Jamuan terakhir Jesus bersama murid - muridNya

Jesus meredakan badai

Jesus bersama Joseph dan Maria

Jesus mencintai anda semua

Jesus naik ke Surga

March 29, 2019

RENUNGAN HARIAN ( SENIN 8 APRIL 2019 )


Bacaan Liturgi Senin  8 April 2019

Bacaan Pertama  T.Dan 13:1-9.15-17.19-30.33-62
Adalah seorang orang diam di Babel, namanya Yoyakim.  Ia mengambil seorang isteri yang bernama Susana, anak Hilkia. Isterinya itu amat sangat cantik dan takwa pada Allah.  Karena orang tuanya benar, 
maka anak mereka dididik menurut Taurat Musa. Yoyakim itu amat kaya.  Ia memiliki sebuah taman berdekatan dengan rumahnya. 
Oleh karena ia paling terhormat di antara sekalian orang, maka orang-orang Yahudi biasa berkumpul di rumahnya.  Dalam tahun itu ada dua orang tua-tua dari antara rakyat  yang ditunjuk menjadi hakim. 
Tentang mereka itulah Tuhan telah berfirman, "Kefasikan telah datang dari Babel, dari kaum tua-tua, dan para hakim, yang berlagak pengemudi rakyat."  Kedua orang tua-tua itu sering datang ke rumah Yoyakim, tempat setiap orang yang mempunyai suatu perkara 
datang kepada mereka.  Apabila menjelang tengah hari rakyat sudah pergi,  masuklah Susana untuk berjalan-jalan di taman suaminya.
Kedua orang tua-tua itu setiap hari mengintip Susana  apabila ia masuk dan berjalan-jalan di situ. Maka timbullah dalam hati kedua orang tua-tua itu  nafsu berahi kepada Susana .  Mereka lupa daratan dan membuang muka, sehingga tidak memandang Surga  dan tidak ingat kepada keputusan yang adil.  Sementara mereka menunggu saat yang baik, datanglah Susana ke taman itu seperti yang sudah-sudah. 
Ia hanya disertai dua orang dayang.  Karena cuaca panas, Susana mau mandi di taman itu.  Tiada seorangpun yang ada di sana kecuali kedua orang tua-tua itu  yang bersembunyi sambil mengintip Susana.
Kata Susana kepada dayang-dayangnya,  "Ambilkanlah aku minyak dan urap, dan tutuplah pintu taman, supaya aku dapat mandi." Segera setelah dayang-dayang itu keluar,  bangunlah kedua orang tua-tua itu 
dan bergegas-gegas menuju Susana.  Berkatalah mereka, 
"Pintu-pintu taman sudah tertutup   dan tidak ada seorangpun melihat kita.  Kami sangat cinta berahi kepadamu. Berikanlah hati saja dan tidurlah bersama-sama dengan kami.  Kalau engkau tidak mau, pasti kami akan naik saksi terhadapmu, bahwa seorang pemuda kedapatan padamu, dan bahwa oleh karena itulah  maka dayang-dayang itu kausuruh pergi."
Berdesahlah Susana, lalu berkata,  "Aku terdesak sekeliling. 
Sebab jika hal itu kulakukan, niscaya kematian menanti aku. 
Jika tidak kulakukan, maka aku tidak lolos dari tangan kamu.
Namun   lebih baik aku jatuh ke tanganmu dengan tidak berbuat demikian  daripada berbuat dosa di hadapan Tuhan."  Lalu Susana berteriak-teriak dengan suara nyaring.   Tetapi kedua orang tua-tua itu berteriak-teriak pula melawan Susana.  Dan salah satu dari mereka lari membuka pintu taman.  Demi teriak di taman itu didengar orang-orang 
yang ada di dalam rumah, bergegas-gegaslah mereka masuk lewat pintu samping   untuk melihat apa yang terjadi dengan Susana. Setelah kedua orang tua-tua itu memberikan keterangan, maka amat malulah para pelayan, sebab belum pernah hal semacam itu dikatakan tentang Susana.  Keesokan harinya, ketika rakyat berkumpul lagi pada Yoyakim, suami Susana,  datang pulalah kedua orang tua-tua itu penuh angan-angan fasik untuk membunuh Susana. Di depan rakyat mereka berkata, 
"Suruhlah ambil Susana, anak Hilkia, isteri Yoyakim!"  Maka diambillah Susana.  Ia datang disertai orang tuanya, anak-anak dan kaum kerabatnya.  Sanak saudara dan semua yang melihat Susana, menangis. Sementara kedua orang tua-tua itu berdiri di tengah rakyat 
dan meletakkan tangan mereka di atas kepala Susana,  Susana menengadah ke Surga sambil menangis, sebab hatinya tetap percaya pada Tuhan.  Maka kata kedua orang tua-tua itu,   "Sedang kami berdua berjalan-jalan di taman,   masuklah Susana bersama dua sahaya. 
Lalu pintu taman itu ditutup, dan disuruhnya sahaya-sahaya itu pergi.
Lalu datanglah seorang pemuda yang bersembunyi di situ dan ia berbaring bersama Susana.  Ketika kami, yang ada di sudut taman, 
melihat kefasikan itu, berlari-larilah kami kepada mereka.  Walaupun kami melihat mereka tidur bersama-sama di sana,  namun kami tidak dapat menangkap pemuda itu  karena ia lebih kuat dari kami. 
Ia membuka pintu lalu melarikan diri.  Tetapi Susana kami pegang, 
