May 16, 2018

RENUNGAN HARIAN, (RABU 23 MEI 2018)

Bacaan Liturgi Rabu 23 Mei 2018

Bacaan Pertama  Yak 4:13-17
Saudara-saudara terkasih, ada di antara kalian yang berkata, "Hari ini atau esok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun, dan berdagang serta mendapat untung." Padahal kalian tidak tahu apa yang akan terjadi esok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu seperti uap yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap. Seharusnya kalian berkata, "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu." Tetapi sekarang kalian memegahkan diri dalam congkakmu,  dan semua kemegahan yang demikian adalah salah. Jadi jika orang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya,
ia berdosa.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Mzm 49:2-3.6-7.8-10.11
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, sebab merekalah yang empunya Kerajaan surga.
*Dengarlah, hai bangsa-bangsa sekalian, pasanglah telinga, hai semua penduduk dunia, baik yang hina maupun yang mulia, baik yang kaya maupun yang miskin!
*Mengapa aku takut pada hari-hari celaka pada waktu aku dikepung oleh kejahatan para pengejarku, yang percaya akan harta bendanya,
dan memegahkan diri karena banyaknya kekayaan mereka?
*Tidak seorang pun dapat membebaskan diri, atau memberikan tebusan kepada Allah ganti nyawanya! Terlalu mahallah harga pembebasan nyawanya, dan tidak terjangkau untuk selama-lamanya -- kalau ia ingin hidup abadi dengan tidak melihat liang kubur.
*Sungguh, ia akan melihat: orang-orang yang mempunyai hikmat itu mati, orang-orang bodoh dan dungu pun semuanya binasa dan meninggalkan harta benda mereka untuk orang lain.

Bait Pengantar Injil  Yoh 14:6
Akulah jalan, kebenaran dan kehidupan, sabda Tuhan.
Tiada orang sampai kepada Bapa, tanpa melalui Aku.
Bacaan Injil  Mrk 9:38-40
Pada suatu hari Yohanes berkata kepada Yesus,  "Guru, kami melihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu.
Lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita." Tetapi Yesus berkata, "Jangan kalian cegah dia! Sebab tak seorang pun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia memihak kita."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Saat  menyusun agenda program kegiatan kita, entah untuk bulan depan atau tahun depan, kita sering amat yakin bahwa kita akan serba oke pada waktu itu. “Oh ya, tanggal 30 Juni bulan depan saya bisa. Saya tidak ada acara apa apa. Ada orang bertanya .” Tanggal 21  April tahun depan kakak ada acara tidak? Kakak diminta memberi seminar mengenai peran wanita dalam Gereja” tanya seseorang. Lalu orang yang disebut kakak itu menjawab,  “ Saya belum mempunyai rencana,  Oke , saya bisa memberi seminar tanggal 21  April tahun depan, saya kan catat dalam agenda.” Bukankah kita cukup biasa dengan penentuan acara program kegiatan kita dimasa depan?
Bacaan pertama hari ini tentu menyadarkan kita yang sering sok pasti dan yakin akan hidup kita. Santo Yakobus menasehati agar kita jangan terlalu sok yakin akan hidup kita. Bukankah kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok? Apa arti hidup kita? Hidup kita itu seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Santo Yakobus mengusulkan agar kita tidak sok yakin dan pasti dengan apa yang kita lakukan dimasa depan. Biarlah kita berkata begini “ Jika Tuhan menghendaki, saya akan ikut .................. saya akan hadir dalam acara itu  ....dst”
Dalam Injil Tuhan Yesus meminta kita terbuka terhadap siapapun yang berbuat baik seperti membuat mukjizat demi nama-Nya , meski bukan kelompok murid. Tuhan bisa berkarya dengan berbagai cara dan melalui aneka ragam orang.  Kita tidak perlu iri hati kalau melihat orang lain mengusir roh jahat atau menyembuhkan , karena mereka itu sangat dekat dengan Tuhan Yesus. Kita hanya perlu melihat kembali kedekatan kita dengan Yesus dan memperbaharui hidup kita agar selalu semakin dekat dengan Tuhan Yesus.  Apakah kita sudah menyerahkan diri secara  penuh atau hanya setengah setengah ? Nasihat bijaksana Santo Yakobus itu tentu tidak dimaksudkan agar kita tidak usah membuat rencana apa apa dimasa mendatang. Santo Yakobus mengajak kita untuk menyerahkan segala peristiwa dan kegiatan hidup kita  pada Allah sendiri. Yang paling perlu ialah sebanyak banyak berbuat baik dan siap bekerja sama dengan siapapun orangnya. 

Butir permenungan.
Jika orang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa. (Yak 4.17)  Didunia selalu ada dua hal yang bertentangan.  Seperti halnya Tuhan yang selalu memberi kebebasan kepada manusia untuk memilih jalan-Nya atau jalan dunia.  Namun sekalipun Tuhan memberi kebebasan kepada manusia untuk memilih, Ia juga selalu menuntun agar manusia dapat membuat pilihan yang benar sesuai dengan kehendak-Nya . Meski pada akhirnya keputusan kembali ke diri manusia sendiri.   Setiap kali saya hendak melayani selalu dihadapkan pada dua pilihan : mempersiapkan pelayanan dengan sebaik baiknya atau bersikap seolah mengandalkan Tuhan tanpa mengambil bagian didalamnya alias lepas tangan. Yang saya lakukan adalah selalu mengambil bagian dengan melakukan persiapan yang terbaik , meski pada akhirnya pelayanan itu harus mengikuti bimbingan-Nya.Karena saya percaya Tuhan selalu hadir dalam persiapan yang saya lakukan. Bagi saya , jika saya  memilih untuk bersantai dengan dalih “ Tuhan pasti menolong” tanpa saya melakukan apapun, sama saja saya adalah orang yang sombong. Menginginkan Tuhan bekerja dalam pelayanan , tetapi saya tidak merendahkan hati dihadapan-Nya melalui persiapan.  Kesombongan adalah dosa , dan pelayan yang berdosa tidak layak menjadi tempat Tuhan bertahta. 
Mari membuat pilihan yang berkenan dihati Tuhan, agar hidup kita semakin menyenangkan dan berkenan di hati-Nya.

Doa.
Ya Tuhan yang mahabaik, jadikanlah kami umat-Mu sebagai alat penyalur kuasa-Mu keatas dunia ini, agar dunia kami menjadi dunia yang penuh damai dan aman. Amin.




Akulah jalan, kebenaran dan kehidupan,
sabda Tuhan.
Tiada orang sampai kepada Bapa,
tanpa melalui Aku.


0 komentar:

Post a Comment