Jamuan terakhir Jesus bersama murid - muridNya

Jesus meredakan badai

Jesus bersama Joseph dan Maria

Jesus mencintai anda semua

Jesus naik ke Surga

January 31, 2018

RENUNGAN HARIAN, (MINGGU 4 FEBRUARI 2018)

Bacaan Liturgi Minggu  4 Februari 2018

Bacaan Pertama  Ayb 7:1-4.6-7
Di dalam keprihatinannya Ayub berbicara kepada sahabatnya,  "Bukankah manusia harus bergumul di bumi, dan hari-harinya seperti hari-hari orang upahan? Seperti kepada seorang budak yang merindukan naungan, seperti orang upahan yang menanti-nantikan upahnya, demikianlah aku diberi bulan-bulan yang sia-sia, dan kepadaku ditentukan malam-malam penuh kesusahan. Bila aku pergi tidur, maka yang kupikirkan, "Bilakah aku akan bangun". Tetapi malam merentang panjang, dan aku dicekam oleh kegelisahan sampai dinihari.
Hari-hariku berlalu lebih cepat dari pada torak, dan berakhir tanpa harapan. Ingatlah, bahwa hidupku hanya hembusan nafas. Mataku tidak akan lagi melihat yang baik."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 147:1-2.3-4.5-6
Pujilah Tuhan, yang menyembuhkan orang-orang yang patah hati.
*Sungguh, bermazmur bagi Allah kita itu baik, bahkan indah, dan layaklah memuji-muji Dia. Tuhan membangun Yerusalem, Ia menghimpun orang-orang Israel yang tercerai-berai.
*Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka; Ia menentukan jumlah bintang-bintang masing-masing dipanggil dengan menyebut namanya.
*Besarlah Tuhan kita dan berlimpahlah kekuatan-Nya, kebijaksanaan-Nya tak terhingga. Tuhan menegakkan kembali orang-orang yang tertindas, tetapi orang-orang fasik direndahkan-Nya ke tanah.

Bacaan Kedua 1Kor 9:16-19.22-23
Saudara-saudara, memberitakan Injil bukanlah suatu alasan bagiku
untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku.
Celakalah aku jika aku tidak memberitakan Injil. Andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, maka pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku. Kalau demikian apakah upahku?
Upahku ialah bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil. Sebab sekalipun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku dapat memenangkan sebanyak mungkin orang. Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah.  Bagi semua orang aku menjadi segala-galanya, supaya sedapat mungkin aku memenangkan beberapa orang dari antara mereka.
Segala-galanya itu aku lakukan demi Injil, agar aku mendapat bagian dalamnya.
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Mat 8:17
Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.

Bacaan Injil  Mrk 1:29-39
Sekeluarnya dari rumah ibadat di Kapernaum Yesus, dengan Yakobus dan Yohanes, pergi ke rumah Simon dan Andreas. Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus. Yesus pergi ke tempat perempuan itu,
dan sambil memegang tangannya Yesus membangunkan dia,
lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka.
Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan.
Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. Yesus menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia. Keesokan harinya, waktu hari masih gelap, Yesus bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia. waktu menemukan Yesus, mereka berkata,
"Semua orang mencari Engkau." Jawab Yesus, "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana pun Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang." Lalu pergilah Yesus ke seluruh Galilea, memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan
Dalam salah satu audensi umum,  Paus Benediktus XVI  menyatakan bahwa masyarakat kita dewasa ini sedang mengalami kekeringan rohani. Iman terasa hampa, Media menunjukkan bahwa manusia seolah tidak lagi mengejar perdamaian dan persaudaraan. Mereka makin berkembang dalam teknologi dan ilmu pengetahuan, tetapi tidak bertumbuh dalam kesadaran terhadap nilai nilai kemanusiaan. Eksploitasi, manipulasi, kekerasan, penyimpangan, dan ketidakadilan merupakan cetusannya.
Pada saat seperti itu kita membutuhkan cinta,  makna dan harapan yang terkandung dalam pribadi Tuhan Yesus Kristus. Iman terwujud ketika manusia  dengan seluruh hati percaya kepada Allah sebagai Bapa yang mencintainya. Karena itu, Gereja membutuhkan pewarta pewarta yang tangguh.
Dalam Injil hari ini kita mendengar bahwa Yesus mengajak para murid-Nya  untuk pergi kekota kota lain dan mewartakan Injil, sebab untuk itulah Dia  datang. Bagi Tuhan Yesus, Injil harus diwartakan kepada semua orang, sehingga banyak orang memperoleh kabar gembira keselamatan.  Karena itu Tuhan Yesus juga menantikan dari kita , kesediaan untuk mewartakan kabar gembira. Ia ingin agar kita menjadi katekis katekis yang tangguh, katekis yang hidup sungguh sungguh dari iman yang mendalam akan Tuhan Yesus sehingga dapat mewartakan-Nya  kepada banyak orang. Kita perlu menyadari bahwa gereja bertumbuh bukan pertama tama dengan cara meyakinkan orang lain supaya menerima Tuhan Yesus , tetapi dengan kesaksian hidup yang menarik perhatian banyak orang (bdk Kis 2: 41-47) Mereka tertarik untuk bergabung dalam Gereja karena mereka melihat kesaksian hidup para anggotanya.  Karena itu, kita hendaknya membiarkan Injil yang adalah kabar tentang Allah yang berbelas kasih berbicara melalui diri kita tanpa takut. Paus Fransiskus pernah berkata bahwa Nabi Yeremia ketika dipanggil Tuhan merasa takut dan ragu ragu akan dirinya. Tetapi Tuhan berkata “ Jangan takut, sebab Aku menyertai engkau” (Yer 1:8) Tuhan Yesus minta keterbukaan hati  kita sebab hati memampukan kita untuk berbagi dengan sesama. Dengan semangat itu, kita perlahan lahan  dapat meretas jaring jaring kekerasan, kriminallitas, egoisme, ketidakadilan dan kebencian yang makin hari makin menggerogoti hidup manusia..