dan kami menanyakan siapa pemuda itu.  Ia tidak mau memberitahu kami.   Inilah kesaksian kami."   Himpunan rakyat percaya akan kesaksian mereka, karena mereka adalah orang tua-tua di antara rakyat;   lagi pula mereka adalah hakim.   Atas dasar kesaksian itu, 
dijatuhkannya hukuman mati kepada Susana.  Maka berserulah Susana dengan suara nyaring,   "Allah yang kekal, yang mengetahui apa yang tersembunyi, dan mengenal sesuatu sebelum terjadi,  Engkau pun tahu 
bahwa mereka itu memberikan kesaksian palsu terhadap aku. 
Sungguh, aku mati,  meskipun aku tidak melakukan sesuatu pun 
dari yang mereka dustakan tentang aku."   Maka Tuhan mendengarkan suaranya.  Ketika Susana dibawa keluar untuk dihabisi nyawanya, 
Allah membangkitkan roh suci dalam diri seorang anak muda, Daniel namanya.  Anak muda itu berseru dengan suara nyaring,   "Aku tidak bersalah terhadap darah perempuan itu!"  Maka segenap rakyat berpaling kepada Daniel, katanya,   "Apakah maksudnya kata-katamu itu?"  Daniel pun lalu berdiri di tengah-tengah mereka.   Katanya, "Demikian bodohkah kamu, hai orang Israel?   Adakah kamu menghukum seorang puteri Israel  tanpa pemeriksaan dan tanpa bukti?
Kembalilah ke tempat pengadilan, sebab kedua orang itu memberikan kesaksian palsu terhadap perempuan ini!"  Maka bergegaslah rakyat kembali ke tempat pengadilan.  Orang tua-tua itu berkata kepada Daniel,   "Kemarilah, duduklah di tengah-tengah kami dan beritahulah kami, sebab Allah telah menganugerahkan kepadamu martabat orang tua-tua."   Lalu kata Daniel kepada orang yang ada di situ,  "Pisahkanlah kedua orang tua-tua tadi jauh-jauh, maka mereka akan diperiksa."
Setelah mereka dipisahkan satu sama lain, Daniel memanggil seorang di antara mereka dan berkata kepadanya,  "Hai engkau yang sudah beruban dalam kejahatan, sekarang engkau ditimpa dosa-dosa yang dahulu telah kauperbuat  dengan menjatuhkan keputusan-keputusan yang tidak adil, dengan menghukum orang yang tidak bersalah 
dan melepaskan orang yang bersalah, meskipun Tuhan telah berfirman:  Orang yang tak bersalah dan orang benar janganlah kaubunuh.
Oleh sebab itu, jikalau engkau sungguh-sungguh melihat dia, 
katakanlah: Di bawah pohon apakah telah kaulihat mereka bercampur?" 
Sahut orang tua-tua itu, "Di bawah pohon mesui!"  Kembali Daniel berkata,   "Baguslah engkau mendustai kepalamu sendiri! 
Sebab malaikat Allah telah menerima firman dari Allah  untuk membelah engkau!"  Setelah orang itu disuruh pergi,   Danielpun lalu menyuruh bawa yang lain kepadanya.   Kemudian berkatalah Daniel kepada orang itu,   "Hai keturunan Kanaan dan bukan keturunan Yehuda, 
kecantikan telah menyesatkan engkau   dan nafsu berahi telah membengkokkan hatimu.  Kamu sudah biasa berbuat begitu dengan puteri-puteri Israel,   dan mereka pun terpaksa menuruti kehendakmu karena takut.  Tetapi puteri Yehuda ini tidak mau mendukung kefasikanmu!  Oleh karena itu katakanlah kepadaku: 
Di bawah pohon apakah telah kaudapati mereka bercampur?" 
Sahut orang tua-tua itu,   "Di bawah pohon berangan!"
Kembali Daniel berkata,   "Baguslah engkau mendustai kepalamu sendiri.   Sebab malaikat Allah sudah menunggu-nunggu dengan pedang terhunus untuk membahan engkau, supaya engkau binasa!"
Maka berserulah seluruh himpunan itu dengan suara nyaring. Mereka memuji Allah yang menyelamatkan siapa saja yang berharap kepada-Nya.  Serentak mereka bangkit melawan kedua orang tua-tua itu, 
sebab Daniel telah membuktikan dengan mulut mereka sendiri bahwa mereka telah memberikan kesaksian palsu.  Lalu mereka diperlakukan 
sebagaimana mereka sendiri mau mencelakakan sesamanya.  Sesuai dengan Taurat Musa kedua orang itu dibunuh.  Demikian pada hari itu diselamatkan darah yang tak bersalah.
Demikanlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6
Sekalipun aku berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku.
*Tuhanlah gembalaku, aku takkan berkekurangan.  Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau.   Ia membimbing aku ke air yang tenang,  dan menyegarkan daku.
*Ia menuntun aku di jalan yang lurus,  demi nama-Nya yang kudus.
Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam,  aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku.  Tongkat gembalaan-Ku, itulah yang menghibur aku.
*Engkau menyediakan hidangan bagiku,   di hadapan segala lawanku. 
Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak,   pialaku penuh berlimpah.
*Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku  seumur hidupku.  Aku akan diam di dalam rumah Tuhan   sepanjang masa.

