Jamuan terakhir Jesus bersama murid - muridNya

Jesus meredakan badai

Jesus bersama Joseph dan Maria

Jesus mencintai anda semua

Jesus naik ke Surga

May 30, 2018

RENUNGAN HARIAN, (KAMIS 7 JUNI 2018)

Bacaan Liturgi Kamis 7 Juni 2018

Bacaan Pertama  2Tim 2:8-15
Saudara terkasih, ingatlah akan ini: Yesus Kristus, keturunan Daud yang telah bangkit dari antara orang mati, itulah yang kuberitakan dalam Injilku. Karena pewartaan Injil inilah aku menderita, malahan dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi sabda Allah tidak terbelenggu. Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah,
supaya mereka pun mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus
dengan kemuliaan yang kekal. Sabda ini benar: "Jika kita mati dengan Kristus, kita pun akan hidup dengan Dia. Jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia. Jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal kita. Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya." Ingatkanlah dan pesankanlah dengan sungguh-sungguh semua itu kepada mereka di hadapan Allah. Dengan demikian mereka tidak akan bersilat kata, yang sama sekali tidak berguna, tetapi malah mengacaukan orang yang mendengarnya.
Berusahalah agar engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang mewartakan sabda kebenaran itu  dengan terus terang.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 25:4bc-5ab.8-9.10.14
Ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku.
*Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku;
*Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.
*Segala jalan Tuhan adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian dan peringatan-peringatan-Nya. Tuhan bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya Ia beritahukan kepada mereka.
Bait Pengantar Injil  Mzm 119:34
Berilah aku mengerti, maka aku akan mentaati hukum-Mu, aku kan menepatinya dengan segenap hati, ya Tuhan..

Bacaan Injil  Mrk 12:28b-34
Pada suatu hari datanglah seorang ahli Taurat kepada Yesus, dan bertanya, "Perintah manakah yang paling utama?" Yesus menjawab, "Perintah yang utama ialah: 'Dengarlah, hai orang Israel,
Tuhan Allah kita itu Tuhan yang esa! Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi, dan dengan segenap kekuatanmu. Dan perintah yang kedua, ialah:
Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.' Tidak ada perintah lain yang lebih utama daripada kedua perintah ini." Berkatalah ahli Taurat itu kepada Yesus, "Guru, tepat sekali apa yang Kaukatakan, bahwa Dia itu esa, dan tak ada Allah lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati, dengan segenap pengertian, dan dengan segenap kekuatan serta mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri, jauh lebih utama dari pada semua kurban bakar dan persembahan." Yesus melihat betapa bijaksananya jawaban orang itu. Maka Ia berkata kepadanya,
"Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah." Dan tak seorang pun masih berani menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Cinta tidak mengenal sebagian, tetapi melibatkan seluruh diri pribadi . Seorang anak sedang asyik bermain bola ditengah lapangan. Ia tidak terusik panasnya terik  matahari. Lupa makan dan minum. Ia seakan menjadi satu dengan bola itu. Hal yang sama berlaku untuk orang yang mencintai apa yang dikerjakannya: Pelukis yang sedang menggambar pemandangan seakan bersatu dengan alam dihadapannya, petani yang tidak mengenal lelah mengerjakan ladang, perawat yang sedang sepenuh hati melayani pasien, seorang pekerja sosial yang tekun melayani orang miskin, mereka ini mencintai pekerjaannya dengan segenap hati, dengan segenap jiwa dan tenaganya.
Yesus mengajarkan kita bahwa Tuhan melebihi segala galanya. Maka mencintai Tuhan harus dengan seluruh diri kita. Artinya kita harus memuji Tuhan juga kalau kita sedang bekerja, kita harus berdoa kepada-Nya dalam setiap kesempatan, kita membaca Sabdanya seperti kalau kita membaca surat kabar, mendengarkan Sabda-Nya seperti kita selalu mendengar radio atau televisi. Dan dengan mencintai Tuhan dengan seluruh diri kita, mengalirlah cinta kepada sesama seperti kita mencintai diri sendiri. Artinya kita akan memperhatikan  kepentingan orang lain, ikut merasakan luka hati sesama dan coba mengerti impian mereka.

Butir permenungan.
Yesus memadukan kedalam seluruh diri-Nya kedua cinta itu, dan Ia memerintahkan  kepada murid-Nya untuk melaksanakan yang sama. Kalau kita mencintai Tuhan dengan seluruh diri kita dan sekaligus  mencintai sesama seperti kita mencintai diri kita sendiri maka Kerajaan Allah sungguh ada ditengah kita.

Doa.
Ya Tuhan yang mahabaik, mampukanlah kami umat-Mu untuk mencintai-Mu dengan   segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi, dan dengan segenap kekuatanmu dan mencintai sesama seperti kita mencintai diri kita sendiri. Amin.




Berilah aku mengerti, maka aku akan mentaati hukum-Mu, aku kan menepatinya dengan segenap hati, ya Tuhan..


