Jamuan terakhir Jesus bersama murid - muridNya

Jesus meredakan badai

Jesus bersama Joseph dan Maria

Jesus mencintai anda semua

Jesus naik ke Surga

February 28, 2017

RENUNGAN HARIAN, ( RABU 1 MARET 2017)

Bacaan Liturgi Rabu  Abu  1  Maret  2017

Bacaan Pertama   Yl 2:12-18
"Sekarang," beginilah firman Tuhan, "berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan mengaduh." Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, lalu meninggalkan berkat menjadi korban sajian dan korban curahan bagi Tuhan, Allahmu. Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang lanjut usia,  kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah pengantin laki-laki keluar dari kamarnya, dan pengantin perempuan dari kamar tidurnya. Baiklah para imam, pelayan-pelayan Tuhan, menangis di antara balai depan mezbah, dan berkata, "Sayangilah, ya Tuhan, umat-Mu, 
dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata di antara -bangsa-bangsa: Di mana Allah mereka?" Maka Tuhan menjadi cemburu karena tanah-Nya, dan menaruh belas kasihan kepada umat-Nya. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 51:3-4.5-6a.12-13.14.17
Kasihanilah kami, ya Allah, karena kami orang berdosa.
*Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! 
*Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, 
yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan. 
*Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku! 
*Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu.

Bacaan Kedua  2Kor 5:20-6:2
Saudara-saudara, kami ini adalah utusan-utusan Kristus; seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami. Dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: Berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Kristus yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihati kamu, supaya kamu jangan membuat sia-sia kasih karunia Allah yang telah kamu terima. Sebab Allah berfirman,  "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau,  dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau."  Camkanlah, saat inilah saat perkenanan itu; hari inilah hari penyelamatan itu. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Pengantar Injil  Mzm 95:8ab
Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara Tuhan, janganlah bergetar hati.

Bacaan Injil  Mat 6:1-6.16-18
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang 
supaya dilihat. Karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: 'Mereka sudah mendapat upahnya.' Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. 
Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya.' Tetapi jika engkau berdoa, 
masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berpuasa, 
janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya.' Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Masih segar dalam ingatan saya, ketika saya dimarahi oleh seorang ibu karena lupa mengumumkan sumbangannya dimimbar misa mingguan dan dimajalah paroki. Sumbangan yang dia berikan sebenarnya tidak besar, akan tetapi yang dia inginkan ialah supaya namanya disebut. Dia lalu minta saya untuk mengumumkan pada minggu berikutnya, sekaligus memasukkan pada majalah paroki. Setelah saya melakukan kedua hal yang dia minta, dia merasa senang dan bangga.
Hari ini, Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita dua hal yang harus kita hayati dalam memasuki Masa Puasa, yang diawali dengan penerimaan abu hari ini.
Pertama, karya amal kasih atau memberi sedekah. Berilah sedekah dengan sepenuh hati, tanpa perhitungan apapun dan juga jangan menceritakan kepada siapapun. Apa yang diberikan tangan kanan jangan diketahui tangan kirimu. Tuhan melihat orang yang memberi dengan sukacita, tetapi tidak pamer atau supaya dilihat dan dipuji orang lain.
Kedua, puasa,  sesuai hukum Taurat, orang Yahudi hanya berpuasa pada jam kippur (lm 16:29-31). Pada  zaman Yesus terjadi perkembangan baru sehingga orang berpuasa hanya pada hari Senin dan Kamis, Didalam Didakhe 8,1 Gereja Purba menjadikan puasa Kristiani pada setiap hari Rabu dan Jumat. Yesus sendiri sebenarnya melakukan puasa sebelum tampil didepan umum tetapi Dia tidak setuju dengan puasa bagi para murid-Nya, untuk menunjukkan sukacita mesianis (Mat 9:14-15). Itulah sebabnya, Yesus  menganjurkan “Minyakilah kepalamu, cucilah mukamu” Penampilan yang ceria dan bersahaja dari dalam akan tampak keluar dengan sendirinya.
Apa yang mau dikatakan Yesus kepada kita hari ini? Ketika kita melakukan perbuatan kasih, seperti memberi sedekah dan berpuasa, semua itu untuk kemuliaan Tuhan, Kita tidak melakukannya untuk memperoleh popularitas diri. Hanya orang orang Farisi modern yang mudah bercerita kepada siapa saja sumbangannya kepada orang lain sambil menepuk dada dan bangga, dan lupa bahwa semuanya berasal dari Tuhan.
Sabda Tuhan hari ini mengkoreksi egoisme dan kesombongan kita dalam hal melakukan perbuatan baik, Semua yang kita lakukan hendaknya dilakukan semata mata  untuk kemuliaan Tuhan dan keselamatan sesama.

Butir Permenungan.
Mazmur Tanggapan hari ini berbunyi demikian   “ Kasihanilah kami ya Tuhan , sebab kami orang berdosa “ Kutipan Mazmur ini mengajak kita untuk memohon dengan rendah hati agar Allah Bapa yang Maharahim berkenan melimpahkan rahmat dan belas kasih –Nya kepada kita . Itu berarti kita sebagai umat-Nya menyesal atas segala dosa dan kesalahan yang pernah kita lakukan . Hari Rabu Abu adalah awal dari masa pertobatan kita umat Katolik. Empat puluh hari lamanya kita menyadari diri sebagai “debu”  dunia , yakni , sebagai simbol pengakuan atas kelemahan kemanusiaan  kita . Pada masa pertobatan ini kita mempersiapkan hati kita untuk merayakan Paskah Tuhan  dengan pertama tama menanamkan rasa tobat didalam hati kita masing masing. Sehingga masa tobat ini hendaknya membawa kita sungguh sungguh mau membangun hubungan yang baik dengan Tuhan  dan sesama kita dalam bentuk puasa , amal dan doa.