Bait Pengantar Injil  Yoh 33:11
Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik,  melainkan kepada pertobatannyalah   Aku berkenan,  supaya ia hidup.

Bacaan Injil  Yoh 8:1-11
Sekali peristiwa Yesus pergi ke bukit Zaitun. Dan pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Yesus duduk dan mengajar mereka.  Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi   membawa kepada Yesus seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.  Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus, "Rabi, perempuan ini tertangkap basah  ketika ia sedang berbuat zinah.  Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita  untuk melempari dengan batu  perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?"
Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Yesus, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis di tanah dengan jari-Nya. Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka, "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."  Lalu Yesus membungkuk pula dan menulis di tanah. Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu, yang tetap di tempatnya.  Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya,  "Hai perempuan, di manakah mereka?   Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?"  Jawabnya, "Tidak ada, Tuhan."  Lalu kata Yesus, "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."  Yoh 8:7   Tanpa kita sadari kita mungkin sering merasa lebih baik dan lebih suci dibanding orang lain. Kita juga selalu mencari pembenaran dan cenderung mencari cari kesalahan orang lain. Lebih ironisnya hal ini juga dilakukan oleh orang orang yang sering melakukan pelayanan. Ketika berselisih faham , orang yang berselisih akan saling mengutarakan argumen pembelaan demi mengamankan dirinya dari seranganpihak lawannya, dan sejurus kemudian berusaha untuk menutupi dan memperkecil kesalahan yang mungkin telah dilakukannya. Mungkin yang dulunya sahabat bisa saling menjatuhkan di meja hijau dengan amunisi bukti dan argumen yang terkadang menjadi sangat menyakitkan fihak lawan.  Masing masing fihak merasa paling benar, tidak bersalah , dan merasa mempunyai hak untuk menghakimi lawannya. Hari ini Yesus mengajak kita untuk bersama sama melakukan  introspeksi kedalam diri kita masing masing . Apakah kita merasa tidak berdosa dan boleh menjadi hakim atas orang lain ?  Ada beberapa komunitas rohani yang mewajibkan untuk rutin mengaku dosa sebagai bagian dari komitmen anggotanya .Hal itu dimaksudkan untuk mengajak kita agar terus berusaha rendah hati dan senantiasa mengingat bahwa kita adalah manusia yang sulit luput dari dosa . Apakah saya sering menghakimi dan menyalahkan orang lain atas ketidakberesan yang terjadi dalam hidup saya?

