Jamuan terakhir Jesus bersama murid - muridNya

Jesus meredakan badai

Jesus bersama Joseph dan Maria

Jesus mencintai anda semua

Jesus naik ke Surga

November 29, 2019

RENUNGAN HARIAN (SABTU 14 DESEMBER 2019 )


Bacaan Liturgi Sabtu 14 Desember 2019
PW S. Yohanes dari Salib, Imam dan Pujangga Gereja

Bacaan Pertama  Sir 48:1-4.9-11
Dahulu kala tampillah nabi Elia bagaikan api. Perkataannya membakar laksana obor. Dialah yang mendatangkan kelaparan atas orang Israel, 
dan karena geramnya, jumlah mereka dijadikannya sedikit. Atas firman Tuhan langit dikunci olehnya, dan api diturunkannya sampai tiga kali. 
Betapa mulialah engkau, hai Elia, dengan segala mujizatmu! Siapa dapat memegahkan diri sama dengan dikau? Dalam olak angin berapi engkau diangkat, dalam kereta dengan kuda berapi. Engkau tercantum dalam ancaman-ancaman tentang masa depan untuk meredakan kemurkaan sebelum meletus, untuk mengembalikan hati bapa kepada anaknya 
serta memulihkan segala suku Yakub. Berbahagialah orang yang telah melihat engkau, dan yang meninggal dalam kasih. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 80:2ac.3b.15-16.18-19
Ya Allah, pulihkanlah kami. Buatlah wajah-Mu bersinar, maka selamatlah kami.
*Hai gembala Israel, pasanglah telinga-Mu, Engkau yang duduk di atas para kerub, tampillah bersinar. Bangkitkanlah keperkasaan-Mu, dan datanglah menyelamatkan kami. 
*Ya Allah semesta alam, kembalilah, pandanglah dari langit, dan lihatlah! 
Tengoklah pohon anggur ini, lindungilah batang yang ditanam oleh tangan kanan-Mu! 
*Kiranya tangan-Mu melindungi orang yang ada di sebelah kanan-Mu, 
anak manusia yang telah Kauteguhkan. Maka kami tidak akan menyimpang dari pada-Mu; Biarkanlah kami hidup, maka kami akan menyerukan nama-Mu.

Bait Pengantar Injil  Luk 3:4.6
Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya,
dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.

Bacaan Injil  Mat 17:10-13
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya turun dari gunung, para murid bertanya kepada-Nya,  "Mengapa ahli-ahli Taurat berkata  bahwa Elia harus datang dahulu?"  Yesus menjawab, "Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu. Dan Aku berkata kepadamu, Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka.  Demikian pula Anak Manusia akan menderita oleh mereka."  Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus  bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan
Biasanya, dari sekian orang yang dipercayakan Tuhan kepada kita entah misalnya murid murid bagi para guru, anak anak asrama bagi pengasuh Panti Asuhan, dst, ada satu dua orang yang menonjol. Setelah sekelompok murid atau orang mengadakan pertemuan dan acara yang berkesinambungan, biasanya muncul satu dua orang yang terus bertahan karena orang orang itu memang unggul dan mantap mengikuti acara atau kegiatan tersebut. Itulah seleksi alamiah. Dari sisi iman , Tuhan selalu mengutus  orang orang tertentu sebagai tokoh istimewa bagi kelompoknya sesuai dengan konteks sejarahnya.  Begitu pula dalam sejarah umat Israel, Tuhan tidak habis habisnya mengutus orang orang istimewa untuk mendampingi umatnya. Dari sekian tokoh istimewa dalam Perjanjian Lama,  Elia termasuk nabi yang sangat terpandang, Kitab Putra Sirakh memuji Elia yang bagaikan api.  Atas Sabda Tuhan, Elia mengunci langit, dan api diturunkan hingga tiga kali, Nabi Elia diyakini akan datang lagi. Kedatangannya itulah tanda bahwa Sang Mesias segera tiba. Elia yang kedua itu tidak lain adalah Yohanes Pembaptis yang datang untuk mempersiapkan Sang Mesias yakni Yesus Kristus.  Tuhan Yesus Kristus, Sang Mesias jelas sudah datang, bahkan setiap kali kita merayakan Ekaristi kita menyambut Tuhan Yesus yang datang. 

Butir pernenungan
Sudahkan kita mempersiapkan hati dan budi kita bagi kedatangan-Nya. Lebih dari itu, sudahkah kita menjadi Elia bagi satu sama lain?  Artinya , sudahkah kita saling mengajak teman kita main main, ajak ngrumpiin kesalahan orang, ajak makan serba enak, rasanya kita tidak saling membantu untuk mempersiapkan kedatangan Tuhan, Lain halnya kalau kita saling mengingatkan untuk misa kudus harian, doa lingkungan, mengunjungi orang sakit, syukur syukur ajak Adorasi Ekaristi, nah itu namanya membantu persiapan menyambut Tuhan , Inilah Elia abad ke-21.