Butir permenungan.
Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil ( 1Kor 9:18) . Apakah Allah yang Maha Sempurna masih perlu kita layani? Tentu saja Allah dapat melakukan segalanya tanpa bantuan manusia bahkan termasuk mempertobatkan para pendosa. Lalu mengapa Tuhan harus memakai manusia untuk karya keselamatan-Nya ? Karena Tuhan ingin kita menjadi rekan sekerja –Nya terlibat dalam karya-Nya. Allah bisa saja melakukan apapun yang ia inginkan atas diri manusia, namun hal itu tidak dilakukan –Nya. Ketika ia memilih dan memanggil kita untuk mengambil bagian dalam karya-Nya , Ia memberi kehendak bebas kepada kita untuk memilih tanggapan yang akan kita berikan kepada-Nya.  Sebenarnya ketika kita melayani Tuhan , kita sedang memberi kepada-Nya. Meski mungkin ia tidak membutuhkan pemberian kita namun kita ingin memberi sebagai tanda bahwa kita mengasihi Tuhan . Dan Tuhan memberikan “upah” (baca anugerah) bagi yang mengasihi Dia dalam bentuk perkenanan didalam melayani Dia. Jadi kita melayani bukan karena kita kita bisa , kita mampu , tetapi karena anugerah yang ia berikan kepada kita untuk dapat melayani. Jadi jika dalam pelayanan kita orang lain mengalami kasih Tuhan dan pertobatan , itu adalah anugerah-Nya  Bukan karena “jasa” kita. Kita hanyalah alat yang dipakai-Nya  dan itulah yang disebut sebagai perkenanan-Nya. Tuhan mampukan saya untuk menyadari bahwa saya adalah milik-Mu sepenuhnya dan hanya Engkau yang memilik hak atas hidup saya.

Doa,
Ya Tuhan, berilah kami hati yang tidak merasa takut untuk mewartakan Injil-Mu, karena Engkau selalu menyertai kami. Amin.



*Besarlah Tuhan kita dan berlimpahlah kekuatan-Nya, kebijaksanaan-Nya tak terhingga. Tuhan menegakkan kembali orang-orang yang tertindas, tetapi orang-orang fasik direndahkan-Nya ke tanah.


January 30, 2018

RENUNGAN HARIAN, (SABTU 3 FEBRUARI 2018)

Bacaan Liturgi Sabtu  3 Februari 2018
PF S. Ansgarius, Uskup
PF S. Blasius, Uskup dan Martir

Bacaan Pertama  1Raj 3:4-13
Pada suatu hari Raja Salomo pergi ke Gibeon untuk mempersembahkan kurban sebab di situlah bukit pengurbanan yang paling besar; seribu kurban bakaran ia persembahkan di atas mezbah itu. Di Gibeon itu Tuhan menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi pada waktu malam. Bersabdalah Allah, "Mintalah apa yang kauharapkan dari pada-Ku!" Lalu Salomo berkata, "Engkaulah yang telah menunjukkan kasih setia-Mu yang besar kepada hamba-Mu Daud, ayahku, sebab ia hidup di hadapan-Mu dengan setia, benar dan jujur terhadap Engkau! Engkau telah menjamin kepadanya kasih setia yang besar itu dengan memberikan kepadanya seorang anak yang duduk di takhtanya seperti pada hari ini. Sekarang, ya Tuhan, Allahku, Engkaulah yang mengangkat hamba-Mu ini menjadi raja menggantikan Daud, ayahku,
sekalipun aku masih sangat muda dan belum berpengalaman. Kini hamba-Mu ini berada di tengah-tengah umat-Mu yang Kaupilih, suatu umat yang besar, yang tidak terhitung dan tidak terkira banyaknya.
Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan tepat, dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?" Tuhan sangat berkenan bahwa Salomo meminta hal yang demikian. Jadi bersabdalah Allah kepada Salomo, "Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian
dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu,
melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, maka Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu! Sungguh, Aku memberikan kepadamu
hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorang pun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorang pun seperti engkau. Namun yang tidak kauminta  pun akan Kuberikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorang pun seperti engkau di kalangan raja-raja."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 119:9.10.11.12.13.14
Ajarkanlah ketetapan-Mu kepadaku, ya Tuhan.
*Bagaimanakah kaum muda mempertahankan hidupnya tanpa cela?
Dengan mengamalkan firman-Mu.
*Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku menyimpang dari perintah-Mu.
*Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.
*Terpujilah Engkau, ya Tuhan; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
*Dengan bibirku aku menceritakan segala hukum yang Kauucapkan.
*Aku bergembira atas peringatan-peringatan-Mu, melebihi segala harta.

Bait Pengantar Injil  Yoh 10:27
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku.

Bacaan Injil  Mrk 6:30-34
Pada waktu itu Yesus mengutus murid-murid-Nya mewartakan Injil.
Setelah menunaikan tugas itu mereka kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Lalu Yesus berkata kepada mereka, "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah Sejenak!" Memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat. Maka pergilah mereka mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat, dan mereka mengetahui tujuannya.
Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu dan mereka malah mendahului Yesus. Ketika mendarat, Yesus melihat jumlah orang yang begitu banyak, Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Mereka yang belajar dan bekerja pasti memiliki waktu istirahat. Siswa siswi yang bersekolah mempunyai waktu libur. Orang dewasa yang bekerja memiliki waktu cuti. Sayangnya ada orang yang bekerja terus hingga waktu cutinya pun “diuangkan” Waktu cuti itu seharusnya digunakan untuk beristirahat supaya nanti bisa bekerja diganggu waktu cutinya dengan alasan apa pun.Para murid Yesus kembali dari tugas perutusan. Yesus melihat dengan jeli bahwa mereka sebenarnya lelah, butuh kelegaan: penat, butuh istirahat. Mereka manusia biasa yang lemah dan rapuh, butuh diisi supaya tetap sehat dan penuh semangat untuk karya berikutnya. Yesus mengingatkan mereka akan pentingnya waktu  istirahat untuk dengan diri sendiri dan bersua dengan Bapa di Surga. Waktu istirahat ini perlu supaya mereka tidak visi , tetap punya motivasi luhur. Ternyata waktu mereka beristirahat , orang banyak datang minta pelayanan. Maka Yesus mengubah rencana untuk beristirahat dan meninggalkan kenyamanan waktu  senggang untuk melayani orang banyak.
Waktu istirahat adalah saat manusia menikmati hidupnya sebagai manusia, Istirahat  Ini bukanlah saat diam pasif untuk menganggur dan berleha leha tetapi untuk menguduskan hari menjadi hari Tuhan yang pada saat sama adalah hari manusia karena manusia dibebaskan dari beban kerja serta diberi kesempatan untuk menikmati hidup. Waktu libur bukanlah saat mengasihani dan memanjakan diri, tetapi saat diam menggali energi agar bisa tetap hidup dan bekerja, Waktu istirahat hanya boleh diganggu kalau tanggung jawab kemanusiaan memanggil , pelayanan menanti.