RENUNGAN HARIAN, (RABU 6 JUNI 2018)

Bacaan Liturgi Rabu  6 Juni 2018
PF S. Norbertus, Uskup

Bacaan Pertama  2Tim 1:1-3.6-12
Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah untuk memberitakan janji tentang hidup dalam Kristus Yesus; kepada Timotius, anakku yang kekasih. Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Yesus Kristus, Tuhan kita,
menyertai engkau. Aku mengucap syukur kepada Allah, yang kulayani dengan hati nurani yang murni seperti yang dilakukan nenek moyangku.
Dan selalu aku mengingat engkau dalam permohonanku, baik siang maupun malam. Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku. Sebab Allah memberikan kita bukan roh ketakutan,
melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.
Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita, dan janganlah malu karenaku, orang hukuman karena Dia. Tetapi berkat kekuatan Allah ikutlah menderita bagi Injil-Nya. Allah menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri.
Semua itu dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman, dan semua itu sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus. Dengan Injil-Nya Kristus telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa. Untuk Injil inilah aku telah ditetapkan sebagai pewarta, sebagai rasul dan sebagai guru. Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini,
tetapi aku tidak malu. Sebab aku tahu siapa yang kuandalkan, dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 123:1-2a.2bcd
Kepada-Mu, ya Tuhan, aku melayangkan mataku.
*Kepada-Mu aku melayangkan mataku, ya Engkau yang bersemayam di surga. Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya.

*Seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada Tuhan, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.

Bait Pengantar Injil  Yoh 11:25a.26
Akulah kebangkitan dan kehidupan. Barangsiapa percaya kepada-Ku, tak akan mati.

Bacaan Injil  Mrk 12:18-27
Pada suatu hari, datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki,
yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya, "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita,
'Jika seseorang yang mempunyai saudara laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang isteri tetapi tidak meninggalkan anak,
saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya.' Ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang wanita, lalu mati tanpa meninggalkan keturunan.
Maka yang kedua mengawini dia, tetapi juga mati tanpa meninggalkan keturunan. Demikian juga yang ketiga. Dan begitulah seterusnya,
ketujuh-tujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Akhirnya wanita itu pun mati. Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami perempuan itu? Sebab ketujuh-tujuhnya telah beristerikan dia." Jawab Yesus kepada mereka, "Kalian sesat,
justru karena kalian tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah.  Sebab di masa kebangkitan orang mati, orang tidak kawin atau dikawinkan; mereka hidup seperti malaikat di surga. Mengenai kebangkitan orang mati, tidakkah kalian baca dalam kitab Musa,
yaitu dalam ceritera tentang semak berduri, bahwa Allah bersabda kepada Musa, 'Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub?
Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.
Kamu benar-benar sesat."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Kita percaya bahwa luasnya wawasan meningkatkan pengertian. Banyaknya pengalaman mempertajam sikap  Tingginya pendidikan memberdayakan hidup yang tepat guna. Terlatihnya diri mempermudah dan memperindah hidup.  Lembutnya hati menenangkan pikiran dan suasana. Kasih meyakinkan kita bahwa kesalahan bukanlah kegagalan. Iman membukakan hal yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Yesus menyadarkan kita bahwa jalan, kebenaran dan kehidupan sejati bukanlah didalam bumi ini , tetapi didalam Dia. Semua hal tersebut  kita butuhkan dan membutuhkan kita, mengandalkan  dan kita andalkan, menguatkan kita dan kita kuatkan, Inilah yang membuat makin bijak dalam kehidupan dan makin pantas dalam kehidupan surgawi.
Tidak semua yang kita alami, lihat, baca, dengar, rasakan, pikirkan, tanyakan dan katakan adalah benar. Yang salah bisa terulang dan yang benar bisa hilang, namun tidak berarti yang salah menang, dan yang benar kalah. Bisa jadi kita mati,  tetapi yang salah tetap ada , ini bukanlah pertanda matinya kebenaran . Suatu kehidupan bisa punah, tetapi kebenaran tidak akan punah.  Orang benar bisa binasa, tetapi kebenaran sejati itu tidak akan binasa. Karena bersama Tuhan . kita pasti dihiasi salib penderitaan, tetapi pasti dihantar pada mahkota kebangkitan dan kehidupan abadi.
Rasul Paulus pun menekankan bahwa Yesus adalah dasar pengharapan kita dan ia menyertai kita, Yesus selalu mengajarkan belas kasih , bukan hukum. Tetapi banyak orang berhenti pada ajaran dan hukum, tidak sampai pada kasih yang menghidupkan.

Butir permenungan.
Orang Saduki bertanya  tentang kebangkitan , tetapi mereka sendiri tidak percaya akan kebangkitan , ini menjadi peringatan bagi kita, Apapun yang kita ketahui, alami dan pelajari, jika tidak diyakini akan membuahkan kedangkalan dan bisa menuntun kita pada kehidupan yang salah.
Mari kita serahkan kembali hati kita , aturan, didikan pekerjaan dan pengertian itu penting. Tetapi takut akan Tuhan dan belas  kasih-Nya lah yang menuntun kita pada kebenaran sejati.  

Doa.
Ya Tuhan yang mahabaik, ajarilah kami umat-Mu untuk senantiasa  pasrah dan percaya bahwa kami tidak sendirian dalam menghadapi kehidupan ini karena Engkau selalu menyertai kami. Amin.



Akulah kebangkitan dan kehidupan. Barangsiapa percaya kepada-Ku, tak akan mati.



