June 14, 2019

(RENUNGAN HARIAN JUMAT 21 JUNI 2019 )


Bacaan Liturgi Jumat 21 Juni 2019
PW S. Aloisius Gonzaga, Biarawan

Bacaan Pertama  2Kor 11:18.21b-30
Saudara-saudara, karena banyak orang yang bermegah-megah secara duniawi, aku pun mau bermegah. Jika orang lain berani membanggakan sesuatu, maka aku pun - seperti orang bodoh kukatakan - berani juga.
Mereka orang Ibrani, aku juga!  Mereka orang Israel, aku juga!   Mereka keturunan Abraham, aku  juga!  Mereka pelayan Kristus,  aku berkata seperti orang gila: aku lebih lagi!  Aku lebih banyak berjerih payah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut.  Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan,  tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu,  tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut.  Dalam perjalananku  aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun,  bahaya dari pihak orang-orang Yahudi   dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi;    bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu.  Aku banyak berjerih payah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan haus; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian.  Di samping banyak hal lain lagi yang tidak disebutkan, masih ada urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat.  Jika ada orang yang merasa lemah, tidakkah aku turut merasa lemah? Jika ada orang tersandung, tidakkah hatiku hancur oleh dukacita?  Jika aku harus bermegah, 
maka aku akan bermegah atas kelemahanku.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 34:2-3.4-5.6-7
Allah melepaskan orang benar dari segala kesesakannya.
*Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku.  Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
*Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya!  Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
*Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, 
dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.

Bait Pengantar Injil  Mat 5:3
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena milik merekalah Kerajaan Allah.

Bacaan Injil  Mat 6:19-23
Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus,  "Janganlah kalian mengumpulkan harta di bumi; ngengat dan karat akan merusakkannya, dan pencuri membongkar serta mencurinya.  Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga. Di surga ngengat dan karat tidak merusakkannya, dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.  Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu.  Jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
“Bekalmu tadi dimakan atau dibuang nak?” tanya seorang ibu kepada Thermis sepulang dari sekolah taman kanak kanak. “Makan semuanya donk, termasuk sayurnya” jawab Thermis. Mendengar jawaban Thermis sang ibu berkata, “Ayo jangan bohong, ngaku saja.” Dengan cemberut Thermis berkata :” kok tahu sih kalau aku buang bekalnya?” Dengan lembut ibu berkata  “Karena kamu tidak berani menatap mata ibu, itu tandanya kamu sedang berbohong.”  Kita pasti setuju bahwa mata tidak bisa berbohong. Bahkan ada pepatah terkenal yang menyatakan “ Mata itu jendela jiwa”  Pepatah ini serupa dengan pernyataan Yesus hari ini, “ Mata adalah pelita tubuh ”  Melalui pernyataan ini , Yesus mau menyatakan hendaknya kita hidup dengan tulus dan murni karena semuanya itu akan terpancar lewat mata kita. Hidup dengan tulus dan murni berarti hidup dengan tidak berpura pura.  Selain itu apa yang dilihat dan dinilai oleh mata , mencerminkan kondisi hati orang tersebut. Misalnya,  orang yang selalu memandang negatif orang lain mencerminkan hatinya yang sulit untuk menghargai dirinya sendiri. Sebaliknya orang yang dapat menghargai diri sendiri akan cenderung melihat hal yang baik dari orang lain.  Sebagai pengikut Kristus , mata kita harus seperti mata Kristus , mata yang selalu  memandang dengan belas kasihan orang yang lemah dan sakit, mata yang tidak menghakimi perempuan yang berbuat zinah, namun mengampuninya, mata yang membuat Matius , si pemungut cukai , bertobat dan menjadi salah satu rasul-Nya.  Namun, tampaknya lebih mudah bagi kita untuk menggunakan mata kita dengan memandang sinis kepada orang yang menyakiti kita, memandang dengan tatapan yang meremehkan orang lain, memandang kelemahan orang lain  daripada kelebihannya, memandang negatif orang lain  karena irihati dan sebagainya.  Agar dapat memandang dengan mata Kristus , pertama tama kita perlu memohon rahmat  itu dalam doa. Namun perlu diingat , rahmat itu hanya akan Allah berikan kepada orang yang berusaha hidup seperti Kristus. Kita tidak bisa memohon rahmat itu , apabila dalam hidup kita terus memandang rendah atau selalu berprasangka buruk terhadap orang lain.

Butir permenungan.
Kita sebagai mahluk jiwa raga pasti membutuhkan harta. Namun jangan lupa kita juga perlu mengusahakan harta surgawi . Harta surgawi itu kita peroleh waktu kita berbuat baik, menolong orang yang memang perlu ditolong, berdoa bagi orang yang minta didoakan . Kalau semua dilakukan dengan segala ketulusan , nah itulah harta surgawi yang abadi.

Doa.
Ya Tuhan yang maha murah, jadikanlah mata dan hati kami umat-Mu pedoman kebenaran-Mu yang mengarahkan jalan hidup kami kepada keselamatan kekal yang Kaujanjikan. Amin.



Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena milik merekalah Kerajaan Allah.


0 komentar:

Post a Comment