Dengan berpuasa berarti kita merendahkan jiwa kita sendiri dihadapan Allah dan menyatakan sikap ketergantungan kita kepada-Nya. Dengan amal kita menaruh perhatian kepada sesama kita yang kurang beruntung , yang malang atau yang membutuhkan uluran tangan kita. Dan dengan doa , kita lebih mendekatkan diri kepada Allah yang kita imani. Membuka hati untuk kehendak-Nya dan mengedepankan kehendak-Nya dalam kehidupan kita sehari hari. Maka marilah kita merenungkan  dan lakukan pesan Injil hari ini , agar sikap sok suci , munafik dijauhkan dari hidup kita masing masing . Sebaliknya , agar sikap hidup kita terbuka terhadap kehendak Tuhan dan mengusahakan kebaikan kepada sesama , terutama kepada orang orang yang selalu membutuhkan bantuan dan perhatian kita.


Doa,
Ya Tuhan yang mahabijaksana, ajarilah kami umat-Mu  untuk memberi dengan sukacita serta tidak pamer, tidak ingin dilihat dan dipuji orang lain. Amin.



February 27, 2017

RENUNGAN HARIAN, ( SELASA 28 FEBRUARI 2017)

Bacaan Liturgi Selasa  28 Februari 2017

Bacaan Pertama   Sir 35:1-12
Memenuhi hukum Tuhan itu sama dengan mempersembahkan banyak kurban, dan memperhatikan segala perintah Tuhan itu sama dengan mempersembahkan kurban keselamatan. Membalas kebaikan hati orang 
sama dengan mempersembahkan kurban sajian, dan memberikan derma sama dengan menyampaikan kurban syukur. Yang direlai oleh Tuhan ialah menjauhi kejahatan, dan menolak kelaliman itu sama dengan kurban penghapus dosa. Jangan tampil di hadirat Tuhan dengan tangan kosong, 
sebab semuanya wajib menuruti perintah Tuhan. Persembahan orang jujur melemaki mezbah, dan harumnya sampai ke hadapan Yang Mahatinggi. 
Tuhan berkenan akan kurban orang yang jujur, dan takkan melupakannya. 
Muliakanlah Tuhan dengan kemurahan, dan buah bungaran di tanganmu janganlah kausedikitkan. Bawalah pemberianmu dengan muka riang, 
dan dengan suka hati sertakanlah bagian sepersepuluh menjadi barang kudus. Berikanlah kepada Yang Mahatinggi sesuai dengan apa yang diberikan-Nya kepadamu: itupun harus dengan murah hati dan seturut penghasilanmu. Sebab Tuhan pasti membalas, dan akan membalas engkau tujuh kali lipat. Jangan mencoba menyuap Tuhan, sebab Ia tidak akan terima! 
Jangan menaruh harapan pada kurban kelaliman. Sebab Tuhan adalah hakim yang tidak memihak. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 50:5-6.7-8.14.23
Orang yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
*Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Daku, perjanjian yang dikukuhkan dengan kurban sembelihan!" 
Maka langit memberitakan keadilan-Nya: Allah sendirilah Hakim! 
*Dengarlah, hai umat-Ku, Aku hendak berfirman! Dengarkanlah, hai Israel, Aku hendak bersaksi terhadap kamu: Akulah Allah, Allahmu! Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku! 
*Persembahkanlah syukur sebagai kurban kepada Allah, dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi! Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban, ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya, 
akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah!

Pengantar Injil   Mat 11:25
Terpujilah Engkau Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.

Bacaan Injil   Mrk 10:28-31
Setelah Yesus berkata betapa sukarnya orang kaya masuk Kerajaan Allah, 
berkatalah Petrus kepada Yesus, "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Engkau." Maka Yesus menjawab, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, barangsiapa meninggalkan rumah, saudara-saudari, ibu atau bapa, anak-anak atau ladangnya, pada masa ini juga ia akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, 
anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan; dan di masa datang ia akan menerima hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu." 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Ada seorang pemuda yang baru saja lulus dari perguruan tinggi, anak itu berambut gondrong bercelana jeans yang berlubang lubang. Ya maklum anak muda, Tetapi begitu ia diterima disekolah lanjutan dan menjadi guru, ia bisa berubah total. Kini penampilannya rapi, rambutnya pendek, pakaiannya bersih. Status pekerjaannya sebagai guru mengubah hidupnya yang tadinya seenaknya dan nglemprot ke penampilan seorang guru yang harus memberikan teladan kepada murid muridnya. Demikianlah status atau martabat seseorang bisa mengubah perilaku dan gaya hidup orang itu.  
Santo Petrus berpikir kurang lebih sama dengan contoh diatas. Kini kita semua telah menjadi murid murid Kristus, kini kita semua sudah umat Allah , anak anak Allah. Sebagai umat Allah tentu saja hidup kita harus berpadanan dengan martabat baru ini. Santo Petrus berkata : Hendaknya kalian menjadi kudus didalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang telah memanggil kalian itu kudus..... Hendaklah kalian kudus, seperti Allah kudus adanya. Kita ini sudah ditebus oleh Tuhan yang kudus , maka kita pun harus hidup sesuai dengan status orang yang telah menebus itu, yakni juga kudus, hidup baik, tidak menuruti hawa nafsu, Dalam bahasa Injil, marilah kita berani meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Kristus.