Butir permenungan.
Masih teringat saat pertama mengenal kasih Tuhan, hati ini begitu rindu untuk selalu bersama dengan-Nya . Setiap kali mendengar ada persekutuan doa syafaat, pelayanan , bisa dipastikan diri ini selalu hadir. Bahkan doa semalam malaman pun saya lakoni dengan tegar. Semua jenis pelayanan seperti merapikan ruangan , menyambut umat yang hadir, hingga pengusiran kuasa gelap saya lakoni. Hati ini berkobar kobar melayani-Nya. Hingga suatu saat semangat itu hilang sama sekali. Bahkan apa yang tetap saya coba lakukan seakan menjadi sebuah rutinitas  Tidak ada lagi seperti dulu yang membuat saya seperti seorang ajaib yang berada hampir di berbagai tempat dalam waktu berdekatan  . Saya merasa menjadi seorang tua renta yang begitu cepat lelah. Untungnya kekeringan itu tidak berlangsung lama . Suatu gairah baru bagai mentari pagi muncul ketika saya membaca ayat “ ... maka tergeraklah hati –Nya oleh belas kasihan kepada mereka “  Saat itu saya berdoa dengan sungguh sungguh dan meminta hati yang mengasihi  dan terbeban akan orang lain yang membutuhkan kasih-Nya . Dan hati yang barupun Dia berikan. Sekarang saya melayani Tuhan  dengan hati yang baru. Hati inilah yang sering menangis dihadapan Tuhan bagi banyak orang  Tuhan telah memperlihatkan bagaimana Ia memandang orang orang yang membutuhkan kasih-Nya dan saya terus berdoa serta belajar agar memiliki mata dan hati seperti Yesus. Berdoalah dan mintalah beban serta hati yang baru untuk mengasihi orang orang yang membutuhkan kasih-Nya , niscaya cara pelayanan anda tidak akan sama lagi

Doa.
Ya Tuhan yang Mahabaik, sadarkanlah umat- Mu untuk memahami hari istirahat, hari Minggu untuk menghadap Engkau dan melayani sesama kami. Amin.



Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku,
sabda Tuhan.
Aku mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku.


RENUNGAN HARIAN, (JUMAT 2 FEBRUARI 2018)

Bacaan Liturgi Jumat  2 Februari 2018
Pesta Yesus Dipersembahkan di Kenisah

Bacaan Pertama  Mal 3:1-4
Beginilah firman Tuhan semesta alam, "Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Tuhan yang kamu cari itu dengan mendadak akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang. Siapakah yang dapat tetap berdiri apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia laksana api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi,
menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada Tuhan. Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati Tuhan seperti pada hari-hari dahulu kala, dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 24:7.8.9.10
Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan.
*Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan!
*Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan, yang jaya dan perkasa, Tuhan, yang perkasa dalam peperangan!
*Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan!
*Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!

Bacaan Kedua  Ibr 2:14-18
Saudara-saudara, Orang-orang yang dipercayakan Allah kepada Yesus
adalah anak-anak dari darah dan daging. Maka Yesus menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka,
supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan Iblis yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka
yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham. Itulah sebabnya, dalam segala hal
Yesus harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Agung yang menaruh belas kasihan, yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Luk 2:32
Dialah terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.

Bacaan Injil  Luk 2:22-40
Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat Musa, Maria dan Yosef membawa Anak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan, "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah." Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Waktu itu adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah. Ketika Anak Yesus dibawa masuk oleh orang tua-Nya, untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya, "Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."
Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Anak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka, dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan - dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri -, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang." Ada juga disitu seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer, namanya Hana. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya,
dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Pada saat Anak Yesus dipersembahkan di Bait Allah Hana pun datang ke Bait Allah, dan bersyukur kepada Allah serta berbicara tentang Anak Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Setelah menyelesaikan semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah Maria dan Yusuf serta Anak Yesus ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Belakangan ini, semakin marak pemikiran mengenai pendidikan iman anak. Berbagai macam nama, cara, dan sarana sudah dikemukakan dan dilaksanakan. Hari ini mungkin kita bisa menimba gagasan dari Keluarga Kudus Nazaret. Kisah ini menunjukkan bagaimana Keluarga Kudus di Nazaret. Mereka adalah keluarga yang taat kepada Hukum Taurat. Ketika genap waktu pentahiran menurut Hukum Taurat, orang tua  Yesus membawa-Nya ke Bait Suci untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan dan mempersembahkan kurban (bdk. Im 12:6-8). Menilik persembahan yang dibawa, Keluarga Nazaret ini tampaknya bukan keluarga yang  berlimpah yang mestinya mempersembahkan seekor kambing atau domba. Jarak Nazaret ke Yerusalem sekitar 105 km,  Dapat dibayangkan orang menempuh perjalanan itu pada abad pertama,  Akan tetapi, kesulitan seperti ini bukan merupakan halangan bagi keluarga sederhana ini untuk mentaati aturan Hukum Taurat, Bagi Yesus sendiri, dengan dibawa ke Bait Suci ( bdk. Lukas 2:41-52 Yesus di Bait Suci pada usia 12 tahun ) , kita bisa membayangkan bahwa sejak kecil Yesus dibiasakan bergaul dengan suasana Bait Suci.
Salah satu model pendidikan yang dirasa baik adalah melalui contoh konkrit, Action speaks louder than word. Mungkin baik jika sejak kecil anak dibawa hadir dalam Perayaan Ekaristi sehingga mereka mulai merasakan suasana ibadat. Mereka bisa belajar mengenal liturgi,  dan hal hal yang berkaitan dengannya.Mungkin ada keberatan bahwa kalau demikian gereja akan hiruk pikuk, ramai atau kacau.Tetapi apakah hal ini tidak bisa diselesaikan?  Ingat bahwa anak anak kita adalah penentu wajah Gereja dimasa depan.

