July 31, 2022

RENUNGAN HARIAN RABU 3 AGUSTUS 2022

Kalender Liturgi Rabu 3 Agt 2022

Warna Liturgi: Hijau

Bacaan I  Yer 31:1-7
Tuhan bersabda, "Aku akan menjadi Allah segenap kaum keluarga Israel dan mereka akan menjadi umat-Ku. Mereka mendapat kasih karunia di padang gurun yaitu bangsa yang terluput dari pedang. Israel berjalan mencari istirahat bagi dirinya; dan dari jauh Tuhan menampakkan diri kepadanya, 'Aku mengasihi engkau dengan kasih yang abadi, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu. Aku akan membangun engkau kembali sehingga engkau pulih, hai anak dara Israel!  Engkau akan menghiasi dirimu lagi dengan rebana, dan akan tampil dalam tarian sukaria. Engkau akan membuat kebun anggur lagi di gunung-gunung Samaria; dan orang-orang yang membuatnya akan memetik hasilnya pula. Sungguh, akan datang harinya  para penjaga akan berseru di gunung Efraim:  Ayo, marilah kita naik ke Sion, menghadap Tuhan, Allah kita!'  Sebab beginilah sabda Tuhan: Bersorak-sorailah bagi Yakub dengan sukacita,  bersukarialah atas pemimpin para bangsa!  Kabarkanlah, pujilah dan katakanlah! Tuhan telah menyelamatkan umat-Nya, yakni sisa-sisa Israel!
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Yer 31:10.11-12ab.13
Tuhan menjaga kita seperti gembala menjaga kawanannya.
*Dengarlah firman Tuhan, hai bangsa-bangsa, dan beritahukanlah di tanah-tanah pesisir yang jauh, katakanlah: Dia yang telah menyerakkan Israel  akan mengumpulkannya kembali.
*Sebab Tuhan telah membebaskan Yakub, telah menebusnya dari tangan orang yang lebih kuat dari padanya. Mereka akan datang bersorak-sorak di atas bukit Sion, muka mereka akan berseri-seri karena kebajikan Tuhan.
*Pada waktu itu  anak-anak dara akan bersukaria menari beramai-ramai,
orang muda dan orang-orang tua akan bergembira. Aku akan mengubah perkabungan mereka menjadi kegirangan, akan menghibur dan menyukakan mereka sesudah kedukaan.

Bait Pengantar Injil  Luk 7:16
Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.

Bacaan Injil  Mat 15:21-28
Pada suatu hari  Yesus menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon.  Maka datanglah seorang wanita Kanaan dari daerah itu dan berseru, "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud. Anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab.  Lalu para murid Yesus datang dan meminta kepada-Nya, "Suruhlah wanita itu pergi,  sebab ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak."  Jawab Yesus,  "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."  Tetapi wanita itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata,  "Tuhan, tolonglah aku!" Yesus menjawab, "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak  dan melemparkannya kepada anjing." Kata wanita itu lagi, "Benar Tuhan, tetapi anjing-anjing pun makan remah-remah  yang jatuh dari meja tuannya." Bersabdalah Yesus kepadanya, "Hai ibu, besar imanmu!  Terjadilah bagimu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
Demikianlah sabda Tuhan. \

Renungan.

