Jamuan terakhir Jesus bersama murid - muridNya

Jesus meredakan badai

Jesus bersama Joseph dan Maria

Jesus mencintai anda semua

Jesus naik ke Surga

November 30, 2016

RENUNGAN HARIAN, (KAMIS 1 DESEMBER 2016)

Bacaan Liturgi Kamis 1 Desember 2016

Bacaan Pertama  Yes 26:1-6
Pada waktu itu nyanyian ini akan dinyanyikan di tanah Yehuda: "Kita mempunyai kota yang kuat! Tuhan telah memasang tembok dan benteng untuk keselamatan kita. Bukalah pintu-pintu gerbangnya, agar masuklah bangsa yang benar dan yang tetap setia. Engkau menjaga orang yang teguh hatinya dengan damai sejahtera,  sebab ia percaya kepada-Mu. Percayalah kepada Tuhan selama-lamanya, sebab Tuhan Allah adalah gunung batu yang kekal. Kota-kota di atas gunung telah ditaklukkan-Nya; benteng-benteng yang kuat telah dirobohkan-Nya, diratakan dengan  tanah dan dicampakkan-Nya menjadi debu. Kaki orang-orang sengsara dan telapak orang-orang lemah akan menginjak-injaknya." 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 118:1.8-9.19-21.25-27a
Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan.
*Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya. 
Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada insan! Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada para bangsawan! 
*Bukakan aku pintu gerbang kebenaran, aku hendak masuk ke dalamnya, 
hendak mengucap syukur kepada Tuhan. Inilah pintu gerbang Tuhan, orang -orang benar akan masuk ke dalamnya. Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjawab aku dan telah menjadi keselamatanku. 
*Ya Tuhan, berilah kiranya keselamatan! Ya Tuhan, berilah kiranya kemujuran! Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan! Kami memberkati kamu dari dalam rumah Tuhan. Tuhanlah Allah, Dia menerangi kita. Ikatkanlah korban hari raya itu dengan tali pada tanduk-tanduk mezbah.

Bait Pengantar Injil  Yes 55:6
Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya, selama Ia dekat.

Bacaan Injil  Mat 7:21.24-27
Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku, 'Tuhan! Tuhan' akan masuk Kerajaan Surga, 
melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga. Semua orang yang mendengar perkataan-Ku dan melakukannya, ia sama dengan orang bijaksana yang membangun rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu. Tetapi rumah itu tidak roboh sebab dibangun di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang bodoh, yang membangun rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu. Maka robohlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya." 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Setiap orang yang percaya kepada Tuhan hendaklah menaruh hidupnya kepada perintah dan ajarannya, sebab ajaran Tuhan seperti pelita yang menerangi langkah manusia, ketika kegelapan melanda kehidupannya.  Ajaran Tuhan merupakan pedoman dan tuntunan untuk menemukan arti dan makna hidup yang sebenarnya. Matius dalam Injil hari ini menjelaskan hal itu. Orang yang percaya kepada Tuhan dengan mendengarkan perkataan dan melaksanakan ajaran-Nya merupakan orang yang bijaksana.  Orang bijaksana diumpamakan dengan orang yang membangun rumah diatas batu, sehingga tidak roboh ketika badai dan banjir melanda. Sedangkan orang yang mengabaikan ajaran Tuhan adalah orang bodoh, mereka membangun rumah diatas pasir. Ketika banjir datang , rumah mereka hancur karena tidak kokoh.
Ajaran Tuhan adalah dasar yang memungkinkan kita bertahan hidup. Ketika badai penderitaan dan cobaan datang setidaknya ada dasar kokoh bagi kita untuk bertahan. Jika kita tidak mempunyai pegangan yang kokoh,  maka kita seperti orang bodoh yang membangun rumah diatas pasir. Ketika badai datang , dengan mudahnya kita hancur dan terbawa badai.  Ketika Yesus disalibkan, hanya satu kekuatannya, yaitu kehendak Allah.  Yesus terbuka terhadap perkataan dan kehendak Allah sehingga Dia begitu kuat dan akhirnya menyelesaikan misi-Nya.
Kisah hidup dan kemartiran Beato Dionisius  dan Redemptus yang kita peringati hari ini ,  secara khusus menarik karena beberapa alasan :
Pertama, kedua orang suci ini meninggalkan karier mereka yang kurang lebih sudah mapan dan mengikuti panggilan Tuhan untuk menjadi imam / biarawan Karmelit pada usia yang tidak muda lagi. Dengan demikian, kisah hidup mereka menunjukkan kepada kita bahwa hidup adalah peziarahan mencari makna. Mereka dapat menjadi teladan pada kita semua, agar kita tidak merasa puas kalau hanya ikut arus dan sebatas mencari hal hal yang menyenangkan saja.
Kedua, kedua orang suci ini dengan tabah menyongsong kematian mereka sebagai martir di Indonesia dengan hati yang tabah penuh iman. Kemartiran mereka berawal dari  konflik kepentingan dagang antara kongsi dagang  Belanda dan Portugis. Dalam konflik dagang itu, agama dijadikan alat untuk menyulut kebencian dalam rangka memenangkan konflik kepentingan dagang.. Dengan cara itu akhirnya kedua orang suci itu dibunuh karena mereka adalah orang Katolik. Padahal mereka datang ke Aceh dengan membawa misi perdamaian  dan persahabatan. Butir yang kedua ini menunjukkan kepada kita, betapa keserakahan , nafsu untuk mencari untung dapat membunuh suara hati dan menghalalkan segala cara. Bukankah keserakahan  seperti ini  yang sedang kita saksikan  di panggung dunia saat ini? Ada yang dengan ironis mengatakan sila pertama Pancasila Ke – Tuhan - an yang Mahaesa sudah diganti Keuangan yang Mahakuasa. 