Doa
Ya Tuhan, bantulah kami untuk menjadi seperti Elia satu sama lain  guna mempersiapkan kedatangan Tuhan.





Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya,  dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.


RENUNGAN HARIAN (JUMAT 13 DESEMBER 2019 )


Bacaan Liturgi Jumat 13 Desember 2019
PW S. Lusia, Perawan dan Martir

Bacaan Pertama  Yes 48:17-19
Beginilah firman Tuhan, Penebusmu, Yang Mahakudus, Allah Israel, 
"Akulah Tuhan Allahmu,  yang mengajarkan hal-hal yang berfaedah bagimu,  yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh.  Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku,  maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah  seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti.  Maka keturunanmu akan seperti pasir  dan anak cucumu seperti kersik banyaknya.  Nama mereka tidak akan dilenyapkan atau ditiadakan  dari hadapan-Ku." 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 1:1-6
Barangsiapa mengikuti Engkau, ya Tuhan,  akan mempunyai terang hidup.
*Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, 
yang tidak berdiri di jalan orang berdosa,  dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh;  tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan,  dan siang malam merenungkannya. 
*Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya,  dan daunnya tak pernah layu;  apa saja yang diperbuatnya berhasil. 
*Bukan demikian orang-orang fasik:  mereka seperti sekam yang ditiup angin.  Orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman,  orang berdosa tidak akan betah dalam perkumpulan orang benar;  sebab Tuhan mengenal jalan orang benar,  tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bacaan Injil  Mat 11:16-19
Yesus berkata kepada orang banyak, 
"Dengan apakah akan Kuumpamakan angkatan ini? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar  dan berseru kepada teman-temannya, 
'Kami meniup seruling bagimu, tetapi kalian tidak menari.  Kami menyanyikan kidung duka, tetapi kalian tidak berkabung.' Sebab Yohanes Pembaptis datang, ia tidak makan dan tidak minum,  dan mereka berkata, 'Ia kerasukan setan.'  Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata, 'Lihatlah, seorang pelahap dan peminum,  sahabat pemungut cukai dan orang-orang berdosa.'  Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya." 
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan
Tuhan Yesus sungguh capek melihat orang orang yang apatis, yang tidak tergerak oleh seruan pertobatan yang diwartakan-Nya. Seruan Yohanes tidak mereka dengarkan, demikian juga suara Tuhan Yesus lewat begitu saja. Maka Tuhan Yesus membuat kiasan yang menarik. Mereka bagaikan anak yang sedang ngambek, tidak mau  diajak bermain  oleh teman temannya. Pada saat itu , upacara penguburan dan perkawinan  diiringi dengan musik. Rupanya upacara itu menarik bagi anak anak dan mereka menjadikan permainan. Kita bayangkan anak anak bermain musik duka cita dengan alat seadanya, dan teman teman lainnya harus berpura pura menangis. Ketika mereka memainkan musik gembira teman teman lain harus menari nari. Permainan anak anak ini mengilhami Tuhan Yesus untuk menilai bagaimana sikap orang orang Yahudi yang tidak tergerak pada pewartaan Yohanes dan pewartaan yang dibawakan-Nya.  Apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus adalah suatu kiasan yang menarik bagi orang orang yang tidak mempunyai kepekaan perasaan pada lingkungan hidupnya.  Iman yang benar mengandalkan  terbukanya telinga, mata, dan hati untuk menangkap suara Tuhan serta memahami situasi dan kondisi  kehidupannya, 

Butir permenungan
Mungkin anda pernah mendengar tentang generasi “Alpha” . Salah satu ciri khasnya adalah kecepatan mereka dalam menanggapi informasi dan penggunaan sarana komunikasi . Namun disisi lain mereka adalah generasi yang kurang peduli dengan masyarakat sekitar. Mereka menjadi anak anak yang “lumpuh” secara emosional karena hanya fokus pada masalah dirinya sendiri. Dihadapan orang banyak, Yesus menyapa mereka sebagai yang “tidak peduli” akan lingkaran hidup sosial. Dengan sebuah kiasan , Yesus menyapa orang banyak dengan berkata “Kami meniup seruling bagimu, tetapi kalian tidak menari. Kami menyanyikan kidung duka, tetapi kalian tidak berkabung.” Teks ini merupakan kritik terhadap perilaku sosial para pemimpin yang tidak responsif. Yesus mengangkat tema kepedulian yang menyangkut hak hidup , makan dan minum serta pola hidup sosial, yakni relasi.  Bagaimana membangun sikap empati terhadap sesama dan lingkungan ? Pastoral?  “kehadiran“ di segala lini masyarakat perlu mendapat sorotan publik. Ia hadir tanpa sekat dan untuk semua golongan , baik yang dicap sebagai pendosa maupun tidak. Namun tidak semuanya menanggapi secara positip. Malah sebaliknya kehadirannya menimbulkan skandal baru karena seolah olah tindakannya menyerupai  tindakan mereka. Membangun kepedulian dimulai dari keluarga dengan hal hal yang sederhana seperti membuang sampah pada tempatnya, mengembalikan peralatan seperti semula , mengucapkan selamat pagi dan lain lain. Tujuannya adalah kebahagiaan bersama dengan saling menghargai satu sama lain. Bagaimana sikap anda terhadap orang yang anda cintai? Apakah wujud syukur anda bagi sesama yang berkekurangan?  Iman mengandalkan adanya kepekaan akan kenyataan hidup dan kehendak Tuhan, sebab iman bukanlah teori yang hanya digulati diranah pikiran dan perasaan  tanpa kaitan dengan dunia nyata. Iman hendaknya membumi. Dengan demikian Sabda Tuhan dapat menjadi benih yang tumbuh, berkembang dan menghasilkan buah didalam kenyataan dunia ini.   