Butir permenungan.
Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang. Yoh 8:11 Pengalaman hidup kita past beraneka warna, Warna cerah bisa diartikan pengalaman yang menyenangkan dan membahagiakan. Sebaliknya warna gelap bisa menandakan duka, luka dan kecewa. Namun kita tidak bisa memilih cerah maupun gelap merupakan perjalanan hidup yang tidak dapat kita hindari. Pengalaman menyenangkan seringkali tidak perlu dibahas, tapi pengalaman yang menyakitkan harus disembuhkan agar tidak menimbulkan dampak yang berkepanjangan. Dan yang bisa menyembuhkan luka hati kita hanyalah kasih yang tak terbatas dan tak berkesudahan dari Tuhan. Ibarat pasien kita perlu datang kepada Tuhan karena hanya cinta Nya yang dapat membuat kita merasa dicintai secara penuh.  Perjumpaan dengan Tuhan secara pribadi akan membuat kita juga mau mencintai, mengampuni orang lain. Inilah buah nyata dari pengalaman cinta yang sesungguhnya.  Cinta Tuhan juga memberikan kesembuhan secara fisik, Ini merupakan pengalaman pribadi saya ketika saya mengalami perjampaan pribadi dengan Tuhan. Saya mengalami kesembuhan dari sakit lever yang sudah masuk stadium berat. Sejak itu saya mempunyai kerinduan untuk semakin mendekat kepada-Nya. Kesembuhan ini bagi saya juga berarti Tuhan berkenan mengampuni semua dosa saya  dan memberi saya kesempatan baru untuk melakukan apa yang menyenangkan hati-Nya. Tuhan syukur dan terima kasih atas cinta-Mu yang boleh kutrima.

Doa.
Ya Tuhan yang maharahim, berilah kami umat-Mu  iman yang kuat agar kita dapat melewati  dan mengatasi setiap badai kehidupan. Amin.


Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik,  melainkan kepada pertobatannyalah   Aku berkenan,  supaya ia hidup.


March 28, 2019

RENUNGAN HARIAN ( MINGGU 7 APRIL 2019 )


Bacaan Liturgi  Minggu  7 April 2019

Bacaan Pertama  Yes 43:16-21
Tuhan telah membuat jalan melalui laut  dan melalui air yang hebat; 
Ia telah menyuruh kereta dan kuda keluar untuk berperang, dan membawa tentara dan pasukan yang gagah, yang terbaring dan tidak dapat bangkit lagi, yang sudah mati dan sudah padam laksana sumbu. 
Beginilah firman Tuhan yang telah melakukan semua itu, "Janganlah mengingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala!   Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh; belumkah kamu mengetahuinya? 
Aku hendak membuat jalan di padang gurun  dan sungai-sungai di padang belantara. Binatang hutan akan memuliakan Aku, 
demikian pula serigala dan burung unta, sebab Aku telah membuat air memancar di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara, 
untuk memberi minum umat pilihan-Ku. Umat yang telah Kubentuk bagi-Ku   akan memberitakan kemasyhuran-Ku." 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur   Mzm 126:1-2ab.2cd-3.4-5.6
Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita,  maka kita bersukacita.
*Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi.  Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa ria,  dan lidah kita dengan sorak-sorai. 
*Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa,  "Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini."  Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
*Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb!  Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
*Orang yang berjalan maju dengan menangis   sambil menabur benih, 
pasti pulang dengan sorak-sorai   sambil membawa berkas-berkasnya.

Bacaan Kedua  Flp 3:8-14
Saudara-saudara,  Segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya. 
Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, 
dan berada dalam Dia, bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena iman kepada Kristus, yaitu kebenaran yang dianugerahkan Allah berdasarkan kepercayaan. Yang kukehendaki ialah: mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya, dan bersatu dalam kematian-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya akhirnya aku pun beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Bukan berarti aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya,   kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap bahwa aku telah menangkapnya, tetapi inilah yang kulakukan:   Aku melupakan apa yang telah di belakangku, dan mengarahkan diri kepada apa yang ada di hadapanku; aku berlari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Yl 2:12-13
Sekarang juga, sabda Tuhan, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu,   sebab Aku pengasih dan penyayang.

Bacaan Injil  Yoh 8:1-11
Sekali peristiwa Yesus pergi ke bukit Zaitun. Pagi-pagi benar Ia berada di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya   seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.   Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah  lalu berkata kepada Yesus, "Rabi, perempuan ini tertangkap basah  ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita  untuk melempari dengan batu perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?"   Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Yesus, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya.  Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis di tanah dengan jari-Nya.   Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka, "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."
Lalu Yesus membungkuk lagi dan menulis di tanah. Tetapi setelah mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, 
mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu, yang tetap di tempatnya.  Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya, "Hai perempuan, di manakah mereka?   Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?"   Jawab perempuan itu, "Tidak ada, Tuhan."   Lalu kata Yesus, "Aku pun tidak menghukum engkau.   Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." 
Demikianlah sabda Tuhan.