Butir permenungan.
Dewasa ini makin lama anak anak kerap diberitakan menjadi korban aneka kejahatan, seperti aborsi, kekerasan dalam rumah tangga, korban trafficking, bahkan bullying, penculikan dan menjadi korban karena perang.  Jika anak anak hidup dalam kritikan, mereka akan belajar untuk mengecam. Jika anak anak hidup dalam kekerasan, mereka akan belajar untuk berkelahi. Jika anak anak hidup dengan tertawaan, mereka akan belajar untuk menjadi minder. Jika anak anak hidup dengan dipermalukan, mereka akan belajar untuk merasa bersalah.
Sebaliknya , jika anak anak hidup dalam toleransi, mereka akan belajar untuk bersabar. Jika anak anak hidup dalam dukungan , mereka akan belajar untuk percaya diri. Jika anak anak hidup dalam pujian, mereka akan belajar untuk mengapresiasi. Jika anak anak hidup dalam perlakuan yang fair, mereka akan belajar apa itu keadilan. Jika anak anak hidup dalam rasa aman, mereka lebih mudah belajar pentingnya beriman.

Doa.
Ya Tuhan yang maha kasih, berilah kesadaran kepada umat –Mu , bahwa anak anak adalah wajah masa depan Gereja yang perlu dipersiapkan.  Amin.




Dialah terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.



RENUNGAN HARIAN, (KAMIS 1 FEBRUARI 2018)

Bacaan Liturgi Kamis  01 Februari 2018

Bacaan Pertama  1Raj 2:1-4.10-12
Saat kematian Daud mendekat, Pada suatu hari ia berpesan kepada Salomo, anaknya: "Aku ini akan mengakhiri perjalananku yang fana.
Maka kuatkanlah hatimu dan berlakulah kesatria. Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap Tuhan, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuan-Nya, seperti yang tertulis dalam hukum Musa. Semoga dengan demikian engkau beruntung  dalam segala yang kaulakukan dan dalam segala yang kautuju, dan semoga Tuhan menepati janji yang diucapkan-Nya tentang aku,
yakni: Jika anak-anakmu laki-laki tetap hidup di hadapan-Ku dengan setia, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa, maka keturunanmu takkan terputus dari takhta kerajaan Israel. Kemudian Daud mendapat istirahat bersama-sama nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di kota Daud. Jadi Daud memerintah orang Israel selama empat puluh tahun; di Hebron ia memerintah tujuh tahun, dan di Yerusalem tiga puluh tiga tahun. Kemudian Salomo duduk di atas takhta Daud, ayahnya, dan menjadi kokohlah kerajaannya.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  1Taw 29:10.11ab.11d-12a.12bcd
Ya Tuhan, Engkau menguasai segala-galanya.
*Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allahnya bapa kami Israel, dari sediakala sampai selama-lamanya.
*Ya Tuhan, milik-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya segala-galanya yang ada di langit dan di bumi!
*Ya Tuhan, milik-Mulah kerajaan Engkau yang tertinggi melebihi segala-galanya. Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu.
*Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya. Dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan, dalam tangan-Mulah kuasa untuk memperluas dan memperkokoh kerajaan.

Bait Pengantar Injil  Mrk 1:15
Kerajaan Allah sudah dekat. Percayalah kepada Injil.
Bacaan Injil  Mrk 6:7-13
Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat,
dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, kecuali tongkat; roti pun tidak boleh dibawa, demikian pula bekal dan uang dalam ikat pinggang; mereka boleh memakai alas kaki,
tetapi tidak boleh memakai dua baju. Kata Yesus selanjutnya kepada murid-murid itu, "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu.
Kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu, dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan bebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka."
Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat.
Mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak, dan menyembuhkan mereka.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan
Mengapa kita harus merasul? Itu kan tugasnya para pastor, bruder,dan suster. Kita ini sudah hidup susah, pekerjaan tidak menentu, masih disuruh merasul lagi. Mending kalau ada honor, sarana saja tidak disediakan, siapa mau? Ya, merasul dianggap tugasnya kaum berjubah saja. Yesus mengutus kedua belas muridnya pergi berdua dua dengan pesan: “ Jangan membawa apa apa dalam perjalanan......” Yesus ingin agar mereka sepenuhnya mengandalkan Allah, mereka hanya boleh membawa yang minimal, tongkat dan alas kaki untuk bergerak cepat. Mereka boleh menerima uluran tangan dari orang yang menawarkan tumpangan, tetapi tidak boleh pilih pilih tumpangan yang enak. Jika ditolakpun mereka harus menerima dengan lapang dada, lalu pergi dan kebaskan debu sebagai peringatan, Pengebasan debu adalah kebiasaan orang orang Yahudi yang terpaksa harus melewati daerah orang orang kafir. Dengan pengebasan itu mereka membuang segala kotoran dari daerah itu yang menajiskan dan mendatangkan  hukuman Allah.  Maka sehubungan dengan pengutusan para murid , pengebasan debu merujuk pada peringatan agar orang merenungkan sikapnya dalam menanggapi pemberitaan Injil,  Menolak pemberitaan itu berarti menolak tawaran penyelamatan Allah. Untuk itulah Yesus mengutus para murid pergi  berdua dua . Berdua dua penting demi terjaminnya kebenaran sebuah kesaksian (bdk. Ul 17:6 , Bil 35:50) . Berdua dua  dapat meringankan beban pekerjaan dan derita kegagalan. Berdua dua menjauhkan diri dari kesombongan pribadi atas kesuksesan. Warta yang sama dari dua orang pun jauh lebih meyakinkan.Yesus mengutus para murid pergi merasul berdua dua dan tidak melakukannya seorang diri saja. Karena itu mari kita bekerja sama , baik yang berjubah maupun yang tidak berjubah dalam memberitakan Injil. Merasul bukan melulu pekerjaan kaum berjubah saja, melainkan menjadi pekerjaan semua murid Kristus dengan lebih mengandalkan bantuan Allah dari pada kemampuan  diri sendiri dan kelengkapan sarana.

