Jamuan terakhir Jesus bersama murid - muridNya

Jesus meredakan badai

Jesus bersama Joseph dan Maria

Jesus mencintai anda semua

Jesus naik ke Surga

July 31, 2022

RENUNGAN HARIAN RABU 3 AGUSTUS 2022

Kalender Liturgi Rabu 3 Agt 2022

Warna Liturgi: Hijau

Bacaan I  Yer 31:1-7
Tuhan bersabda, "Aku akan menjadi Allah segenap kaum keluarga Israel dan mereka akan menjadi umat-Ku. Mereka mendapat kasih karunia di padang gurun yaitu bangsa yang terluput dari pedang. Israel berjalan mencari istirahat bagi dirinya; dan dari jauh Tuhan menampakkan diri kepadanya, 'Aku mengasihi engkau dengan kasih yang abadi, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu. Aku akan membangun engkau kembali sehingga engkau pulih, hai anak dara Israel!  Engkau akan menghiasi dirimu lagi dengan rebana, dan akan tampil dalam tarian sukaria. Engkau akan membuat kebun anggur lagi di gunung-gunung Samaria; dan orang-orang yang membuatnya akan memetik hasilnya pula. Sungguh, akan datang harinya  para penjaga akan berseru di gunung Efraim:  Ayo, marilah kita naik ke Sion, menghadap Tuhan, Allah kita!'  Sebab beginilah sabda Tuhan: Bersorak-sorailah bagi Yakub dengan sukacita,  bersukarialah atas pemimpin para bangsa!  Kabarkanlah, pujilah dan katakanlah! Tuhan telah menyelamatkan umat-Nya, yakni sisa-sisa Israel!
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Yer 31:10.11-12ab.13
Tuhan menjaga kita seperti gembala menjaga kawanannya.
*Dengarlah firman Tuhan, hai bangsa-bangsa, dan beritahukanlah di tanah-tanah pesisir yang jauh, katakanlah: Dia yang telah menyerakkan Israel  akan mengumpulkannya kembali.
*Sebab Tuhan telah membebaskan Yakub, telah menebusnya dari tangan orang yang lebih kuat dari padanya. Mereka akan datang bersorak-sorak di atas bukit Sion, muka mereka akan berseri-seri karena kebajikan Tuhan.
*Pada waktu itu  anak-anak dara akan bersukaria menari beramai-ramai,
orang muda dan orang-orang tua akan bergembira. Aku akan mengubah perkabungan mereka menjadi kegirangan, akan menghibur dan menyukakan mereka sesudah kedukaan.

Bait Pengantar Injil  Luk 7:16
Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.

Bacaan Injil  Mat 15:21-28
Pada suatu hari  Yesus menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon.  Maka datanglah seorang wanita Kanaan dari daerah itu dan berseru, "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud. Anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab.  Lalu para murid Yesus datang dan meminta kepada-Nya, "Suruhlah wanita itu pergi,  sebab ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak."  Jawab Yesus,  "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."  Tetapi wanita itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata,  "Tuhan, tolonglah aku!" Yesus menjawab, "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak  dan melemparkannya kepada anjing." Kata wanita itu lagi, "Benar Tuhan, tetapi anjing-anjing pun makan remah-remah  yang jatuh dari meja tuannya." Bersabdalah Yesus kepadanya, "Hai ibu, besar imanmu!  Terjadilah bagimu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
Demikianlah sabda Tuhan. \

Renungan.