Butir permenungan
Masa penantian penuh harap akan kedatangan Sang Imanuel menjadi kesempatan bagi kita. Dalam masa itu, kita dapat mewujudkan kesiapan hati untuk terbuka menerima hal hal baik dan nilai nilai baru. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah mendasari hidup kita dengan dasar dasar yang kokoh  Itu semua dapat dilakukan layaknya seorang yang akan membangun  rumah.
Pembangunan rumah dengan dasar yang kokoh tampaknya menjadi aktual dengan peristiwa gempa yang melanda beberapa daerah dinegara kita ini.  Dalam hal ini , Begawan Arsitek lulusan Jerman  Romo Mangunwijaya (alm) pernah mengingatkan kita untuk membangun rumah dengan menggunakan bahan bahan yang akrab  dengan alam Indonesia , misalnya kayu atau bambu. Romo Mangun ternyata membawa kita kembali pada kearifan lokal warisan nenek moyang. Kita bisa melihat hasil karyanya, komplek Gua Maria Lourdes Sendangsono, rumah rumah dibantaran Kali Code, serta beberapa rumah gaya Jawa dan gaya campuran yang ternyata tahan gempa dan natural.
Dengan konsep pembangunan rumah ala Romo Mangun , kita diingatkan untuk peduli dengan alam semesta tempat kita hidup , untuk peka dan tidak membangun “hanya” sekedar berdasarkan trend zaman.
Belajar dari semua itu, bagaimana kita membangun  kehidupan kita? Kekokohan hidup kita senantiasa akan diuji oleh berbagai hal. Siapkah kita bila diri kita sewaktu waktu “roboh” dan menghadap Bapa?
Kenangkanlah para pejuang yang mati karena mereka memperjuangkan  kebenaran dan keadilan. Berdoalah agar harapan akan damai sejahtera sejati (bdk Yesaya 11:6-10) tidak akan pernah padam.

Doa
Ya Bapa yang Mahabaik, limpahkanlah damai sejahtera kepada keluarga kami, agar kami dapat semakin dekat dengan –Mu, dan selalu melaksanakan kehendak-Mu. Amin



November 29, 2016

RENUNGAN HARIAN, (RABU 30 NOVEMBER 2016)

Bacaan Liturgi Rabu 30 November 2016
Pesta S. Andreas, Rasul

Bacaan Pertama  Rom 10:9-18
Saudara-saudara, jika kamu mengaku dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hati bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.  Karena Kitab Suci berkata, "Barangsiapa percaya kepada Dia tidak akan dipermalukan." Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan semua orang, dan Dia kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya. Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika tidak mendengar tentang Dia? Bagaimana mereka  mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika tidak diutus? Seperti ada tertulis, "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!"  Tetapi tidak semua orang telah menerima kabar baik itu. Yesaya sendiri berkata, "Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami?" Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran dari firman Kristus. Tetapi aku bertanya, Adakah mereka tidak mendengarnya? Sungguh, mereka telah mendengarnya!
"Suara mereka sampai ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi." 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 19:2-3.4-5
Di seluruh bumi bergemalah suara mereka.
*Langit menceritakan kemuliaan Allah,
 dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain, dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut. 
*Meskipun tidak berbicara,
 dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.