Renunguan.
Minggu ini Gereja mengajak kita merenungkan kisah seorang wanita yang kedapatan berzina. Kisah seperti itu cukup konkret karena sering muncul dikoran koran kita. Misalnya , berita tentang laki laki dan wanita yang diarak orang sekampung karena kedapatan berselingkuh, berita tentang pasangan yang dipaksa nikah oleh aparat desa karena mereka “ kumpul kebo”  Injil hari ini menarik karena Yesus diminta untuk mengadili seorang wanita yang kedapatan berzina, suatu permintaan yang sulit dimengerti, Yesus yang penuh belas kasih dan pengampun ditodong untuk menjadi hakim. Yang meminta pun tidak tanggung tanggung ahli ahli Taurat dan orang orang Farisi. Dalam masyarakat Yahudi kedua kelompok ini dikenal sebagai orang orang yang sudah sangat ahli dalam urusan hukum. Mereka tahu hukum, bahkan boleh dikata  mereka hapal diluar kepala hukum hukum yang berlaku dalam masyarakat dan agama. Aneh kalau sekarang meminta Yesus untuk mengadili. Keanehan ini terjawab dari informasi yang diberikan oleh Yohanes, mereka ingin menjebak Yesus. Ini  strategi mereka untuk menjatuhkan Yesus. Namun , Yesus tidak bodoh.  Dia tahu maksud dan kebusukan hati mereka. Dia tidak mau  mengadili dan menghukum wanita pezina itu. Yesus berkata  : "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." Lalu dia membungkuk dan menulis di tanah. Apa yang sebenarnya Yesus tulis ditanah pada waktu itu? Tidak ada satupun yang tahu, sehingga banyak sekali penafsiran yang ada tentang apa yang ditulis Yesus ditanah. Menyadari dosanya orangpun mundur karena malu.

Butir permenungan.
Saat ini kita berada dalam Masa Pra Paskah, kita diajak untuk mengoreksi diri dan bukan menunjuk kesalahan orang lain. Kita sering cenderung melihat kesalahan orang lain, tetapi sulit sekali melihat dan mengakui kebobrokan kita sendiri. Yesus mengajak kita untuk mengoreksi diri dan memperbaiki diri.

Doa.
Ya Tuhan yang Mahabaik, berilah kami umat-Mu kesadaran untuk mengoreksi diri (bertobat kedalam) terutama dalam masa Pra Paskah ini. Amin.



Sekarang juga, sabda Tuhan, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu,   sebab Aku pengasih dan penyayang.


March 27, 2019

RENUNGAN HARIAN ( SABTU 6 APRIL 2019 )

Bacaan Liturgi Sabtu  6 April 2019

Bacaan Pertama  Yer 11:18-20
Nabi berkata:  "Tuhan memberitahukan ancaman-ancaman  yang dirancang orang terhadapku;  maka aku mengetahuinya. Pada waktu itu Engkau, ya Tuhan, memperlihatkan ancaman mereka kepadaku.
Dulunya aku seperti anak domba jinak yang dibawa untuk disembelih; 
aku tidak tahu bahwa mereka mengadakan persepakatan jahat 
terhadap aku dengan berkata, "Marilah kita binasakan pohon ini dengan buah-buahnya! Marilah kita melenyapkannya dari negeri orang-orang yang hidup, sehingga namanya tidak diingat orang lagi!"  Tetapi, Tuhan semesta alam, yang menghakimi dengan adil, yang menguji batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 7:2-3.9b-10.11-12
Ya Tuhan, Allahku, pada-Mu aku berlindung.
*Ya Tuhan, Allahku, pada-Mu aku berlindung; selamatkanlah aku dari semua orang yang mengejar aku dan lepaskanlah aku,  supaya jangan mereka seperti singa menerkam aku dan menyeret aku, dengan tidak ada yang melepaskan.
*Hakimilah aku, Tuhan, apakah aku benar, dan apakah aku tulus ikhlas.
Biarlah berakhir kejahatan orang fasik, tetapi teguhkanlah orang yang benar, Engkau, yang menguji hati dan batin orang, ya Allah yang adil.
*Perisaiku adalah Allah, yang menyelamatkan orang-orang yang tulus hati;  Allah adalah Hakim yang adil dan Allah yang murka setiap saat.