Doa
Ya Bapa, berilah kami iman  yang benar, dengan mengandalkan terbukanya telinga, mata dan hati untuk menangkap suara-Mu.  Amin



"Akulah Tuhan Allahmu,  yang mengajarkan hal-hal yang berfaedah bagimu,  yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh.

RENUNGAN HARIAN (KAMIS 12 DESEMBER 2019 )


Bacaan Liturgi Kamis 12 Desember 2019
PF S. Maria Guadalupe

Bacaan Pertama  Yes 41:13-20
Aku ini Tuhan, Allahmu. Aku memegang tangan kananmu dan berkata kepadamu, "Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau."  Janganlah takut, hai si cacing Yakub, hai si ulat Israel!  Akulah yang menolong engkau, demikianlah sabda Tuhan; dan yang menebus engkau ialah Yang Mahakudus, Allah Israel. Sesungguhnya, Aku membuat engkau menjadi papan pengirik  yang tajam dan baru dengan gigi dua jajar.  Engkau akan mengirik gunung-gunung dan menghancurkannya;  bukit-bukit pun akan kaubuat seperti sekam. Engkau akan menampi mereka, lalu angin akan menerbangkan mereka, dan badai akan menyerakkan mereka.  Tetapi engkau akan bersorak-sorak dalam Tuhan  dan bermegah dalam Yang Mahakudus, Allah Israel. Orang-orang sengsara dan orang-orang miskin sedang mencari air, tetapi tidak ada, lidah mereka kering kehausan.   Tetapi Aku, Tuhan, akan menjawab mereka, dan sebagai Allah orang Israel, Aku tidak akan meninggalkan mereka.  Aku akan membuat sungai-sungai memancar di atas bukit-bukit yang gundul, dan membuat mata air membual di tengah dataran. Aku akan membuat padang gurun menjadi telaga, dan memancarkan air dari tanah kering. Aku akan menanam pohon aras di padang gurun, pohon penaga, pohon murad dan pohon minyak. 
Aku akan menumbuhkan pohon sanobar di padang belantara  dan pohon berangan serta cemara di sampingnya, supaya semua orang melihat dan mengetahui, memperhatikan dan memahami, bahwa tangan Tuhanlah yang membuat semuanya itu, dan Yang Mahakudus, Allah Israel, yang menciptakannya.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 145:1.9.10-11.12-13ab
Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya.
*Aku hendak mengagungkan Dikau, ya Allah, ya Rajaku, aku hendak memuji nama-Mu untuk selama-lamanya. Tuhan itu baik kepada semua orang,  penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.  *Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan,  dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau.  Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu. *Untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia,  dan memaklumkan kerajaan-Mu yang semarak mulia,  Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi, pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.

Bait Pengantar Injil  Yes 45:8
Hai langit, turunkanlah embunmu,  hai awan, hujankanlah keadilan. 
Hai bumi, bukalah dirimu, dan tumbuhkanlah keselamatan.