RENUNGAN HARIAN, (SELASA 5 JUNI 2018)

Bacaan Liturgi Selasa 5 Juni 2018
PW S. Bonifasius, Uskup dan Martir

Bacaan Pertama  2Ptr 3:12-15a.17-18
Saudara-saudara terkasih, Kalian menantikan dan berusaha mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa oleh api dan unsur-unsur dunia akan lebur oleh nyalanya. Tetapi sesuai dengan janji Allah, kita menantikan langit dan bumi yang baru, tempat terdapat kebenaran. Sebab itu, saudara-saudaraku terkasih, seraya menantikan semuanya itu, haruslah kalian berusaha supaya kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, serta dalam perdamaian dengan Dia. Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat. Saudara-saudara terkasih, kalian telah mengetahui hal ini sebelumnya. Karena itu waspadalah! Jangan sampai kalian terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan sampai kehilangan peganganmu yang teguh. Tetapi hendaklah kalian bertumbuh dalam kasih karunia dan semakin mengenal Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Terpujilah Dia. Bagi-Nya kemuliaan sekarang dan selama-lamanya.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 90:2.3-4.10.14.16
Tuhan, Engkaulah pelindung kami turun-temurun.
*Sebelum gunung-gunung dilahirkan, sebelum bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari sediakala sampai selama-lamanya
Engkaulah Allah.
*Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, "Kembalilah, hai anak-anak manusia!" Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.
*Masa hidup kami tujuh puluh tahun, dan jika kuat, delapan puluh tahun, tetapi isinya hanyalah kesukaran dan penderitaan; begitu cepat mereka lewat dan kami hanyut lenyap.
*Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Biarlah hamba-hamba-Mu menyaksikan perbuatan-Mu, biarlah anak cucu mereka menyaksikan semarak-Mu.

Bait Pengantar Injil  Ef 1:17-18
Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata budi ktia
agar kita mengenal harapan panggilan kita.

Bacaan Injil  Mrk 12:13-17
Pada waktu itu beberapa orang Farisi dan Herodian disuruh menghadap Yesus, untuk menjerat Dia dengan suatu pertanyaan. Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya, "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur. Engkau tidak takut kepada siapa pun, sebab Engkau tidak mencari muka, tetapi dengan jujur mengajar jalan Allah. Nah, bolehkah kita membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Tetapi Yesus mengetahui kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka, "Mengapa kamu mencobai Aku? Tunjukkanlah suatu dinar untuk Kulihat!" Mereka menunjukkan sekeping dinar. Lalu Yesus bertanya, "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka, "Gambar dan tulisan Kaisar." Maka kata Yesus kepada mereka, "Berikanlah kepada Kaisar apa yang menjadi hak Kaisar, dan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah!" Mereka sangat heran mendengar Dia.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Jujur ajur, artinya kalau kita jujur kita malah hancur. Ini ironi kehidupan dalam masyarakat kita. Bukankah kita harus jujur? Bukankah kejujuran itu keutamaan yang sangat baik dan harus kita perjuangkan? Maka kita jangan terlalu  polos dan jujur apa adanya apabila kita belum mengenal kelompok orang yang ada sekitar kita. Coba bayangkan , apabila kita ditanyai teman di terminal , kamu membawa apa, lalu kita jawab , ini aku membawa uang 5 juta, kemudian pasti copet copet segera pasang strategi untuk menyerobot tas kita, Ini terlalu jujur cenderung bodoh.
Pada Injil hari ini Yesus dipuji sebagai orang yang jujur oleh orang Farisi dan Herodian. Sebaliknya , meski orang Farisi dan Herodian itu memuji Yesus, hati mereka munafikkarena yang  ada dihati mereka adalah mau  menjatuhkan Yesus , mau menyalahkan Yesus. Dan Yesus sangat lihai menjawab jebakan mereka tanpa mengorbankan kejujuran.
Baik kalau hari ini kita merenungkan sikap kejujuran kita . Kita meski jujur kepada Tuhan karena Tuhan mengetahui segalanya. Kita perlu jujur kepada sesama karena mereka berhak mengetahui yang sebenarnya.. Hanya saja kita tidak boleh bodoh , asal jujur tanpa lihat lihat. Dan yang paling perlu , kita perlu jujur  dengan diri sendiri . Banyak orang yang demi nama baik atau prestise atau harga diri lalu melakukan sesuatu yang sebenarnya bukan kemampuannya. Demi gengsi penampilan , orang membeli mobil atau gaun indah nan mahal , padahal hidupnya kelas espas alias ekonomi pas pasan , malah menderita kan?

Butir permenungan.
Dalam hidup ini seringkali kita sangat keras menuntut dan meminta hak kita kepada Tuhan dan kepada negara . Namun kita sering sulit dan pelit kalau harus memberikan entah waktu, tenaga dan pikiran kepada Tuhan dan negara . Kita berdoa , memohon dan berteriak kalau memerlukan bantuan dari Tuhan atau negara namun saat kita tidak perlu bantuan , kita seringkali ingat Tuhan pun tidak. Injil hari ini mengajak kita untuk jujur melihat diri kita dan berani berubah . Mari kita memberikan bukan hanya kewajiban kita kepada Tuhan dan negara tetapi kalau diperlukan berikanlah juga hak hak pribadi kita.

Doa.
Ya Tuhan maafkanlah kalau kami lebih sering menuntut berkat-Mu namun sulit kalau kami dituntut untuk memberikan diri kami kepada-Mu. Amin. 





Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata budi ktia
agar kita mengenal harapan panggilan kita.

RENUNGAN HARIAN, (SENIN 4 JUNI 2018)

Bacaan Liturgi Senin 4 Juni 2018

Bacaan Pertama  2Ptr 1:1-7
Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang bersama-sama kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Semoga kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kalian, oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus Tuhan kita. Kekuasaan-Nya yang ilahi telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh, berkat pengenalan akan Dia, yang memanggil kita dengan kuasa-Nya yang mulia. Dengan cara demikian Ia telah menganugerahkan kepada kita
janji-janji yang berharga dan sangat besar. Berkat janji-janji itu kalian boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia. Justru karena itu kalian harus sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu: kebajikan, dan kepada kebajikan: pengetahuan, dan kepada pengetahuan: penguasaan diri, kepada penguasaan diri: ketekunan,
dan kepada ketekunan: kesalehan, dan kepada kesalehan: kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara: kasih akan semua orang.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 91:1-2.14-15ab.15c-16
Ya Allahku, pada-Mulah aku percaya.
*Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada Tuhan,  "Tuhanlah tempat perlindungan dan kubu pertahananku, Allahku yang kupercayai."
*Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya,
Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakannya.
*Aku akan meluputkan dia dan memuliakannya, dengan umur panjang akan Kukenyangkan dia; kepadanya akan Kuperlihatkan keselamatan
yang datang dari pada-Ku.
Bait Pengantar Injil  Why 1:5ab
Yesus Kristus, Engkaulah saksi yang setia, yang pertama bangkit dari alam maut; Engkau mengasihi kami dan mencuci dosa kami dalam darah-Mu.