Bait Pengantar Injil  Mat 4:19
Mari, ikutlah Aku, sabda Tuhan, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.

Bacaan Injil  Mat 4:18-22
Pada suatu hari, ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka itu penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka, "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Mereka pun segera meninggalkan jalanya, lalu mengikuti Yesus. Setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka, dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.  Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan
“Mari, Ikutlah Aku.”  Demikian ajakan Yesus pada Petrus dan Andreas saudaranya.  Ajakan Yesus ini merupakan momentum yang merubah kehidupan Petrus dan Andreas. Dari penjala ikan menjadi penjala manusia.  Ajakan Yesus tidak hanya merubah  cara pandang kedua murid tentang bagaimana menjalani hidup tetapi merubah cara pandang mereka terhadap diri : dari pribadi yang bekerja untuk diri sendiri menjadi pribadi yang bekerja untuk keselamatan banyak orang, dari pribadi yang mengumpulkan untuk diri sendiri menjadi pribadi yang memberi kepada banyak orang. Dengan menjawab  dan merespon ajakan Yesus , Petrus dan Andreas  menerima konsekuensi untuk menghadapi penderitaan.Menjadi pengikut Yesus Kristus berarti siap memikul salib penderitaan  dan menyangkal  kepuasan diri sendiri. Kesediaan untuk memikul salib dan menyangkal diri telah dibuktikan dan ditunjukkan oleh santo Andreas yang kita peringati hari ini. Ia  berani mewartakan kabar sukacita tentang kerajaan Allah sampai mati disalibkan pada kayu yang berbentuk “X”  Melalui pembabtisan, kita semua menjawab dan merespon ajakan Yesus “ Mari Ikutlah Aku” Oleh sebab itu sebagai pengikut Yesus kita semua sepatutnya belajar terus menerus untuk berubah, Dari pribadi yang egois kepada pribadi yang altruis. Dari pribadi yang hanya mementingkan kebutuhan diri sendiri kepada pribadi yang memperhatikan kebutuhan orang lain. Selain itu melalui  pembabtisan , kita semua diajarkan bahwa salib penderitaan dan penyangkalan kepuasan diri bukanlah hal yang paling keji yang harus ditakuti. Melalui salib dan penyangkalan diri, kita menerima kelimpahan rahmat Allah dan menjadi pribadi pribadi baru yang hidup didalam kekudusan.