Dimana ada kemauan , disitu ada jalan. Begitulah cerita seorang ibu, dikisahkan salah satu program televisi “Minta tolong”. Seorang ibu yang berjalan kaki dari rumah kerumah mencari uang dengan menawarkan jasa menjadi buruh cuci  demi mengobati anaknya yang terbaring dirumah terkena demam berdarah. Uang tabungan mereka sudah terkuras habis untuk biaya pengobatan anaknya bahkan sampai mereka diminta meninggalkan rumah sakit karena tidak dapat membayar. Berbekal keyakinan “Gusti mboten sare” (Tuhan tidak tidur), ia yakin pasti ada orang baik yang dapat menolongnya.  Sebuah kemauan mendorong orang mencapai apa yang menjadi harapannya. Injil Matius mencatat kisah, tentang semangat iman seorang perempuan yang pantang menyerah. Seorang perempuan Kanaan yang memiliki anak perempuan yang kerasukan setan. Perempuan itu sudah kesana kemari demi pulihnya sang anak namun tak seorangpun dapat membantunya. Berita kedatangan Yesus merupakan berita yang membawa kabar gembira bagi keluarganya.  Perempuan ini mendatangi Yesus dengan membawa anaknya karena ia percaya Yesus dapat menolongnya.Ia berseru kepada-Nya walaupun tampaknya seperti mustahil  “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak anak dan melemparkannya kepada anjing.” Bahasa yang dipakai memang terkesan kasar. Namun itulah yang menjadi inti  ketika kita ingin disembuhkan Tuhan maka kita harus tahu posisi kita dihadapan Tuhan. Siapa diri kita dan harus menjadi rendah hati. Kita harusnya sadar , inilah belas kasih sejati, yaitu belas kasih yang lahir dari  kesadaran diri kita akan posisi kita dan daya kerendahhatian. Belas kasih yang memerdekakan dan memberi hidup. Dalam kehidupan , kita mudah tersinggung , marah, dan mengambil jarak dengan Tuhan, apalagi kita merasa diacuhkan atau ditinggalkan Tuhan. Sikap penolakan membuat kita makin jauh dengan  Tuhan . Saat penolakan itu menandakan bahwa kita masih tergolong sombong, merasa diri hebat. Inilah titik kelemahan kita. Tuhan  Yesus menginginkan hati yang hancur dan remuk dihadapan-Nya. Perempuan itu mengajak kita untuk menghampiri Yesus dengan semangat pantang menyerah. Dia meminta kita untuk bergumul sampai menang. Mampukah kita memiliki semangat seperti perempuan itu?

Butir permenungan

Bagaimana kita mendefinisikan iman kita kepada Yesus? Itu adalah saat kita tidak menyerah pada apa yang kita inginkan dari Yesus. Kami terus mendesak-Nya sampai Dia menyerah pada doa kami untuk-Nya.  Wanita Kanaan memiliki iman seperti ini, dia tidak pernah menyerah pada permintaan doanya kepada Yesus untuk menyembuhkan putrinya yang disiksa oleh setan. Ada banyak rintangan yang menghadangnya, terutama karena dia bukan seorang Yahudi, tetapi itu tidak masalah baginya. Dia bertahan dan dia bahkan berdebat dengan Yesus sampai dia lulus ujian Yesus atas imannya. Setelah itu putrinya disembuhkan oleh Yesus.  Injil ini berhubungan dengan perjalanan iman kita sendiri dengan Yesus juga. Siapapun dari kita bisa menjadi wanita Kanaan yang mendesak Yesus tanpa akhir sampai dia mendapatkan kesembuhan yang dia inginkan untuk putrinya.  Namun, tidak seperti wanita dari Kanaan yang bertahan sampai akhir, kita mungkin tidak memiliki keinginan untuk mendesak Yesus. Kita mungkin sudah berhenti dan berkata kepada diri kita sendiri, “Saya menyerah pada doa saya untuk Yesus karena Dia tampaknya tuli.” Yang tidak kita ketahui adalah penundaan itu hanyalah bagian dari ujian iman kita.  Setiap cobaan yang kita lalui adalah ujian iman kita sendiri. Misalnya pandemi covid-19 yang membuat hidup jadi sulit bagi kita ini hanyalah ujian iman bagi kita. Oleh karena itu marilah kita tidak menyerah dan marilah kita terus berdoa kepada Tuhan untuk keselamatan kita karena pada akhirnya kita akan mengatasi ini dengan pertolongan Tuhan.

Doa.

Allah Bapa Maha Pengasih dan Penyayang, kami bersyukur atas anugerah kesehatan yang Kau limpahkan kepada kami berkat sabda kedamaian  , ialah Yesus Putra-Mu , sebab karena Dia , dunia dapat bernapas lagi.  Amin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.

0 komentar:

Post a Comment