Bacaan Injil  Mrk 12:1-12
Pada suatu hari Yesus berbicara kepada imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan kaum tua-tua dengan perumpamaan, kata-Nya, "Adalah seorang membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya.
Ia menggali lubang tempat memeras anggur, dan mendirikan menara jaga. Kemudian disewakannya kebun anggur itu kepada penggarap-penggarap, lalu ia berangkat ke negeri lain. Ketika sudah tiba musim panen, ia mengutus seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu
untuk menerima sebagian dari hasil kebun. Tetapi hamba itu ditangkap dan dipukuli oleh para penggarap lalu disuruh pergi dengan tangan hampa. Kemudian pemilik kebun anggur itu menyuruh pula seorang hamba lain kepada mereka. Orang itu mereka pukuli sampai luka kepalanya, dan sangat mereka permalukan. Lalu pemilik itu  menyuruh seorang hamba lain lagi, dan orang ini mereka bunuh. Dan banyak lagi yang lain, ada yang mereka pukul, dan ada yang mereka bunuh. Kini tinggal satu orang, yakni puteranya yang kekasih. Dialah yang akhirnya diutus kepada mereka, sebab pikirnya, 'Puteraku pasti akan mereka segani.' Tetapi penggarap-penggarap itu berkata seorang kepada yang lain,  'Dia itulah ahli waris! Mari kita bunuh dia, maka warisan ini menjadi milik kita. Mereka menangkap dan membunuh dia, lalu melemparkannya ke luar kebun anggur itu. Sekarang apa yang akan dilakukan oleh pemilik kebun anggur itu? Ia akan datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, lalu mempercayakan kebun anggurnya kepada orang-orang lain. Tidak pernahkah kamu membaca ayat ini:
Batu yang dibuang oleh para tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Itulah tindakan Tuhan, suatu hal yang ajaib dalam pandangan kita." Lalu mereka berusaha untuk menangkap Yesus, karena mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan perumpamaan itu. Tetapi mereka takut kepada orang banyak. Maka mereka pergi dan membiarkan Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Ketika Yesus berhadapan dengan imam imam kepala, ahli ahli Taurat dan kaum tua tua, Ia berbicara tentang penggarap penggarap kebun anggur. Dengan begitu perumpamaan  tersebut , terutama ditujukan kepada mereka. Mengapa justru perumpamaan ini ditujukan kepada mereka ?
Karena  :
Pertama, 
imam imam kepala mempunyai sikap dasar yang cenderung merasa lebih dekat Tuhan dan merasa lebih suci.
Kedua,  
ahli ahli Taurat merasa ahli dan tahu persis hukum Taurat  yang diturunkan kepada Musa, Karena itu mereka merasa lebih tahu segalanya dan cenderung sombong.
Ketiga, 
 penatua penatua merasa lebih berpengalaman dan cenderung melecehkan dan meremehkan yang lain ......... yang lebih muda.
Penggarap penggarap kebun anggur itu merupakan gambaran dari umat Israel , bangsa yang terpilih. Merekalah yang pertama menerima kepercayaan untuk mengolah kebun anggur Allah yakni Kerajaan Allah, Kerajaan keselamatan namun mereka gagal menjadi rekan Allah yang baik sehingga keselamatan itu diambil dari mereka. Sikap dasar imam imam kepala, ahli Taurat dan kaum tua tua ini tidak hanya bertentangan dengan ke-Allah-an Yesus dan pewartaan-Nya.

Butir permenungan.
Sekarang kebun anggur itu sedang dipercayakan kepada kita  sebagai umat Kristiani. Kita adalah rekan kerja Allah yang baru untuk mewartakan karya keselamatan. Semoga kita tidak lalai oleh sikap sombong, egois dan tamak. Sebaliknya , kita menjadi rekan yang baik dan setia sehingga Kerajaan Allah berbuah dalam keselamatan hidup banyak orang. Bagaimana sikap kita sendiri? Apakah kita merasa lebih baik dari mereka?

Doa.
Ya Tuhan yang mahabaik, ajarilah kami umat-Mu , untuk menjadi rekan yang baik dan setia dalam mewartakan Kerajaan Allah, sehingga dapat menghasilkan buah yang melimpah,   Amin. 



Yesus Kristus, Engkaulah saksi yang setia, 
yang pertama bangkit dari alam maut; 
Engkau mengasihi kami dan mencuci dosa kami dalam darah-Mu.