Bacaan Injil  Mat 11:11-15
Pada suatu hari Yesus berkata kepada orang banyak,   "Aku berkata kepadamu, Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan  tidak pernah tampil seorang yang lebih besar  daripada Yohanes Pembaptis. Namun yang terkecil dalam Kerajaan Surga lebih besar dari padanya. Sejak tampilnya Yohanes Pembaptis hingga sekarang, Kerajaan Surga dirongrong, dan orang yang merongrongnya mencoba menguasainya. Sebab semua kitab para nabi dan kitab Taurat,  bernubuat hingga tampilnya Yohanes.  Dan jika kalian mau menerimanya,  Yohanes itulah Elia yang akan datang itu.  Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Kasih Tuhan itu tidak bersyarat, namun janji Tuhan itu bersyarat. Tuhan akan menyelamatkan orang yang mau percaya kepada-Nya dan tidak lagi memperhitungkan kesalahannya. Hal inilah yang dialami oleh bangsa Israel. Ketika mereka jatuh dalam penderitaan , kemiskinan, kelaparan dan kehausan. Allah menyediakan telaga ditengah gurun dan membuat air memancar dari tanah kering. Asalkan mereka tetap setia dan menggantungkan diri secara penuh pada kasih-Nya. Alhasil rahmat pertolongan dan tuntunan-Nya tiba pada saat yang tepat. Akan tetapi bangsa pilihan Allah tersebut , sering tidak setia dan lalai dalam menjalankan amanat-Nya. Dengan kehendak bebas yang diberikan Tuhan , mereka dengan mudahnya jatuh kedalam dosa  dan pelanggaran.   Sehingga seruan para nabi sampai seruan tegas Yohanes Pembaptis pun tidak diindahkan sama sekali. Sehingga Allah kecewa terhadap mereka.  Seruan pertobatan Allah melalui para nabi sampai kezaman Yohanes Pembaptis dan bahkan disaat Yesus berkarya , merupakan tawaran dari keselamatan Allah yang membutuhkan jawaban serius. Jika kita mau menerima tawaran itu berarti pula menerima konsekuensinya. Kita harus berjuang untuk hidup suci, bertobat dari dosa , memurnikan hati, pikiran dan perbuatan setiap saat dalam hidup ini.  Sebab pada dasarnya setiap orang beriman diundang untuk menjadi sempurna seperti Bapa di Surga. Dan tentunya Allah sangat berkenan kepada orang yang murni hatinya , dan selalu rajin berdoa dan mendengarkan Sabda-Nya serta setia mengamalkan ajaran kasih-Nya. Jadi marilah kita berusaha untuk bertobat dari dosa dan setia berkurban untuk melakukan kehendak-Nya, Siapa bertelinga hendaklah ia mendengar.

Doa.
Ya Tuhan bantulah kami selalu, agar mampu hidup secara pantas dihadapan-Mu , melakukan kehendak-Mu, bertobat dari dosa dan mengutamakan kasih kepada sesama. Amin.




Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya.



November 27, 2019

RENUNGAN HARIAN (RABU 11 DESEMBER 2019 )


Bacaan Liturgi Rabu  11 Desember 2019
PF S. Damasus I. Paus

Bacaan Pertama  Yes 40:25-31
Yang Mahakudus berfirman,   "Dengan siapa kalian hendak menyamakan Daku?  Siapa yang setara dengan Daku?   Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah!   Siapa yang menciptakan semua bintang itu? Siapa yang menyuruh mereka keluar seperti tentara,  sambil memanggil nama mereka masing-masing?  Tidak ada satu pun yang tak hadir,  sebab Dia itu mahakuasa dan mahakuat. Hai Yakub, hai Israel, mengapa engkau berkata begini,   "Hidupku tersembunyi dari Tuhan,  dan hatiku tidak diperhatikan Allahku?"  Tidakkah engkau tahu, dan tidakkah engkau mendengar? Tuhan itu Allah yang kekal, yang menciptakan alam semesta.  Tuhan tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu.  Pengertian-Nya tidak terduga. Tuhan memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada mereka yang tidak berdaya.  Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung. Tetapi orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru. Mereka seumpama rajawali yang terbang tinggi dengan kekuatan sayapnya. Mereka berlari dan tidak menjadi lesu.Mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 103:1-4.8-10
Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
*Pujilah Tuhan, hai jiwaku!  Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!  Pujilah Tuhan, hai jiwaku,  janganlah lupakan akan segala kebaikan-Nya!
*Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu!  Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, 
dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat! 
*Tuhan adalah pengasih dan penyayang,  panjang sabar dan berlimpah kasih setia.  Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita,  atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.

Bacaan Injil  Mat 11:28-30
Sekali peristiwa bersabdalah Yesus,  "Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati. Maka hatimu akan mendapat ketenangan. Sebab enaklah kuk yang Kupasang, dan ringanlah beban-Ku."
Demikianlah sabda Tuhan.     

