Jamuan terakhir Jesus bersama murid - muridNya

Jesus meredakan badai

Jesus bersama Joseph dan Maria

Jesus mencintai anda semua

Jesus naik ke Surga

May 31, 2020

RENUNGAN HARIAN, SELASA 9 JUNI 2020

Bacaan  Liturgi  Selasa 9 Juni 2020
PW Hati Tersuci SP Maria PF S. Efrem, Diakon dan Pujangga Gereja
Warna Liturgi: Hijau

Bacaan I
  1Raj 17:7-16
Pada waktu itu Sungai Kerit menjadi kering,
  sebab hujan tiada turun-turun di negeri itu.  Maka datanglah sabda Tuhan kepada Elia, "Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana.  Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda  untuk memberi engkau makan."  Maka Elia pun bersiap-siap, lalu pergi ke Sarfat.   Ketika ia tiba di dekat gerbang kota,  tampaklah seorang janda sedang mengumpulkan kayu api.  Elia berseru kepada perempuan itu,  "Cobalah, ambilkan daku sedikit air dalam kendi untuk kuminum."  Ketika wanita itu pergi mengambil air, Elia berseru lagi,  "Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti."  Wanita itu menjawab,  "Demi Tuhan Allahmu yang hidup,   sesungguhnya tiada roti padaku sedikit pun,  kecuali segenggam tepung dalam tempayan  dan sedikit minyak dalam buli-buli.   Sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api,  kemudian aku mau pulang  dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku,  dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati."  Tetapi Elia berkata kepadanya,  "Janganlah takut,  pulanglah, dan buatlah seperti yang kaukatakan,   tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil   daripadanya, dan bawalah kepadaku;  kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu.  Sebab beginilah sabda Tuhan Allah Israel,  "Tepung dalam tempayan itu takkan habis  dan minyak dalam buli-buli itu pun takkan berkurang  sampai tiba waktunya Tuhan menurunkan hujan  ke atas muka bumi."  Maka pergilah wanita itu,   berbuat seperti yang dikatakan Elia.  Maka Elia, wanita itu dan anaknya mendapat makan  beberapa waktu lamanya.  Tepung dalam tempayan itu tidak habis   dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang  sesuai sabda Tuhan   yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan
   Mzm 4:2-3.4-5.7-8
Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya Tuhan.
*Apabila aku berseru, jawablah aku,  ya Allah yang membenarkan daku.
Engkau memberi kelegaan kepadaku di saat kesesakan;
kasihanilah aku, dan dengarkanlah doaku!
  Hai orang-orang, berapa lama lagi kemuliaanku dinodai,  berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia  dan mencari kebohongan?
*Ketahuilah, Tuhan telah memilih bagi-Nya seorang yang Ia kasihi;
apabila aku berseru kepada-Nya, Ia mendengarkan.
  Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa;  berkata-katalah dalam hati di tempat tidurmu,  tetapi tetaplah tenang.
*Banyak orang berkata,
  "Siapa akan memperlihatkan yang baik kepada kita?  Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya Tuhan! Engkau telah memberikan sukacita kepadaku,  lebih banyak daripada yang mereka berikan,  di saat mereka kelimpahan gandum dan anggur.

Bait Pengantar Injil
  Mat 5:16
Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang,  agar mereka melihat perbuatanmu yang baik,   dan memuji Bapamu yang di surga.

Bacaan Injil
  Mat 5:13-16
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda,   "Kalian ini garam dunia.
Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah dapat diasinkan?
  Tiada gunanya lagi selain dibuang dan diinjak orang.  Kalian ini cahaya dunia.
Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
  Lagipula orang tidak menyalakan pelita  lalu meletakkannya di bawah gantang,
melainkan di atas kaki dian,
  sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.  Demikianlah hendaknya cahayamu bersinar di depan orang,
agar mereka melihat perbuatanmu yang baik,
  dan memuliakan Bapamu di surga."
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.

Garam dan terang merupakan dua hal yang biasa yang dijumpai dan dialami dalam kehidupan sehari hari. Yesus  menggunakan istilah “garam” dan “terang” untuk menunjukkan intisari para pengikut-Nya. (Mat 5:13-16), Alasannya, garam berfungsi untuk memberikan rasa pada makanan dan mengawetkan makanan karena garam mempunyai daya untuk membunuh bakteri pembusuk. Oleh karena itu, Yesus menuntut para pengikut-Nya.

Pertama  , untuk memberi rasa pada dunia yang telah menjadi hambar karena orang tidak lagi hidup dalam kasih.  Karena itu, salah satu tugas utama pengikut Kristus ialah menjadikan dunia ini tempat tinggal yang aman  dan nyaman, saling mengasihi dan hidup dalam damai.