RENUNGAN HARIAN, (MINGGU 3 JUNI 2018)

Bacaan Liturgi Minggu 3 Juni 2018
HR Tubuh dan Darah Kristus


Bacaan Pertama  Kel 24:3-8
Ketika Musa turun dari Gunung Sinai, dan memberitahukan kepada bangsa Israel segala firman dan peraturan Tuhan, maka seluruh bangsa itu menjawab serentak, "Segala firman yang telah diucapkan Tuhan itu,
akan kami laksanakan!" Lalu Musa menuliskan segala firman Tuhan itu.
Keesokan harinya, pagi-pagi, didirikannyalah mezbah di kaki gunung itu, dengan dua belas tugu sesuai dengan kedua belas suku Israel.
Kemudian disuruhnyalah orang-orang muda dari bangsa Israel
mempersembahkan kurban bakaran dan menyembelih lembu-lembu jantan sebagai kurban keselamatan kepada Tuhan. Sesudah itu Musa mengambil sebagian dari darah itu, lalu ditaruhnya ke dalam pasu,
sebagian lagi dari darah itu disiramkannya pada mezbah itu. Lalu diambilnya kitab perjanjian itu dan dibacakannya, dan bangsa itu mendengarkan. Lalu mereka berkata, "Segala firman Tuhan akan kami laksanakan dan kami taati!" Kemudian Musa mengambil darah itu dan memercikkannya kepada bangsa itu seraya berkata, "Inilah darah perjanjian yang diikat Tuhan dengan kamu, berdasarkan segala firman ini."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 116:12-13.15.16bc.17-18
Aku akan mengangkat piala keselamatan dan akan menyerukan nama Tuhan.
*Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan. *Sungguh berhargalah di mata Tuhan
kematian semua orang yang dikasihi-Nya. Ya Tuhan, aku hamba-Mu!
Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu!  Engkau telah melepas belengguku! *Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu,
dan akan menyerukan nama Tuhan; aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya,

Bacaan Kedua  Ibr 9:11-15
Saudara-saudara terkasih, Kristus telah datang sebagai Imam Agung
demi kesejahteraan masa yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan lebih sempurna, yang bukan buatan tangan manusia, -- artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, -- dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus
bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu,
tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat pelunasan yang kekal. Sebab, jika darah domba jantan dan lembu jantan dan percikan abu lembu muda mampu menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang atas dorongan Roh Abadi telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tidak bercacat; Betapa darah ini akan menyucikan hati nurani kita
dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup. Karena itu Kristus adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil
dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Yoh 6:51
Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. Dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.

Bacaan Injil  Mrk 14:12-16.22-26
Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi, pada waktu orang menyembelih domba Paskah, murid-murid berkata kepada Yesus,
"Ke tempat mana Engkau kehendaki kami pergi untuk mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?" Lalu Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan, "Pergilah ke kota! Di sana kamu akan bertemu dengan seorang yang membawa kendi berisi air. Ikutilah dia, dan katakanlah kepada pemilik rumah yang dimasukinya: Guru berpesan: Di manakah ruangan yang disediakan bagi-Ku untuk makan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku? Lalu orang itu akan menunjukkan kepadamu sebuah ruangan yang besar, yang sudah lengkap dan tersedia. Di situlah kamu harus mempersiapkan perjamuan Paskah untuk kita!" Maka berangkatlah kedua murid itu. Setibanya di kota, didapati mereka semua seperti yang dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu mereka mempersiapkan Paskah. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat,  membagi-bagi roti itu lalu memberikannya kepada para murid seraya berkata, "Ambillah, inilah tubuh-Ku!" Sesudah itu Ia mengambil cawan,
mengucap syukur, lalu memberikannya kepada para murid, dan mereka semua minum dari cawan itu. Dan Yesus berkata kepada mereka,
"Inilah darah-Ku, darah perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya Aku tidak lagi akan minum hasil pokok anggur sampai pada hari Aku meminum yang baru, yaitu dalam Kerajaan Allah." Sesudah menyanyikan lagu pujian, pergilah mereka ke Bukit Zaitun.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan,
Ada kebiasaan yang sangat baik di paroki paroki, pada hari ini diadakan penerimaan komuni pertama. Hari  yang di nanti nantikan oleh anak anak ini pastilah disiapkan sebaik baiknya.  Meskipun demikian, seperti apapun baiknya persiapan, pemahaman dan penghayatan para peserta komuni pertama mengenai Ekaristi pastilah belum lengkap. Ekaristi merupakan bahan katakese yang tidak akan pernah habis tergali. Bahkan seorang imam, guru rohani yang terkenal menulis, “Setiap hari saya merayakan Ekaristi....... Meskipun demikian  saya bertanya tanya , apakah saya mengetahui yang saya kerjakan? Apakah orang orang yang berdiri atau duduk disekitar meja bersama saya mengetahui sedang mengambil bagian apa?” Pertanyaannya yang paling penting akhirnya adalah “ Apakah sungguh sungguh terjadi sesuatu yang membentuk kehidupan kita sehari hari, kita ...... sekalipun  perayaan Ekaristi itu begitu biasa?  Memang ada yang seharusnya sungguh sungguh terjadi , yaitu pembaharuan hidup.  Salah satu penjelasan dapat didasarkan pada kata kata Rasul Paulus, “ Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitahukan kematian Tuhan sampai Ia datang” ( 1 Kor 11,26) Tuhan rela wafat di kayu salib demi keselamatan kita.  Memberitakan kematian Tuhan pertama tama berarti mengalami daya penyelamatan yang membarui kehidupan ini. Selanjutnya , sebagai pribadi yang sudah diperbaharui itulah , kita semua menjalankan perutusan untuk mewartakan kematian Tuhan. Dengan kata lain, Ekaristi semestinya semakin meneguhkan iman kita , semakin mendorong kita untuk membangun persaudaraan dan semakin menjiwai pelayanan kita.  Gagasan mengenai pembaruan hidup ini juga bisa kita timba dari doa yang menyertai tindakan imam mencampurkan air kedalam anggur pada waktu persembahan.  “ Sebagaimana dilambangkan oleh pencampuran air dan anggur ini , semoga kami boleh mengambil bagian dalam keilahian Kristus , yang telah berkenan menjadi manusia seperti kami.” Dengan kata lain , dalam Ekaristi , hidup kita dijadikan semakin ilahi , semakin serupa dengan Kristus.