Butir  permenungan.
Memang baik apabila ada orang yang bercita cita untuk menjadi orang kudus. Ya mengapa tidak, Tetapi kekudusan hendaknya tidak dijadikan tujuan hidup kita, Kesatuan dengan Tuhan tetaplah yang menjadi tujuan. Menjadi kudus itu hanyalah buah dari kesatuan dengan Tuhan. Itu berarti, apabila kita tekun berbuat baik, tidak marah bila dibuat jengkel, mengampuni saat mendapat perlakuan yang tidak baik, tersenyum pada teman yang telah mengkhianati kita, kita sedang mengungkapkan martabat luhur kita sebagai anak anak Allah dan murid murid Kristus yang baik, Itu yang semestinya harus kita lakukan.

Doa.
Ya Tuhan yang mahabaik dan kekal, teguhkanlah persatuan dan kesatuan diantara kami umat-Mu, Bantulah kami untuk saling terbuka, saling percaya dan mau menerima sesama kami apa adanya sesuai dengan kehendak-Mu. Amin.




February 26, 2017

RENUNGAN HARIAN, ( SENIN 27 FEBRUARI 2017)

Bacaan Liturgi Senin  27 Februari 2017

Bacaan Pertama   Sir 17:24-29
Bagi orang yang menyesal Tuhan membuka jalan kembali. Tuhan menghibur mereka yang kehilangan ketabahan. Berpalinglah kepada Tuhan dan lepaskanlah dosamu, berdoalah di hadapan-Nya dan berhentilah menghina. 
Kembalilah kepada Yang Mahatinggi dan berpalinglah dari dunia yang durjana, dan hendaklah sangat membenci kepada kekejian. Siapa gerangan di dunia orang mati memuji Yang Mahatinggi sebagai pengganti orang yang hidup? Siapakah gerangan mempersembahkan pujian di sana? Dari orang mati lenyaplah pujian, seperti dari yang tiada sama sekali. Sedangkan barangsiapa hidup dan sehat, ia memuji Tuhan. Alangkah besarnya belas kasihan serta pengampunan Tuhan bagi semua yang berpaling kepada-Nya! 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 32:1-2.5.6.7
Bersukacitalah dalam Tuhan dan bersorak-sorailah, hai orang jujur.
*Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni, dan dosa-dosanya ditutupi! Berbahagialah orang yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu! 
*Akhirnya dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata "Aku akan menghadap Tuhan." 
Maka Engkau sudah mengampuni kesalahanku. 
*Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi ditimpa kesesakan; kendati banjir besar terjadi, ia tidak akan terlanda. 
*Engkaulah persembunyian bagiku, ya Tuhan! Engkau menjagaku terhadap kesesakan Engkau melindungi aku, sehingga aku luput dan bersorak.

Pengantar Injil  2Kor 8:9
Yesus telah menjadi miskin sekalipun Ia kaya, supaya kalian menjadi kaya berkat kemiskinan-Nya.

Bacaan Injil  Mrk 10:17-27
Pada suatu hari Yesus berangkat meneruskan perjalanan-Nya. Maka datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya, "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat 
untuk memperoleh hidup yang kekal?" Yesus berkata kepadanya, "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain Allah! Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta dan jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!" 
Kata orang itu kepada Yesus, "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku." Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, 
lalu berkata kepadanya, "Hanya satu lagi kekuranganmu: Pergilah, juallah apa yang kaumiliki, dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin. Maka engkau akan memperoleh harta di surga. Kemudian datanglah ke mari, dan ikutlah Aku." Mendengar perkataan Yesus, orang itu menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyaklah hartanya. Lalu Yesus memandang murid-murid di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka, "Alangkah sukarnya 
orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah." Murid-murid tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi, 
"Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. 
Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Para murid semakin gempar dan berkata seorang kepada yang lain, "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" Yesus memandang mereka dan berkata, "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab bagi Allah segala sesuatu adalah mungkin!" 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Kalau kita membanding bandingkan kehidupan orang kaya dan kehidupan orang miskin, orang kaya lebih tidak aman daripada orang miskin, Orang kaya selalu memikirkan hartanya agar tidak hilang, Karena ketakutannya yang begitu besar, ia memagar rumahnya dengan barisan  satpam. Lain halnya dengan orang miskin, mereka tidak mempunyai apa apa selain yang ada pada badan mereka sehingga mereka tidak cemas akan kehilangan sesuatu. Orang kaya yang terlampau melekat dengan hartanya ini akan sangat gelisah lagi mendengar pernyataan pernyataan yang diberikan Yesus hari ini, Disini Yesus tidak bermaksud melarang kita memiliki harta, tetapi mengingatkan kita untuk tidak terlalu melekat pada harta dan mendewa dewakan harta kita.  Kalau kita orang sederhana tetapi begitu mencintai diri  dan tidak rela dikorbankan untuk orang lain, kita juga sukar untuk masuk kedalam Kerajaan Surga. Untuk mengikuti Yesus kita di tuntut untuk mengorbankan apa saja yang ada pada kita, bahkan nyawa kita. Kita memberikan seluruh diri kita kepada-Nya dan kita bukan lagi menjadi milik kita tetapi milik Dia.  

Butir permenungan.
Bagaimana sikapku terhadap undangan Yesus  :”Mari ikut Aku “ ? Sejauh mana keterikatanku dengan harta benda , keluargaku, kesenangan duniawi dan diriku sendiri? Apa persyaratan yang sering aku berikan sehingga bisa mengikuti Yesus?

