Jamuan terakhir Jesus bersama murid - muridNya

Jesus meredakan badai

Jesus bersama Joseph dan Maria

Jesus mencintai anda semua

Jesus naik ke Surga

January 31, 2019

RENUNGAN HARIAN ( SELASA 12 FEBRUARI 2019 )


Kalender Liturgi Selasa  12 Feb 2019

Bacaan I  Kej 1:20-2:4a
Ketika menciptakan alam semesta, Allah bersabda,   "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi  melintasi cakrawala." Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
Lalu Allah memberkati semuanya itu, sabda-Nya,   "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak."   Jadilah petang dan pagi: hari kelima.  Bersabdalah Allah,   "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata serta segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian.  Allah menjadikan segala jenis binatang liar, segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi.   Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
Bersabdalah Allah,   "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara; atas ternak dan atas seluruh bumi, serta atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya;   menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
Allah memberkati mereka, lalu Allah bersabda kepada mereka,
"Beranak cuculah dan bertambah banyak;  penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut, burung-burung di udara, dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Bersabdalah Allah,   "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji. Itulah akan menjadi makananmu. Sedang kepada segala binatang di bumi dan burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa,   Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya."  Dan jadilah demikian. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu sungguh amat baik. Maka jadilah petang dan pagi: hari keenam. Demikianlah diselesaikan langit dan bumi beserta segala isinya. Pada hari ketujuh Allah telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu. Maka berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya  karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 8:4-5.6-7.8-9
Ya Tuhan, Allah kami, betapa mulia nama-Mu di seluruh bumi.
*Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kaupasang: Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya?
Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
*Kauciptakan dia hampir sama dengan Allah, Kaumemahkotai dengan kemuliaan dan semarak. Kauberi dia kuasa atas buatan tangan-Mu;
segala-galanya telah Kautundukkan di bawah kakinya.
*Domba, sapi dan ternak semuanya, hewan di padang dan margasatwa; burung di udara dan ikan di laut, dan semua yang melintasi arus lautan.

Bait Pengantar Injil  Mzm 119:36a.29b
Condongkanlah hatiku kepada perintah-Mu, ya Allah, dan kurniakanlah hukum-Mu kepadaku.

Bacaan Injil  Mrk 7:1-13
Pada suatu hari  serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat
dari Yerusalem datang menemui Yesus.  Mereka melihat beberapa murid Yesus makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh.  Sebab orang-orang Farisi - seperti orang-orang Yahudi lainnya - tidak makan tanpa membasuh tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang. Dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang,
umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas tembaga. Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada Yesus,
"Mengapa murid-murid-Mu tidak mematuhi adat istiadat nenek moyang kita?   Mengapa mereka makan dengan tangan najis?"
Jawab Yesus kepada mereka,   "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu,  hai orang-orang munafik!  Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sebab ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.  Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia."  Yesus berkata kepada mereka,  "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah,
supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri.  Karena Musa telah berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu!   Dan: 'Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati.'  Tetapi kamu berkata:
Kalau seorang berkata kepada bapa atau ibunya: 'Apa yang ada padaku,   yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk kurban, yaitu persembahan kepada Allah,'  maka kamu membiarkan dia  untuk tidak lagi berbuat sesuatu pun bagi bapa atau ibunya.  Dengan demikian sabda Allah kamu nyatakan tidak berlaku
demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan!"
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Seorang ibu muda disebuah desa di pedalaman dengan tekun mengajak anaknya yang berusia empat tahun untuk ke gereja stasi setiap hari Minggu. Mereka harus berjalan kaki sejauh sepuluh kilometer. Anak kecil itu tampaknya tidak lelah karena ibunya selalu tersenyum memandang kepadanya. Inilah yang selalu dirindukan dan menarik hati anak kecil itu, yakni pergi ke gereja tiap hari Minggu bersama ibunya. Padahal ibunya bukanlah seorang ibu yang cantik. Gereja yang dirindukannya setiap hari Minggu juga bukanlah gereja bagus. Gereja itu hanyalah sebuah rumah tua dipinggir hutan yang kemudian dijadikan gereja stasi.
Dalam Injil hari ini Yesus mau mewartakan satu hal penting  mengenai “ Allah yang mengasihi”. Inilah hukum dan perintah utama. Orang orang Farisi dan ahli ahli Taurat memanipulasinya dalam peraturan peraturan ibadat yang begitu memberatkan umat beriman. Orang orang Yahudi pada waktu itu dituntut memegang teguh penjabaran dari hukum Taurat. Karena banyaknya aturan keagamaan dan peribadatan yang harus dilakukan, maka umat lupa untuk mengalami  “Allah yang mengasihi”
Sebagai Gereja kita seharusnya hadir seperti seorang ibu yang selalu mendampingi anak anaknya dengan cinta yang tulus dan berkobar kobar. Anak anak  yang lahir dari Gereja yang demikian   akan menjadi anak anak yang mencintai Gereja seperti ibu yang selalu tersenyum dengan penuh cinta.  Mereka juga makin yakin bahwa Allah bahwa Allah tersenyum bersama mereka sebagai Allah Pengasih , bukan Allah Penghukum. Ketika dewasa, mereka akan melakukan kata kata Beata  Teresa dari Kalkuta , “ Bagikan cinta dimanapun kamu berada,  jangan biarkan seseorang yang datang  padamu pergi tanpa merasa bahagia”

