mu.
*Ujilah aku, ya Tuhan, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku.
Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.
*Janganlah mencabut nyawaku bersama-sama orang berdosa, atau memotong hidupku bersama-sama penumpah darah, yang pada tangannya melekat perbuatan mesum, dan tangan kanannya menerima suapan.
*Tetapi aku ini hidup dalam ketulusan; bebaskanlah aku dan kasihilah aku. Kakiku berdiri di tanah yang rata; aku mau memuji Tuhan dalam jemaat.

Bait Pengantar Injil  Mzm 129:5
Aku menanti-nantikan Tuhan, Jiwaku mengharapkan sabda-Nya.

Bacaan Injil  Mat 8:23-27
Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu, dan murid-murid-Nya mengikuti Dia. Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu ditimbus gelombang. Tetapi Yesus tidur.  Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya,   "Tuhan, tolonglah, kita binasa!"  Yesus berkata kepada mereka,  "Mengapa kalian takut, hai orang yang kurang percaya!"  Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau. Maka danau menjadi teduh sekali.  Dan heranlah orang-orang itu, katanya,   "Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?"
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Berbicara tentang doa permohonan , kita memiliki aneka macam doa permohonan . Dalam doa permohonan itu, kita semua sering mohon dijauhkan dari segala kesulitan yang akan mengganggu kenyamanan hidup kita. Kita ingin agar setiap kali dijauhkan dari apa pun yang kelak memiliki potensi menggagalkan segala rancangan hidup kita.  Akan tetapi, rancangan kita ternyata berbeda sekali dengan  “rancangan” alam semesta serta rancangan Tuhan. Berapa kali dalam hidup kita , badai kehidupan datang melanda kita sehingga hidup kita menjadi tidak lagi senyaman yang kita idam idamkan ? Lagi pula sepertinya doa atau keinginan agar kita dijauhkan dari segala bahaya dalam hidup ini, bukan termasuk doa permohonan yang “berkenan” di hati Tuhan.  Dalam Injil hari ini , Yesus sepertinya sengaja membuat para murid menjadi panik karena datangnya badai ketika mereka sedang berlayar melintasi Danau Galilea. Saat itu Yesus malah tidur dan membiarkan para muridnya mengalami ketakutan yang luar biasa. Dan ketika bangun , Yesus justru menegur keraguan iman mereka akan diri-Nya. Rupanya Yesus menjadikan saat itu sebagai moment untuk memberi pembelajaran kepada murid-Nya tentang apa artinya beriman dan percaya kepada-Nya.  Beriman kepada Yesus bukanlah berdasar pada keyakinan bahwa badai dan kesulitan hidup akan ditiadakan bagi mereka yang percaya. Yesus tidak pernah menjanjikan hal itu kepada kita. Akan tetapi ,  Dia menjanjikan bahwa didalam situasi apa pun hidup kita , Dia akan  senantiasa ada bersama kita. (bdk Mat 28:20)  Dalam Kitab Amsal (3:1-8), penulis mengingatkan kita agar senantiasa percaya kepada Tuhan dengan segenap hati dan tidak mengandalkan pada kekuatan kita sendiri. Kita perlu kembali belajar menjadi murid yang dengan rendah hati mau menyadari bahwa sebagai orang beriman , kita tidak akan mampu hanya mengandalkan hikmat kita sendiri dalam memahami dan menjalani hidup ini.  Kita membutuhkan hikmat dan pengertian dari Tuhan sendiri yang akan memimpin hidup kita (Ams 4:11-12). Dengan sikap  seperti itu , apapun situasi yang saat itu melanda hidup kita , bahkan jika ada badai yang maha dahsyat , kita tetap yakin dan tidak berpaling dari pada-Nya.  

Butir permenungan.
Nabi Yeremia menulis: ‘Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!”  (Yer 17:5). Disaat sulit , janganlah mengandalkan diri sendiri, tapi datanglah kepada Tuhan untuk memohon bantuan-Nya.  Untuk itu yang diperlukan  dari kita hanyalah iman dan kepercayaan. Pemazmur  (Mzm 55:23) mengingatkan kita : “Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.” Janji Tuhan ini berlaku bagi siapapun yang mengasihi Dia dengan iman yang teguh.

Doa.
Ya Tuhan, “Apabila aku ingat kepada-Mu di tempat tidurku, merenungkan Engkau sepanjang kawal malam,  sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai.   Jiwaku melekat kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku. “Aku menanti-nantikan Tuhan, Jiwaku mengharapkan sabda-Nya.


Aku menanti-nantikan Tuhan, Jiwaku mengharapkan sabda-Nya.


(RENUNGAN HARIAN SENIN 1 JULI 2019 )