Dimana ada kemauan , disitu ada jalan. Begitulah cerita seorang ibu, dikisahkan salah satu program televisi “Minta tolong”. Seorang ibu yang berjalan kaki dari rumah kerumah mencari uang dengan menawarkan jasa menjadi buruh cuci  demi mengobati anaknya yang terbaring dirumah terkena demam berdarah. Uang tabungan mereka sudah terkuras habis untuk biaya pengobatan anaknya bahkan sampai mereka diminta meninggalkan rumah sakit karena tidak dapat membayar. Berbekal keyakinan “Gusti mboten sare” (Tuhan tidak tidur), ia yakin pasti ada orang baik yang dapat menolongnya.  Sebuah kemauan mendorong orang mencapai apa yang menjadi harapannya. Injil Matius mencatat kisah, tentang semangat iman seorang perempuan yang pantang menyerah. Seorang perempuan Kanaan yang memiliki anak perempuan yang kerasukan setan. Perempuan itu sudah kesana kemari demi pulihnya sang anak namun tak seorangpun dapat membantunya. Berita kedatangan Yesus merupakan berita yang membawa kabar gembira bagi keluarganya.  Perempuan ini mendatangi Yesus dengan membawa anaknya karena ia percaya Yesus dapat menolongnya.Ia berseru kepada-Nya walaupun tampaknya seperti mustahil  “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak anak dan melemparkannya kepada anjing.” Bahasa yang dipakai memang terkesan kasar. Namun itulah yang menjadi inti  ketika kita ingin disembuhkan Tuhan maka kita harus tahu posisi kita dihadapan Tuhan. Siapa diri kita dan harus menjadi rendah hati. Kita harusnya sadar , inilah belas kasih sejati, yaitu belas kasih yang lahir dari  kesadaran diri kita akan posisi kita dan daya kerendahhatian. Belas kasih yang memerdekakan dan memberi hidup. Dalam kehidupan , kita mudah tersinggung , marah, dan mengambil jarak dengan Tuhan, apalagi kita merasa diacuhkan atau ditinggalkan Tuhan. Sikap penolakan membuat kita makin jauh dengan  Tuhan . Saat penolakan itu menandakan bahwa kita masih tergolong sombong, merasa diri hebat. Inilah titik kelemahan kita. Tuhan  Yesus menginginkan hati yang hancur dan remuk dihadapan-Nya. Perempuan itu mengajak kita untuk menghampiri Yesus dengan semangat pantang menyerah. Dia meminta kita untuk bergumul sampai menang. Mampukah kita memiliki semangat seperti perempuan itu?

Butir permenungan

Bagaimana kita mendefinisikan iman kita kepada Yesus? Itu adalah saat kita tidak menyerah pada apa yang kita inginkan dari Yesus. Kami terus mendesak-Nya sampai Dia menyerah pada doa kami untuk-Nya.  Wanita Kanaan memiliki iman seperti ini, dia tidak pernah menyerah pada permintaan doanya kepada Yesus untuk menyembuhkan putrinya yang disiksa oleh setan. Ada banyak rintangan yang menghadangnya, terutama karena dia bukan seorang Yahudi, tetapi itu tidak masalah baginya. Dia bertahan dan dia bahkan berdebat dengan Yesus sampai dia lulus ujian Yesus atas imannya. Setelah itu putrinya disembuhkan oleh Yesus.  Injil ini berhubungan dengan perjalanan iman kita sendiri dengan Yesus juga. Siapapun dari kita bisa menjadi wanita Kanaan yang mendesak Yesus tanpa akhir sampai dia mendapatkan kesembuhan yang dia inginkan untuk putrinya.  Namun, tidak seperti wanita dari Kanaan yang bertahan sampai akhir, kita mungkin tidak memiliki keinginan untuk mendesak Yesus. Kita mungkin sudah berhenti dan berkata kepada diri kita sendiri, “Saya menyerah pada doa saya untuk Yesus karena Dia tampaknya tuli.” Yang tidak kita ketahui adalah penundaan itu hanyalah bagian dari ujian iman kita.  Setiap cobaan yang kita lalui adalah ujian iman kita sendiri. Misalnya pandemi covid-19 yang membuat hidup jadi sulit bagi kita ini hanyalah ujian iman bagi kita. Oleh karena itu marilah kita tidak menyerah dan marilah kita terus berdoa kepada Tuhan untuk keselamatan kita karena pada akhirnya kita akan mengatasi ini dengan pertolongan Tuhan.