Kedua  , untuk menyelamatkan dunia dari kebusukan dosa. Namun “jika garam itu menjadi tawar” (ay13) , itu berarti garam itu telah kehilangan fungsinya. Kalau demikian , ia tidak berguna lagi. Pengikut Kristus yang telah kehilangan fungsinya juga tidak ada gunanya.   “Terang dunia” (ay14) , karena jika tidak ada terang maka gerakan menjadi terbatas, orang tidak bisa menikmati keindahan dunia. Makhluk hidup pun akan mati. Karena begitu pentingnya fungsi terang bagi kehidupan, maka pertama tama Allah menciptakan terang (Kej 1:3) Fungsi terang yang begitu penting bagi kehidupan diterapkan Yesus kepada para pengikut-Nya, yaitu harus memberi hidup dan suasana “terang” bagi sesama. “Bila orang menyalakan lampu dan diletakkan di dalam gantang “ (ay15) , dia melakukan pekerjaan yang sia sia karena cahaya tidak berfungsi untuk menerangi. Demikian juga dengan orang Kristen  yang tidak dapat menerangi dunia. Orang Kristen harus menerangi dunia dengan segala “perbuatan yang baik” (ay16), artinya hidup sesuai dengan Injil khususnya hidup dalam kerahiman Allah  agar dunia semakin mengenal Allah dan memuliakan-Nya.

Butir permenungan.

Bagi penulis Injil Matius, para pendengar Yesus dan orang orang Kristen adalah garam dan terang dunia. Sebagai pengikut Kristus , kita tidak boleh egois mengasingkan diri dari hidup sehari hari.  Kita harus hidup didunia ini dan untuk dunia.  Sebagai bagian dari dunia, kita harus memberikan kontribusi yang positif, Kita dan perbuatan kita hendaknya mendatangkan faedah bagi orang lain dan dunia disekitar kita. Fakta bahwa kita adalah murid Kristus baru terbukti , bila kita mau mengasihi Tuhan dan sesama. Setiap pengikut Kristus dipanggil untuk menjadi garam dan terang dunia, namun haruslah tetap waspada , agar jangan sampai kita hidup menurut semangat dunia.

Doa.

Ya Tuhan yang mahamurah, jadikanlah kami umat-Mu garam dan terang  bagi sesama dan dunia. Amin.

 

 

 

 

 

Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang,  agar mereka melihat perbuatanmu yang baik,   dan memuji Bapamu yang di surga.

 

 

 


RENUNGAN HARIAN, SENIN 8 JUNI 2020

Kalender Liturgi Senin  8 Juni  2020
Warna Liturgi: Hijau

Bacaan I   1Raj 17:1-6
Sekali peristiwa, Elia, orang Tisbe dari Tisbe-Gilead,  berkata kepada Raja Ahab,  "Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel yang kulayani,  tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini,  kecuali kalau kukatakan."   Kemudian Tuhan bersabda kepada Elia, "Pergilah dari sini, berjalanlah ke timur  dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit  di sebelah timur sungai Yordan.  Engkau dapat minum dari sungai itu   dan burung-burung gagak telah Kuperintahkan  untuk memberi makan engkau di sana.   Maka Elia pergi, dan berbuat seperti disabdakan Tuhan.  Ia pergi dan diam di tepi sungai Kerit  di sebelah timur sungai Yordan.  Pada waktu pagi dan petang  burung-burung gagak membawa roti dan daging kepadanya,  dan ia minum dari sungai itu.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 121:1-2.3-4.5-6.7-8
Pertolongan kita dari Tuhan  yang menjadikan langit dan bumi.
*Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung;  dari manakah akan datang pertolongan bagiku? Pertolonganku ialah dari Tuhan,
yang menjadikan langit dan bumi.
*Ia takkan membiarkan kakimu goyah,  Penjagamu tidak akan terlelap.
Sungguh, tidak akan terlelap dan tidak akan tertidur   Penjaga Israel.
*Tuhanlah Penjagamu,  Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu.  Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang, tidak pula bulan pada waktu malam.
*Tuhan akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan;   Ia akan menjaga nyawamu.  Tuhan akan menjaga keluar masukmu,  dari sekarang sampai selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil  Mat 5:12a
Bersukacita dan bergembiralah,  karena besarlah ganjaranmu di surga.

Bacaan Injil  Mat 5:1-12
Pada suatu hari Yesus naik ke atas bukit,  sebab melihat orang banyak.
Setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.  Lalu Yesus mulai berbicara   dan menyampaikan ajaran ini kepada mereka,
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah,  karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. 

Berbahagialah orang yang berdukacita,karena mereka akan dihibur.  Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. 

Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran,  karena mereka akan dipuaskan.

Berbahagialah orang yang murah hati,  karena mereka akan beroleh kemurahan.   

Berbahagialah orang yang suci hatinya,  karena mereka akan melihat Allah. 

Berbahagialah orang yang membawa damai,  karena mereka akan disebut anak-anak Allah. 

Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Berbahagialah kalian,  jika demi Aku kalian dicela dan dianiaya,  dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
Bersukacita dan bergembiralah, sebab besarlah ganjaranmu di surga,
sebab para nabi sebelum kalian pun telah dianiaya."
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.