Butir permenungan
Pada renungan hari ini kita diajak untuk untuk meneladani kecintaan Santo Andreas kepada Tuhan Yesus yang tersalib. Disini dikutibkan tulisan Paus Benediktus XVI tentang kisah sengsara Andreas. Konon ia berkata begini :
Salam ya Salib, yang disucikan oleh Tubuh Kristus dan dihiasi oleh anggota Tubuh –Nya bagaikan mutiara yang amat berharga. Sebelum Tuhan ditahtakan padamu, engkau menjadi ketakutan dunia. Namun sekarang engkau diberkahi cinta surgawi , kau menjadi lambang anugerah. Orang orang beriman mengetahui darimu, betapa besar sukacita yang kamu miliki dan btapa banyak karunia yang kamu persiapkan . Sekarang aku datang dengan pasti dan penuh kegembiraan kepadamu, agar kamu juga menerima sukacita dariku sebagai murid dari Dia yang telah bergantung padamu .... Ya Salib yang terberkati berpakaian kemuliaan  dan keindahan Tubuh Tuhan .... Ambillah aku, bawalah aku dari orang orang  dan per baharui lah aku kepada Guru ku sehingga melalui engkau , Dia yang menebus ku lewat dirimu , berkenan menerima aku . Salam  ya Salib. Ya, sungguh salam. Tampak disini adanya sebuah spiritualitas Kristiani yang sangat mendalam. Salib tidak hanya dilihat sebagai alat penyiksaan melainkan lebih sebagai sarana yang tak ter bandingkan bagi gambaran sempurna pada Sang Penebus, pada  butir gandum yang jatuh di tanah. Disini kita memperoleh sebuah pelajaran yang sangat penting  “Salib kita sendiri baru mempunyai nilai apabila dilihat dan disatukan sebagi bagian dari Salib Kristus , bila cahaya Kristus menerangi salib salib kita . Hanya dengan Salib Kristus penderitaan kita dimuliakan dan memperoleh makna yang sebenarnya”
Marilah kita belajar pada Santo Andreas tentang ke siap sediaan nya  mengikuti Kristus , untuk mewartakan  Dia kepada semua orang dengan penuh semangat , dan khususnya , menjalin relasi yang penuh keakraban dengan Kristus, dan senantiasa sadar bahwa kita hanya memperoleh makna utama dari hidup dan kematian kita dalam Dia.
Panggilan para murid pertama menurut Matius  hari ini mengajak kita untuk bersemangat “segera” Dua kali Matius menggunakan kata segera (ay 20 dan 22) Tanggapan “segera” ini membuat yang menyuruh atau yang mengundang juga bersemangat murah hati, Bila kita segera mengerjakan ini-itu , tentu tidak akan ada tugas tugas yang tertunda. Pekerjaan hari ini biarlah selesai hari ini, esok hari sudah menunggu pekerjaan yang lain. Marilah kita mencontoh semangat para murid Yesus  dalam menanggapi panggilan yaitu dengan “segera”

Doa
Ya Allah , bantulah kami agar melalui penderitaan dan penyangkalan diri, kami semua menjadi kudus. Amin.


November 28, 2016

RENUNGAN HARIAN, (SELASA 29 NOVEMBER 2016)

Bacaan Liturgi Selasa  29 November 2016

Bacaan Pertama  Yes 11:1-10
Pada akhir zaman sebuah tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. Roh Tuhan akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh penasihat dan keperkasaan, roh pengenal dan takut akan Tuhan; ya, kesenangannya ialah takut akan Tuhan. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang.  Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan dengan kejujuran akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri. Ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik. Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang yang tetap terikat pada pinggangnya. Pada waktu itu serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan merumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya. Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anak-anaknya akan sama-sama berbaring, 
sedang singa akan makan jerami seperti lembu.
 Bayi akan bermain-main dekat liang ular tedung, dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak. Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus. Sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan Tuhan, seperti air laut yang menutupi dasarnya. Maka pada waktu itu taruk dari pangkal Isai akan berdiri sebagai panji-panji bagi para bangsa. Dia akan dicari oleh suku-suku bangsa, dan tempat kediamannya akan menjadi mulia. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 72:2.7-8.12-13.17
Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya, dan damai sejahtera berlimpah sampai selama-lamanya.
*Ya Allah, kiranya raja mengadili umat-Mu dengan keadilan dan menghakimi orang-orang-Mu yang tertindas dengan hukum! 
*Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya
 dan damai sejahtera berlimpah, sampai tidak ada lagi bulan! Kiranya ia memerintah dari laut sampai ke laut, 
dari sungai Efrat sampai ke ujung bumi!
 
*Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong,
 ia akan membebaskan orang tertindas dan orang yang tidak punya penolong; ia akan sayang kepada orang lemah dan orang miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang papa. *Biarlah namanya tetap selama-lamanya, kiranya namanya semakin dikenal selama ada matahari Kiranya segala bangsa saling memberkati dengan namanya, dan menyebut dia berbahagia.