Butir permenungan.
Suatu waktu, beberapa dari kami mengadakan pelayanan ke daerah terpencil di bagian Timur Indonesia . Wilayah yang sulit dijangkau dengan kendaraan, mengharuskan kami berjalan kaki cukup jauh dari pos perhentian terakhir untuk dapat sampai ke pemukiman penduduk. Kondisi ini masih ditambah dengan tidak tersedianya air baku dan belum terpasangnya jaringan listrik. Lokasi yang cukup terisolasi membuatnya menjadi sangat berbeda dibandingkan pembangunan di ibukota.  Dalam keterbatasan yang ada , banyak warga yang hidup seadanya. Ketika ada yang sakit , mereka hanya mencoba untuk mengobati ala kadarnya . Penghasilan yang minim dan lokasi yang sulit dijangkau , membuat biaya kesehatan dan pengobatan disana menjadi mahal, bahkan kebutuhan sehari hari pun cukup mahal. Puji Tuhan , banyak yang tergerak untuk memberi yang terbaik dalam pelayanan tersebut. Dengan dukungan staf TNI bersama sama membangun infrastruktur vital seperti pembangunan pompa dan tanggul air, juga turbin sebagai penyuplai listrik mandiri.
Banyak sekali rahmat diberikan Tuhan dalam pelayanan tersebut terutama rasa syukur yang teramat dalam atas berkat yang diberikan dalam hidup ini. Melihat sesama yang bahagia karena kebutuhannya terbantu jauh lebih bernilai dibandingkan kebahagiaan ketika kita mendapat hadiah. Apakah kita siap diutus mewartakan Kabar Gembira  ketempat terpencil sekalipun?

Doa.
Ya Tuhan yang Mahabaik, berilah kami umat-Mu kemampuan bekerja sama  untuk memberitakan Injil dengan mengandalkan bantuan-Mu.  Amin. .





Kerajaan Allah sudah dekat. Percayalah kepada Injil.


January 27, 2018

RENUNGAN HARIAN, (RABU 31 JANUARI 2018)

Bacaan Liturgi Rabu  31 Januari 2018
PW S. Yohanes Bosko, Imam

Bacaan Pertama 2Sam 24:2.9-17
Sekali peristiwa, Raja Daud berkata kepada Yoab dan para panglima tentara yang bersama-sama dengan dia, katanya, "Jelajahilah segenap suku Israel dari Dan sampai Bersyeba; adakanlah pendaftaran di antara rakyat, supaya aku tahu jumlah mereka." Lalu Yoab memberitakan kepada raja hasil pendaftaran rakyat. Orang Israel ada delapan ratus ribu pria yang dapat memegang pedang; dan orang Yehuda ada lima ratus ribu. Tetapi berdebar-debarlah hati Daud, setelah ia menghitung rakyat. Maka berkatalah Daud kepada Tuhan, "Aku telah sangat berdosa karena melakukan hal ini! Maka sekarang, Tuhan, jauhkanlah kiranya kesalahan hamba-Mu, sebab perbuatanku itu sangat bodoh."
Setelah Daud bangun pada waktu pagi, datanglah sabda Tuhan kepada nabi Gad, pelihat Daud, demikian: "Pergilah, katakanlah kepada Daud: Beginilah sabda Tuhan: Tiga perkara Kuhadapkan kepadamu; pilihlah salah satu daripadanya, maka Aku akan menimpakannya kepadamu." Kemudian datanglah Gad kepada Daud, memberitahukan kepadanya dengan berkata, "Pilihlah dari ketiga bencana ini: Akan terjadi tiga tahun kelaparan di negerimu? Atau engkau melarikan diri tiga bulan lamanya dari lawanmu, sementara mereka itu mengejar engkau?
Atau, akan terjadi tiga hari penyakit sampar di negerimu? Sekarang, pikirkanlah dan pertimbangkanlah, jawab apa yang harus kusampaikan kepada Yang mengutus aku." Lalu berkatalah Daud kepada Gad, "Sangat susah hatiku! Biarlah kiranya kita jatuh ke dalam tangan Tuhan,
sebab besar kasih sayang-Nya; tetapi janganlah aku jatuh ke dalam tangan manusia." Jadi Tuhan mendatangkan penyakit sampar kepada orang Israel dari pagi hari sampai waktu yang ditetapkan. Maka matilah dari antara bangsa itu, dari Dan sampai Bersyeba,
tujuh puluh ribu orang. Ketika malaikat mengacungkan tangannya ke Yerusalem untuk memusnahkannya, menyesallah Tuhan karena malapetaka itu, lalu Ia bersabda kepada malaikat yang mendatangkan kemusnahan kepada bangsa itu, "Cukup! Turunkanlah sekarang tanganmu itu." Waktu itu malaikat Tuhan itu ada dekat tempat pengirikan Arauna, orang Yebus. Ketika melihat malaikat yang tengah memusnahkan bangsa itu,  berkatalah Daud kepada Tuhan, "Sungguh, aku telah berdosa, dan telah membuat kesalahan! Tetapi domba-domba ini, apakah yang dilakukan mereka? Biarlah kiranya tangan-Mu menimpa aku dan kaum keluargaku."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 32:1-2.5.6.7
Ya Tuhan, ampunilah semua dosa kesalahanku.
*Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni, yang dosa-dosanya ditutupi! Berbahagialah orang, yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
*Akhirnya dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata "Aku akan menghadap Tuhan."
Maka Engkau sudah mengampuni kesalahanku.
*Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu,
selagi ditimpa kesesakan; kendati banjir besar terjadi, ia tidak akan terlanda.
*Engkaulah persembunyian bagiku, ya Tuhan! Engkau menjagaku terhadap kesesakan Engkau melindungi aku, sehingga aku luput dan bersorak.

Bacaan Injil  Mrk 6:1-6
Pada suatu ketika, Yesus tiba kembali di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Yesus mengajar di rumah ibadat, dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia.  Mereka berkata, "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria? Bukankah Ia saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.
Maka Yesus berkata kepada mereka, "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." Maka Yesus tidak mengadakan satu mujizat pun di sana,
kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Dalam hidup ini, kita juga terkadang bertindak seperti itu terhadap orang lain. Kita juga sering merendahkan orang lain karena melihat latar belakang hidup mereka. Penolakan itu juga sering kita lakukan. Belajar dari pengalaman Injil hari ini, terutama belajar dari Yesus sendiri, walau Ia ditolak oleh orang sekampung-Nya, Ia tidak marah atau membenci mereka. Ia masih berbuat mukjizat untuk beberapa orang sakit. Yesus pun tidak merasa dilecehkan walau Dia ditolak, cuma Dia hanya mengatakan:” Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya”. Yesus hanya merasa heran atas sikap ketidakpercayaan mereka, namun tidak marah, dan Yesus pun tetap berkeliling dari desa ke desa ambil mengajar.
“Merendahkan martabat orang lain”, adalah sifat sombong yang melekat pada diri setiap orang. Kita cenderung meremehkan orang lain yang tidak sederajat dengan diri kita. Penolakan serta ketidakpercayaan orang Nazaret kepada Yesus hanya karena Dia itu anak Maria dan Yusuf tukang kayu. Barangkali pekerjaan tukang kayu itu merupakan pekerjaan rendah dibandingkan pekerjaan seorang pebisnis atau pengusaha. Banyak orang melihat orang lain karena perbedaan derajat dan pangkat. Walau Yesus dilecehkan, namun Yesus tidak marah, hanya merasa heran saja.
Bisakah kita belajar dari pengalaman Yesus ketika Dia ditolak oleh orang sekampung-Nya. Marilah kita terus belajar dari perjalanan hidup Yesus yang selalu lemah lembut dan rendah hati (bdk Mat 11:29).