Saya merenungkan begini, saya kok tidak kesulitan ya untuk mengatur doa secara teratur setiap harinya. Mengapa ya saya mudah membuat tanda salib sebelum berangkat pergi entah naik mobil atau numpang. Mengapa ya saya mudah untuk ingat berdoa dahulu sebelum makan dan sesudah makan. Saya yakin anda juga mengalami seperti saya. Pertanyaan, mengapa kita bisa spontan melakukan kebiasaan berdoa dengan baik dan teratur? Salah satu jawaban yang sangat saya yakini adalah bahwa kita sudah dilatih sejak kecil.oleh orang tua dan keluarga kita. Apa yang kini kita lakukan dapat disebut sebagai kebiasaan yang berciri anamnetis atau pengenangan apa yang diperbuat oleh orang tua atau malah leluhur kita.  Ketika Elia disuruh Tuhan ke tepi sungai Keric, Tuhan berjanji untuk memelihara Elia dengan cara : Elia dapat minum dari sungai itu dan burung burung gagak telah Tuhan perintahkan untuk memberi dia makanan. Kata kata Tuhan yang mau memberi makan dan minum pada Elia seperti mengirim burung gagak mengingatkan apa yang dilakukanTuhan kepada bangsa Israel ketika masih dipadang gurun.  Dalam bacaan Injil hari ini , Tuhan yang kita ikuti dan sembah itu memberikan kebahagiaan sejati. Tuhan yang mengajarkan kepada kita jalan jalan kebenaran menuju kebahagiaan. Tuhan yang tidak menginginkan seorang dari anak anak-Nya binasa, Malahan , Dia rela mengorbankan  nyawa-Nya supaya orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup. Itulah sebabnya, kalau membaca kembali perikop Sabda Bahagia, kita seakan diajak  untuk berani meredam dan mengorbankan ego kita. Dengan demikian kalau setiap orang berani meredam dan mengorbankan egonya, dunia kita akan dipenuhi orang yang rendah hati dan selalu berusaha memberikan kebahagiaan bagi sesamanya.   Oleh karena itu, Sabda Bahagia itu justru mengajak dan mengajarkan kepada kita sebuah kebahagiaan yang sejati dan bukan yang semu. Sabda yang mengajarkan supaya semua orang bisa mencapai kebahagiaan dan bukan malahan merenggut kebahagiaan orang lain. Maka setiap orang yang mengupayakan kebahagiaan sesama justru harus didukung dan mereka yang mengancam kebahagiaan orang lain harus dihindari,

Butir permenungan.

Inilah tantangan , sekaligus kesaksian kita sebagai para pengikut Kristus , kita diminta untuk mendengarkan dan mewujudkan Sabda Bahagia dalam hidup kita sehari hari, sehingga apa yang disabdakan Tuhan ribuan tahun lalu tetap bergema  hingga hari ini.

 

Doa.

Ya Tuhan yang penuh cinta dan berbelas kasih, ajarilah kami umat-Mu  untuk dapat melaksanakan Sabda Bahagia dalam hidup kami sehari hari. Amin.

 

 

 

Bersukacita dan bergembiralah,  karena besarlah ganjaranmu di surga.


 


May 30, 2020

RENUNGAN HARIAN, MINGGU 7 JUNI 2020

Kalender Liturgi Minggu  7 Juni  2020
Minggu Hari Raya Tri Tunggal Maha Kudus

Hari Raya Tritunggal Mahakudus, 31 Mei 2015 | SESAWI.NET


Warna Liturgi: Putih

Bacaan I  Kel 34:4b-6.8-9
Pada waktu itu  Musa bangun pagi-pagi, naiklah ia ke atas Gunung Sinai,  seperti yang diperintahkan Tuhan kepadanya,  dan membawa kedua loh batu di tangannya.  Maka turunlah Tuhan dalam awan,  lalu berdiri di sana dekat Musa,  dan Musa pun menyerukan nama Tuhan.  Berjalanlah Tuhan lewat dari depan Musa sambil berseru,  "Tuhan adalah Allah yang penyayang dan pengasih,  panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya!"    Segeralah Musa berlutut ke tanah,  lalu sujud menyembah, serta berkata,  "Jika aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, ya Tuhan,  berjalanlah kiranya Tuhan di tengah-tengah kami.  Sekalipun bangsa ini suatu bangsa yang tegar tengkuk,  tetapi ampunilah kesalahan dan dosa kami.  Ambillah kami menjadi milik-Mu."  
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  T.Dan 3:52.53.54.55.56
*Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah leluhur kami.
   U: Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
*Terpujilah nama-Mu yang mulia dan kudus.
   U: Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
*Terpujilah Engkau dalam Bait-Mu yang mulia dan kudus.
   U: Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
*Terpujilah Engkau di atas takhta kerajaan-Mu.
   U: Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
*Terpujilah Engkau yang mendugai samudera raya.
   U: Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
*Terpujilah Engkau di bentangan langit.
   U: Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

Bacaan II  2Kor 13:11-13
Saudara-saudaraku,  bersukacitalah, usahakanlah dirimu supaya sempurna.  Terimalah segala nasihatku! Hendaklah kamu sehati sepikir,
dan hiduplah dalam damai sejahtera.  Maka Allah, sumber kasih dan damai sejahtera,  akan menyertai kamu!  Berilah salam seorang kepada yang lain dengan cium yang kudus.  Salam dari semua orang kudus kepada kamu.  Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus,  kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus  menyertai kamu sekalian.
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Why 1:8
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus,  Allah yang kini ada, yang dulu ada, dan yang tetap akan ada.