Renungan.
Hari ini Yesus memberi kata kata penghiburan kepada kita,” Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan kepadamu “ Tuhan tahu bahwa hidup didunia ini tidaklah mudah. Ada begitu banyak beban yang mesti kita tanggung seperti perang, bencana alam, sakit penyakit, problem rumah tangga, pekerjaan dan sebagainya. Aneka beban tersebut tentu sangat melelahkan , menguras energi, pikiran dan hati. Tidak jarang , karena tidak kuat dalam  menanggungnya, kita jatuh tersungkur. Kita ingin lepas dari beban beban itu. Namun , semakin kita mencoba untuk melepaskan diri, muncul beban hidup yang baru. Hidup kita seperti tidak bisa lepas dari beban dan tekanan, itu sebabnya Yesus mengundang kita untuk datang kepada-Nya sekaligus memberi penghiburan dan kepastian bahwa kita tidak sendirian.  Yesus berkata, “Sebab enaklah kuk yang Kupasang, dan ringanlah beban-Ku."   Kata kata Yesus ini membuat kita bertanya, bagaimana mungkin beban hidup yang rasanya tidak semanis madu itu bisa menjadi enak dan ringan ?  Beban hidup jika dipikul  sendirian , memang akan sangat berat. Namun jika dipikul bersama , beban itu pasti menjadi lebih ringan, apalagi jika Yesus sendiri ikut membantu kita. Beban itu juga akan semakin ringan dan terasa nikmat jika dipikul dengan gembira sambil mengingat bahwa setelah perjalanan yang melelahkan itu ada sebuah akhir yang penuh kebahagiaan, seperti pelangi sehabis hujan.  Tips lain juga Yesus sampaikan dengan berkata, “ Pikullah kuk yang Ku pasang dan belajarlah padaKu.” Ya, kita perlu belajar dari Yesus , Tuhan  dan guru kita, yang setia memikul beban hidup yang lebih berat dari beban hidup apapun, yakni dosa seluruh umat manusia. Kita perlu meneladan Yesus yang kerendahan hati dan tanpa putus asa.   Cinta kasih terhadap manusia dan kesadaran bahwa setelah salib ada sukacita Paskah dihari  ketigalah yang telah membakar semangat Yesus. Untuk itu, kita mesti bangkit dan berjalan lagi dengan kuk dipundak. Mari kita pikul dengan penuh semangat, sebab Tuhan ikut berjalan bersama kita sampai akhir perjalanan hidup yang berat dan penuh tantangan ini. Yesus yang lemah lembut dan rendah hati selalu bersama kita untuk menghibur, menyemangati dan meneguhkan kita.

Butir permenungan.
Salib yang dipikul dengan iman dan diperbaharui akan bernilai kegembiraan bukan penderitaan. Sebaliknya salib yang dilihat semata mata sebacai hukuman akan membuat orang menjauh dari Tuhan. Disini cara pandang kita sebagai orang beriman menjadi sangat penting Untuk itu Yesus menghendaki agar para murid selalu datang kepada-Nya  yang berarti dengan iman yang teguh bersama Yesus , jalan salib itu akan menuntun kita menuju Bapa.  Kesulitan akan selalu kita hadapi namun nilainya akan berbeda bergantung pada kondisi batin seseorang. Kesulitan, tantangan dan penderitaan, dapat menjadi berkat kalau ditanggapi secara positip. Sebaliknya menjadi bencana kalau orang terjebak dalam rasa kasihan pada diri sendiri secara berlebihan . Kita perlu membaharui pemahaman kita tentang salib kehidupan yakni bahwa Allah tidak bercanda  dan tertawa melihat air mata.penderitaan dalam menanggung salib kehidupan kita., tetapi menghendaki kita tetap dekat dengan Dia melalui Yesus  untuk melewati ujian yang kita alami. Tantangan tantangan, dan kesulitan bisa berasal dari orang terdekat yang menyakitkan hati kita atau karena situasi dan kondisi pekerjaan , karir dan lain lain yang mengecewakan. Kita hendaknya tetap mengasihi Allah  dan tetap pecaya kepada-Nya sebab Dialah sumber kekuatan dan hidup kita . Kiranya Tuhan memberkati kita.

Doa.
Ya Tuhan Yesus yang maha baik, mampukanlah kami umat-Mu untuk selalu kuat memikul salib kehidupan kami. Jangan biarkan kami sendirian berjuang didunia ini . Amin.




*Pujilah Tuhan, hai jiwaku!  Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!  Pujilah Tuhan, hai jiwaku,  janganlah lupakan akan segala kebaikan-Nya!


November 24, 2019

RENUNGAN HARIAN (SELASA 10 DESEMBER 2019 )