Doa.
Ya Tuhan yang mahakuasa dan kekal, , kami umat-Mu bersyukur atas cinta kasih-Mu yang tak terbatas, perlihatkanlah kepada kami “harta” yang seharusnya kami miliki bukan menurut kehendakku melainkan kehendak-Mu. Amin.


February 25, 2017

RENUNGAN HARIAN, ( MINGGU 26 FEBRUARI 2017)

Bacaan Liturgi Minggu  26 Februari 2017

Bacaan Pertama  Yes 49:14-15
Sion berkata,   "Tuhan telah meninggalkan aku, dan Tuhanku telah melupakan aku." 
Maka berfirmanlah Tuhan, "Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, 
sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau." 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 62:2-3.6-7.8-9ab
Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang.
*Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batu dan keselamatanku, hanya Dialah kota bentengku, aku tidak akan goyah.
 *Hanya pada Allah saja aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku. Hanya Dialah gunung batu dan keselamatanku, hanya Dialah kota bentengku, aku tidak akan goyah. 
*Pada Allah ada keselamatan dan kemuliaanku; gunung batu kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah. Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, 
curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya.

Bacaan Kedua  1Kor 4:1-5
Saudara-saudara, hendaknya orang memandang kami sebagai hamba Kristus, 
dan pengurus rahasia Allah. Yang dituntut dari pengurus yang demikian ialah 
bahwa mereka nyata-nyata dapat dipercaya. Bagiku sedikit sekali artinya entah aku dihakimi oleh kamu entah oleh suatu pengadilan manusia. Malahan aku sendiri tidak menghakimi diriku. Memang aku tidak sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan. Yang menghakimi aku ialah Tuhan. Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Dialah yang akan menerangi juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan. Dialah pula yang akan memperlihatkan apa yang direncanakan dalam hati. Pada saat itulah tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Ibr 4:12
Firman Allah hidup dan kuat,  ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

Bacaan Injil  Mat 6:24-34
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon. Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan, dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai, dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, toh diberi makan oleh Bapamu yang di surga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? 
Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal. Namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, 
tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? 
Maka janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? 
Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di surga tahu, 
bahwa kamu memerlukan semua itu. Karena itu carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Hidup adalah  sebuah pilihan . Pilihan mengharuskan untuk memilih salah satu dari dua hal yang bertentangan dan tidak mungkin pilihan itu berada ditengah tengah dari dua sisi yang berbeda. Manusia terbelenggu oleh kekhawatiran akan kehidupan dihari esok. Apakah esok kita masih mendapatkan rezeki untuk makan dan minum ? Jawabannya kita tidak tahu.  Oleh karena itu , manusia merasakan kekhawatiran yang mendalam. Manusia tidak bisa lagi melakukan pilihan  hidup yang benar. Kebaikan bersumber pada Tuhan Allah yang selalu berada didalam hidup mereka , sedangkan pilihan hidup bagi dunia berasal dari mamon . Kita tidak bisa melakukan pilihan sehingga memiliki dua tuan . Kita hanya bisa memilih salah satu dari dua hal kemungkinan memilih Tuhan atau mamon.
Kebaikan dan keindahan hidup manusia dapat kita temukan kalau kita mengarahkan hidup kita kepada Tuhan , Kebaikan Tuhan tercermin dari kemurahan hatinya yang memberikan kepada semua ciptaan secara adil. Oleh karena itu , tugas khusus kita hari ini dan seterusnya adalah  “Carilah dulu Kerajaan Allah , maka semuanya akan ditambahkan.”  Kita mencari bukan pilihan pada harta duniawi, melainkan  harta surgawi.  Belajarlah dari kepercayaan murid Yesus dan bersama pemazmur kita berseru “ Betapa baiknya Tuhan , Dia memberikan yang terbaik dalam hidupmu”

Butir permenungan.
Di zaman sekarang ini rasanya tidak ada orang yang terbebas dari rasa khawatir, khawatir akan masa depan, khawatir akan kesehatan, khawatir tidak punya uang untuk makan, khawatir tidak bisa membayar uang sekolah anak, khawatir apakah anak anak tidak terlibat penggunaan obat obat terlarang, pergaulan bebas, dan khawatr yang lain. Kadang kadang kekhawatiran kita tidak beralasan dan berlebihan sehingga membuat kita tidak bisa tidur bahkan sampai sakit.
Perlukah kita khawatir? Yesus bersabda “Siapakah di antara kalian yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? “ Apakah dengan khawatir hidup kita akan lebih baik? Tidak, bahkan dengan khawatir bisa jadi pekerjaan yang kita lakukan tidak berhasil baik. Orang yang khawatir tidak berkonsentrasi pada apa yang dikerjakan. Resepnya apa untuk menjadi orang yang tidak khawatir? Kita punya iman, percaya, dan berserah bahwa Tuhan akan memenuhi janji-Nya kepada kita. Yesus berkata, “Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kalian, hai orang yang kurang percaya? “  Jelas sekali bahwa kekhawatiran terjadi karena kurang percaya.
Apakah ini berarti kita tinggal diam dan membiarkan semua terjadi begitu saja?  Tentu saja tidak, Tuhan tetap membutuhkan kerja sama manusia. Dalam setiap penentuan rencana hidup  ini , manusia tidak boleh hanya mengandalkan kehebatannya sehingga melupakan peran Tuhan. Manusia mengusahakan dan Tuhan menyelesaikan. Motto itu akan menolong kita untuk berserah pada rencana-Nya dan berani berpegang pada janji-Nya bahwa Ia akan memenuhi janji-Nya. Berserah membuat kita dapat tidur dengan nyenyak dan bangun dalam keadaan sehat dan segar, sehingga pekerjaan dan usaha kita akan lebih lancar dan ringan.  Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.
 “Hidup” yang sesungguhnya tidak dibangun oleh rasa khawair , tetapi oleh kepercayaan pada Allah yang mengerti kebutuhan kita. Kekhawatiran tidak menambah lamanya hidup, hanya akan menghasilkan keraguan. Kenyataannya , banyak orang justru lebih khawatir akan banyak hal , daripada belajar percaya pada Allah.
Jangan khawatir, karena Allah sungguh memelihara orang yang mencari Kerajaan Allah lebih dahulu. Jadi berjuanglah memenuhi kewajiban sehari hari , sambil percaya bahwa Bapa Surgawi tahu apa yang kita butuhkan.