Bacaan Injil  Yoh 3:16-18
Dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus, Yesus berkata,  "Begitu besar kasih Allah akan dunia ini,  sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,  supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,  melainkan beroleh hidup yang kekal.  Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia   bukan untuk menghakimi dunia,  melainkan untuk menyelamatkannya.  Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum;  tetapi barangsiapa tidak percaya,  ia telah berada di bawah hukuman,  sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.  Dan inilah hukuman itu:  Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat."
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.

Ada seorang bapak yang sudah lanjut usia. Agamanya bukan Kristiani, tetapi karena istrinya orang Katolik, dia setiap Minggu mengantar istrinya ikut perayaan Ekaristi. Bahkan dia juga aktif dalam kegiatan paroki. Pernah dia mengatakan, bahwa dia sangat menghargai segala macam hal yang baik dalam Gereja Katolik. Hanya satu yang dia belum bisa mengerti apalagi  menerima, yaitu Tri Tunggal Mahakudus. Waktu dia menyatakan itu, dalam batin saya berkata, Tri Tunggal Mahakudus memang tidak pertama tama untuk dimengerti, tetapi diimani dan dirayakan. Baru sesudah menerimanya dalam iman, kita berusaha untuk memahaminya.  Ajaran tentang Allah Tritunggal  merumuskan puncak perwahyuan bahwa Allah adalah Kasih ( Yoh 4:16)   Kita sampai pada kesimpulan itu karena melihat-Nya dalam diri Yesus Kristus yang mengasihi manusia sampai sehabis habisnya (Yoh 13:1) , yang mati untuk kita , ketika kita masih berdosa (Roma 5:8)  Pertanyaan selanjutnya, bagaimana kita sampai kepada kesimpulan bahwa Yesus bukan sekedar manusia biasa yang rela mati untuk suatu tujuan tertentu?  Bagaimana kita sampai pada pengakuan iman bahwa Dia  adalah Anak Allah (Mrk 15:19).  Ajaran resmi Gereja menyatakan , “Supaya orang dapat beriman seperti itu, diperlukan rahmat  Allah yang mendahului serta menolong, pun juga bantuan batin Roh Kudus. Roh Kudus itu senantiasa menyempurnakan iman melalui karunia karunia-Nya “   (DV 5)  Roh Kudus inilah yang  akan memimpin kita  kedalam seluruh kebenaran  (Yoh 16:13)  Dalam sejarah Gereja selanjutnya, iman akan Allah yang melaksanakan karya penyelamatan –Nya  dalam Kristus, oleh Roh Kudus itu dirumuskan dalam dogma mengenai Tritunggal yaitu dalam Konsili Nicea (tahun 325) dan Konsili Konstantinopel  ( tahun 381) . Kalau pada hari ini Gereja merayakan Hari Raya Tritunggal Mahakudus , yang dirayakan bukan pertama tama rumusan dogma. Gereja mengajak kita semua untuk merayakan Allah yang adalah Kasih  Mungkin lebih tepat , merayakan misteri Allah yang mengasihi kita sampai sehabis habisnya dalam rasa  syukur yang mendalam, bagaimana caranya? Dengan banyak berbuat kasih  dengan berbagai kehidupan.

Butir permenungan

Orang kalau mau berbuat tidak baik, tentu perasaan atau hatinya menjadi tidak tenang. Ketika bertindakpun harus mencari saat ketika orang lain lengah, misalnya : malam hari, penerangan tidak jelas, atau pada saat orang orang sedang istirahat. Bahkan , wajahnya kerapkali ditutupi dengan kain atau topeng supaya dirinya sulit dikenali.  Bahasa kitab Sucinya, : “ Barang siapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan perbuatannya yang jahat itu tidak tampak”  (Yoh 3:20). “Hidup dalam kegelapan” menggambarkan tindakan yang tidak baik. Hal ini sudah dikenal sejak zaman Yesus. Jadi sudah tua usianya, Dengan demikian , istilah menggelapkan uang tentu mudah dimengerti. Karena semua yang gelap memang tidak tampak dan tidak kelihatan . Dan didalam kegelapan orang akan sulit melihat apa apa. Demikian juga orang yang berbuat tidak baik, artinya berbuat “kegelapan” tentu pikirannya buntu, Namun apakah dia tidak tahu? Saya sendiri merasa hampir yakin bahwa sebenarnya tahu, namun karena enak, cepat mendapatkan yang diinginkan tanpa bersusah payah, ya akhirnya dilakukan terus. Apalagi jika keadaan menuntutnya, misalnya harus menghidupi keluarga, melunasi hutang, membayar ini itu dan sebagainya.  Dalam keadaan pikiran yang gelap, atau mata gelap, nalar atau otak kita tidak bisa memberikan pemikiran yang baik. Maka harus mencari tempat yang “terang” Bisa saja penerang kita adalah orang orang yang ada disekitar kita . Mungkin juga sahabat kita, imam, suster, dokter, psikolog, konselor, dsb. Mungkin juga penerang kita adalah Sakramen Tobat. Mau mencobanya? Masalahnya , apakah kita mau terbuka dan hidup dalam terang? Ini adalah suatu pilihan.

 

Doa.

Ya Tuhan yang maharahim, bimbinglah kami umat-Mu untuk mau terbuka dan hidup dalam terang sesuai dengan kehendak-Mu. Amin.