Bait Pengantar Injil  Luk 8:15
Orang yang mendengarkan firman Tuhan, dan menyimpannya dalam hati yang baik,  dan menghasilkan buah dalam ketekunan.

Bacaan Injil  Yoh 7:40-53
Sekali peristiwa Yesus mengajar di Yerusalem.  Beberapa di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan Yesus, berkata, 
"Dia ini benar-benar nabi yang akan datang."  Yang lain berkata, "Ia ini Mesias."   Tetapi yang lain lagi berkata, "Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea!  Karena Kitab Suci mengatakan bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal."  Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak 
karena Yesus.  Beberapa orang di antara mereka mau menangkap Dia,
tetapi tidak ada seorang pun yang berani menyentuh-Nya.  Maka ketika penjaga-penjaga  yang ditugaskan imam-imam kepala dan orang-orang Farisi  pergi kepada imam-imam kepala,  orang-orang Farisi berkata kepada mereka,  "Mengapa kamu tidak membawa-Nya?"  Jawab penjaga-penjaga itu,  "Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!"  Jawab orang Farisi itu kepada mereka,   "Adakah kamu juga disesatkan?  Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin yang percaya kepada-Nya, atau seorang di antara orang-orang Farisi?
Orang banyak itu tidak mengenal hukum Taurat!  Terkutuklah mereka!"
Nikodemus, seorang dari mereka yang dahulu telah datang kepada Yesus, berkata kepada mereka,  "Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang  sebelum ia didengar, dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?"  Jawab mereka, "Apakah engkau juga orang Galilea?   Selidikilah Kitab Suci, dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea."  Lalu mereka pulang, masing-masing ke rumahnya,
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Yesus adalah seorang pribadi yang berwibawa dan mengagumkan. Banyak orang tertarik mendengarkan ajaran-Nya.  Oleh karena itu, bagi sebagian orang , Ia adalah seorang Nabi , bahkan banyak yang menganggap Dia sebagai Mesias. Mereka tidak mempertentangkan darimana atau datang dari kota mana Dia. Tetapi imam imam agung dan orang orang Farisi menganggap tak demikian. Sebab bagi mereka , Nabi dan Mesias tidak datang dari Galilea melainkan dari Betlehem dan kota Daud. Yesus adalah ancaman bagi mereka. Sudah saatnya Dia ditangkap dan diadili. Nikodemus salah satu dari mereka tetap berpikir jernih. Apakah Ia dari Galilea atau dari Betlehem ataupun dari keturunan Daud , biarkanlah Ia diberi kesempatan membela perkara-Nya . Artinya , agar mereka jangan main hakim sendiri terhadap Yesus.
Memang bukanlah sikap yang elok mempertentangkan asal usul  seseorang , Atau sangatlah fatal bila kebaikan seseorang dinaifkan , karena asal usulnya. Sebagaimana dalam kisah Injil hari ini  , jika pribadi Yesus mengagumkan dan ajaran-Nya  menarik untuk didengarkan  adakah yang salah kalau Ia berasal dari Galilea?  Salahkah Galilea yang melahirkan orang yang berwibawa dan mengagumkan? Imam imam agung  dan orang Farisi merasa terancam kalau wibawa dan popularitas mereka jatuh. Mereka takut kalau ada orang yang lebih baik dan lebih berpengaruh dari mereka muncul. Mereka sinis, irihati, cemburu, dan berpikiran jelek terhadap Yesus . Hati hatilah bersikap seperti mereka ini. Di banyak negara , mempertentangkan asal usul seseorang dengan sinis adalah tindakan rasisme atau dapat dikatakan sebagai pelecehan terhadap pribadi seseorang.

Butir permenungan.
Saat saya membaca Injil hari ini, saya merasa geli. Imam imam kepala dan orang Farisi dapat melihat dan berbicara langsung dengan Yesus  Buat saya mereka sungguh amat beruntung. Sayang seribu sayang mereka tidak menyadari anugerah besar ini . Mereka meragukan Yesus adalah nabi karena berasal dari Galilea sebuah tempat yang tidak pernah disebutkan sebagai tempat yang tidak pernah disebutkan sebagai tempat para nabi . Kedudukan membutakan hati mereka. Merasa diri superior dan menganggap rendah orang lain. Imam kepala adalah orang yang berkuasa . Mereka bertugas menjaga perdamaian dengan mengakomodasi berbagai keputusan Kekaisaran Roma. Mereka lebih peduli terhadap urusan politik dari pada urusan agama.  Orang Farisi termasuk kelompok religius. Mereka menjagatradisi dan Hukum Taurat dengan amat ketat . Itulah sebabnya mereka memisahkan diri dengan orang lain karena menganggap diri lebih tinggi dari kebanyakan orang. Ironisnya mereka justru merupakan orang orang yang tidak menyadari kehadiran Allah dalam diri Yesus.  Saya merenungkan ejadian diatas apakah berlaku juga pada diri saya ? Saya cukup aktif di gereja dengan melakukan beberapa pelayanan secara rutin. Kedudukan dikantorpun lumayan. Apakah saya menyadari kehadiran Yesus disekeliling saya?  Apakah jabatan membuat saya buta sehingga tidak merasakan  kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari hari? Bisa saja Yesus hadir dalam diri anggota keluargasaya, kolega, bahkan orang yang saya benci. Mereka adalah gambar dan rupa Allah sendiri.