Butir permenungan.
Dalam Ekaristi , kita dijadikan semakin serupa dengan Kristus ,
Ya Tuhan, Engkau telah bersabda kepada rasul-rasul-Mu:  Aku menyertai kalian hingga dunia akhirat; di dalam sakramen ini Engkau sungguh-sungguh berdiam di antara kami dan Engkau pun mendengarkan setiap orang yang berbicara kepada-Mu. Di sini tegaklah singgasana rahmat-Mu dan Engkaulah sungguh-sungguh Imanuel: Allah beserta kami.  Tinggallah bersama kami, ya Tuhan, lindungilah umat kudus-Mu terhadap serangan musuh, dan janganlah jemu-jemunya melimpahi kami dengan anugerah-anugerah dari tempat kediaman-Mu di tengah-tengah kami. Tinggallah bersama kami dan janganlah biarkan kami sendirian, jadilah terang yang menyuluh jalan yang harus kami lalui.

Doa.
Ya Tuhan, ajarilah kami umat-Mu untuk semakin mencintai Ekaristi yang merupakan puncak hidup umat Kristiani. Amin.






Akulah roti yang telah turun dari surga,
bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu
dan mereka telah mati.  Barangsiapa makan roti ini,
ia akan hidup selama-lamanya
Dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, 
yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.


RENUNGAN HARIAN, (SABTU 2 JUNI 2018)

Bacaan Liturgi Sabtu 2 Juni 2018
PF S. Marselinus dan Petrus, Martir

Bacaan Pertama  Yud 17:20b-25
Saudara-saudara terkasih, ingatlah akan apa yang dahulu telah dikatakan kepadamu, oleh rasul-rasul Tuhan kita Yesus Kristus.
Maka bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci,
dan berdoalah dalam Roh Kudus. Peliharalah dirimu dalam kasih Allah
sambil menantikan rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal. Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu,
renggutlah mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai rasa takut kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa. Allah berkuasa menjaga kalian supaya jangan tersandung. Ia membawa kalian tanpa noda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya. Bagi Dia, Allah yang Esa, Juruselamat kita, dengan perantaraan Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa
sebelum segala abad, sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 63:2.3-4.5-6
Jiwaku haus akan Dikau, ya Tuhan, Allahku.
*Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus akan Dikau, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus,
yang tiada berair. *Demikianlah aku rindu memandang-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan dan kemuliaan-Mu. Sebab kasih setia-Mu lebih baik daripada hidup; bibirku akan memegahkan Dikau. *Aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu. Seperti dijamu lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan,
bibirku bersorak-sorai, mulutku memuji-muji.

Bait Pengantar Injil  Kol 3:16a.17c
Semoga sabda Kristus tinggal dalam diri kalian secara melimpah.  Bersyukurlah dengan perantaraan Kristus kepada Allah Bapa kita.

Bacaan Injil  Mrk 11:27-33
Beberapa waktu sesudah mengusir para pedagang dari halaman bait Allah, Yesus dan murid-murid-Nya tiba kembali di Yerusalem. Ketika Yesus sedang berjalan-jalan di halaman Bait Allah, datanglah kepada-Nya imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua. Mereka bertanya kepada Yesus, "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu, sehingga Engkau melakukan hal-hal itu?" Yesus menjawab mereka, "Aku akan mengajukan satu pertanyaan kepada kalian. Jawablah Aku, dan Aku akan mengatakan, dengan kuasa mana Kulakukan hal-hal itu.
Pembaptisan Yohanes itu dari surga atau dari manusia? Jawablah!"
Mereka memperbincangkannya seraya berkata, "Jikalau kita katakan 'Dari Allah,' Ia akan berkata, 'Kalau begitu, mengapakah kalian tidak percaya kepada-Nya?' Tetapi masakan kita katakan 'Dari manusia'."
Sebab mereka takut kepada orang banyak, karena semua orang menganggap bahwa Yohanes betul-betul seorang nabi. Maka mereka menjawab Yesus, "Kami tidak tahu." Maka kata Yesus kepada mereka,
"Jika demikian, Aku pun takkan mengatakan kepada kalian, dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Waton suloyo merupakan ungkapan bahasa Jawa yang artinya asal berbeda, asal bikin ramai atau konflik. Ada orang yang sukanya memang konflik. Dimana mana asalkan dia datang tentu terjadi keributan, Bila itu suatu kelompok yang biasa bersenda gurau , waton suloyo itu justru bikin suasana menjadi ramai dan hidup. Segar begitu. Namun apabila itu suatu kelompok yang serius, sikap waton suloyo itu akan membikin suasana menjadi tegang.
Para imam kepala, ahli Taurat dan kaum tua tua pada Injil hari ini tergolong orang orang yang waton suloyo, Kenapa ? Karena mereka bertanya kepada Yesus mengenai asal usul kuasa-Nya. Para pemuka itu waton suloyo sebab bukankah sudah jelas bahwa kuasa Yesus itu berasal dari Allah sendiri. Buktinya ialah bahwa Yesus  membuat macam macam hal seperti mukzijat yang hanya mungkin datang dari Allah , Lha kok masih bertanya lagi?
Model waton suloyo sebenarnya sering kita jalani juga dalam hidup rohani kita, sudah jelas bahwa hari Minggu itu acara kita kegereja untuk misa, lha kok masih diskusi mau misa tidak ya?  Sudah jelas kalau sebelum tidur dan bangun tidur itu harus terus berdoa, lha kok masih mikir mikir mau doa enggak ya?  Sudah jelas kalau ada pengemis yang datang dan minta minta, mestinya kita memberi langsung  semampu dan serelanya, lha kok masih diskusi diberi atau tidak ya orang itu, soalnya ia masih muda dan kuat begitu? Inilah contoh contoh mentalitas waton suloyo.