Butir permenungan.
Syarat belajar adalah 100% orang ingin tahu. Demikian kata kata yang pernah saya dengar dari seorang pembicara dalam suatu seminar. Kata kata itu bagi saya benar juga. Pengalaman mendampingi orang orang yang sedang belajar apa yang dikatakan pembicara seminar itu saya yakini. Bila orang yang mau belajar tidak mempunyai keinginan yang benar, mau diapakan rasanya tidak ada kemajuan yang berarti. Orang yang tahu berarti bahwa dirinya mau memiliki pengetahuan itu. Tahu dan sadar lalu ditambah keyakinan , apa yang dipelajari akan masuk lebih mudah. Namun jika tidak mempunyai kepercayaan kepada sang pengajar, tentu pembelajar tersebut juga akan menghadapi hambatan . Murid yang tidak senang apalagi tidak percaya pada gurunya  tentu akan sulit menerima apalagi menyerap ilmu atau pesan pesan yang diberikan guru tersebut.
Pengalaman terakhir ini dialami oleh Yesus dengan orang orang sekampung-Nya.. Ketika para pendengar Yesus mengetahui dari mana asal Yesus , siapa orang tua-Nya, apa pekerjaan-nya , mereka menjadi tidak percaya.  Ketidak percayaan mereka menyebabkan diri mereka sulit menerima Yesus sebagai Sang Mesias . Ketidak percayaan mereka menyebabkan Yesus sendiri tidak  mengadakan mukjizat didaerah-Nya.  Sikap menyepelekan, tidak mempercayai, tidak menerima menyebabkan  orang sulit menerima hal hal yang baru, demikian juga soal mukjizat . Sebenarnya disekeliling kita setiap hari ada mukjizat , kita dapat menghirup nafas , kita sehat , dapat pergi kemana mana, semua itu merupakan anugerah dan mukjizat dari Sang Pencipta . Apakah kita tahu itu?  Apakah kita menyadarinya? Apakah kita percaya? Anda sendiri yang bisa menjawabnya.

Doa.
Ya Tuhan, berilah kami umat-Mu kesadaran bahwa kami sangat tergantung kepada –Mu , sehingga kami selalu berdoa mohon pengampunan dari-Mu . Amin.




Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni, 
yang dosa-dosanya ditutupi! 
Berbahagialah orang, yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, 

dan tidak berjiwa penipu!

January 26, 2018

RENUNGAN HARIAN, (SELASA 30 JANUARI 2018)

Bacaan Liturgi Selasa  30 Januari 2018

Bacaan Pertama  2Sam 18:9-10.14b.24-25a.30-19:3
Waktu melarikan diri, Absalom bertemu dengan anak buah Daud.
Saat itu Absalom sedang memacu bagalnya. Ketika bagal itu lewat
di bawah jalinan dahan-dahan pohon tarbantin yangbesar, tersangkutlah kepala Absalom pada pohon tarbantin itu, sehingga ia tergantung antara langit dan bumi, sedang bagal yang ditungganginya berlari terus.
Seseorang melihatnya, lalu memberitahu Yoab, katanya, "Aku melihat Absalom tergantung pada pohon tarbantin." Lalu Yoab mengambil tiga lembing dalam tangannya dan ditikamkannya ke dada Absalom! . Waktu itu Daud sedang duduk di antara kedua pintu gerbang sementara penjaga naik ke sotoh pintu gerbang itu, di atas tembok. Ketika ia melayangkan pandangnya, dilihatnyalah orang datang berlari, seorang diri saja. Berserulah penjaga memberitahu raja. Lalu raja berkata kepada Ahimaas, "Pergilah ke samping, berdirilah di situ." Ahimaas pergi ke samping dan berdiri di situ. Kemudian tibalah orang Etiopia itu.
Kata orang Etiopia itu, "Tuanku raja mendapat kabar yang baik,
sebab Tuhan telah memberi keadilan kepadamu pada hari ini!
Tuhan melepaskan Tuanku dari tangan semua orang yang bangkit menentang Tuanku." Tetapi bertanyalah Raja Daud kepada orang Etiopia itu, "Selamatkah Absalom, orang muda itu?" Jawab orang Etiopia itu, "Biarlah seperti orang muda itu musuh Tuanku Raja dan semua orang yang bangkit menentang Tuanku untuk berbuat jahat." Maka terkejutlah raja! Dengan sedih ia naik ke anjung pintu gerbang lalu menangis. Dan beginilah perkataannya sambil berjalan, "Anakku Absalom, anakku! Ah, anakku Absalom, sekiranya aku boleh mati menggantikan engkau! Absalom, Absalom, anakku!" Lalu diberitahukan oranglah kepada Yoab, "Ketahuilah, raja menangis dan berkabung karena Absalom." Pada hari itulah kemenangan menjadi perkabungan bagi seluruh tentara, sebab pada hari itu tentara mendengar orang berkata, "Raja bersusah hati karena anaknya." Maka pada hari itu tentara Israel masuk kota dengan diam-diam seperti tentara yang kena malu karena melarikan diri dari pertempuran.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 86:1-2.3-4.5-6
Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, dan jawablah aku.
*Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, jawablah aku, sebab sengsara dan miskin aku. Peliharalah nyawaku, sebab aku orang yang Kaukasihi,
selamatkanlah hamba-Mu yang percaya kepada-Mu.
*Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.
*Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni, kasih setia-Mu berlimpah bagi semua orang yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.

Bait Pengantar Injil  Mat 8:17
Yesus memikul kelemahan kita, dan menanggung penyakit kita.