Doa.

Allah Bapa Maha Pengasih dan Penyayang, kami bersyukur atas anugerah kesehatan yang Kau limpahkan kepada kami berkat sabda kedamaian  , ialah Yesus Putra-Mu , sebab karena Dia , dunia dapat bernapas lagi.  Amin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.

RENUNGAN HARIAN SELASA 2 AGUSTUS 2022

Kalender Liturgi Selasa  2 Agt 2022

PF S. Petrus Yulianus Eymard, Imam
PF S. Eusebius Vercelli, Uskup
PF S. Eusebius Vercelli, Uskup
Warna Liturgi: Hijau

Bacaan I  Yer 30:1-2.12-15.18-22
Tuhan bersabda kepada Yeremia demikian, "Beginilah sabda Tuhan, Allah Israel, 'Tulislah segala perkataan yang telah Kusabdakan kepadamu dalam sebuah kitab'." Beginilah sabda Tuhan tentang Israel, "Penyakitmu sangat payah, lukamu tak tersembuhkan! Tiada orang yang membela hakmu, tiada obat untuk bisulmu, tiada kesembuhan lagi. Sungguh, Aku telah memukul engkau dengan pukulan musuh, dan dengan hajaran yang bengis, karena kesalahanmu banyak dan besarlah jumlah dosamu!  Mengapakah engkau berteriak karena penyakitmu? Mengapa engkau mengaduh karena kepedihanmu sangat payah?
Karena kesalahanmu banyak, dan dosamu besar jumlahnya, maka Aku telah melakukan semuanya ini kepadamu. Dan beginilah sabda Tuhan selanjutnya, "Sesungguhnya, Aku akan memulihkan keadaan kemah-kemah Yakub, dan akan mengasihani tempat-tempat tinggalnya. Kota itu akan dibangun kembali di atas reruntuhannya, dan purinya akan berdiri di tempatnya yang asli. Nyanyian syukur akan terdengar dari antara mereka, juga suara orang yang bersukaria. Aku akan membuat mereka berlipat-ganda, dan mereka tidak akan berkurang lagi. Aku akan membuat mereka dipermuliakan, dan mereka tidak akan dihina lagi.  Anak-anak mereka akan menjadi seperti dahulu kala, dan perkumpulan mereka akan tinggal tetap di hadapan-Ku. Aku akan menghukum semua orang yang menindas mereka. Orang yang memerintah atas mereka  akan tampil dari antara mereka sendiri. Dan orang yang berkuasa atas mereka  akan bangkit dari tengah-tengah mereka. Aku akan membuat dia maju dan mendekat kepada-Ku.  Sebab siapakah yang berani mempertaruhkan nyawanya  untuk mendekat kepada-Ku?
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 102:16-21.29.22-23
Tuhan akan membangun Sion  dan menampakkan diri dalam kemuliaan
*Maka Bangsa-bangsa menjadi takut akan nama Tuhan, dan semua raja bumi akan menyegani kemuliaan-Mu, bila Engkau sudah membangun Sion, dan menampakkan diri dalam kemuliaan-Mu;  bila Engkau mendengarkan doa orang-orang papa, dan tidak memandang hina doa mereka.
*Biarlah hal ini dituliskan bagi angkatan yang kemudian, dan bangsa yang akan diciptakan nanti memuji-muji Tuhan, sebab Ia telah memandang dari tempat-Nya yang kudus, Tuhan memandang dari sorga ke bumi, untuk mendengarkan keluhan orang tahanan, untuk membebaskan orang-orang yang ditentukan harus mati.
*Anak hamba-hamba-Mu akan diam dengan tenteram, dan anak cucu mereka akan tetap ada di hadapan-Mu. supaya nama Tuhan diceritakan di Sion, dan Dia dipuji-puji di Yerusalem, apabila para bangsa berkumpul bersama-sama dan kerajaan-kerajaan berhimpun untuk beribadah kepada Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Yoh 1:49b
Rabi, Engkau Anak Allah,  Engkaulah raja Israel.