Butir permenungan.
Sudah jelas harus berbuat baik ini itu atau berdoa ini itu kok masih berdiskresi alias pikir pikir.  Kenapa mikir mikir lagi ? Ah waton suloyo saja.   

Doa,
Ya Tuhan yang mahatahu, ajarilah kami umat-Mu jangan ragu ragu atau mempunyai sifat waton suloyo dalam menghadapi kehidupan ini. Amin.



Semoga sabda Kristus tinggal dalam diri kalian secara melimpah.  Bersyukurlah dengan perantaraan Kristus kepada Allah Bapa kita.


RENUNGAN HARIAN, (JUMAT 1 JUNI 2018)

Bacaan Liturgi 1 Juni 2018
PW S. Yustinus, Martir

Bacaan Pertama  1Ptr 4:7-13
Saudara-saudara terkasih, kesudahan segala sesuatu sudah dekat.
Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kalian dapat berdoa. Tetapi yang terutama ialah kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa. Hendaknya saling memberi tumpangan tanpa bersungut-sungut. Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah. Jika seseorang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan sabda Allah; Jika ada seorang melayani,
baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah,
supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus.
Dialah yang memiliki kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.  Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kalian heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atasmu. Sebaliknya, bersukacitalah,
sesuai dengan bagian yang kalian dapat dalam penderitaan Kristus.
Dengan demikian kalian juga boleh bergembira dan bersukacita
pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur   Mzm 96:10.11-12.13
Tuhan datang menghakimi bumi.
*Katakanlah di antara bangsa-bangsa: "Tuhan itu Raja! Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran."
*Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai, biarlah gemuruh laut serta segala isinya, biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya, dan segala pohon di hutan bersorak-sorai.
*Biarlah mereka bersukacita di hadapan Tuhan, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.
Bait Pengantar Injil   Yoh 15:16
Aku telah memilih kalian dari dunia, agar kalian pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap.

Bacaan Injil  Mrk 11:11-26
Pada waktu Yesus tiba di Yerusalem, Ia masuk ke Bait Allah,  dan meninjau semuanya. Tetapi karena hari sudah hampir malam, Ia keluar ke Betania bersama dengan kedua belas murid-Nya. Keesokan harinya,
sesudah mereka itu meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar. Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja,
sebab memang bukan musim buah ara. Maka kata Yesus kepada pohon itu, "Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!" Ucapan itu terdengar pula oleh para murid. Maka Yesus dan murid-murid-Nya di Yerusalem. Sesudah masuk ke Bait Allah, mulailah Yesus mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan-Nya, dan Ia tidak mengijinkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah. Lalu Ia mengajar mereka, "Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kalian ini telah menjadikannya sarang penyamun!" Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mendengar tentang peristiwa itu. Maka mereka berusaha untuk membinasakan Yesus. Tetapi mereka takut kepada-Nya, sebab mereka melihat orang banyak takjub akan pengajaran-Nya. Menjelang malam mereka keluar lagi dari kota. Pagi-pagi Yesus dan murid-murid-Nya lewat, dan melihat bahwa pohon ara itu sudah kering sampai ke akar-akarnya. Maka teringatlah Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu berkata kepada Yesus, "Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering." Yesus menjawab mereka, "Percayalah kepada Allah!
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung itu, 'Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut,' maka hal itu akan terjadi, asal ia tidak bimbang hati, tetapi percaya bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi. Karena itu Aku berkata kepadamu,
apa saja yang kalian minta dan doakan, akan diberikan kepadamu,
asal kalian percayalah bahwa kalian akan menerimanya. Dan jika kalian berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di surga
mengampuni kesalahan-kesalahanmu." Tetapi jika kalian tidak mengampuni, maka Bapamu yang di surga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Mengharukan sekali apabila melihat dan menyaksikan begitu banyak orang yang berdoa dengan sangat tekun dan sungguh sungguh. Di berbagai tempat perziarahan sering kita temukan orang orang yang semalam suntuk berdoa didepan patung Bunda Maria. Apalagi kalau mempunyai niat jam 2.00 pun mereka jalani. Berdoa dengan sungguh sungguh dan tekun, dilandasi iman kepercayaan yang besar, inilah yang diminta Yesus pada Injil hari ini. Ketika para murid heran bahwa Sabda Yesus telah membuat pohon ara itu kering dan mati.  Yesus menunjuk perlunya iman yang kuat agar apa yang dikatakan atau dimohon pada Tuhan terjadi. Percaya dan tidak bimbang , ini penting. Tuhan adalah pribadi yang paling ahli dalam merawat kehidupan. Jika tiap orang adalah tanaman, Dia tahu persis bagaimana harus merawatnya secara unik. Ini dilakukan agar tiap tanaman bisa bertumbuh dan menghasilkan buah yang baik secara maksimal dalam waktu yang tepat. Kekecewaan Tuhan terhadap pohon ara  yang tidak berbuah menjadi simbol kekecewaan-Nya terhadap umat yang tidak berbuah. Para pedagang yang diusir Yesus di Bait Allah adalah gambaran orang orang yang tidak berbuah dan telah membuat hati mereka sebagai pasar, penuh keramaian  dan kebisingan, pikiran untung dan rugi, dan bukan keheningan, kepercayaan dan kepasrahan kepada Tuhan. Keheningan, kepasrahan, itu hanya mengalir dari ketekunan hidup doa.