Butir permenungan
Hari ini kita kembali diingatkan bahwa terkadang apa yang kita tampilkan didepan umum berbeda dengan diri kita sebenarnya . Mungkin hal ini membuat kita bosan dengan kitab Suci , kita merasa bahwa apa yang ada didalam Kitab Suci sudah kita ketahui dan tidak ada hal baru. Namun , firman Tuhan bukan soal tahu atau tidak, melainkan apakah kita sudah melakukan atau belum. Inilah yang penting Firman Tuhan bukan sekedar pengetahuan tetapi harus sampai mengubah hati dan perilaku kita. Seseorang pernah mengeluh bosan kalau pengajaran yang diterimanya pengajaran dasar dan itu itu saja. Menurut saya pengajaran dasar itu justru yang paling penting dan membuat kita  bertumbuh. Contoh , apakah kita bosan makan nasi?  Padahal itu yang kita makan setiap hari. Sadar atau tidak , itulah yang membuat tubuh kita bertumbuh. Saya tidak menyatakan bahwa kita tidak memerlukan  makanan lain . Tapi hal dasar yang harus kita konsumsi , lepas dari bosan atau tidak , karena itulah yang menjadi fondasi. Dasar yang tidak kuat akan membuat kita tidak stabil. Kita mau terlihat baik diluar, tapi sebenarnya kita rapuh didalam . Ada yang berkata, kamu menjadi seperti apa yang kamu makan . Bila kamu makan apa yang tidak menunjang pertumbuhan kita, maka kita tidak akan bertumbuh baik. Apa yang saya tampilkan diluar sama dengan apa yang ada didalam diri saya?

Doa.
Ya Tuhan yang mahabaik, berilah kami umat-Mu, semangat untuk berbagi cinta dimanapun kami berada. Amin.

Condongkanlah hatiku kepada perintah-Mu, ya Allah, dan kurniakanlah hukum-Mu kepadaku.


January 30, 2019

RENUNGAN HARIAN ( SENIN 11 FEBRUARI 2019 )