Bacaan Injil  Mat 14:22-36
Sekali peristiwa, setelah mengenyangkan orang banyak dengan roti,
Yesus segera menyuruh murid-murid-Nya naik perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara Ia menyuruh orang banyak pulang. Dan setelah orang banyak itu disuruh pergi  Yesus mendaki bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia seorang diri di situ.  Perahu para murid sudah beberapa mil jauhnya dari pantai  dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal.  Kira-kira jam tiga malam  datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. Melihat Dia berjalan di atas air,  para murid terkejut dan berseru, "Itu hantu!" Dan mereka berteriak ketakutan. Tetapi Yesus segera menyapa mereka, kata-Nya,  "Tenanglah! Akulah ini, jangan takut!" Lalu Petrus berseru,  "Tuhan, jika benar Tuhan sendiri, suruhlah aku datang kepada-Mu dengan berjalan di atas air."  Kata Yesus, "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air  mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasakannya tiupan angin kencang,  Petrus menjadi takut dan mulai tenggelam lalu berteriak, "Tuhan, tolonglah aku!" Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata, "Orang kurang percaya! Mengapa engkau bimbang?"  Keduanya lalu naik ke perahu dan redalah angin. Dan mereka yang ada di perahu menyembah Dia, katanya, "Sungguh, Engkau Anak Allah." Setibanya di seberang mereka mendarat di Genesaret.  Begitu Yesus dikenal oleh orang-orang setempat,  mereka memberitahukannya ke seluruh daerah. Maka semua orang sakit dibawa kepada-Nya. Mereka memohon, supaya diperkenankan menjamah jumbai jubah-Nya. Dan semua orang yang menjamah Dia menjadi sembuh.
Demikianlah sabda Tuhan. 

Renungan.

Banyak dari antara  kita sering melakukan doa doa harian entah itu doa pribadi, doa bersama, rosario, novena, misa harian, atau apapun bentuknya. Kita merasa dekat dan kuat manakala kita berkomunikasi secara intim dengan Tuhan. Kita menikmati saat saat itu. Hal yang sama juga dialami oleh Petrus dan para murid dalam bacaan hari ini. Petrus hidup bersama dengan Yesus. Ia pergi menyertai Yesus kemanapun ia melangkah. Pribadi Yesus meneguhkan iman dan membuatnya semakin dekat dengan-Nya. Ia dan para murid melihat Yesus berjalan diatas air. Petrus pun ingin seperti Yesus, ingin menikmati kedekatan dengan-Nya dan berjalan diatas air. Namun, ketika ada tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam. Kita pun mempunyai pengalaman yang serupa dengan Petrus. Kita dekat dan kuat melalui hidup doa yang kita hayati. Namun, pada saat beragam permasalahan hidup menerpa, ketika kita tidak bisa keluar  dari kesulitan, hidup yang melilit, kita mengalami situasi yang berbeda. Kita mudah mengeluh , goncang, takut, dan hilang harapan. Kita mulai bertanya tanya, dimanakah Tuhan pada saat masalah datang bertubi tubi? Mengapa Tuhan tidak mendengarkan doa permohonan kita? Seperti yang dialami Petrus, Yesus pun senantiasa menyertai, menolong dan melindungi dalam setiap kesulitan hidup kita. Seperti Sabda Tuhan dalam bacaan pertama, Tuhan memulihkan keadaan Yakub dan mengasihinya. Kita yang berdoa dan percaya pada Tuhan tetapi apakah kita sungguh percaya bahwa Yesus hadir dalam diri kita setiap saat termasuk saat kita mengalami kesulitan?  Keragu raguan sering menyelimuti orang yang menyebut diri beriman, Padahal beriman berarti berani melompat ketempat yang tidak bisa dijelaskan seutuhnya, tetap ada unsur misterinya. Yang mesti dibangun adalah kepercayaan bahwa Tuhan akan menyelamatkan.  Akhir dari kisah ini menunjukkan kesimpulan atau puncaknya , yaitu ungkapan iman yang amat mendalam dari para murid Yesus dengan mengatakan “Sesungguhnya Engkau Anak Allah” sambil menyembah Dia. Kisah yang berangkat dari pengalaman yang menakutkan, berujung pada pengalaman iman yang amat mendalam . Pengalaman yang mengkhawatirkan, menakutkan bahkan seakan telah sampai pada tingkat putus asa, justru bisa mengembangkan iman menjadi jauh lebih mendalam dari pada seandainya tidak mengalami peristiwa itu.  Oleh karena itu ketika mengalami pengalaman pahit dan getir, hendaknya tetap percaya akan kehadiran dan peran Tuhan , sehingga tidak akan membawa kesikap putus harapan Sebaliknya , sesudah masa gelap akan muncul hari terang yang membawa sukacita besar dan memperteguh iman.