Butir permenungan.
Kapan hati kita sulit pasrah, hening dan percaya pada Tuhan? Kapan hati kita sulit berdoa? Lihat saja saat kita pegang handphone yang menyala di tas atau ikat pinggang atau saku kita, saat itulah kita sulit hening dan pasrah. Bagaimana akan hening kalau tiba tiba handphone berbunyi karena sms atau panggilan masuk.  Saat kita memikirkan kerja ini itu, buat ini itu, nah saat itulah hati kita sulit untuk hening dan percaya . 

Doa.
Ya Tuhan yang mahabaik, mampukanlah kami umat-Mu untuk tekun berdoa dan pasrah secara total kepada-Mu sehingga dapat menghasilkan buah sesuai kehendak-Mu. Amin. 





Aku telah memilih kalian dari dunia,
 agar kalian pergi dan menghasilkan buah, 
dan buahmu itu tetap.


May 26, 2018

RENUNGAN HARIAN, (KAMIS 31 MEI 2018)

Bacaan Liturgi Kamis 31 Mei 2018
Pesta S.P. Maria Mengunjungi Elisabet

Bacaan Pertama  Zef 3:14-18a
Bersorak-sorailah, hai puteri Sion, bergembiralah hai Israel! Bersukacitalah dan beria-rialah dengan segenap hati, hai puteri Yerusalem! Tuhan telah menyingkirkan hukuman yang dijatuhkan atasmu, Ia telah menebas binasa musuhmu. Raja Israel, yakni Tuhan, ada di tengah-tengahmu; Engkau tidak akan takut lagi kepada malapetaka. Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem, "Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lunglai! Tuhan Allahmu ada di tengah-tengahmu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bersukaria karena engkau, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, dan Ia bersorak gembira karena engkau seperti pada hari pertemuan raya."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Yes 12:2-3.4bcd.5-6
Agunglah di tengah-tengahmu: Yang Kudus, Allah Israel.
*Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gementar; sebab Tuhan Allah itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku.
*Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan.
*Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah nama-Nya, beritahukanlah karya-Nya di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah bahwa nama-Nya tinggi luhur!
*Bermazmurlah bagi Tuhan, sebab mulialah karya-Nya; baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi! Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion, sebab Yang Mahakudus, Allah Israel, agung di tengah-tengahmu!

Bait Pengantar Injil  Luk 1:45
Berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang telah dikatakan kepadanya akan terlaksana.

Bacaan Injil  Luk 1:39-56
Beberapa waktu sesudah kedatangan Malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya
dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring, "Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku,  anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana." Lalu kata Maria, "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah kudus. Rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya." Kira-kira tiga bulan lamanya Maria tinggal bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan
Hari ini kita menutup bulan Mei , bulan yang oleh umat Katolik dipersembahkan untuk menghormati Bunda Maria. Hari ini kita mendengar kisah mengenai kunjungan Maria kepada Elisabeth saudarinya, yang pada waktu itu tengah mengandung seorang anak laki laki , justru pada bulan yang keenam bagi dia yang disebut mandul itu ( Lukas 1:36)
Peristiwa perjumpaan dua wanita , Maria dan Elisabet menjadi sangat istimewa sehingga dikatakan bahwa anak yang didalam rahim Elisabet melonjak kegirangan ketika mendengar salam yang diberikan Maria kepadanya dan dia pun penuh dengan Roh Kudus (ay  41)  Mengapa kunjungan Maria kepada Elisabet bisa menimbulkan kegembiraan? Apakah karena Elisabet merasa akan mendapat “rewang” (seorang yang akan membantu dia) selama masa kehamilannya? Mungkin, tetapi  kalau hanya itu alasannya, kegembiraan itu hanya menjadi milik Elisabet seorang. Padahal penulis Injil menulis bahwa anak yang dikandung Elisabet melonjak kegirangan. Lalu apa yang menyebabkan kegembiraan itu.   Jawabnya adalah Yesus.  Ketika Maria menerima tawaran Malaikat Gabriel untuk turut serta dalam rencana dan karya keselamatan Allah, sejak saat itu, Maria telah membawa Yesus didalam rahimnya.Yesus yang sudah berada dalam diri Maria itulah yang kemudian menjadi alasan mengapa Elisabet dan anak yang berada dalam kandungannya melonjak kegirangan karena mendengar salam yang diberikan Maria. Akhirnya , kunjungan dan sapaan sala yang diberikan Maria kepada Elisabet dapat diartikan sebagai kunjungan dan sapaan Yesus  kepada umatnya dan itu terjadi sekali lagi oleh karena Maria yang membawa Yesus di dalam dirinya . Dan itulah yang membawa sukacita.  Santa Maria memberi contoh dan teladan kepada kita bagaimana kunjungan persaudaraan seharusnya dilakukan.

Butir permenungan
Sudahkah kunjungan yang kita lakukan mengikut sertakan Allah didalamnya?  Ketika kunjungan persaudaraan itu disertai dan dijiwai oleh kasih Allah, kunjungan yang kita lakukan akan membawa sukacita , damai dan kegembiraan bagi yang kita kunjungi . Bukankah kita ingin agar kehadiran kita membawa sukacita bagi sesama? Kalau begitu, bawalah selalu Allah dalam kehidupan kita.

Doa.
Ya Tuhan yang mahabaik, ajarilah kami umat-Mu untuk selalu  mengikut sertakan  Allah didalam kami melakukan kunjungan persaudaraan. Amin.


Berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang telah dikatakan kepadanya akan terlaksana.