Bacaan Liturgi Selasa  10 Desember 2019

Bacaan Pertama  Yes 40:1-11
Beginilah firman Tuhan,  "Hiburlah, hiburlah umat-Ku!   Tenangkanlah hati Yerusalem dan serukanlah kepadanya, bahwa perhambaannya sudah berakhir, bahwa kesalahannya telah diampuni, sebab ia telah menerima hukuman dari tangan Tuhan  dua kali lipat karena segala dosanya."   Ada suara yang berseru,  "Siapkanlah di padang gurun jalan bagi Tuhan, 
luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!  Setiap lembah harus ditutup, setiap gunung dan bukit harus diratakan. Tanah yang berbukit-bukit harus menjadi rata, dan yang berlekak-lekuk menjadi datar. 
Maka kemuliaan Tuhan akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama!  Sungguh, Tuhan sendiri telah mengatakannya."
Terdengar suatu suara, "Berserulah!"  Jawabku, "Apakah yang harus kuserukan?"  "Serukanlah: Seluruh umat manusia adalah seperti rumput 
dan semua semaraknya seperti bunga di padang. Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, apabila Tuhan menghembusnya dengan nafas-Nya. 
Sesungguhnyalah bangsa itu seperti rumput.  Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya." 
Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke gunung yang tinggi!   Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, 
nyaringkanlah suaramu, jangan takut!   Katakanlah kepada kota-kota Yehuda: "Lihat, itu Allahmu!"  Lihat, itu Tuhan Allah!   Ia datang dengan kekuatan, dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. Lihat, mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya  ada bersama-sama Dia, dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya. Seperti seorang gembala Ia menggembalakan ternak-Nya  dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya.   Anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 96:1-3.10ac.11-13
Lihat, Tuhan datang dengan kekuatan!
*Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi!  Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya, kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan   yang datang dari pada-Nya.
*Sebab mahabesarlah Tuhan, dan sangat terpuji, Ia lebih dahsyat daripada segala dewata. Katakanlah di antara bangsa-bangsa: "Tuhan itu Raja!  Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran." 
*Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai, biar gemuruhlah laut serta segala isinya! 
*Biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya, dan segala pohon di hutan bersorak-sorai.
*Bersukacitalah di hadapan Tuhan, sebab Ia datang,  sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, 
dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.

Bacaan Injil  Mat 18:12-14
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, Bapamu tidak menghendaki seorang pun dari anak-anak ini hilang.  "Bagaimana pendapatmu? 
Jika seorang mempunyai seratus ekor domba,  dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan,  lalu pergi mencari yang sesat itu?  Dan Aku berkata kepadamu, Sungguh, jika ia berhasil menemukannya, lebih besarlah kegembiraannya atas yang seekor itu  daripada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian juga Bapamu yang di surga tidak menghendaki   seorang pun dari anak-anak ini hilang."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Pastor Gembala Antonius diparokinya dikenal oleh umat sebagai pastor yang murah hati, yang pengampun, dan suka mencari dan mengunjungi anggota jemaat yang sudah malas atau bahkan yang disingkirkan lingkungannya. Beberapa keluarga yang sudah lama tidak pernah kegereja lagi, bahkan yang hidupnya tidak baik lagi, ia kunjungi dan ia sapa , ia tidak menyalahkan orang orang itu, tetapi ia mengajak mereka kembali kepada Yesus, kepada Gereja.  Dan hasilnya memang mengejutkan karena banyak dari mereka yang kembali lagi dan hidup sebagai orang Kristiani yang baik lagi.  Waktu ditanya , mengapa pastor melakukan itu, ia mengatakan bahwa ia lakukan itu karena Tuhan kita adalah Tuhan yang Maha Pengampun dan bukan penghukum, ia ingin meniru semangat Yesus sendiri yang datang bagi orang berdosa dan bukan bagi orang yang benar.   Injil hari ini menguatkan apa yang dilakukan pastor itu. Tuhan digambarkan sebagai gembala yang baik , yang mencari satu dombanya yang hilang. Tuhan begitu gembira menemukan yang hilang itu sampai berpesta dengan para tetangganya, Tuhan ingin agar tidak ada yang hilang dari kawanannya.  Begitu besar kasih Tuhan sampai menggunakan managemen rugi. Menemukan domba satu ,tetapi berpesta dengan para tetangga yang dapat menghabiskan dana lebih banyak.  Bagi Tuhan , yang lebih penting adalah bahwa kita kembali kepada-Nya dan berbahagia bersama Dia , bukan soal biayanya.