Bacaan Liturgi Senin  1 Juli 2019

Bacaan Pertama  Kej 18:16-33
Setelah Abraham diberi janji oleh Tuhan, maka berangkatlah ketiga tamunya. Mereka mengarahkan pandangannya ke Sodom, dan Abraham mengantarkan mereka. Berpikirlah Tuhan,  "Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang akan Kulakukan ini?
Bukankah sesungguhnya Abraham akan menjadi bangsa yang besar 
serta berkuasa, dan oleh dia segala bangsa di atas bumi akan mendapat berkat?  Sebab Aku telah memilih dia, supaya ia memerintahkan kepada anak-anak dan keturunannya, agar tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan agar Tuhan memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya."  Maka bersabdalah Tuhan, "Sesungguhnya, banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora, dan sesungguhnya sangat beratlah dosanya.  Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak mengetahuinya."  Lalu berpalinglah orang-orang itu dari situ dan berjalan ke Sodom, tetapi Abraham masih tetap berdiri di hadapan Tuhan.  Abraham datang mendekat dan berkata, "Apakah Engkau akan membinasakan orang benar bersama-sama dengan orang jahat? 
Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu? 
Apakah Engkau akan membinasakan tempat itu? Tidakkah Engkau mengampuninya demi kelima puluh orang benar yang ada di dalamnya itu?  Jauhlah kiranya daripada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar bersama dengan orang jahat, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang jahat! Jauhkanlah kiranya yang demikian daripada-Mu!  Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?"Tuhan bersabda,  "Jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom, Aku akan mengampuni seluruh tempat itu demi mereka."  Abraham menyahut,  "Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan, walaupun aku debu dan abu.  Sekiranya kurang lima orang dari kelima puluh orang benar itu, apakah Engkau akan memusnahkan seluruh kota itu karena yang lima itu?"  Tuhan bersabda, "Aku takkan memusnahkannya, jika Kudapati empat puluh lima di sana."  Lagi Abraham melanjutkan perkataannya, 
"Sekiranya empat puluh didapati di sana?" Sabda Tuhan,   "Aku takkan berbuat demikian demi yang empat puluh itu."  Kata Abraham,  "Janganlah kiranya Tuhan murka kalau aku berkata sekali lagi.   Sekiranya tiga puluh didapati di sana?"   Sabda Tuhan, "Aku takkan berbuat demikian jika Kudapati tiga puluh di sana."  Kata Abraham lagi,  "Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan.  Sekiranya dua puluh didapati di sana?"  Sabda Tuhan, "Aku takkan memusnahkannya demi yang dua puluh itu."  Kata Abraham, "Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja. Sekiranya sepuluh didapati di sana?" Jawab Tuhan, "Aku takkan memusnahkannya demi yang sepuluh itu."  Lalu pergilah Tuhan, setelah Ia selesai bersabda kepada Abraham. Dan kembalilah Abraham ke tempat tinggalnya.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 103:1-2.3-4.8-9.10-11
Tuhan itu pengasih dan penyayang.
*Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!  Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!
*Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu!  Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, 
dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!
*Tuhan adalah pengasih dan penyayang,  panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak terus menerus Ia murka,  dan tidak untuk selamanya Ia mendendam.
*Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.  Setinggi langit dari bumi, demikian besarnya kasih setia Tuhan  atas orang-orang yang takut akan Dia!

Bait Pengantar Injil  Mzm 95:8ab
Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah suara Tuhan.

Bacaan Injil  Mat 8:18-22
Pada suatu hari banyak orang mengerumuni Yesus.  Melihat hal itu Yesus menyuruh bertolak ke seberang.  Lalu datanglah seorang ahli Taurat dan berkata kepada-Nya,  "Guru, aku akan mengikuti Engkau, ke mana saja Engkau pergi."   Yesus berkata kepadanya,   "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat  untuk meletakkan kepala-Nya."  Seorang lain, yaitu salah seorang murid-Nya, berkata kepada-Nya,  "Tuhan, izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan ayahku."  Tetapi Yesus berkata kepadanya,   "Ikutilah Aku, dan biarlah orang-orang mati menguburkan 
orang-orang mati mereka."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Banyak orang berpikir bahwa mengikuti Yesus itu enak dan terjamin. Karena itu banyak orang  mengikuti Dia dengan harapan hidupnya akan sejahtera. Salah seorang yang ingin mengikuti Yesus adalah seorang ahli Taurat. Dia datang kepada Yesus dan mengutarakan keinginannya untuk mengikuti Dia , kemana saja Dia pergi.  Menanggapi keinginan tersebut, Yesus lantas menjelaskan kepadanya bahwa untuk mengikuti Diri-Nya orang harus berani meninggalkan kemapanan, seperti situasi yang enak, nyaman dan terjamin. Yesus bersabda , “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." (Mat 8:20). Seperti Yesus berani meninggalkan kemapanan-Nya, turun dari surga dan datang kedunia untuk menyelamatkan manusia, demikian juga dengan mereka yang ingin ikut Yesus. Dia harus berani meninggalkan kemapanan.  Pertanyaannya, “mengapa kita perlu meninggalkan kemapanan hidup ? Bukanlah itu sesuatu yang wajar? “ Kemapanan memang sesuatu yang wajar. Hanya saja , kalau orang terbuai pada kemapanan, orang akan sulit berkembang. Dari pengalaman orang yang biasa hidup mapan, serba enak dan terjamin, kurang memiliki kedewasaan pribadi maupun rohani, ketika suatu saat dia harus mengalami situasi yang sulit dan penuh tantangan , dia akan mudah mengeluh, menyerah dan tidak berdaya menghadapi itu semua. Sebaliknya , mereka yang terbiasa mengalami situasi yang tidak mapan, nyaman dan penuh perjuangan dalam hidupnya, dia akan tabah dan sabar menghadapi semuanya itu. Keterbatasan membuat dia mampu mempercayakan hidupnya kepada  Tuhan dan bergantung sepenuhnya kepada-Nya. Dia akan tetap setia pada komitmennya dan terus berjuang untuk menggapai cita citanya kendati menghadapi kesulitan dan tantangan dalam hidupnya.

Butir permenungan.                  
Pertanyaan untuk kita refleksikan, sejauh mana kita yang telah memutuskan untuk mengikuti Yesus berani meninggalkan pola pikir dan kebiasaan lama kita yang tidak baik? Apakah kita berani menghadapi kesulitan, kekurangan dan tantangan dalam hidup kita? Ataukah kita lebih suka menikmati kemapanan kita atau lari dari kesulitan karena takut menderita?

Doa.
Ya Tuhan yang maha baik, ajarilah kami umat-Mu untuk berani meninggalkan pola pikir dan kebiasaan lama kita yang tidak baik,  dan menggantinya dengan yang sesuai kehendak-Mu.  Amin.



Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah suara Tuhan.