Bacaan Injil  Luk 10:21-24
Pada waktu itu bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata, "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau  sembunyikan bagi orang bijak dan pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan di hati-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tiada seorang pun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang oleh Anak diberi anugerah mengenal Bapa." Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya dan berkata, 
"Berbahagialah mata yang melihat apa yang kalian lihat.
 Sebab Aku berkata kepada kamu, banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kalian lihat, namun tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kalian dengar, tetapi tidak mendengarnya." 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Hari ini kita mendengarkan kisah Injil , bagaimana Yesus ketika Ia merasa gembira. Yesus bergembira , bukan dalam daging, pesta pora dan perjamuan makan makan , tetapi dalam Roh Kudus, dengan doa dan pujian syukur. Apa yang membuat Yesus begitu bergembira? Yesus bergembira justru karena karya karya Allah yang begitu besar, dapat diterima oleh orang orang kecil dan sederhana. Pengenalan akan Bapa dan Yesus sebagai utusan Bapa yang satu dengan Bapa, juga menjadi bagian dari ungkapan syukur Yesus. Ia juga menyatakan bahwa para murid berbahagia karena telah melihat dan mendengar karya karya Tuhan bagi manusia.
Melalui pewartaan Injil para Rasul  dan Gereja turun temurun , kini anugerah keselamatan  itu kita dengarkan dan saksikan sendiri. Kita yang telah percaya kepada Kristus , turut serta dalam ucapan syukur Yesus, karena kita mengakui karya penebusan Allah dalam diri Yesus Kristus, dan kita mengenal Bapa  karena percaya pada sabda Yesus. Allah adalah kasih. Kasih itulah yang menjadi daya penyelamat Allah  bagi manusia dan menjadi daya bagi kita untuk hidup di dunia.
Kasih keselamatan Allah tidak datang secara tiba tiba, mengejutkan. Keselamatan Allah tidak datang seperti pencuri, yang waktunya tidak pernah kita tahu. Allah telah mempersiapkan kedatangan Putra-Nya melalui para nabi, Yesaya menjadi salah seorang yang ditugasi Allah untuk mempersiapkan umat-Nya. Ia mewartakan pengharapan akan keadilan dan kedamaian dimuka bumi ini.  Demikianlah kita pada masa Advent ini . Sebagaimana  Allah mempersiapkan umat-Nya  pada zaman Perjanjian Lama , demikian pula Gereja  mempersiapkan kita untuk menyambut kedatangan Tuhan dalam diri Kanak Kanak  Yesus. Yesus akan datang sebagai Raja Damai . Mereka yang layak menyambut kedatangan –Nya adalah orang orang yang takut akan Allah , takut jika kasih tidak lagi menjiwai hidupnya. Maka jangan biarkan kasih kita kepada sesama sampai memudar, bahkan terhadap orang yang terus membenci kita.
Usaha kita untuk tetap tekun dan setia dalam kasih , itulah yang melayakkan kita  menerima kedatangan Sang Juru Selamat.   

Butir permenungan.
Banyak alasan orang bergembira. Orang bergembira karena lulus ujian, naik kelas, diterima di perguruan tinggi  pilihannya, mendapat pekerjaan, ketemu jodoh. Orang mudah bersyukur setelah penantian yang cukup lama dikabulkan, yaitu mendapat buah hati. Kebahagiaan melebihi yang dibayangkan bisa membuat orang terkagum kagum dan tidak henti hentinya mengucap syukur.
Apakah kita hanya bisa bersyukur bila mengalami hal hal yang membahagiakan ? Apakah dengan hal hal yang tampaknya kecil di mata kita, kita tidak bisa bersyukur? Kesehatan badanlah anugerah yang paling besar . Bagaimana kita dapat bekerja, belajar, melayani orang lain bila tubuh kita tidak sehat? Bagaimana kita akan membantu orang lain bila pernafasan kita terganggu? Udara segar yang kita hirup setiap saat dengan gratis semestinya  sudah bisa membuat kita bersyukur. Mengapa tidak? Apakah kita merasa bahwa itu sudah semestinya? Bila demikian sikap kita , memang tidak mudah untuk bersyukur.
Sudah dari kecil orang tua kita mengajari kita untuk mengucapkan kata “terima kasih”  Sepantasnya kita mudah mengucapkan terima kasih untuk segala hal yang kita terima , tidak hanya barang , tetapi pelayanan , perhatian, dsb. Dua kata yang mudah untuk diucapkan , tetapi dalam kenyataannya menjadi kata yang sulit untuk keluar dari mulut kita. Yesus sudah mengajak kita untuk selalu bersyukur kepada Bapa atas semua yang dialami-Nya  Kalau tidak mulai sekarang kita melatih kembali, lalu kapan lagi?