Butir permenungan.
Saya teringat masa masa saya kelas 3 atau 4 Sekolah Dasar. Kami diberi kesempatan untuk menyambut kehadiran seorang pejabat pemerintahan yang melewati depan sekolah kami. Para siswa menyambut dengan membawa bendera merah putih kecil dan berdiri berjajar dipinggir jalan depan sekolah kami. Untuk persiapan , memerlukan waktu yang begitu panjang. Dari persiapan bendera, seragam, yel yel dan waktu menunggu dari keluar kelas sampai kedatangan tamu tersebut. Tetapi begitu yang datang tamu pejabat lewat naik mobil hanya beberapa detik saja, kami harus melambaikan bendera dan meneriakkan yel yel .... dan mobilpun lewat diiringi pejabat sambil melambaikan tangannya.  Pernahkah kita memberi makna lebih dari sebuah kata “menunggu”? Suatu kelegaan bila kita sudah menemukan dengan yang kita tunggu, meskipun barang sebentar . Seluruh konsentrasi ditujukan untuk mempersiapkan kepada yang ditunggu. Meninggalkan seluruh aktifitas untuk persiapan menyambut kedatangan yang dituju (bdk Mat 18:13), memaknai persiapan kedatangan dengan berbagai cara, dari fisik, batin dan persiapan hati.  Saat ini kita sedang disibukkan dengan persiapan persiapan menjelang kedatangan  Hari Natal.  Salah satu persiapan yang paling berat dalam diri kita adalah persiapan hati kita. Doa doa bersama  dilingkungan juga sangat perlu tetapi yang lebih penting adalah sejauh mana hati kita siap dalam menyambut kedatangan Yesus. Salah satu yang akhir akhir ini kurang menjadi keseriusan  adalah penyambutan sakramen tobat pribadi   (pengakuan dosa).  Maka marilah kita buka hati kita untuk menyambut Sang Penyelamat dengan hati yang tulus , jujur dan terbuka, dengan mensyukuri rahmat yang telah diberikan kepada kita sampai saat ini.  Kita masing masing mempunyai tanggung jawab atas hidup kita dan orang orang yang diberikan kepercayaan kepada kita. Baik suami/istri  dan  anak kita, anggota komunitas kita, pimpinan kita serta semua orang  orang yang menggantungkan hidupnya kepada kita. Dengan semakin menampakkan kualitas yang lebih baik atas tanggung jawab kita terhadap apa saja yang kita kerjakan setiap hari, maka kita sudah menopang satu pilar persiapan menuju kehadiran Sang Pemberi hidup , yaitu Yesus  Kristus  Sang Mesias

Doa.
Ya Bapa yang Maha Pengampun, ajarilah kami untuk berani bertobat , membaharui diri dan hidup sesuai dengan kehendak-Mu , sehingga kami selalu berada dekat dengan –Mu. Amin.



Bapamu tidak menghendaki seorang pun dari anak-anak ini hilang.

November 23, 2019

RENUNGAN HARIAN (SENIN 9 DESEMBER 2019 )


Bacaan Liturgi 09 Desember 2019
HR S.P. Maria Dikandung Tanpa Noda

Hasil gambar untuk gambar santa maria tidak bernoda"

Bacaan Pertama  Kej 3:9-15.20
Pada suatu hari, di Taman Eden, setelah Adam makan buah pohon terlarang, Tuhan Allah memanggil manusia itu  dan berfirman kepadanya, "Di manakah engkau?"  Ia menjawab,  "Ketika aku mendengar bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang;  sebab itu aku bersembunyi."  Lalu Tuhan berfirman,  "Siapakah yang memberitahukan kepadamu  bahwa engkau telanjang?  Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?"  Manusia itu menjawab,  "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku,  dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku,  maka kumakan."  Kemudian berfirmanlah Tuhan Allah kepada perempuan itu:, "Apakah yang telah kauperbuat ini?"  Jawab perempuan itu,  "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."  Lalu berfirmanlah Tuhan Allah kepada ular itu,  "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak  dan di antara segala binatang hutan!  Dengan perutmulah engkau akan menjalar,  dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu!  Aku akan mengadakan permusuhan  antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya. Keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."  Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 98:1.2-3ab.3c-4
Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan,  sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib.
*Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan,  sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, 
oleh lengan-Nya yang kudus. 
*Tuhan telah memperkenalkan keselamatan  yang datang dari pada-Nya. 
Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa.   Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel. 
*Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. 
Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi,  bergembiralah dan bermazmurlah!

Bacaan Kedua  Ef 1:3-6.11-12
Saudara-saudara, terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus 
yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita  segala berkat rohani di surga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita  sebelum dunia dijadikan,  supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula  untuk menjadi anak-anak-Nya oleh perantaraan Yesus Kristus,  sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya,  supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia ,  yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia yang dikasihi-Nya.  Aku katakan "di dalam Kristus", karena di dalam Dialah  kami mendapat bagian yang dijanjikan Allah, yakni kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu  sesuai dengan maksud Allah,  yang di dalam segala sesuatu  bekerja menurut keputusan kehendak-Nya. Dengan demikian kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, ditentukan-Nya supaya menjadi pujian bagi kemuliaan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Luk 1:28
Salam, hai engkau yang dikaruniai,  Tuhan menyertai engkau.