Doa.
Ya Allah, ajarilah kami , agar kami memiliki hati  yang baik dan jernih . Dengan demikian , kami pantas disebut sebagai pengikut –Mu . Amin.  



Orang yang mendengarkan firman Tuhan,
dan menyimpannya dalam hati yang baik,
dan menghasilkan buah dalam ketekunan


RENUNGAN HARIAN ( JUMAT 5 APRIL 2019 )


Bacaan Liturgi Jumat 5 April 2019
PF S. Vinsensius Ferrer, Imam

Bacaan Pertama  Keb 2:1a.12-22
Orang-orang fasik berkata satu sama lain, karena angan-angan mereka tidak tepat,  "Marilah kita menghadang orang yang baik, sebab bagi kita ia menjadi gangguan serta menentang pekerjaan kita. Pelanggaran-pelanggaran hukum dituduhkannya kepada kita, dan kepada kita dipersalahkannya dosa-dosa terhadap pendidikan kita.  Ia membanggakan mempunyai pengetahuan tentang Allah, dan menyebut dirinya anak Tuhan.  Bagi kita ia merupakan celaan atas anggapan kita; 
melihat dia saja sudah berat rasanya bagi kita. Sebab hidupnya sungguh berlainan dari kehidupan orang lain, dan lain dari lainlah langkah lakunya. Kita dianggap olehnya sebagai orang yang tidak sejati, dan langkah laku kita dijauhinya seolah-olah najis adanya. 
Akhir hidup orang benar dipujinya bahagia, dan ia bermegah-megah bahwa bapanya ialah Allah.  Coba kita lihat apakah perkataannya benar, dan ujilah apa yang terjadi waktu ia pulang. Jika orang yang benar itu sungguh anak Allah, niscaya Allah akan menolong dia 
serta melepaskannya dari tangan para lawannya. Mari, kita mencobainya dengan aniaya dan siksa, agar kita mengenal kelembutannya serta menguji kesabaran hatinya.  Hendaklah kita menjatuhkan hukuman mati keji terhadapnya, sebab menurut katanya ia pasti mendapat pertolongan.  Demikianlah mereka berangan-angan, 
tapi mereka sesat, karena telah dibutakan oleh kejahatan mereka.
Maka mereka tidak tahu akan rahasia-rahasia Allah, tidak yakin akan ganjaran kesucian, dan tidak menghargakan kemuliaan bagi jiwa yang murni.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 34:17-18.19-20.21.23
Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati.
*Wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.  Apabila orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan;  dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan.

*Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.  Kemalangan orang benar memang banyak, tetapi Tuhan melepaskan dia dari semuanya itu.
*Ia melindungi segala tulangnya, tidak satu pun yang patah. Tuhan membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya, dan semua orang yang berlindung pada-Nya  tidak akan menanggung hukuman.