Kalender Liturgi Senin 11 Feb 2019
PF S.P. Maria di Lourdes

Bacaan I  Kej 1:1-19
Pada awal mula Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong. Gelap gulita menutupi samudera raya. Dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Allah bersabda, "Jadilah terang!"    Maka jadilah terang.  Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nya dari gelap.  Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Maka jadilah petang dan pagi: hari pertama.   Allah bersabda, "Jadilah cakrawala di tengah segala air  untuk memisahkan air dari air."  Maka Allah menjadikan cakrawala,  dan Ia memisahkan air di bawah cakrawala dari air di atasnya. Dan jadilah demikian. 
Allah menamai cakrawala itu langit. Maka jadilah petang dan pagi: hari kedua. Allah bersabda,  "Hendaklah segala air di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering."   Dan jadilah demikian.  Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu laut.  Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Allah bersabda,  "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi."  Dan jadilah demikian.
Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
Maka jadilah petang dan pagi: hari ketiga.   Allah bersabda, "Jadilah benda-benda penerang di cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap, menunjukkan hari dan tahun; dan sebagai penerang pada cakrawala, biarlah benda-benda itu menerangi bumi."   Dan jadilah demikian. Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang  dan yang lebih kecil untuk menguasai malam; dan Allah menjadikan juga bintang-bintang. Semuanya itu ditaruh Allah di cakrawala untuk menerangi bumi, dan untuk menguasai siang dan malam; dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Maka jadilah petang dan pagi: hari keempat. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 104:1-2a.5-6.10.12.35c
Semoga Tuhan bersukacita atas karya-Nya.
Pujilah Tuhan, hai jiwaku!  Tuhan, Allahku, Engkau sangat besar! 
Engkau berpakaian keagungan dan semarak, berselimutkan terang ibarat mantol. 
*Engkau telah mendasarkan bumi di atas tumpuannya, sehingga takkan goyang untuk selama-lamanya. Dengan samudera raya bumi ini Kauselubungi, air telah naik melampaui gunung-gunung. 
*Di lembah-lembah Engkau mebualkan mata air yang mengalir di antara gunung-gunung, burung-burung di udara bersarang di dekatnya, 
bersiul-siul dari antara dedaunan. Betapa banyak karya-Mu, ya Tuhan, 
semuanya Kaubuat dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu. Pujilah Tuhan, hai jiwaku!

Bait Pengantar Injil  Mat 4:23
Yesus mewartakan Kerajaan Allah, dan menyembuhkan semua orang sakit.

Bacaan Injil  Mrk 6:53-56
Pada suatu hari  Yesus dan murid-murid-Nya mendarat di Genesaret 
dan berlabuh di situ.  Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus.  Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu 
dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana saja kabarnya Ia berada.  Ke mana pun Yesus pergi, - ke desa-desa, ke kota-kota atau ke kampung-kampung -, orang meletakkan orang-orang sakit di pasar pasar  dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh.
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Peristiwa yang diceritakan dalam Injil hari ini (Mrk 6:53-56) sebenarnya merupakan peristiwa Yesus yang sudah biasa. Mengapa?  Karena setiap saat Yesus dikejar kejar oleh banyak orang dan diminta untuk menyembuhkan. Namun, jika kita cermati ada hal hal yang menarik. Dikatakan “ Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus. “  (ay 54)  ini hal yang luar biasa, Pasalnya ketika melihat Yesus , mereka segera mengenal-Nya. Memang tidak dijelaskan sejauh mana pengenalan mereka terhadap Yesus, tetapi selanjutnya dikatakan bahwa mereka hanya minta menjamah jumbai jubah-Nya saja supaya mereka beroleh kesembuhan. Kalimat ini mau menegaskan bahwa mereka sungguh sungguh mengenal Yesus dan mengimani-Nya sehingga mereka percaya bahwa Yesus dapat menjawab kebutuhan mereka.  Dalam keseharian, kita pasti berjuang untuk mengenal Yesus yang belum pernah kita lihat, dan kita jatuh bangun untuk mengenal Dia. Tidak cukup kita mengenal dalam pengertian akal budi. Kita membutuhkan iman  yang membawa kita untuk mengenal Dia yang sesungguhnya. St. Paulus mengajak kita untuk mengenal Yesus dan kuasa kebangkitan-Nya. (Fil  3:10).
Secara khusus Paus Fransiskus mengajak kita untuk mengenal Pribadi Yesus yang penuh kasih, sebuah kasih yang diberikan secara cuma cuma . Relasi yang penuh kepekaan terhadap orang orang yang mendekati-Nya. Tanda tanda yang Dia kerjakan, terutama dalam menghadapi orang orang berdosa, miskin, sakit dan menderita, semua mengajarkan tentang kerahiman-Nya. Segala sesuatu dalam diri-Nya berbicara tentang kerahiman. Tidak ada satupun dalam diri-Nya sama sekali tanpa belas kasihan.  Yesus melihat kerumunan orang orang yang mengikuti-Nya sudah lelah dan letih ,  tersesat  dan tanpa panduan, dan Ia merasakan belas kasihan yang mendalam terhadap mereka. (bdk. Mat 9:36) . Atas  dasar kasih yang penuh belas kasihan ini, Ia juga menyembuhkan orang orang sakit yang dibawa kepada-Nya (bdk. Mat 14:14)
Mengenal Yesus sebagai pribadi yang penuh belas kasihan akan menuntun kita untuk memiliki hati yang sama dengan Yesus. Inilah yang diharapkan dari Gereja  agar semakin banyak orang yang beroleh keselamatan.