Butir permenungan.

Apa itu iman kepada Yesus? Saat Anda melihat Yesus dan Anda mengabaikan apa pun yang akan mengalihkan perhatian Anda dari Yesus. Ketika Petrus melihat Yesus berjalan di atas air, dia menyuruh Yesus untuk mengizinkan dia pergi kepada-Nya dan Yesus menuruti permintaan Petrus (Matius 14:29-30).  Namun, ketika Petrus sedang berjalan menuju Yesus, dia merasakan angin kencang dan melihat ombak datang ke arahnya. Dan setelah itu dia mulai tenggelam tetapi Yesus ada di sana untuk menyelamatkannya. Kami berbicara di sini tidak hanya iman Petrus yang lemah kepada Yesus, kami juga berbicara tentang iman kita sendiri kepada Yesus, seberapa kuat iman kita kepada Yesus?  Bisakah kita tetap memiliki iman bahkan jika kita melalui ujian yang berat? Misalnya, kita sakit karena covid-19. Apakah ini tidak akan mengganggu iman kita kepada Tuhan? Tidakkah kita bertanya kepada Tuhan, mengapa? Hidup ini benar-benar misteri. Kita mungkin ada di sini hari ini, tetapi tidak ada jaminan bahwa kita masih akan bernafas di hari berikutnya. Bahkan iman kita di dalam Yesus sendiri adalah sebuah misteri karena kita berpegang pada sesuatu yang tidak kita lihat namun kita masih berpegang erat pada sesuatu yang tidak kita lihat ini. Untuk alasan bahwa kita memiliki iman. Dan iman yang kita miliki ini akan menarik kita melalui tidak peduli seberapa berat cobaan yang mungkin datang kepada kita.  Petrus jelas memiliki iman jika tidak, dia tidak akan mengatakan kepada Yesus untuk membiarkan dia pergi kepada DIA. Tetapi Petrus juga membiarkan angin dan ombak itu untuk sementara mengurangi imannya kepada Yesus. Saat kita melanjutkan hidup kita, kita pasti akan menghadapi episode ujian iman kita sendiri di dalam Yesus.  Marilah kita tetap setia dan tidak putus asa tidak peduli seberapa berat ujian iman kita sendiri. Karena Tuhan selalu ada untuk membawa kita melewati ujian iman ini.

Doa.

Allah Bapa, sumber segala kebebasan , kami bersyukur atas kebebasan yang telah dijanjikan kepada kami melalui Yesus Sang Mesias. Perkenankanlah Dia menjadi batu sendi yang mendasari dunia ini serta mempersatukan dan merukunkannya.  Amin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Rabi, Engkau Anak Allah,  Engkaulah raja Israel.