 

 

 

Begitu besar kasih Allah akan dunia ini,  sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,  supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,  melainkan beroleh hidup yang kekal.

 

 

 


May 28, 2020

*Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC* Misa Rabu Paskah VII 27 Mei 2020

Misa Rabu Paskah VII 27 Mei 2020
Saudara saudari yang terkasih,
Roh Keperkasaan atau Roh Kekuatan adalah Karunia yang membuat kita teguh mempertahankan iman, kekudusan gereja dan kemuliaan Allah Tritunggal, dari berbagai godaan dunia sekular dan ancaman kekuatan iblis.
Pada abad ketiga, ketika gereja masih dalam jaman penganiayaan, misa masih diadakan di Katekombe, di kuburan-kuburan bawah tanah. Pada suatu hari, Tarsisius seorang muda berusia 12 tahun, remaja, senang sekali karena boleh ikut misa bersama dengan Ibunya. Pada waktu itu ada banyak orang Kristen dipenjara, karena imannya dan hendak dilempar ke kandang singa menjadi martir. Sebelum mati, mereka ingin menyambut komuni. Seusai misa, Pastor yang merayakan Ekaristi mengatakan bahwa ia hendak mengantar komuni kepada umat di penjara, tetapi umat melarangnya karena takut Pastor ditangkap dan siapa nanti yang merayakan misa. Akhirnya ada seorang serdadu Romawi yang sudah bertobat, yang ada di situ menawarkan diri. Tapi ia juga dilarang karena sedang dicari-cari. Waktu itu Tarsisius menawarkan diri untuk mengantar, tetapi ia ditolak karena ia masih kecil. Tapi rupanya Tarsisius meyakinkan mereka bahwa Sakramen Mahakudus di tangannya akan dijaga sekuat tenaga. Akhirnya ia diijinkan, sayang dalam perjalanan ke penjara, ia bertemu dengan sekelompok anak remaja yang tidak percaya kepada Tuhan, lalu ia memaksa Tarsisius yang menggenggam sesuatu untuk diperlihatkan kepada anak-anak itu. Tapi Tarsisius mempertahankan Sakramen Mahakudus itu dan tetap menggenggamnya, sehingga tidak dapat direbut dari tangannya. Akhirnya Tarsisius dilempari batu, dirajam, hingga ia terjatuh, waktu terjatuh seorang di antara mereka mengambil batu agak besar, lalu ia berkata, “mana yang lebih kuat, batu ini atau genggaman tanganmu?” Dilemparkanlah batu itu ke kepalanya hingga Tarsisius tak sadarkan diri, tapi genggaman tangannya makin kuat. Pada saat itu datanglah serdadu yang sudah bertobat tadi rupanya dan mengusir anak-anak itu, mengangkat Tarsisius. Tarsisius yang tak sadarkan diri, mulai sadar dan ia berkata, “Sakramen Mahakudus, Tubuh Kristus masih ada di tanganku”. Ia segera dibawa ke Katekombe dan dalam perjalanan ia mati. Itulah Roh Kekuatan yang meneguhkan Santo Tarsisius yang masih muda.
Saudara saudari yang terkasih,
Yesus memohon Roh Kekuatan kepada Bapa untuk murid-muridNya. “Aku tidak meminta agar Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari yang jahat”. Yesus tidak menghendaki mereka dibebaskan dari rintangan dan ancaman, tetapi diberi kekuatan untuk menghadapi dan melampauinya, hingga mereka tidak jatuh ke dalam dunia dan menjadi sama dengan dunia yang sekular. Memisahkan orang dari godaan dan menghindarkan orang dari tantangan adalah jalan yang mudah untuk membuat orang selamat, tetapi belum tentu membuat orang itu makin tahan terhadap godaan, makin matang dalam hidup dan makin kuat menghadapi keganasan dunia, hingga berhasil di dalam hidupnya. Firman Allah adalah kebenaran yang menjadi pijakan, yang menjadi kekuatan untuk menghadapi dunia, hingga mereka pun manjadi kudus, yaitu terpisah dari dunia, hidup sakral yang berbeda dengan hidup sekular. Roh Kekuatan dimintakan Yesus kepada Bapa untuk murid-muridNya agar mereka mampu meneruskan karya Yesus.
Dalam bacaan pertama, Paulus meneguhkan umatnya agar menjaga diri, melindungi diri kuat karena ancaman iblis, serigala-serigala ganas terus mengintainya. Paulus meneguhkan kita juga untuk kuat, untuk perkasa dalam iman, sebagaimana ia sendiri telah memberi teladan untuk hidup sesuai dengan karunia Roh Keperkasaan.
Saudara saudari yang terkasih,
Roh Keperkasaan memampukan kita untuk teguh dan tangguh dalam melakukan kebajikan dan menghindari kejahatan. Roh ini menguatkan kita untuk mewujudkan kasih kita kepada Allah dengan resiko apapun, termasuk hilangnya kenyamanan, keamanan bahkan kehidupan sendiri. Karunia Roh Hikmat, Pengertian dan Nasehat memampukan kita mengenal rencana kasih Allah dan kehendakNya. Karunia Keperkasaan membuat kita pantang mundur, mampu melaksanakan kehendakNya, walaupun kita masih memiliki kelemahan. Roh ini tampak dalam keberanian para martir, seperti Santo Tarsisius yang masih berusia remaja 12 tahun, kegigihan para misionaris, kesetiaan suami istri, perjuangan kedua orangtua atau single parent dalam membesarkan anak-anak sesuai dengan nilai-nilai Injil, perjuangan orang sakit dan miskin untuk tetap bersandar pada Tuhan, pengabdian Imam, Biarawan-Biarawati serta kegigihan umat untuk hidup suci sebagai ungkapan menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Yesus.
Paulus menulis dalam Roma 8:31.35.39 “… Jika Allah ada di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya atau pedang? tidak akan ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah”.
Roh Keperkasaan membuat kita menjadi pribadi pantang menyerah, setia sampai mati pada janji iman dan komitmen hidup, panggilan, karya dan penebusan. Dengan Roh ini kita selalu mengalami apa yang disebut dengan di-tune up, disegarkan dan ditegarkan. Bagaikan mesin kendaraan, agar memperoleh performa maksimal dan keadaan yang optimal, demikianlah kita di-tune up, disegarkan dan ditegarkan oleh Roh Keperkasaan agar dapat melakukan apa yang kita renungkan dua hari yang lalu, fine tuning, dan live tuning kemarin, sehingga kita sungguh-sungguh dapat hidup perkasa, kuat dalam iman sesuai dengan kehendak Allah, seperti apa yang Allah pikirkan, hingga kita tabah mewujudkan perutusan pembaptisan dan berani memilih yang baik dan benar, sebagai perwujudan iman.

*Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC* Misa Peringatan Wajib St. Filipus Neri 26 Mei 2020

Misa Peringatan Wajib St. Filipus Neri 26 Mei 2020
Saudara saudari yang terkasih, ada orang bertanya dan saat dijawab dengan nasehat untuk hidup lebih baik, ia tidak berubah. Ia mengajukan pertanyaan informatif atau bahkan defensif bukan transformatif, pertanyaan untuk mencari informasi bahkan untuk membela diri, bukan untuk berbenah diri. Orang mau tahu pendapat orang bijaksana, tetapi tidak mau berubah. Itulah orang yang bertanya kepada Yesus, “Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup kekal?” Waktu  diberi nasehat oleh Yesus, “juallah segala milikmu dan ikutilah Aku!” Ia kecewa dan pergi dengan sedih, karena jawabanNya tidak sesuai dengan harapan. Rupanya ia bertanya bukan untuk mendengarkan nasehat agar bertobat, tetapi untuk membenarkan diri.
Santo Santa selalu mendengarkan nasehat Tuhan dan hidup sesuai dengan jalan Tuhan. Santo Filipus Neri yang kita peringati hari ini, dikenal dengan nasehat-nasehat transformatif hingga banyak orang datang kepadanya, termasuk para Kardinal, mengaku dosa kepadanya dan mendengarkan nasehat dan bimbingannya, pada abad ke 16 di Roma.
Pada suatu hari ada seorang Ibu datang kepadanya, dan ia kenal betul. Ia sebetulnya bisa mengetahui rahasia orang, mendapat mukjizat itu, Roh Pengetahuan, Karunia Pengetahuan. Waktu datang, ia berkata kepada Ibu itu,
“Bu, maukah menolong saya?” Mendengar kata-kata itu, Ibu itu senang sekali, karena bisa membantu Filipus Neri. Lalu ia berkata,
“tolong belikan ayam di pasar. Nanti setelah ayam itu dipotong di pasar, bawa pulang ayam itu, dalam perjalanan pulang, tolong lepaskanlah bulunya satu per satu di jalan, sehingga ketika sampai ke tempat ini, ke pastoran ini, ayam itu sudah tanpa bulu” Lalu ia dengan senang hati pergi. Lalu ia membeli dan mencabut, sampailah Ibu itu membawa ayam yang sudah botak, yang sudah tanpa bulu, yang siap dibumbui, siap dimasak. Lalu Filipus Neri berkata, “sekarang Ibu kembali lagi ke jalan tadi, ambillah bulu-bulu yang sudah dicopotkan itu dan tempelkan kembali kepada ayam itu”.
Ibu itu berkata,
“Pastor, tidak mungkin, bulu-bulu yang sudah beterbangan ke sana ke mari, saya cabuti dan kumpulkan kembali”. Lalu Filipus Neri karena tahu Ibu itu suka gosip, suka menjelekkan orang lain, ia berkata, “demikianlah Bu, apa yang Ibu katakan dalam gosip, apa yang ibu katakan kejelekan orang lain, sudah menyebar ke sana ke mari oleh orang-orang yang Ibu ceritakan, dan tidak mungkin dikumpulkan kembali”.