Butir permenungan.
Orang orang yang pesimis senantiasa melihat hidup ini dari sisi yang suram . Orang macam ini terus saja mencari sisi kurangnya. Bila orang sudah dapat makan nasi plus lauk tempe dan sayuran , orang pesimis itu akan berkomentar “ Makan kok Cuma dengan tempe , ya tentu lebih enak makan dengan lauk seafood doang” Jika ada teman yang suka terlambat datang masuk kelas, atau pertemuan, dan suatu kali teman tersebut datang duluan , maka orang pesimis tetap akan memberi komentar miring “ Paling dia tidak telat itu Cuma hari ini, kebetulan saja”
Sikap pesimis atau melihat serba kurangnya tampaknya berlawanan dengan sikap Allah pada waktu penciptaan seperti pada bacaan pertama hari ini. Setiap kali Allah menciptakan sesuatu, selalu dikatakan “ Allah melihat bahwa semuanya itu baik” Itu berarti sejak semula Allah telah membuat segalanya baik dan Dia pun berkehendak bahwa semuanya baik. Bahwa dalam hidup ini ada hal yang kurang  dan tidak ideal, tidak usah dilebih lebihkan  sehingga malah menutup warna asli sesuai maksud Allah yang sejak semula menciptakan dengan baik.
Betapa pentingnya melihat hidup ini dari sisi yang baik. Betapa seluruh makhluk , alam dan apa yang ada sekitar ini semuanya adalah ciptaan Allah, yang diciptakan penuh kasih sayang dan maksud baik. Manusia saja yang merusak dan suka mengacaukannya. Tetapi seberapapun dosa dan kejahatan manusia tidak pernah menghambat kasih sayang Allah kepada manusia dan alam ciptaan, tidak pernah  menggagalkan rencana penyelamatan-Nya. Jadi marilah kita tidak disilaukan oleh hal yang kurang dan tidak ideal dalam hidup ini. Marilah kita sadar bahwa kebaikan dan cinta Allah selalu saja lebih besar daripada apa yang tidak ideal dalam hidup ini.

Doa.
Hati Yesus  yang Mahakudus, aku mengarahkan diriku pada Hati Mu yang Mahakudus. Kuasailah seluruh kepribadianku, ubahlah aku menjadi seperti Engkau. Jadikan tanganku tangan Mu, kakiku kaki Mu, hatiku hati Mu, izinkanlah aku melihat dengan mata Mu, mendengar dengan telinga Mu, berkata kata dengan bibir Mu, mengasihi dengan hati Mu, memahami dengan pikiran Mu, melayani dengan kehendak Mu, dan mengabdikan seluruh kepribadianku. Jadikan aku serupa dengan Engkau. Amin


Yesus mewartakan Kerajaan Allah, dan menyembuhkan semua orang sakit.