RENUNGAN HARIAN SENIN 1 AGUSTUS 2022

Kalender Liturgi Senin 1 Agt 2022

PW S. Alfonsus Maria de Liguori, Uskup dan Pujangga Gereja
Warna Liturgi: Putih

Bacaan I Yer 28:1-17

Peristiwa ini terjadi di kota Yerusalem
pada awal pemerintahan Zedekia, raja Yehuda, yaitu dalam bulan yang kelima tahun yang keempat. Nabi Hananya bin Azur, yang berasal dari Gibeon, berkata kepadaku di rumah Tuhan, di depan mata para imam dan seluruh rakyat: "Beginilah sabda Tuhan semesta alam, Allah Israel: 'Aku telah mematahkan penindasan raja Babel. Dalam dua tahun ini segala perkakas rumah Tuhan  yang telah diambil dari rumah ini oleh Nebukadnezar, raja Babel,  dan yang diangkutnya ke Babel, akan Kukembalikan ke tempat ini. Juga Yekhonya bin Yoyakim, raja Yehuda, beserta semua orang buangan dari Yehuda yang dibawa ke Babel akan Kukembalikan ke tempat ini,' demikianlah sabda Tuhan. Sungguh, Aku akan mematahkan penindasan raja Babel itu!"  Lalu berkatalah nabi Yeremia kepada nabi Hananya  di depan para imam dan seluruh rakyat yang berdiri di rumah Tuhan.  Kata nabi Yeremia, "Amin! Moga-moga Tuhan berbuat demikian! Moga-moga Tuhan menepati perkataan-perkataan  yang kaunubuatkan itu dengan mengembalikan perkakas-perkakas rumah Tuhan  dan semua orang buangan dari Babel ke tempat ini.
Hananya, dengarkanlah perkataan yang hendak kukatakan kepadamu
dan kepada seluruh rakyat ini. Nabi-nabi yang ada sebelum aku dan sebelum engkau  dari dahulu kala telah bernubuat kepada banyak negeri  dan terhadap kerajaan-kerajaan yang besar tentang perang dan malapetaka dan penyakit sampar. Tetapi mengenai seorang nabi yang bernubuat tentang damai sejahtera, jika nubuat itu digenapi, maka barulah ketahuan, bahwa nabi itu benar-benar diutus oleh Tuhan."  Kemudian nabi Hananya mengambil gandar yang terpasang pada tengkuk nabi Yeremia, lalu mematahkannya. Berkatalah Hananya di depan seluruh rakyat, "Beginilah sabda Tuhan, Dalam dua tahun ini
begitu jugalah Aku akan mematahkan kuk Nebukadnezar, raja Babel, dari tengkuk segala bangsa!"  Kemudian pergilah nabi Yeremia dari sana.  Dan sesudah nabi Hananya mematahkan gandar dari tengkuk nabi Yeremia, bersabdalah Tuhan kepada Yeremia, "Pergilah katakanlah kepada Hananya, 'Beginilah sabda Tuhan: Engkau telah mematahkan gandar kayu,  tetapi Aku akan membuat gandar besi sebagai gantinya!'  Sebab beginilah sabda Tuhan semesta alam, Allah Israel,  'Kuk besi akan Kutaruh ke atas tengkuk segala bangsa ini, sehingga mereka takluk kepada Nebukadnezar, raja Babel. Sungguh, mereka akan takluk kepadanya!  Malahan binatang-binatang di padang telah Kuserahkan kepadanya'." Lalu berkatalah nabi Yeremia kepada nabi Hananya, "Dengarkanlah, hai Hananya! Tuhan tidak mengutus engkau,  dan engkau telah membuat bangsa ini percaya kepada dusta.  Sebab itu beginilah sabda Tuhan, Sungguh, Aku menyuruh engkau pergi dari muka bumi.  Tahun ini juga engkau akan mati, sebab engkau telah menghasut rakyat murtad kepada Tuhan."  Maka matilah nabi Hananya dalam tahun itu juga, pada bulan yang ketujuh.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Mzm 119:29.43.79.80.95.102
Ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku, ya Tuhan.
*Jauhkanlah jalan dusta dari padaku, dan karuniakanlah hukum-Mu kepadaku.
*Janganlah sekali-kali mencabut firman kebenaran dari mulutku,
sebab aku berharap kepada hukum-hukum-Mu.
*Biarlah orang-orang takwa berpihak kepadaku, orang-orang yang paham akan peringatan-peringatan-Mu.
*Biarlah hatiku tulus dalam ketetapan-ketetapan-Mu, supaya jangan aku mendapat malu.
*Orang-orang fasik menantikan aku untuk membinasakan aku; tetapi aku hendak memperhatikan peringatan-peringatan-Mu.
*Aku tidak menyimpang dari hukum-hukum-Mu, sebab Engkaulah yang mengajar aku.

