October 4, 2023

RENUNGAN HARIAN MINGGU 08 OKTOBER 2023

Kalender Liturgi Minggu  08 Okt 2023

Warna Liturgi: Hijau

Bacaan I  Yes 5:1-7

Aku hendak menyanyikan lagu tentang kekasihku,  lagu kekasihku tentang kebun anggurnya:  Kekasihku mempunyai kebun anggur  di lereng bukit yang subur.  Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya,  dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan;  ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lubang tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang asam.  Maka sekarang, hai penduduk Yerusalem dan orang Yehuda, adililah Aku dan kebun anggur-Ku itu. Apakah yang masih harus Kuperbuat untuk kebun anggur-Ku itu, yang belum Kuperbuat kepadanya? Aku menanti supaya ia menghasilkan buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam? Maka sekarang, Aku mau memberitahukan kepadamu  apa yang hendak Kulakukan kepada kebun anggur-Ku itu:  Aku akan menebang pagar durinya, sehingga kebun itu dimakan habis.  Aku akan melanda temboknya, sehingga kebun itu diinjak-injak;
Aku akan membuatnya ditumbuhi semak-semak, tidak dirantingi dan tidak disiangi, sehingga tumbuhlah puteri malu dan rumput; Aku akan memerintahkan awan-awan, supaya jangan menurunkan hujan ke atasnya. Kebun anggur Tuhan semesta alam itu ialah kaum Israel,  dan orang Yehuda ialah tanam-tanaman kegemaran-Nya; dinantikan-Nya keadilan, tetapi hanya ada kelaliman, dinantikan-Nya kebenaran, tetapi hanya ada keonaran.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 80:9.12.13-14.15-16.19-20
Kebun anggur Tuhan ialah umat Israel.
*Telah Kauambil pohon anggur dari Mesir, Kauhalau bangsa-bangsa, lalu Kautanam pohon itu. Dijulurkannya ranting-rantingnya sampai ke laut, dan pucuk-pucuknya sampai ke sungai Efrat.
*Mengapa Engkau menggempur temboknya, sehingga ia dipetik oleh setiap orang yang lewat?  Babi hutan menggerogotinya
dan binatang-binatang di padang memakannya.
*Ya Allah semesta alam, kembalilah,  pandanglah dari langit dan lihatlah!  Tengoklah pohon anggur ini,  lindungilah batang yang ditanam oleh tangan kanan-Mu!
*maka kami tidak akan menyimpang dari pada-Mu;  biarkanlah kami hidup, maka kami akan menyerukan nama-Mu.  Ya Tuhan, Allah semesta alam, pulihkanlah kami,  buatlah wajah-Mu bersinar, maka selamatlah kami.

Bacaan II  Flp 4:6-9
Saudara-saudara,  janganlah kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi dalam segala hal nyatakanlah keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.  Maka damai sejahtera Allah,  yang melampaui segala akal,  akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Jadi, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, itulah yang harus kamu pikirkan.  Dan apa yang telah kamu pelajari, apa yang telah kamu terima, apa yang telah kamu dengar,  dan apa yang telah kamu lihat padaku,lakukanlah itu!  Maka Allah, sumber damai sejahtera, akan menyertai kamu.
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Yoh 15:16
Aku telah memilih kamu dari dunia, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu tetap, sabda Tuhan.