RENUNGAN HARIAN ( MINGGU 10 FEBRUARI 2019 )


Kalender Liturgi Minggu  10 Feb 2019

Bacaan I  Yes 6:1-2a.3-8
Dalam tahun wafatnya raja Uzia, aku, Yesaya,  melihat Tuhan 
duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci. Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing -masing mempunyai enam sayap. Mereka berseru seorang kepada yang lain, "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"  Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu, dan rumah itu pun penuhlah dengan asap.
Lalu aku berkata, "Celakalah aku! aku binasa!  Sebab aku ini seorang yang najis-bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis-bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, Tuhan semesta alam."
Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku. Di tangannya ada bara api, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah.  Ia menyentuhkan bara api itu pada mulutku serta berkata, 
"Lihat, bara ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni."  Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata,   "Siapakah yang akan Kuutus? Dan siapakah yang akan pergi atas nama-Ku?" Maka aku menjawab, "Inilah aku, utuslah aku!"
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 138:1-2a.2bc-3.4-5.7c-8
Di hadapan para dewata aku hendak bermazmur bagi-Mu, ya Tuhan.
*Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati, sebab Engkau mendengarkan kata-kata mulutku. Di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu, aku hendak bersujud ke arah bait-Mu yang kudus. 
*Aku hendak memuji nama-Mu oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu, sebab Kaubuat nama dan janji-Mu melebihi segala sesuatu.
Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
*Semua raja di bumi akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, sebab mereka mendengar janji dari mulut-Mu; mereka akan menyanyi tentang jalan-jalan Tuhan, sebab besar kemuliaan Tuhan. 
*Tangan kanan-Mu menyelamatkan daku; Tuhan akan menyelesaikan segalanya bagiku! Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi, janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu.

Bacaan II  1Kor 15:1-11
Saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang sudah kuwartakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu berpegang teguh padanya, sebagaimana kuwartakan kepadamu; 
kecuali kalau kamu sia-sia saja menjadi percaya. Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah wafat karena dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Yesus telah dimakamkan! dan pada hari yang ketiga telah dibangkitkan, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas, dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. Selanjutnya Yesus menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. Dan yang paling akhir Ia menampakkan diri juga kepadaku,   seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, dan tak layak disebut rasul, 
sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah.  Tetapi berkat kasih karunia Allah aku menjadi sebagaimana aku sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras daripada mereka semua; tetapi bukannya aku, 
melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku. Sebab itu, entah aku entah mereka, begitulah kami mengajar, dan begitu pulalah kamu mengimani. 
Demikianlah sabda Tuhan. 

Bait Pengantar Injil  Mat 4:19
Mari, ikutlah Aku, sabda Tuhan, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.

Bacaan Injil  Luk 5:1-11 
Sekali peristiwa, Yesus berdiri di pantai danau Genesaret. Banyak orang mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Yesus melihat dua buah perahu di tepi pantai. Nelayan - nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Yesus naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahu itu 
sedikit jauh dari pantai. Lalu Yesus duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Yesus berkata kepada Simon, "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."   Simon menjawab, "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras, dan kami tidak menangkap apa-apa. 
Tetapi karena perintah-Mu, aku akan menebarkan jala juga." Dan setelah melakukannya, mereka menangkap ikan dalam jumlah besar, 
sehingga jala mereka mulai koyak.  Lalu mereka memberi isyarat 
kepada teman-teman di perahu yang lain, supaya mereka datang membantu. Maka mereka itu datang, lalu mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.  Melihat hal itu, Simon Petrus tersungkur di depan Yesus  dan berkata, "Tuhan, tinggalkanlah aku, 
karena aku ini seorang berdosa."   Sebab Simon dan teman-temannya takjub  karena banyaknya ikan yang mereka tangkap.  Demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Yesus lalu berkata kepada Simon, "Jangan takut!  Mulai sekarang engkau akan menjala manusia."   Sesudah menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Yesus. 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Mengikuti berarti juga meninggalkan, mengikuti berarti mengarah kedepan, dengan begitu kita harus meninggalkan apa yang ada dibelakang kita. Para murid dipanggil untuk mengikuti Yesus dan mereka meninggalkan pekerjaan yang pada awalnya menjadi andalan dalam mencari nafkah. Sekilas apa yang mereka lakukan adalah tindakan gila, Mereka dipanggil untuk meninggalkan pekerjaan menjala ikan dan mengubah haluan hidup menjadi penjala manusia. Apa maksudnya? Rupanya tidak perlu jawaban untuk pertanyaan itu. Bagi mereka , Yesus adalah pribadi yang penuh kuasa dan begitu memikat. Mengikuti Yesus adalah jalan kehidupan yang amat bernilai. Mereka yakin bahwa apa yang akan mereka dapatkan jauh lebih berharga dari pada apa yang mereka tinggalkan. Ternyata keyakinan mereka benar. Para rasul telah ikut mengukir jalannya sejarah keselamatan yang sungguh membawa keselamatan bagi umat manusia. Seandainya mereka tetap menjadi penjala ikan di Danau Genesaret, tidak akan ada hal hal luar biasa yang terjadi.  Tidak heran jika Santo Paulus berani menyatakan : “Bagiku , hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan” (Flp 1:21). Santo Paulus pasti tidak asal berkata, karena dia sungguh mengalami bahwa menjadi pengikut Kristus dan bersatu dengan-Nya telah memberi kebahagiaan yang tak dapat dibandingkan dengan kebahagiaan yang dapat diberikan oleh dunia.