Doa.
Ya Tuhan yang mahabaik, kami umat-Mu memohon agar kami memiliki keyakinan iman yang kuat untuk tetap menyerahkan seluruh penyelenggaraan hidup kami  kepada-Mu, sebab Engkaulah Tuhan dan pengantara kami, kini dan sepanjang masa.  Amin.



February 24, 2017

RENUNGAN HARIAN, ( SABTU 25 FEBRUARI 2017)

Bacaan Liturgi Sabtu   25 Februari 2017

Bacaan Pertama   Sir 17:1-15
Manusia diciptakan Tuhan dari tanah, dan ke sana pula ia akan dikembalikan. 
Manusia dianugerahi Tuhan sejumlah hari dan jangka waktu, dan diberi-Nya kuasa atas segala sesuatu di bumi. Ia dilengkapi kekuatan yang serupa dengan kekuatan Allah sendiri, dan dijadikan Allah menurut gambar-Nya sendiri. Di dalam segala makhluk yang hidup Tuhan menanam rasa takut terhadap manusia, agar manusia merajai binatang dan unggas. Lidah, mata dan telinga dibentuk-Nya, dan manusia diberi-Nya hati untuk berpikir. Tuhan memenuhi manusia dengan pengetahuan yang arif, dan menunjukkan kepadanya apa yang baik dan apa yang jahat. Ia memasukkan mata-Nya sendiri di dalam hati manusia untuk menyatakan kepadanya keagungan karya Tuhan. Maka manusia harus memuji nama Tuhan yang kudus untuk mewartakan karya-Nya yang agung. Tuhan masih menambahkan pengetahuan lagi dengan memberi manusia hukum kehidupan menjadi milik pusaka. Perjanjian kekal diikat-Nya dengan mereka, dan segala hukum-Nya dipermaklumkan kepada mereka. Mata mereka telah melihat kemuliaan Tuhan yang agung, dan suara-Nya yang dahsyat telah didengar telinga mereka. Tuhan berkata kepada mereka, "Jauhilah setiap kelaliman." Dan masing-masing diberi-Nya perintah mengenai sesamanya. Langkah laku manusia selalu terbentang di hadapan Tuhan, dan tak tersembunyi bagi mata-Nya. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur   Mzm 103:13-14.15-16.17-18a
Kekal abadilah kasih setia Tuhan atas orang yang takwa kepada-Nya.
*Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takwa. Sebab Dia sendiri tahu dari apa kita dibuat, Dia sadar bahwa kita ini debu. 
*Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berkembang. Apabila angin melintasinya, maka lenyaplah ia, 
dan tempatnya pun tidak diketahui lagi. 
*Tetapi kekal abadilah kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takwa kepada-Nya; sebagaimana kekal abadilah kebaikan-Nya atas anak cucu mereka, asal saja mereka tetap berpegang pada perjanjian-Nya.

Bait Pengantar Injil  Mat 11:25
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.

Bacaan Injil  Mrk 10:13-16
Sekali peristiwa orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus supaya Ia menjamah mereka. Tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Melihat itu, Yesus marah dan berkata kepada mereka, "Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku! Jangan menghalang-halangi mereka! Sebab orang-orang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu, "Sungguh, barangsiapa tidak menerima Kerajaan Allah 
seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." 
Kemudian Yesus memeluk anak-anak itu, meletakkan tangan ke atas mereka dan memberkati mereka. 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Ada suatu paroki yang setiap Hari Minggu penuh dengan anak anak sehingga membuat kagum orang luar yang berkunjung ke paroki tersebut. Bahkan setiap sore hari, selalu banyak anak yang berkumpul di halaman gereja atau di aula paroki. Suasana nya ramai, meriah dan sungguh menggembirakan. Selidik punya selidik ternyata kedua pastor yang memegang paroki ini sangat mencintai anak anak. Mereka senang dan dekat dengan anak anak. Mereka tidak marah bila gereja dipenuhi anak anak, meski suasana nya menjadi tidak khusyuk. Bahkan pada saat perayaan Ekaristi , anak anak dibiarkan datang mendekat altar dan duduk mengelilingi altar. Kedua pastor juga suka bersama anak anak di aula, dipelataran gereja. Para pastor terkadang ikut bermain , ikut bersepeda bersama anak anak.
Waktu kita bertanya kepada kedua pastor itu mengapa hal itu dilakukan, mereka menjawab. “Bukankah Yesus sendiri mengajari kita agar kita dekat dengan anak anak? Yesus berkata : Biarlah anak anak datang kepada-Ku, jangan dihalangi “ Pastor  itu ternyata  mau mencoba semangat Yesus sendiri yang dekat dengan anak anak. Dengan dekat pada anak anak , pastor itu ingin membawa kasih Yesus sehingga anak anak merasakan kasih Tuhan lewat perhatian mereka.
Anak anak dalam kisah ini dapat juga diartikan sebagai orang orang kecil, yang tidak berdaya, orang miskin dan papa, orang yang disisihkan oleh masyarakat sekitarnya. Para rasul membuat klasifikasi khusus menyangkut yang boleh dan tidak boleh bertemu dengan Yesus.
Dalam kehidupan sehari hari kita juga sering kali menghakimi saudara saudara kita , bahwa mereka tidak layak bertemu dengan Yesus , Kita menolak kehadiran mereka dan membuat batas yang jelas dengan mereka.  Yesus menerima siapa saja yang datang kepada-Nya, Ia sangat membenci orang yang congkak hatinya, tetapi membuka hati-Nya lebar lebar  bagi mereka yang tidak berdaya dan mau menyerahkan diri kepada kehendak-Nya, karena mereka inilah yang empunya Kerajaan Surga.
Bagaimana dengan kita saat ini, Apakah kita mencintai anak anak , dan tidak menghalangi anak anak datang kepada Yesus dan juga terhadap orang orang kecil, yang tidak berdaya, orang miskin dan papa, orang yang disisihkan oleh masyarakat sekitarnya.?  Keterbukaan Tuhan Yesus hendaknya menjadi teladan bagi keterbukaan kita terhadap siapa saja tanpa ada  kriteria kriteria.