Bait Pengantar Injil  Mat 4:4b
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Bacaan Injil  Yoh 7:1-2.10.25-30
Yesus berjalan keliling Galilea; Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, 
karena di sana orang-orang Yahudi berusaha membunuh-Nya.
Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun.  Sesudah saudara-saudara Yesus berangkat ke pesta itu, 
Ia pun pergi juga ke sana, tidak terang-terangan tetapi diam-diam.
Beberapa orang Yerusalem berkata,  "Bukankah Dia ini yang mereka mau bunuh?  Lihatlah, Ia berbicara dengan leluasa, dan mereka tidak mengatakan apa-apa kepada-Nya. Mungkinkah pemimpin kita benar-benar sudah tahu, bahwa Ia adalah Kristus?  Tetapi tentang orang ini kita tahu dari mana asal-Nya, padahal bila Kristus datang, tidak ada seorang pun yang tahu dari mana asal-Nya."  Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru,   "Memang Aku kamu kenal, dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, 
tetapi diutus oleh Dia yang benar, yang tidak kamu kenal.  Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia, dan Dialah yang mengutus Aku."
Mereka berusaha menangkap Yesus, tetapi tidak ada seorang pun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Kisah yang disuguhkan Injil Yohanes pada hari ini memperlihatkan kepada kita bagaimana ketidaksenangan beberapa orang Yahudi berkembang menjadi skenario untuk membunuh Yesus. Mereka ingin menghukum Yesus melalui jalan kematian yang memalukan. Berhadapan dengan situasi yang sulit ini  Yesus ingin menjauh dari Yudea ,tempat dimana orang orang Yahudi ingin membunuh-Nya. Namun akhirnya , Ia kesana juga dengan tidak terang terangan.
Satu sisi hidup-Nya yang menarik adalah bahwa Ia memilih untuk tidak memperlihatkan Diri sebagai Pribadi yang hebat. Ia tidak memperlihatkan Diri sebagai sosok yang gagah berani memberikan perlawanan kepada orang orang Yahudi. Sisi lain hidup-Nya yang menarik adalah Ia tetap setia mengajarkan kebenaran meskipun orang orang Yahudi ingin menangkap-Nya.  Apa yang dialami oleh Yesus bisa terulang dalam sejarah masa kini. Kita masih ingat bagaimana Uskup Oscar Romero, pejuang hak hak kaum miskin, dibunuh saat merayakan Ekaristi. Martin Luther king Jr. , tokoh yang  memperjuangkan kesamaan hak, juga dibunuh.  Sebagai murid Yesus  kita diajak untuk meneladani hidup-Nya, yaitu memperjuangkan kebenaran tanpa kekerasan. Memang salah satu resiko yang harus diterima oleh para pejuang kebenaran adalah mengalami ancaman sebagaimana yang Yesus alami. Bukankah Ia pernah berkata bahwa para pengikut-Nya  akan mengalami penganiayaan seperti yang Ia alami ? Mari kita ulurkan tangan kita  pada Tuhan dan mohon agar kita siap dan tidak takut meneruskan apa yang sudah diperjuangkan-Nya bersama dengan semua orang yang berkehendak baik.

Butir permenungan
Dulu saya memelihara seekor anjing yang saya beri nama Boni, saya sangat menyayanginya karena ia sangat lucu dan pintar. Sepulang kerja , saya selalu bermain dengannya. Menyisir bulunya yang panjang dan menggendongnya. Dan Boni sangat menikmati. Perlahan namun pasti Boni mulai mengenal bila tuannya pulang, memanggil ataupun marah. Bila mendengar suara kendaraan saya pulang ia dengan cepat duduk dan menunggu didepan pintu. Istri dan anak saya terkadang kalah cepat darinya. Bila ia melakukan kesalahan seperti buang air sembarangan , saat saya pulang , ia dengan wajah tertunduk duduk diatas koran yang biasa digunakan untuk buang air . Karena seperti itulah saya biasa menghukumnya, uniknya bila saya memanggil dengan nada tertentu ia akan segera datang . Ini tidak dapat ditiru oleh siapapun karena Boni sudah mengenal suara tuannya.
Injil hari ini menegaskan kembali bahwa Yesus menghendaki kita semua untuk mengenal siapa Dia dan Bapa yang mengutus-Nya. Kita tidak sekedar tahu asal usul Yesus, tanggal hari lahir-Nya yang kita rayakan , kapan Ia wafat, dan berapa hari setelahnya bangkit. Namun terlebih dari itu, kita perlu mengenal siapa Dia bagi kita. Ini semua tidak akan terjadi kalau kita tidak belajar berjalan bersama-Nya setiap hari dan mulai mempercayakan diri sepenuhnya kepada-Nya. Pengalaman bersama-Nya itulah yang membuat kita mengenal-Nya sebagai Allah yang menyertai hidup kita , yang tidak pernah meninggalkan , yang selalu menolong tepat pada waktunya dan yang mengampuni segala kesalahan kita tanpa memandang besarnya kesalahan itu.
Apakah kita sudah mengenal-Nya? Apakah kita sudah berjalan bersama-Nya hari ini?

Doa.
Ya Tuhan yang mahabaik, berilah kami umat-Mu kekuatan dan keberanian untuk meneruskan apa yang sudah diperjuangkan-Nya bersama dengan semua orang yang berkehendak baik.  Amin.



Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.