Bacaan Injil  Mrk 5:21-43
Sekali peristiwa, setelah Yesus menyeberang dengan perahu, datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia. Ketika itu Yesus masih berada di tepi danau. Maka datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika melihat Yesus, tersungkurlah Yairus di depan kaki-Nya. Dengan sangat ia memohon kepada-Nya,
"Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati. Datanglah kiranya, dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup."
Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya.
Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sampai habislah semua yang ada padanya; namun sama sekali tidak ada faedahnya, malah sebaliknya: keadaannya makin memburuk.
Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus. Maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya, "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." Sungguh, seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa badannya sudah sembuh dari penyakit itu. Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya, "Siapa yang menjamah jubah-Ku?" Murid-murid-Nya menjawab, "Engkau melihat sendiri bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu! Bagaimana mungkin Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?" Lalu Yesus memandang sekeliling-Nya
untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. Maka perempuan tadi menjadi takut dan gemetar sejak ia mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya. Maka ia tampil dan tersungkur di depan Yesus. Dengan tulus ia memberitahukan segala sesuatu kepada Yesus. Maka kata Yesus kepada perempuan itu, "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!" Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata, "Anakmu sudah mati!
Apa perlunya lagi engkau menyusahkan Guru?" Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat, "Jangan takut, percaya saja!" Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus. Dan tibalah mereka di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana Yesus melihat orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring. Sesudah masuk, Yesus berkata kepada orang-orang itu,
"Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!"
Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka Yesus menyuruh  semua orang itu keluar. Lalu Ia membawa ayah dan ibu anak itu, dan mereka yang bersama-sama dengan Yesus masuk ke dalam kamar anak itu. Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya, "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!" Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun.
Semua orang yang hadir sangat takjub. Dengan sangat Yesus berpesan kepada mereka, supaya jangan seorang pun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Ketika manusia sakit, hal pertama yang dilakukannya adalah mencari obat atau berobat ke dokter. Dia akan berusaha mencari obat terbaik atau dokter terbaik demi mendapatkan kesembuhan . Kalau segala usaha yang dilakukannya tidak berhasil , banyak orang malah mencari dukun . dan kalau pertolongan dari dukun tidak berhasil pula , barulah orang mencari Tuhan .Itu adalah tindakan yang tidak sesuai dengan kehendak Allah . Tindakan manusia itu hampir sama dengan tindakan seorang perempuan dalam Injil hari ini. Perempuan itu mengalami sakit pendarahan selama dua belas tahun. Dia sudah pergi ke berbagai tabib tetapi dia tidak sembuh juga. Segala harta yang dia miliki sudah habis demi mendapatkan kesembuhan  Dia sudah putus asa dengan segala usahanya itu tetapi ketika hatinya terbuka untuk jamahan tangan  Yesus maka kesembuhan terjadi padanya , dia sembuh hanya karena menyentuh jubah Tuhan Yesus.
Sering sekali manusia kurang mengikut serta kan Tuhan dalam setiap usaha dan karyanya , Banyak orang ketika memulai usaha atau mencari kesembuhan tidak meminta pertolongan dari Tuhan . Tetapi ketika usahanya itu tidak berhasil dengan baik , barulah mereka mencari Tuhan , padahal semestinya adalah kita perlu mengikut sertakan Tuhan didalam setiap usaha kita. Ketika kita mencari kesembuhan karena sakit , memang kita harus berobat ke dokter tetapi pada saat yang bersamaan , kita harus juga memohon pertolongan Tuhan supaya usaha kita itu diberkati dan direstui –Nya , Maka janganlah hanya mengingat Tuhan saat kita tidak bisa berbuat apa apa lagi tetapi ingatlah Tuhan setiap kita melakukan sesuatu .
Tidak hanya kepada Yairus dan wanita yang sakit itu, tetapi pada diri kita pun Tuhan ingin menyatakan kebesaran dan kuasa-Nya , jalannya mungkin tak melulu melalui sakit penyakit , kadang lewat persoalan persoalan berat yang bertahun tahun tak kunjung selesai . Dalam kesulitan tersebut Tuhan ingin agar kita seperti Yairus yang karena iman telah menjadi perantara rahmat kesembuhan bagi anak yang disayanginya atau seperti si wanita yang dalam sakitnya tak mau menyerah dan mencari kesempatan ditengah himpitan persoalan.

Doa.
Ya  Allah , jangan biarkan kami menjauh dari Sabda-Mu yang selalu memberikan kedamaian bagi kami , biarkan Sabda-Mu hidup di dalam hati kami. Amin.     

Yesus memikul kelemahan kita, dan menanggung penyakit kita.


RENUNGAN HARIAN, (SENIN 29 JANUARI 2018)