Butir permenungan.
Bagaimana dengan panggilan Yesus terhadap kita? Ada banyak macam panggilan. Ketika mengimani Yesus dan mengikuti Dia, pasti ada hal hal yang harus ditinggalkan. Mungkin pengalaman kita tidak begitu radikal seperti pengalaman para rasul. Meskipun begitu, kita pun sama sama mendapat panggilan untuk membangun suatu kehidupan yang lebih bernilai daripada sebelumnya. Mengikuti Yesus dan menyatukan diri dengan perjuangan-Nya akan membawa kita pada keselamatan sampai  ke kehidupan kekal.

Doa.
Ya Tuhan yang mahabaik, berilah umat-Mu  kesadaran bahwa mengikuti-Mu akan mendatangkan hal hal yang membahagiakan. Amin.


Mari, ikutlah Aku, sabda Tuhan, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.


RENUNGAN HARIAN ( SABTU 9 FEBRUARI 2019 )


Kalender Liturgi Sabtu 9 Feb 2019

Bacaan I  Ibr 13:15-17.20-21
Saudara-saudara, marilah kita, dengan perantaraan Yesus, senantiasa mempersembahkan kurban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.  Di samping itu janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab kurban-kurban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah. Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka menjaga keselamatan jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan sikap kita yang demikian mereka akan melakukan tugasnya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, 
sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu. Oleh darah perjanjian yang kekal, Allah damai sejahtera, telah menghidupkan kembali Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita. 
Semoga Allah memperlengkapi kalian dengan segala yang baik 
untuk melakukan kehendak-Nya. Dan semoga Ia mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya, berkat Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6
Tuhanlah gembalaku, aku takkan berkekurangan.
*Tuhanlah gembalaku, aku takkan berkekurangan. Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau. Ia membimbing aku ke air yang tenang, dan menyegarkan jiwaku. 
*Ia menuntun aku di jalan yang lurus, demi nama-Nya yang kudus. 
Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku. Tongkat gembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku. 
*Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan segala lawanku. 
Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh berlimpah. 
*Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku seumur hidupku. Aku akan diam di dalam rumah Tuhan sepanjang masa.


Bait Pengantar Injil  Yoh 10:27
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.

