June 30, 2019

(RENUNGAN HARIAN SABTU 6 JULI 2019 )


Bacaan Liturgi Sabtu  6 Juli 2019
PF S. Maria Goretti, Perawan dan Martir

Bacaan Pertama  Kej 27:1-5.15-29
Ketika Ishak sudah tua, matanya telah kabur, sehingga ia tidak dapat melihat lagi. Pada suatu hari ia memanggil Esau, anak sulungnya, dan berkata kepadanya, "Anakku." Sahut Esau, "Ya, bapa."   Berkatalah Ishak,   "Lihat, aku sudah tua, aku tidak tahu kapan akan mati. Maka sekarang ambillah senjatamu, tabung panah dan busurmu. Pergilah ke padang dan burulah bagiku seekor binatang. Olahlah bagiku makanan yang enak, seperti yang kugemari. Sesudah itu bawalah kepadaku, supaya kumakan, agar aku memberkati engkau, sebelum aku mati."Tetapi Ribka mendengarnya ketika Ishak berkata kepada Esau, anaknya.  Setelah Esau pergi ke padang gurun memburu seekor binatang  untuk dibawa kepada ayahnya,  Sementara itu, Ribka mengambil pakaian yang indah  kepunyaan Esau anak sulungnya, 
yang disimpannya di rumah.  Disuruhnya Yakub, anak bungsunya, mengenakan pakaian itu. Kedua belah tangan Yakub serta lehernya yang licin lalu dibalut dengan kulit anak kambing yang telah ia sembelih. 
Lalu ia memberikan makanan yang enak dan roti yang telah diolahnya 
kepada Yakub, anaknya. Demikianlah Yakub masuk ke tempat ayahnya 
serta berkata, "Bapa!"  Sahut ayahnya, "Ya, anakku. Siapakah engkau?"
Kata Yakub kepada ayahnya, "Akulah Esau, anak sulungmu. Aku telah melakukan, seperti yang Bapa katakan kepadaku.  Bangunlah, duduklah dan makanlah daging buruan masakanku ini.  Lalu berkatilah aku."  Lalu Ishak berkata kepada anaknya,  "Lekas juga engkau mendapatnya, anakku!"  Jawab Yakub,   "Karena Tuhan Allahmu membuat aku mencapai tujuanku."  Lalu kata Ishak kepada Yakub,   "Datanglah mendekat, anakku, supaya aku meraba engkau,  apakah engkau ini anakku Esau atau bukan."  Maka Yakub mendekati Ishak, ayahnya, dan ayahnya itu merabanya serta berkata,   "Kalau suaranya, suara Yakub; kalau tangannya, tangan Esau."  Jadi Ishak tidak mengenal dia,   karena tangannya berbulu seperti tangan Esau, kakaknya. Ishak hendak memberkati dia, tetapi ia masih bertanya, "Benarkah engkau ini anakku Esau?"   Jawabnya, "Ya!"  Lalu berkatalah Ishak, "Dekatkanlah makanan itu kepadaku,  supaya kumakan daging buruan masakan anakku,  agar aku memberkati engkau."  Maka didekatkannyalah makanan itu kepada ayahnya.   Lalu Ishak makan;  dibawanya juga anggur kepadanya, lalu ia minum.  Berkatalah Ishak kepadanya,   "Datanglah dekat-dekat dan ciumlah aku, anakku."  Yakub lalu mendekat dan mencium ayahnya.  Ketika Ishak mencium bau pakaian Yakub, diberkatinya dia, katanya,   "Sesungguhnya  bau anakku adalah sebagai bau padang yang diberkati Tuhan. Allah akan memberikan kepadamu embun yang dari langit 
dan tanah-tanah gemuk di bumi  dan gandum serta anggur berlimpah-limpah.  Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu.  Jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah dia;  dan siapa yang memberkati engkau, terberkatilah dia."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 135:1-2.3-4.5-6
Pujilah Tuhan, sebab Ia baik.
*Pujilah nama Tuhan, pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, hai orang-orang yang datang melayani di rumah Tuhan, di pelataran rumah Allah kita.
*Pujilah Tuhan, sebab Tuhan itu baik, bermazmurlah bagi nama-Nya, sebab nama-Nya itu indah!  Sebab Tuhan telah memilih Yakub bagi-Nya,  Ia memilih Israel menjadi milik kesayangan-Nya.
*Sesungguhnya aku tahu, bahwa Tuhan itu mahabesar, bahwa Tuhan kita itu melebihi segala dewata.  Tuhan melakukan apa yang dikehendaki-Nya, di langit dan di bumi, di laut dan di segenap samudera raya.

Bait Pengantar Injil  Yoh 10:27
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.

Bacaan Injil  Mat 9:14-17
Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata,  "Kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi mengapa murid-murid-Mu tidak?"  Jawab Yesus kepada mereka,  "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka?  Tetapi akan tiba waktunya mempelai itu diambil dari mereka,  dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa."  Tak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut  pada baju yang tua, karena jika demikian, kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya.  Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian  kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang   dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru, dan dengan demikian, terpeliharalah kedua-duanya."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Setiap agama memiliki tradisi puasa yang dikaitkan dengan soal makan dan minum. Pertanyaannya, bagaimana kah berpuasa yang benar menurut ajaran Gereja Katolik? Apa alasan kita berpuasa dan berpantang? Bagi orang Katolik,puasa dan pantang adalah tanda pertobatan, ungkapan penyangkalan diri dan kehendak untuk mempersatukan pengorbanan kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib sebagai silih bagi dosa kita.  Dalam masa Pra Paskah , puasa, pantang dan doa disertai amal kasih. Karena itu pantang dan puasa merupakan latihan rohani yang mendekatkan kita pada Tuhan dan sesama., dan bukan tujuan lain, seperti supaya tetap langsing, sakti, menghemat dan sebagainya.  Jika kita faham mengenai tujuan berpuasa,   kita akan menjadi bijaksana dan tidak akan bertanya seperti murid murid Yohanes, "Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" . latar belakang pertanyaan tersebut adalah aturan yang ketat tentang waktu puasa. Dengan  kata lain, pelaksanaan puasa harus lahir dari hati bukan dari aturan belaka.   Bagi Yesus, kesempatan ini adalah saat yang tepat untuk mengajar mereka mengenai  puasa yang benar. Puasa mestinya dilakukan karena kebutuhan misalnya masa perkabungan atau penantian. Yesus menggambarkan masa perkabungan itu adalah saat mempelai diambil dari tengah tengah para sahabat. Saat itulah mereka akan berpuasa, dan mempelai itu adalah Yesus Kristus. Selagi Sang Mempelai bersama para murid-Nya, tentu mereka tidak berpuasa.

Butir permenungan.
Kita perlu menyadari dan memahami bahwa puasa juga menyangkut soal  menyelaraskan sikap dan kehendak kita dengan kehendak Allah sebagai mana ditegaskan Nabi Yesaya :” Berpuasa yang Kukehendaki ialah: Engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman dan melepaskan tali-tali kuk; membagi-bagikan rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian, dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!   Mari kita melakukan puasa dan pantang yang dikehendaki Allah, dan bukan selera kita.

Doa.
Ya Tuhan yang mahabaik, bimbinglah dan tuntunlah kami umat-Mu agar dapat melakukan puasa dan pantang sesuai dengan kehendak-Mu. Amin.



Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.


0 komentar:

Post a Comment