Bacaan Liturgi 29 Januari 2018

Bacaan Pertama  2Sam 15:13-14.30;16:5-13a
Waktu itu Absalom, putera Daud memberontak. Maka datanglah seseorang kepada Daud, katanya, "Hati orang Israel telah condong kepada Absalom." Kemudian berbicaralah Daud kepada semua pegawainya yang ada bersama-sama dengan dia di Yerusalem,
"Bersiaplah, marilah kita melarikan diri, jangan sampai kita tidak dapat luput dari tangan Absalom. Pergilah dengan segera, supaya ia tidak dapat lekas menyusul kita, dan mendatangkan celaka atas kita serta memukul kota ini dengan mata pedang!" Maka Daud mendaki bukit Zaitun sambil menangis, Ia mengenakan selubung kepala, dan ia berjalan dengan tidak berkasut. Juga seluruh rakyat yang bersama-sama dengan dia: masing-masing mengenakan selubung kepala,
dan mereka mendaki sambil menangis. Ketika Raja Daud telah sampai ke Bahurim, keluarlah dari sana seorang dari kaum keluarga Saul;
ia bernama Simei bin Gera. Sambil mendekati raja, ia terus-menerus mengutuk. Daud dan semua pegawainya ia lempari dengan batu,
walaupun segenap tentara dan semua pahlawan berjalan di kiri kanannya. Beginilah perkataan Simei pada waktu ia mengutuk,  "Enyahlah, enyahlah, engkau penumpah darah, orang dursila! Tuhan telah membalas kepadamu segala darah keluarga Saul, yang engkau gantikan menjadi raja, Tuhan telah menyerahkan kedudukan raja kepada anakmu Absalom. Sungguh, engkau sekarang dirundung malang, karena engkau seorang penumpah darah." Lalu berkatalah Abisai, anak Zeruya, kepada raja, "Mengapa bangkai anjing ini mengutuki Tuanku Raja? Izinkanlah aku menyeberang dan memenggal kepalanya." Tetapi kata raja, "Tak usahlah campur tangan, hai anak-anak Zeruya! Biarlah ia mengutuk! Sebab apabila Tuhan bersabda kepadanya: Kutukilah Daud, siapakah yang akan bertanya: mengapa engkau berbuat demikian?" Kata Daud pula kepada Abisai dan kepada semua pegawainya, "Sedangkan anak kandungku saja ingin mencabut nyawaku, apalagi si orang Benyamin ini! Biarkanlah dia, dan biarlah ia mengutuk, sebab Tuhan yang telah bersabda kepadanya demikian.
Mungkin Tuhan akan memperhatikan kesengsaraanku ini dan Tuhan membalasku dengan sesuatu yang baik sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini." Demikianlah Daud melanjutkan perjalanan bersama orang-orangnya.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 3:2-3.4-5.6-7
Bangkitlah, ya Tuhan, selamatkanlah aku.
*Ya Tuhan, betapa banyak lawanku! Betapa banyak orang yang bangkit menyerang aku; Banyak orang berkata tentang aku, "Baginya tidak ada pertolongan dari Allah."
*Tetapi, Tuhan, Engkaulah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku, Engkaulah yang mengangkat kepalaku. Dengan nyaring aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus.
*Maka, Aku dapat membaringkan diri dan tertidur; dan kemudian bangun lagi, sebab Tuhan menopang aku! Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang mengepung aku dari segala penjuru. Bangktilah, ya Tuhan! Tolonglah aku, ya Allahku!

Bait Pengantar Injil  Luk 7:16
Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.

Bacaan Injil  Mrk 5:1-20
Sekali peristiwa, sampailah Yesus dan murid-murid-Nya di seberang danau Galilea, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah kepadanya seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan. Orang itu diam di sana dan tidak ada lagi yang sanggup mengikatnya, dengan rantai sekalipun! Sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggu itu dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorang pun yang cukup kuat
untuk menjinakkannya. Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli diri dengan batu. Ketika melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya. Ia lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak, "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!" Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya,
"Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!" Kemudian Yesus bertanya kepada orang itu, "Siapa namamu?" Jawabnya  "Namaku Legion, karena kami banyak." Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. Adalah di sana, di lereng bukit, sekawanan babi sedang mencari makan. Lalu roh-roh itu meminta kepada Yesus, katanya, "Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu,
dan biarkanlah kami memasukinya!" Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu.
Maka kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya. Maka larilah penjaga-penjaga babi itu! Mereka menceriterakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang terjadi. Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk; orang yang tadinya kerasukan legion itu,
kini berpakaian dan sudah waras. Maka takutlah mereka. Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceriterakan apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu. Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka.
Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Yesus. Tetapi Yesus tidak memperkenankannya. Yesus berkata kepada orang itu, "Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu,
dan beritahukanlah kepada mereka segala yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu, dan ceriterakanlah bagaimana Ia telah mengasihani engkau!" Orang itu pun pergi, dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Disuatu tempat didaerah orang Gerasa , ada seorang pemuda dirasuki setan . Begitu kuatnya setan ini sehingga tak ada seorang pun dapat mengusirnya. Mereka juga tidak dapat mengikat pemuda ini bahkan dengan rantai sekalipun . Pemuda ini berteriak teriak dan menggoresi tubuhnya dengan batu. Sungguh tragis dan mengerikan , lalu tibalah saat yang membahagiakan itu , ketika pemuda yang kerasukkan itu berjumpa dengan Yesus  . Drama pengusiran setan dalam Injil hari ini bagai akhir dari film film pengusiran setan Hollywood, Pemuda yang dirasuki oleh banyak setan dibebaskan oleh Yesus  . Setan tidak lagi berkuasa atas tubuh pemuda itu.
Tugas setan adalah membelenggu manusia agar jauh dari Tuhan, merusak manusia dan membuatnya kehilangan harapan . Di dunia modern ini misalnya , orang dapat menjadi jauh dari Tuhan akibat terbelenggu seks bebas, obat obatan , kebencian , dendam , pornografi  atau keterikatan lain yang pada akhirnya membuatnya merasa hampa dan kehilangan harapan. Ketika  seseorang tidak lagi dapat menguasai dirinya  , melainkan diperbudak oleh dosa dosa nya maka ia memerlukan perjumpaan dengan Yesus. Dari dirinya sendiri, ia tidak mampu lepas dari belenggu setan bila Yesus tidak menolongnya.
Yesus hadir untuk mencintai manusia dan menjadikan manusia berharga karena dicintai . Usaha mencintai manusia dilakukan Yesus dengan membebaskan kita semua dari perbudakan dosa. Sadarkah kita bahwa rahmat Sakramen Babtis yang kita terima membebaskan kita dari dosa asal? Juga Sakramen Tobat membebaskan kita dari dosa dan kelemahan manusiawi  kita ? Cinta memang seharusnya membebbbaaaskan bukan mengikat , Yesus mencintai manusia dengan memberi manusia kebebasan.
Dalam setiap pilihan hidup yang kita miliki , kita dapat memilih untuk mencintai Tuhan atau tidak. Bila kita memilih mencintai Tuhan , kita patut mengingat akan kasih –Nya yang membebaskan . Dengan cara yang sama , kita dapat belajar membebaskan orang lain lewat kasih , pengampunan , doa dan sapaan. Jangan biarkan kebencian menguasai kita, sehingga kita dapat menjadi saksi kasih Tuhan dalam hidup harian kita. Selamat mencintai, selamat membebaskan.

Butir permenungan.
Marilah kita justru mendoakan orang orang yang barangkali telah mencelakai kita itu. 
Dari fihak kita , marilah kita persembahkan segala penderitaan kita itu. Biarlah itu  menjadi silih untuk dosa dosa kita kepada sesama kita , termasuk segala hal yang kita buat dan barangkali telah mengecewakan mereka.

Doa.
Ya Tuhan yang mahabaik, ajarilah kami untuk selalu mendoakan orang orang yang membenci dan barangkali telah berusaha mencelakai kami. Amin.




Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.