Bait Pengantar Injil  Mat 4:4b
Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah.

Bacaan Injil Mat 14:13-21
Sekali peristiwa, setelah mendengar berita pembunuhan Yohanes Pembaptis, menyingkirlah Yesus; dengan naik perahu Ia bermaksud mengasingkan diri ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat, dari kota-kota mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya,  maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka  dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. Menjelang malam para murid Yesus datang kepada-Nya dan berkata, "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi
supaya dapat membeli makanan di desa-desa." Tetapi Yesus berkata kepada mereka,  "Mereka tidak perlu pergi. Kalian saja memberi makan mereka." Jawab mereka, "Pada kami hanya ada lima buah roti dan dua ekor ikan."  Yesus berkata, "Bawalah ke mari." Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Setelah itu Ia mengambil kelima buah roti dan kedua ekor ikan itu. Sambil menengadah ke langit diucapkan-Nya doa berkat,  dibagi-bagi-Nya roti itu dan diberikan-Nya kepada para murid.  Para murid lalu membagi-bagikannya kepada orang banyak. Mereka semua makan sampai kenyang. Kemudian potongan-potongan roti yang sisa dikumpulkan sampai dua belas bakul penuh. Yang ikut makan kira-kira lima ribu orang pria,  tidak termasuk wanita dan anak-anak.

Renungan.

Kemerdekaan adalah anugerah Tuhan dan hasil usaha manusia .Dianugerahkan karena setiap orang dipanggil untuk merdeka, diusahakan manusia karena kemerdekaan adalah sesuatu yang harus diisi dan dimaknai. Anugerah menjadi sia sia ketika tidak disyukuri dengan pemaknaan. Kemerdekaan menjadi “penjara” ketika rasa peduli mati suri didalam diri. Santo Alfonsus dipanggil Tuhan menjadi seorang pengacara yang handal. Ia dipanggil untuk memerdekakan orang yang terjerat dalam tuduhan dan desakan hukum. Ilmu menjadi sarana mendidik orang pada kebenaran dan pekerjaan. Ilmu menjadi tempat untuk membuktikan karya mulia yaitu melayani. Tuhan tidak hanya memakai Alfonsus dalam karya manusiawi belaka. Ia dipilih Tuhan menjadi pembebas jiwa lewat hidup membiara. Karya pembebasan dan pencerahannya semakin berkembang dan berbuah ketika bekerja buat Tuhan. Sesama dituntun pada jalan, kebenaran dan hidup , jiwa jiwa diselamatkan dari kematian kekal. Injil hari ini membuktikan kepada dunia bahwa mukzijat  selalu terjadi dalam kehidupan. Setiap karya yang dilakukan bersama Tuhan akan berbuah melimpah. Memberi lima ribu orang makan tanpa kekurangan suatu apapun, mungkin bisa dilakukan kalau  kita berlimpah uang dan makanan. Tetapi , jika dari dua ikan dan lima roti saja untuk jumlah yang sedemikian banyak adalah kemustahilan. Inilah kenyataan hidup dan keterbatasan manusiawi. Manusia mengatakan . Keinginan tanpa batasnya , tetapi kemampuan sangat terbatas. Iman mengatakan : Bagi anda tidak mungkin , bagi Tuhan selalu mungkin. Yesus memberi makan lima ribu orang adalah suatu kebenaran  bahwa ia membebaskan mereka dari rasa lapar pada saat itu, Namun , bukan kemampuan memberi makan yang mau ditunjukkan lewat Injil ini. Yang mau diajarkan  dan diimani adalah, Yesus bisa melakukan apa saja selama kita percaya dan tetap berharap kepada-Nya. Iman membuahkan kesetiaan, Kesetiaan melahirkan keselamatan, Iman dan kesetiaan kepada Tuhan memerdekakan kita dari ikatan keraguan, kepicikan, keegoisan dan rasa ketidak mungkin . Sesedikit apapun, yang ada pada kita , bawalah itu kepada Yesus. Jangan ragu. Jika : Dimana ada kemauan disitu ada jalan, kita harus percaya : Dimana ada Yesus, disitu ada jalan, kehidupan dan keselamatan.