Bacaan Injil  Mat 21:33-43
Sekali peristiwa  berkatalah Yesus  kepada imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi,  "Dengarkanlah perumpamaan ini.  Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur  dan menanam pagar di sekelilingnya.  Ia menggali lubang tempat memeras anggur  dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu.  Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap,  lalu berangkat ke negeri lain.  Ketika hampir tiba musim petik,  ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu  untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya.  Tetapi para penggarap menangkap hamba-hambanya itu:
yang seorang mereka pukuli,  yang lain mereka bunuh,  dan yang lain lagi mereka lempari dengan batu. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain,  lebih banyak daripada yang pertama.  Tetapi mereka pun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka.  Akhirnya tuan itu menyuruh anaknya kepada mereka,  pikirnya, 'Anakku pasti mereka segani.'  Tetapi ketika para penggarap melihat anak itu, mereka berkata seorang kepada yang lain,  'Ia adalah ahli waris!  Mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita.' Maka mereka menangkap dia,  dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu,
lalu membunuhnya.  Maka apabila tuan kebun anggur itu datang,  apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?"  Kata imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi kepada Yesus,  "Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu,  dan kebun anggur itu akan ia sewakan  kepada penggarap-penggarap lain,  yang akan menyerahkan hasil kepadanya pada waktunya."  Kata Yesus kepada mereka, "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci:
     Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan
     telah menjadi batu penjuru?
     Hal itu terjadi dari pihak Tuhan,
     suatu perbuatan ajaib di mata kita.
Sebab itu, Aku berkata kepadamu,
'Kerajaan Allah akan diambil dari padamu
dan akan diberikan kepada suatu bangsa
yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu."
Demikianlah sabda Tuhan. 


Renungan.

“Tak punya rasa malu,” gunggam saya saat melihat seorang koruptor berbaju tahanan KPK tersenyum dilayar kaca. Entah apa maksudnya, tetapi senyumnya ini  amat miris. Uang telah memperbudaknya dan kuasa menelanjanginya hingga tidak punyarasa malu. Sungguh aneh ada tawa disaat salah, tetapi ini faktanya. Kesan demikian berlaku juga saat membaca Injil hari ini. Yesus berkisah tentang para penggarap kebun anggur yang mengkhianati kepercayaan tuannya. Semula mereka hanya diminta untuk mengelola kebun anggur, namun akhirnya mengklaim seluruh hasil sebagai milik mereka. Bahkan tanpa segan , para hamba dan anak sang tuan pun dibunuh. Untuk konteks sekarang, perumpamaan ini bisa ditafsir dengan relasi antara antara Allah, manusia dan ciptaan-Nya yang lain. Sejak penciptaan, kita dipercaya untuk mengurus seluruh ciptaan-Nya. Saking percaya kepada kita, ia memberikan kehendak bebas tanpa ada intervensi. Tetapi apa jadinya kini? Dengan serakah , kita mengeroyoki alam amat kejam. Tanpa malu rezeki sesama dilahap. Kita menyulap salah jadi benar asal perut terisi, nafsu terpuaskan dan kuasa terpelihara. Segala tentang “saya” harus didahulukan dan untuk segala yang diluar sana, saya tutup mata. Keegoisan jadi idola dan solidaritas dianaktirikan. Menyikapi hal ini, Paus Fransiskus menyerukan perlunya pertobatan dan sadar akan kerahiman Allah. Allah maharahim selalu ada waktu bagi siapapun  yang mau bertobat. Katanya, “Kerahiman akan selalu lebih besar dari dosa apapun, dan tidak ada seorangpun yang dapat menempatkan batasan batasan kasih Allah yang selalu siap untuk mengampuni” (MV, no 3). Disaat kita berdosa , ingat ada Allah yang menanti kita kembali.

Butir permenungan.

Namun, tobat hendaknya dibarengi rasa malu akan dosa dan niat untuk berubah. Tanpanya, tobat hanya slogan. Memiliki rasa malu akan dosa butuh suara hati yang tahu batas antara salah dan benar. Kelemahan kita saat ini ialah sering mengaburkan batasan tersebut dengan mencari pembenaran pada  kesalahan yang dilakukan. Bila ini sudah mendarah daging , rasa malu tidak mungkin ada imbasnya, niat tobatpun sulit dibangun.  Mari kita mengasah kembali rasa malu akan dosa. “ Tak punya rasa malu” akan dosa akan memangkas keselamatan kita.

Doa

Ya Tuhan yang maharahim, semoga pada masa Pra Paskah ini kami umat-Mu kembali mempunyai rasa malu akan dosa. Amin.

 

 

 

 

Aku telah memilih kamu dari dunia, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu tetap, sabda Tuhan.


0 komentar:

Post a Comment