Bacaan Injil  Luk 1:26-38
Dalam bulan yang keenam Allah mengutus malaikat Gabriel ke sebuah kota di Galilea, bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.  Ketika masuk ke rumah Maria, malaikat itu berkata,   "Salam, hai engkau yang dikaruniai,  Tuhan menyertai engkau."  Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya,   "Jangan takut, hai Maria,  sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.  Sesungguhnya engkau akan mengandung  dan akan melahirkan seorang anak laki-laki,  dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.  Ia akan menjadi besar  dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi.  Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya  takhta Daud, bapa leluhur-Nya.  Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub   sampai selama-lamanya,  dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."  Kata Maria kepada malaikat itu, "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku tidak bersuami?"   Jawab malaikat itu kepadanya, "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.  Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya, dan inilah bulan yang keenam bagi dia yang disebut mandul itu.   Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Maka kata Maria,   "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Hari raya kabar sukacita ini menjadi cahaya ditengah situasi manusia yang kehilangan harapan akan keselamatan karena dosa Adam dan sederetan dosa berikutnya.  Harapan dan  keselamatan menjadi kabur . Memang ini misteri karya Allah , namun misteri ini, tidak lepas dari sisi kemanusiaan dan perjuangan Maria. Malaekat menyebut Maria sebagai  pribadi yang dikarunia dan disertai Allah . Allah memberi  karunia dan menyertai Maria (Luk 1:28) . Ini mengandaikan Maria memiliki kualitas pribadi yang baik, sebagai putri Israel. Bisa jadi Maria hidup taat dan menjaga kualitas hidupnya.  Kerendahan hati Maria membuatnya tidak menjadi pribadi  sombong, Walau ia berkenan dihadapan Allah , tetapi ia tidak sombong. Bahkan Maria justru takut akan Allah, Karena itu malaikat menegaskan “ Jangan takut, hai  Maria , sebab engkau beroleh kasih karunia dihadapan Allah. (ay 30) . Kerendahan hati dan kedekatan kita dengan Allah, seharusnya tidak membuat tidak  kita jatuh dalam kesombongan rohani, juga tidak membebaskan kita dari rasa takut dan bingung.. Karena itu , jelas bahwa dalam situasi  apapun membangun kerendahan hati adalah sifat dasar yang penting.   Maria  mengalami ketidak mengertian  katanya, “bagaimana hal itu mungkin terjadi , karena aku belum bersuami? (ay 34) . Ini adalah pertanyan iman yang sering kita hadapi manakala logika manusiawi kita rasakan, berbeda  dengan kehendak Allah . Pertanyaan bahkan pembelaan diri sering kita lakukan untuk menolak kehendak Allah . Maria tidak mengikuti semata mata keinginan dan kehendaknya . Ia bertanya bukan karena mau menentang kehendak Allah . Ini adalah bentuk pergulatan dan penegasan iman Maria.  Pada akhir pergulatan imannya , Maria menyerahkan diri pada kehendak Allah , “Sesungguhnya aku ini  adalah Hamba Allah , jadilah padaku menurut menurut perkataan-Mu itu “ (ay 38), Maria berani menyerahkan seluruh kehendaknya  dalam kehendak Allah , walau belum tahu seperti apa dinamika perjalanan imannya . Keberanian Maria dalam bentuk  menyerahkan diri pada kehendak Allah menjadi berita  gembira keselamatan.  Keberanian kita menyerahkan diri pada kehendak Allah tentunya juga membawa keselamatan bagi diri kita dan orang lain.

Butir Permenungan
Anugerah karunia tentu membawa sukacita. Apalagi karunia itu sangat khusus dan bermanfaat bagi orang lain. Hari ini dimasa Advent , Gereja merayakan Bunda Perawan Maria dikandung tanpa noda. Ini semata mata karena karunia Allah. Dalam Gentium 56 dikatakan  “ tidak mengherankan bahwa diantara Para Bapa Suci  menjadi lazim  untuk menyebut Bunda Allah suci seutuhnya dan tidak terkena cemar  dosa manapun juga., bagaikan mahluk yang diciptakan  dan dibentuk oleh Roh Kudus. Perawan dari Nazaret itu sejak pertama dalam rahim dikaruniai dengan semarak kesucian yang sangat istimewa”  Dikandung tanpa noda adalah karunia . Pengakuan terhadap dogma ini sudah berkembang sejak tahun 1246. Allah menyediakan rahim yang tidak bernoda asal maupun dosa pribadi dan membuat Maria dikandung tanpa noda. Mungkin ada yang bertanya apa bedanya dengan ketidak berdosaan pada Yesus?  Tentu saja kekudusan Yesus berasal dari Diri-Nya sendiri, sedangkan Maria ketidak berdosanya ada diluar dirinya karena relasinya dengan Allah  melalui Yesus . Dia memiliki hubungan yang erat dengan Yesus  dalam karya penebusan .  Namun sekalipun demikian  Maria tetap mengalami akibat dari dosa  dan terlihat dalam kemalangan manusia  seperti penderitaan dan kematian. Penghormatan terhadap karunia yang dimiliki oleh Maria ini membawa kita pada pengakuan terhadap kuasa Allah yang membebaskan dan bukan pada penyembahan akan karunia yang dianugerahkan kepada Maria.

Doa.
Ya Maria, Bunda Perawan Mulia, doakanlah kami senantiasa kepada Yesus Puteramu dan jagalah iman kami agar tetap utuh. Amin.



Salam, hai engkau yang dikaruniai,
Tuhan menyertai engkau.