Butir permenungan

Apa yang akan terjadi pada kita jika kita murah hati? Kami tidak pernah kehabisan hal untuk diberikan baik itu uang, barang, kecerdasan, atau apa pun yang kami berikan dengan murah hati. Semuanya mengalir kembali sebagai balasannya seratus kali lipat. Mengapa demikian? Alasan dibaliknya adalah, momen yang kita berikan; kita tidak hanya memberi kepada orang yang membutuhkan, kita juga memberi kepada Yesus. Dan Yesus yang tidak pernah dapat kita kalahkan dalam kemurahan hatinya, memberikan kembali kepada kita berkali-kali atas apa yang kita berikan kepada-Nya. Orang banyak dalam Injil yang mengikuti Yesus tidak memiliki apa-apa lagi di dalam diri mereka, mereka lapar. Dan Yesus melihat ini, itulah sebabnya Dia dengan murah hati melakukan mukjizat roti dan ikan. Dengan lima roti dan dua ikan Dia memberi makan hampir lima ribu orang tidak termasuk wanita dan anak-anak. Setelah mereka semua makan, mereka memiliki lebih dari dua belas keranjang anyaman.  Pesan sederhana Injil bagi kita adalah kita harus murah hati setiap saat. Ini karena alasan bahwa kita tidak akan pernah kehabisan apa pun untuk memberi dan semakin banyak kita memberi, semakin banyak yang akan kita terima. Kita hanya perlu melihat apa yang terjadi selama Misa Kudus yang sangat mirip dengan apa yang terjadi dengan memberi makan lima ribu orang dalam Injil kita. Di dalam setiap Misa Kudus, Yesus dengan murah hati memberikan kepada kita Tubuh, Darah, Jiwa, dan Keilahian-Nya selama Perjamuan Kudus. Apakah Yesus berhenti memberikan diri-Nya kepada kita selama Misa Kudus? Tidak, Sejak DIA menetapkan Ekaristi sampai saat ini Yesus telah dengan murah hati memberikan diri-Nya kepada kita melalui Perjamuan Kudus.  Sebagaimana Yesus adalah penyayang dan pemurah terutama kepada orang miskin, demikian pula kita harus demikian. Janganlah kita khawatir jika kantong kita akan terluka karena kita penyayang dan murah hati. Karena Yesus akan selalu memastikan bahwa kita akan dipenuhi dengan apa pun yang kita butuhkan.

Doa.

Ya Tuhan yang mahabaik, berilah kami umat-Mu untuk lebih percaya dan setia kepada –Mu agar kami makin lama makin dekat dengan-Mu. Amin. 

 

 

 

 

 

 

Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah.


July 17, 2022

INFORMAIS

 

KEPADA PARA PEMBACA RENUNGAN HARIAN YANG TERKASIH DALAM YESUS KRISTUS. BEBERAPA HARI LALU RENUNGAN HARIAN ABSEN KARENA SAYA MENJALANI OPERASI CUKUP JANG BESAR, SAAT INI SAYA SEDANG BERUSAHA PEMULIHAN MOHON DOA DARI KALIAN, SEMOGA RENUNGAN HARIAN SEGERA MENGUDARA LAGI