Doa
Ya Bapa yang Mahabaik, limpahkanlah damai sejahtera kepada keluarga kami, agar kami dapat semakin dekat dengan –Mu, dan selalu melaksanakan kehendak-Mu. Amin


November 27, 2016

RENUNGAN HARIAN, (SENIN 28 NOVEMBER 2016)

Bacaan Liturgi Senin  28 November 2016
Bacaan Pertama  Yes 2:1-5
Inilah firman yang dinyatakan kepada Yesaya, putera Amos, tentang Yehuda dan Yerusalem. "Pada hari-hari yang terakhir akan terjadilah hal-hal ini: di atas gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit. Segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata, 'Mari, kita naik ke gunung Tuhan, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuh jalan itu. Sebab dari Sion akan keluar pengajaran, dan dari Yerusalem akan keluar sabda Tuhan.' Tuhan akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa 
dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa.
 Maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas. Bangsa yagn satu tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa yang lain, dan mereka tidak akan lagi berlatih perang. Hai kaum keturunan Yakub, mari kita berjalan di dalam terang Tuhan!" Demikianlah sabda Tuhan. 

Atau dalam tahun A (Yes 4:2-6)
 
Pada waktu itu tunas yang ditumbuhkan Tuhan akan menjadi permai dan mulia, dan hasil bumi akan menjadi kebanggaan serta kehormatan bagi orang-orang Israel yang selamat. Dan semua orang yang tertinggal di Sion 
dan yang tersisa di Yerusalem akan disebut kudus.
 Mereka itu ialah setiap orang di Yerusalem yang tercatat untuk beroleh hidup, apabila Tuhan telah membersihkan kekotoran puteri Sion dan menghapuskan segala noda darah Yerusalem dari tengah-tengahnya dengan roh yang mengadili dan yang membakar. Maka Tuhan akan menjadikan di atas seluruh wilayah Gunung Sion dan di atas semua pertemuan yang diadakan di situ, segumpal awan pada waktu siang dan segumpal asap serta sinar api yang menyala-nyala 
pada waktu malam.
 Sebab di atas semuanya itu akan ada kemuliaan Tuhan 
sebagai tudung dan pohon tempat bernaung terhadap panas terik
 pada waktu siang dan sebagai perlindungan serta persembunyian terhadap angin ribut dan hujan. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur   Mzm 122:1-4a.4b-7.8-9
Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku,
 
"Mari kita pergi ke rumah Tuhan." *Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku, "Mari kita pergi ke rumah Tuhan." Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem. 
*Hai Yerusalem, yang telah didirikan
 sebagai kota yang bersambung rapat, 
kepadamu suku-suku berziarah,
 yakni suku-suku Tuhan. 
*Untuk bersyukur kepada nama Tuhan
 sesuai dengan peraturan bagi Israel. 
Sebab di Yerusalemlah ditaruh kursi-kursi pengadilan,
 kursi-kursi milik keluarga Raja Daud. *Berdoalah untuk kesejahteraan Yerusalem: 
"Biarlah orang-orang yang mencintaimu mendapat kesentosaan. Biarlah kesejahteraan ada di lingkungan tembokmu, dan kesentosaan di dalam purimu!" *Oleh karena saudara-saudara dan teman-temanku aku hendak mengucapkan: 
"Semoga kesejahteraan ada di dalammu!"
 Oleh karena rumah Tuhan, Allah kita, aku hendak mencari kebaikan bagimu.

Bait Pengantar Injil  Mzm 80:4
Ya Allah, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka selamatlah kami.