Butir permenungan.
Hari ini kita diajak untuk merenungkan sikap Yesus terhadap anak anak.  Siapakah anak anak bagi Yesus ?  Yesus adalah sosok pribadi yang mencintai dan memahami sifat sifat anak anak. Bagi Yesus , anak anak memiliki sifat yang baik , jujur dan tulus hati. Oleh karena itu , tidak heran saat para murid menghalangi orang yang membawa anakanak datang kepada-Nya , Yesus marah dan menegur mereka.
Melalui Injil hari ini, Yesus menekankan pentingnya seorang dewasa Kristiani  mempunyai kejujuran , ketulusan , dan kepolosan hati seperti  anak  kecil. Disamping itu , Yesus juga menghendaki agar setiap orang tua jangan menyia nyiakan kepolosan dan ketulusan yang dimiliki oleh anak anak .  Tanpa disadari , banyak orang tua yang menghalangi anak anak untuk datang kepada Yesus dengan cara memberikan kebebasan kepada mereka untuk untuk terikat pada “ berhala zaman modern “ seperti nonton televisi berlebihan, video game dan internet sepanjang hari dari pada mengajak anak anak untuk berdoa  dan percaya kepada Yesus . Dan lebih parah lagi , ada orang tua yang tidak berusaha keras menjauhkan anak anak dari bahaya pergaulan bebas, obat obatan , film kekerasan dan pornografi karena mereka sendiri sudah terikat pada berhala itu.

Doa.
Ya Tuhan yang maha baik, ajarilah kami umat-Mu untuk tidak membeda bedakan sesama kami, dan dapat hidup dengan saling menolong untuk mereka yang membutuhkan . Amin.



February 23, 2017

PENTINGNYA KEMURNIAN DIDALAM KELUARGA.

Apa pentingnya kemurnian ?
Manusia dapat sepenuhnya menemukan jati dirinya, hanya di dalam pemberian dirinya yang tulus.”1. Seseorang yang selalu berpusat pada diri sendiri dan tak pernah memberikan dirinya kepada orang lain, tidak akan hidup bahagia. Sedangkan seseorang yang mau memberikan dirinya bagi orang lain akan menemukan arti hidupnya.  Nah, pemberian diri yang tulus  yang dikehendaki Tuhan ini, adalah pemberian kasih yang murni. Itulah sebabnya kita perlu mengetahui dan melaksanakan kebajikan kemurnian, karena hanya dengan menerapkannya, maka kita dapat sungguh berbahagia dan kelak dapat memandang Allah di surga. “Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah” (Mat 5:8).