Saudara saudari yang terkasih, Yesus berdoa kepada Bapa tentang dan untuk murid - muridNya. Ia bersyukur karena para murid mendengarkan nasihatNya. Mereka sudah mengalami fine tuning kemarin, menyamakan gelombang, sehingga mudah untuk melakukan live tuning, menyamakan gelombang hidupnya. Sehingga hidupnya itu sama dengan hidup yang dilakukan oleh Yesus. “Mereka itu milikMu dan Engkau telah memberikan mereka kepadaKu dan mereka telah menuruti firmanMu”. Yesus mendengarkan firman Allah dan menyampaikannya kepada para murid yang juga menerimanya. Maka para murid sekarang itu tahu, apa yang Yesus kehendaki dan Bapa maui dan menuruti apa yang Yesus maui.
Paulus selalu mengikuti nasihat Roh Kudus, ia mengungkapkannya dengan istilah “sebagai tawaran Roh”, tanpa protes, tanpa banyak tanya. Kemanapun Roh Kudus menasehati, diapun segera pergi, “… aku tidak tahu apa yang akan terjadi dengan diriku di Yerusalem selain daripada apa yang dinyatakan oleh Roh Kudus, dinasehatkan oleh Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku”. Walau beresiko hilang nyawa, ia ingin menyelesaikan apa yang dinasehatkan Tuhan, karena yakin jalan Tuhanlah yang akan menyelamatkan.
Saudara saudari yang terkasih, .kalau kecewa kadang kita protes kepada Tuhan, “mengapa begini dan begitu, seharusnya kan Engkau begini dan begitu kepadaku”. Kita tak sadar memberi nasehat kepada Tuhan, seolah Ia itu tidak Maha Tahu. Ia adalah penasehat ulung seperti yang ditulis oleh Yesaya (40:13-14) “Siapakah yang dapat mengatur Roh Tuhan atau memberi petunjuk kepadaNya sebagai penasehat? Kepada siapa Tuhan meminta nasehat untuk mendapat pengertian, dan siapa yang mengajar Tuhan untuk menjalankan keadilan, atau siapa yang mengajar Dia pengetahuan dan memberi Dia petunjuk supaya Ia bertindak dengan  pengertian?” Manusialah seharusnya meminta nasehat pada Tuhan, Karunia Roh Nasehat membuat kita mau dan mampu dipimpin Allah menapaki jalan keselamatan. Roh ini membimbing kita dalam hal-hal praktis agar kita tidak tersesat, membuat kita mau dan mampu mengikuti petunjuk Tuhan yang Maha Tahu, jalan mana yang terbaik bagi kita untuk selamat dan bahagia. Itulah live tunning, hidup pada jalan Allah. Di hadapan Allah kita diajak untuk tidak sok tahu, tetapi selalu mempunyai telinga yang siap mendengarkan, hati yang siap menerima, budi yang siap mencerna dan mulut yang siap berkata, “aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu”. Sikap itu akan menjadi kebiasaan untuk selalu fokus kepada Allah, sehingga dengan hati-hati kita bertindak sesuai dengan nasehatNya. Kalau biasa mendengarkan nasehat Tuhan, lama kelamaan kita mengerti jalan mana yang paling baik, jalan Tuhan mana yang harus dipilih. Intuisi pastoral dan spiritual tumbuh, nurani moral dan sosial berkembang, hingga kita bertindak dengan cepat dan tepat, sesuai dengan kehendakk Allah. Tanpa doa nang-ning-nung, tenang-hening-renung, memberi kesempatan Tuhan berbicara, dan mencari kesempatan untuk membaca Kitab Suci, bagaimana mungkin kita mendengarkan nasehatNya untuk melakukan yang baik dan menjauhi yang jahat. Hingga apa yang kita rindukan : hidup penuh sukacita dalam Tuhan dapat kita alami kini dan nanti.


*Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC* Misa Senin Paskah VII 25 Mei 2020

Misa Senin Paskah VII 25 Mei 2020
Saudara saudari yang terkasih, ada pepatah, “dalamnya laut dapat diukur, dalamnya hati siapa tahu”, yang berarti bahwa lebih sulit menebak hati dan budi atau mengetahui perasaan dan pikiran seseorang daripada mengetahui dan mengukur kedalaman laut.n
Ada suatu anekdot, seorang yang belum pernah naik pesawat, diminta oleh anaknya, lama, mengunjungi ke Belanda. Tidak mau, tapi akhirnya mau juga. Ia pergi seorang diri. Ia naik pesawat dan dia kaget ternyata pesawat tempat duduknya enak dan ia duduk. Ia duduk di business class, walau tiketnya ekonomi. Lalu pemilik tempat duduk datang dan berkata,
“mohon maaf, tempat duduknya nomor berapa?”
Ia berkata,
“wah, bapak ini siapa?”
“Saya penumpang”.
“Ya… sama-sama penumpang, cari sendiri!”
Akhirnya tidak mau ribut, datang pramugari, minta juga dia pindah. Tapi lalu tanya,
“ibu ini siapa?”
“Ya… saya pramugari”.
“Apa itu pramugari?”
“Ya… pelayan di sini”.
“Ya pelayan, urus sendiri, beres-beres sana! Tidak usah ngatur-ngatur penumpang!”
Akhirnya datang pilot. Pilot bertanya,
“Pak, mohon maaf, pindah pak! Ini tiketnya tidak sama!”
Tanya,
“Bapak ini siapa?”
“Pilot”.
“Apa pilot?”
“Ya… supir”.
“Ya supir, urus sendiri kendaraan, nggak usah ngatur-ngatur penumpang!”
Susah, diberitahu tidak nyambung, dinasihati dengan berbagai cara tidak bisa. Akhirnya datang seorang penumpang lain, berbisik-bisik, akhirnya ia mau pindah. Ia berkemas mengambili barang-barangnya. Ia malah berterimakasih,
“bilang dari tadi, untung ada Bapak, kalau tidak saya tidak bisa ketemu anak saya”.
Lalu penumpang lain dan pramugari tanya,
“Pak, apa rahasianya? Kok dibisiki langsung … “
“Saya hanya bilang, Bapak mau ke mana? ‘Saya mau ke Amsterdam’ Oh kalau ke Amsterdam di belakang Pak, yang bagian depan ini, turunnya di Bangkok, Pak! Langsung dia pergi”.
Saudara saudari yang terkasih,
kadang-kadang kita susah untuk mengerti. Di balik hati dan budi manusia yang sulit dipahami, ada yang lebih sulit, yaitu misteri. Sesuatu yang hanya dapat dipahami melalui iman, yang didukung oleh pengetahuan dan pengalaman. Misteri adalah sesuatu yang belum jelas, bahkan tidak dapat diketahui secara penuh. Misteri iman adalah kisah kasih Allah pada manusia melalui Yesus Kristus. Dalam setiap misa ada anamnese, salah satu contohnya misalnya anamnese 5. Imam menyatakan, “Agunglah misteri iman kita”, dan umat menjawab, “Tuhan, Engkau telah wafat. Tuhan sekarang Kau hidup. Engkau Sang Juruselamat, datanglah ya Yesus Tuhan”. Bagaimana kita dapat memahami misteri iman tersebut? Syukur kepada Allah, kita dianugerahi Roh Pengertian untuk memahami kedalaman misteri iman dan mempercayainya.
Roh Pengertian membuat kita mampu hidup sesuai dengan ajaran dan pengakuan iman. Melalui karunia ini Allah menerangi budi kita hingga kita mampu memahami dan mempercayai dengan hati tulus. Bersama dengan Karunia Hikmat, Roh Pengertian mengantar kita untuk apa yang disebut fine tuning, menyamakan gelombang, antara gelombang kita dengan gelombang Allah, hingga kita memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah. Seperti radio, kalau kita ingin mencari gelombang tertentu dan mendengar dengan enak, kita harus pas, kalau masih bunyi kresek kresek kresek, bunyi brisik, belum pas. Sampai kita menemukan sesuatu yang pas, barulah kita bisa mendengar dengan baik, barulah kita bisa mendengar dengan enak sehingga komunikasipun bisa berjalan. Fine tuning. Proses pemuridan adalah fine tuning menyamakan gelombang murid-murid dengan gelombang Yesus sendiri.
Saudara saudari yang terkasih, para murid merasa heran bahwa mereka tiba-tiba mengerti secara gamblang, apa yang dikatakan Yesus. Padahal Yesus juga biasa berbicara melalui perumpamaan untuk mempermudah. Walaupun diambil dari kisah hidup sehari-hari, tetapi mereka masih sulit dan tidak mengerti. Tetapi dalam Injil hari ini kita mendengar mereka mengerti betul hingga mereka berseru, “Lihat sekarang Engkau berkata-kata terus terang dan tidak memakai kiasan”. Mereka tidak protes, tidak minta penjelasan lebih, mereka tidak bertanya lagi. Rupanya mereka sudah mengalami fine tuning, gelombang mereka sudah sama. Maka mereka berkata, “Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah”. Para murid sudah mulai satu gelombang dengan Yesus. Pikiran manusiawinya telah melebur, bersatu dengan rencana dan kehendak Ilahi bahwa Yesus adalah Putra Allah. Itulah karya Roh Pengertian, yang dayanya sudah dialami oleh para rasul.
Saudara saudari yang terkasih, agar hidup sesuai dengan kehendak Allah, Daud berdoa, “buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang tauratMu, aku hendak memeliharanya dengan segenap hati”, Mazmur 119:34. Untuk dapat memahami Kitab Suci dan menyiapkan homili, Imam memohon karunia Roh Pengertian. Untuk mampu mendengarkan serta mengerti Sabda Allah dan pewartaannya melalui kotbah, kita juga memohon Roh Pengertian. Roh ini membimbing dan memahami khasanah iman dan ajaran gereja. Maka bagus, sebelum mendengarkan kotbah, renungan, perngertian, membaca Kitab Suci, mintalah karunia Roh Pengertian. Dengan mengerti misteri iman, kekayaan pengetahuan dan keagungan pengalaman Tradisi Gereja kita makin mensyukuri anugerah Sakramen-Sakramen dan memahami kehendak Allah kepada kita. Dengan anugerah Roh Pengertian, kita bersukacita, karena dapat melihat Tuhan melalui keindahan ciptaan dan keagungan misteri kejadian sehari-hari. Hidup insani sungguh dipahami sebagai penyelenggaraan dan pantulan Ilahi.
Mari kita berdoa kepada Roh Kudus, “Roh Pengertian, terangilah budi kami agar mampu memahami misteri Ilahi, agar mampu menyamakan gelombangku dengan gelombang Allah sendiri”.