Bacaan Injil  Mat 8:5-11
Pada waktu itu Yesus masuk ke kota Kapernaum. Maka datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan mohon kepada-Nya, "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita." Yesus berkata kepadanya, "Aku akan datang menyembuhkannya." Tetapi perwira itu menjawab, "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku. 
Katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.
 Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: 'Pergi!', maka ia pergi; dan kepada seorang lagi, 'Datang!', maka ia datang; ataupun kepada hambaku, 'Kerjakanlah ini!', 
maka ia mengerjakannya."
 Mendengar hal itu heranlah Yesus. Maka Ia berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya, "Aku berkata kepadamu, 
sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Kujumpai
 pada seorang pun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu, Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat, dan duduk makan bersama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Surga." 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan .
Seorang perwira Romawi datang kepada Yesus agar menyembuhkan hambanya yang sedang sakit lumpuh. Yesus mau pergi kerumah perwira itu, tetapi dilarangnya, "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku. 
Katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.
”  Perwira itu begitu menghormati orang Yahudi sehingga ia mencegah Yesus  masuk kerumahnya. Ia tahu bahwa orang Yahudi akan najis bila memasuki rumah bukan Yahudi.  Maka ia mendesak-Nya agar bertindak saja seperti biasa ia lakukan kepada bawahannya, yaitu cukup memberi perintah dan hambanya akan sembuh. Dengan demikian , betapa besar kepercayaan perwira itu akan kuasa penyembuhan Yesus.
Yesus kagum dan melihat iman sejati perwira itu . “ ....sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Kujumpai pada seorang pun di antara orang Israel....” lalu terjadilah penyembuhan jarak jauh, bukan karena kedermawanan perwira yang banyak membantu pembanguan rumah ibadat itu tetapi karena imannya  bahwa Allah hadir dalam diri Yesus untuk mengalahkan kuasa maut . Iman perwira itulah yang mendatangkan mukzijat penyembuhan dari Yesus bagi hambanya yang sakit lumpuh.
Perwira Romawi itu lambang orang kafir yang beriman akan Yesus sekaligus kritik tajam bagi bangsa Israel dan orang  orang Yahudi , juga para pengikut Yesus yang sesungguhnya tidak beriman. Menjadi jelas bahwa keselamatan yang yang dibawa Yesus bukan hanya untuk bangsa terpilih Israel dan orang orang Yahudi , tetapi untuk siapa pun yang percaya kepada Yesus, entah dari bangsa terpilih entah dari bangsa kafir sekalipun . Penyembuhan ini juga menegaskan betapa pentingnya peran iman orang yang bersangkutan  atau orang yang disekitarnya sebagai syarat mutlak demi terjadinya mukzijat. Dengan kata lain tanpa adanya iman , Yesus tidak akan pernah melakukan mukzijat , sebagaimana saat orang orang dikampung-Nya Nazaret meminta Yesus membuat mukzijat dan Ia tidak melakukan-Nya.
Kita kadang membanggakan diri sebagai pengikut Yesus tetap tidak berani memercayakan diri sepenuhnya kepada-Nya. Tidak jarang kita pun justru kalah beriman dari pada orang lain yang jelas jelas bukan pengikut Yesus . Mengapa ? Yesus telah menunjukkan  dan menjamin bahwa iman kepada-Nya meskipun dari orang yang bukan pengikut-Nya mendatangkan keselamatan.  Kita adalah pengikut pengikut Yesus zaman ini yang seharusnya percaya dan mengandalkan –Nya dengan sepenuh hati.

Butir permenungan.  
Bacaan bacaan hari ini menyebut kapan bangsa bangsa akan berkumpul dan berduyun duyun datang bersama saat Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya, saat Tuhan mengundang semua bangsa makan bersama dalam Kerajaan Surga  Itulah gambaran akhir jaman saat Tuhan menyelesaikan seluruh karya penyelamatan –Nya atas segala bangsa. Tuhan akan mempersatukan dan mengumpulkan semua bangsa. Saat itu akan terjadi damai , karena pedang akan ditempa menjadi mata bajak , tombak menjadi pisau pemangkas.
Pada hari ini memang umat manusia terpecah belah oleh berbagai hal , suku, ras, kulit, agama, bahasa, wilayah, adat dan budaya, pendidikan dll. Sabda Tuhan dalam bacaan bacaan hari ini mengingatkan kita bahwa sebenarnya dan aslinya semua umat manusia  dari manapun dan kapanpun dipanggil untuk bersatu dan bisa hidup bersama . Jaminannya hanya ada satu, Tuhan sendiri, Padahal Tuhan itu adalah Kasih. Maka, kunci pengikat dan pemersatu umat manusia akhirnya adalah KASIH , bukan uang, bukan agama, bukan karena adanya  pemerintahan dan hukum apapun termasuk hukum sebuah agama.

Doa.

Allah Bapa, Sumber Pengharapan, bantulah kami merindukan kedatangan Kristus, , Putra-Mu, Bila Ia tiba dan mengetuk, semoga kami didapati-Nya berjaga dalam doa dan menyambut-Nya dengan gembira. Amin.