1.         Apa itu kemurnian?
Tuhan menghendaki kemurnian kita, artinya Tuhan menginginkan agar kita menjadi sempurna, tubuh dan jiwa, seperti pada awalnya saat Ia menciptakan manusia yang sungguh sangat baik adanya . Pertanyaannya kemudian adalah: Apakah saat kita memandang tubuh kita sendiri di depan kaca cermin, kita dapat berkata, “Terima kasih Tuhan, Engkau telah menciptakan tubuhku dengan sangat baik?” Atau selanjutnya, sudah cukupkah kita memperhatikan dan menjaga kecantikan rohani kita di samping menjaga kecantikan jasmani?
Manusia diciptakan sebagai mahluk rohani yang mempunyai tubuh; yang berakal budi dan berkehendak bebas. Inilah yang menjadikan manusia dapat mengenal dan mengasihi Allah, dan menemukan arti hidupnya dengan melakukan kasih. Pertanyaannya adalah, kasih seperti apa? Jawaban yang sederhana, namun tak terkira dalam maknanya adalah: kasih yang seperti kasih Yesus; yaitu kasih yang melibatkan tubuh dan jiwa, seperti yang dinyatakan-Nya di kayu salib. Inilah kemurnian kasih yang Tuhan ajarkan kepada kita.
Maka tak mengherankan jika Gereja Katolik mendefinisikan kemurnian, demikian:
a)    Kemurnian = keutuhan seksualitas secara jasmani dan rohani
Kemurnian berarti keutuhan seksualitas yang membahagiakan di dalam pribadi dan selanjutnya kesatuan batin manusia dalam keberadaannya secara jasmani dan rohani. Seksualitas, yang di dalamnya nyata, bahwa manusia termasuk dalam dunia badani dan biologis, menjadi pribadi dan benar-benar manusiawi ketika pribadi ini digabungkan ke dalam hubungan antara satu orang dengan yang lainnya, di dalam penyerahan timbal balik secara sempurna dan tidak terbatas oleh waktu, antara seorang laki- laki dan seorang perempuan.Dengan demikian kebajikan kemurnian melibatkan keutuhan pribadi dan kesempurnaan penyerahan diri.
Jika kita menghayati makna keutuhan tubuh dan jiwa ini, maka kita dapat melihat bahwa tubuh kita diciptakan Tuhan untuk maksud yang ilahi, dan dengan tubuh ini kita dapat memuliakan Tuhan.
b)    Kemurnian = pengendalian diri yang mengacu kepada kelemahlembutan dan kesetiaan Allah
Kemurnian menjadi penting, karena kasih yang sempurna mensyaratkan kemurnian dalam cara menyampaikannya. Nah, seorang yang murni adalah seorang yang dapat mengendalikan dirinya, pada saat menyerahkan dirinya pada orang lain; sehingga dapat menjadi saksi bagi orang lain tentang kesetiaan dan kelemahlembutan kasih Allah.
c)    Kemurnian = peneguhan dan pemberian diri yang tidak diwarnai cinta diri/ mementingkan diri sendiri.
Hal pemberian diri yang murni ini memang tidak mudah dilakukan, terutama karena manusia cenderung memiliki rasa cinta diri. Kasih kita kepada sesama secara umum dapat diuji dengan pertanyaan ini: Apakah dalam berelasi dengan sesama, fokus saya adalah menyenangkan diri sendiri atau menyenangkan orang lain? Apakah dalam berelasi dengan orang lain saya membantunya untuk hidup kudus/ murni atau malah menjerumuskannya? Paus Yohanes Paulus II mengajarkan, “Para pria dan wanita yang ber-relasi satu sama lain dengan kemurnian sungguh memuliakan Allah dengan tubuh mereka.”[3]

2.         Dasar kemurnian
             I.          Kesendirian Asali
Pada saat awal mula penciptaan, Adam mengalami kesendirian di tengah dunia ciptaan Tuhan; sebab ia menyadari bahwa ia tidak sama dengan ciptaan lainnya (lih. Kej 2:20).
            II.          Kesatuan Asali
Ayat Kej 2:24 “…. dan keduanya menjadi satu tubuh”… merupakan dasar akan adanya kesatuan asali. Kesatuan ini mengatasi kesendirian manusia; dan kesatuan antar seorang laki- laki dan perempuan yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah ini, sungguh berbeda dengan persetubuhan binatang. Kesadaran akan kesatuan asali ini memberikan dasar bagi kemampuan seseorang untuk memberikan dirinya kepada orang lain dan menghargai orang lain, sebagai “saudara laki- laki dan saudara perempuan di dalam kesatuan umat manusia”
           III.          Ketelanjangan Asali
Ketelanjangan asali merupakan pengalaman telanjang namun tanpa rasa malu (Kej 2:25), Maka jika kita memahami makna ketelanjangan asali ini, maka kita akan melihat bagaimana rahmat Allah yang tidak kelihatan itu disampaikan kepada manusia, baik laki-laki maupun perempuan. Kekudusan yang melibatkan cara memandang seseorang sebagai ciptaan Tuhan yang baik adanya, inilah yang memampukan manusia menyatakan diri mereka melalui pemberian diri yang tulus. Dengan perkataan lain, dengan menyadari kasih yang Tuhan sampaikan kepada kita melalui tubuh kita ini, maka kita dapat mempergunakan tubuh ini untuk mengasihi dan melayani sesama.
Dalam konteks perkawinan, maka penghayatan pengalaman kesatuan asali dan ketelanjangan asali ini diwujudkan dalam hubungan seksual suami istri yang maknanya adalah:
“Aku memberikan diriku sepenuhnya kepadamu, segalanya, tanpa ada yang kusimpan sendiri. Setulusnya. Tanpa paksaan. Selamanya. Dan aku menerima pemberian dirimu yang engkau berikan kepadaku. Aku memberkati engkau. Aku mendukung/ meneguhkan engkau. Segala yang ada padamu, tanpa syarat. Selamanya.”
          IV.          Tujuan kemurnian
Telah disampaikan bahwa kemurnian membawa manusia kepada keselamatan kekal. Mengapa? Karena kemurnian menunjukkan arti penciptaan manusia sebagai pria dan wanita: yaitu bahwa kita dipanggil untuk mengambil bagian dalam kasih persekutuan Allah dalam Trinitas di dalam Kristus. Inilah sebabnya mengapa hubungan jasmani suami istri memiliki makna yang luhur. Karena kasih suami istri tidak saja melibatkan tubuh, tetapi juga jiwa. Dalam hal ini, persekutuan tubuh tidak terlepas dari persatuan jiwa. Persatuan ini terjadi ketika pasangan tersebut telah dipersatukan oleh Kristus, karena hanya di dalam Kristuslah manusia menemukan makna luhur perkawinan.
           V.          Bagaimana jika sudah terlanjur tidak murni?
Jika karena satu dan lain hal, (entah karena ketidaktahuan, ataukah karena kesalahan) seseorang tidak sepenuhnya menjalankan ajaran kemurnian di masa yang lalu, janganlah berputus asa. Tuhan Yesus datang untuk mengampuni dosa- dosa manusia. Asalkan ia dengan tulus menyesali segala dosa dan kesalahannya, maka Tuhan akan mengampuninya. Seperti Yesus mengampuni perempuan yang berdosa (Maria Magdalena), dan pengampunan ini mengubah kehidupan perempuan ini; Yesuspun dapat mengampuni kita dan mengubah kehidupan kita. Alkitab mencatat, bahwa kepada perempuan ini Tuhan Yesus menampakkan diri  pada hari kebangkitan-Nya. Semoga kitapun dapat menjadi saksi- saksi kebangkitan-Nya dan karya penyelamatan-Nya dalam hidup kita.
Maka, kisah pertobatan Maria Magdalena ini harus mendorong kita untuk bertobat; dan selalu tidak ada kata terlambat untuk bertobat. Selanjutnya usahakanlah untuk menjaga kemurnian ini, dan mengajarkannya kepada anak- anak kita; agar mereka dapat mengetahui kabar gembira tentang kemurnian ini, dan melaksanakannya dalam kehidupan mereka.

          VI.          Mengusahakan kemurnian tubuh dan jiwa secara praktis.
Berikut ini adalah langkah- langkah praktis untuk mengusahakan kemurnian tubuh dan jiwa:
1. Mengenal diri sendiri
Kita harus mengenal diri sendiri, sehingga kita tahu di area mana kita harus memperbaiki diri. Untuk itu, kita minta agar Roh Kudus menyingkapkan apa yang tersebunyi, yang ada di dalam diri kita.
2. Mohon rahmat Tuhan
Kita memohon kepada Tuhan agar membersihkan hati kita dari pikiran- pikiran dan kecenderungan yang tidak semestinya.
3. Melatih pengendalian diri
Selanjutnya, kita harus melatih pengendalian diri, dan mempraktekkan ajaran kemurnian ini, dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
Pedoman praktis: jauhi segala kesempatan yang mendorong kita untuk berpikir atau melakukan hal- hal yang tidak sopan. Jauhilah pembicaraan yang ‘nyerempet’ ke arah hal yang porno. Carilah kesibukan yang lebih bermanfaat dan membangun.
4. Kemurnian hati mensyaratkan sikap bersahaja (modesty):
Kemurnian hati menuntut sikap yang bersahaja, yang terdiri dari kesabaran, kerendahan hati, dan kehati-hatian (discretion). Sikap yang bersahaja melindungi jati diri seseorang.
Sikap bersahaja (modesty) melindungi rahasia pribadi dan cinta kasihnya. Ia mengundang untuk bersabar dan mengekang diri dalam hubungan cinta kasih. Sikap bersahaja mensyaratkan bahwa prasyarat-prasyarat untuk ikatan definitif dan penyerahan timbal balik dari suami dan isteri dipenuhi. Dalam sikap tersebut termasuk pula sikap kepantasan/ kelayakan. Ia mempengaruhi pemilihan busana. Ia diam atau menahan diri jika ada resiko ingin tahu yang tidak sehat. Ia bijaksana dalam menghormati privacy orang lain.
“Sikap yang pantas dan bersahaja (modesty) dalam perkataan, perbuatan dan cara berpakaian adalah sangat penting untuk menciptakan atmosfir yang cocok untuk pertumbuhan kemurnian…. Orang tua perlu waspada sehingga mode- mode pakaian yang tidak sopan dan sikap- sikap yang tidak pantas tidak melanggar keutuhan sebuah rumah tangga, terutama karena salah penggunaan mass media.”[12]
Kesimpulan: Kemurnian = mengasihi dengan jiwa dan tubuh
Sebagai mahluk yang diciptakan Tuhan sesuai dengan gambaran Allah, yang adalah Kasih, manusia diciptakan untuk mengasihi. Maka setiap manusia diberi kemampuan oleh Tuhan untuk mengasihi dengan memberikan dirinya dengan tulus, yang melibatkan tubuh dan jiwa, dan inilah yang membedakan manusia dengan ciptaan lainnya. Oleh karena itu, seksualitas manusia adalah sesuatu yang baik, sebab manusia ber- relasi satu sama lain dengan tubuhnya. Maka tujuan akhir seksualitas adalah kasih, yaitu kasih yang melibatkan kegiatan memberi dan menerima.
Jadi, bagi pasangan yang menuju jenjang perkawinan harus mempraktekkan kemurnian, sehingga dapat menghormati pasangan dan mengasihi pasangan lebih dari sekedar tubuh pasangan, namun terutama mengasihi pasangan sebagai seseorang / pribadi. Dengan demikian, pasangan ini dapat saling mengenal satu sama lain, dapat saling memberi dan menerima secara lebih mendalam dan spiritual.
Dalam perkawinan, pemberian dan penerimaan kasih terjadi sedemikian rupa, sehingga menggambarkan kasih yang total sebagaimana kasih Kristus kepada Gereja-Nya. Hubungan kasih ini mengatasi hubungan kontrak ataupun perjanjian, sebab yang mengikat adalah Kristus sendiri, yaitu ketika pasangan suami istri dipersatukan oleh Allah untuk mengambil bagian di dalam kehidupan Allah sendiri, dan dalam karya penciptaan-Nya.
Oleh sebab itu hubungan suami istri memiliki makna luhur dan suci, dan karena itu tidak dapat diartikan dan dilakukan sekehendak hati manusia. Kebajikan kemurnian adalah segala upaya untuk menggunakan berkat seksualitas sesuai dengan rencana Tuhan. Hanya dengan mempraktekkan kebajikan kemurnian inilah maka kita dapat sungguh berbahagia.