Bacaan Injil  Mrk 6:30-34
Pada waktu itu  Yesus mengutus murid-murid-Nya mewartakan Injil.
Setelah menunaikan tugas itu  mereka kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan.  Lalu Yesus berkata kepada mereka, "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah sejenak!"
Memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, 
sehingga makan pun mereka tidak sempat.  Maka pergilah mereka mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi.  Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat, dan mereka mengetahui tujuannya.  Dengan mengambil jalan darat  segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu  dan mereka malah mendahului Yesus. Ketika mendarat, Yesus melihat jumlah orang yang begitu banyak, Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka.
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Mereka yang belajar dan bekerja pasti memiliki waktu istirahat. Siswa siswi yang bersekolah mempunyai waktu libur. Orang dewasa yang bekerja memiliki waktu cuti. Sayangnya ada orang yang bekerja terus hingga waktu cutinya pun “diuangkan” Waktu cuti itu seharusnya digunakan untuk beristirahat supaya nanti bisa bekerja diganggu waktu cutinya dengan alasan apa pun.
Para murid Yesus kembali dari tugas perutusan. Yesus melihat dengan jeli bahwa mereka sebenarnya lelah, butuh kelegaan: penat, butuh istirahat. Mereka manusia biasa yang lemah dan rapuh, butuh diisi supaya tetap sehat dan penuh semangat untuk karya berikutnya. Yesus mengingatkan mereka akan pentingnya waktu  istirahat untuk dengan diri sendiri dan bersua dengan Bapa di Surga. Waktu istirahat ini perlu supaya mereka tidak visi , tetap punya motivasi luhur. Ternyata waktu mereka beristirahat , orang banyak datang minta pelayanan. Maka Yesus mengubah rencana untuk beristirahat dan meninggalkan kenyamanan waktu  senggang untuk melayani orang banyak.
Waktu istirahat adalah saat manusia menikmati hidupnya sebagai manusia, Istirahat  Ini bukanlah saat diam pasif untuk menganggur dan berleha leha tetapi untuk menguduskan hari menjadi hari Tuhan yang pada saat sama adalah hari manusia karena manusia dibebaskan dari beban kerja serta diberi kesempatan untuk menikmati hidup. Waktu libur bukanlah saat mengasihani dan memanjakan diri, tetapi saat diam menggali energi agar bisa tetap hidup dan bekerja, Waktu istirahat hanya boleh diganggu kalau tanggung jawab kemanusiaan memanggil , pelayanan menanti.

Butir permenungan.
Pada waktu gempa besar di Jogjakarta yang terjadi beberapa tahun lalu, beberapa relawan sudah sangat lelah menolong dan membawa jenazah serta orang yang terkena bencana ke rumah sakit. Beberapa dari mereka inginnya istirahat sejenak. Namun melihat begitu banyak orang yang sungguh menderita karena musibah ini, ada yang sakit berat, ada yang tidak dapat berjalan karena kena runtuhan rumah, para relawan itu akhirnya tidak tega . Mereka tidak berhenti istirahat tetapi tetap membantu para korban. Sungguh kasih yang sangat mendalam.
Injil hari ini berkisah tentang semangat yang sama. Yesus dan para murid sudah lelah, mereka ingin mencari tempat tenang untuk istirahat. Tetapi banyak orang lewat jalan lain mencari Yesus dan mereka datang mendahului-Nya.  Melihat begitu banyak orang datang, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Maka ia tidak jadi istirahat. Ia mulai mengajar mereka , Ia menolong orang orang yang datang itu.
 Bagaimana dengan kita dalam hidup ini? Apakah hati kita mudah tergerak pada kebutuhan , penderitaan dan juga kesengsaraan orang lain? Apakah kita rela berkorban hati untuk membantu orang lain yang membutuhkan,meski kita sendiri sedang capai? Marilah belajar dari Yesus sendiri.

Doa.
Ya Tuhan yang mahabaik, sadarkanlah umat- Mu untuk memahami hari istirahat, hari Minggu untuk menghadap Engkau dan melayani sesama kami. Amin.


Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.


January 29, 2019

RENUNGAN HARIAN ( JUMAT 8 FEBRUARI 2019 )


Kalender Liturgi Jumat 8 Feb 2019
PF S. Yosefina Bhakti, Perawan
PF S. Hieronimus Emilianus

Bacaan I  Ibr 13:1-8
Saudara-saudara, peliharalah kasih persaudaraan! Jangan kamu enggan memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang - tanpa menyadarinya - telah menjamu malaikat-malaikat. Ingatlah akan orang-orang hukuman, karena kamu sendiri pun adalah orang-orang hukuman. Ingatlah akan orang-orang yang diperlakukan sewenang-wenang, karena kamu sendiri masih hidup di dunia ini. Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan, dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah. Janganlah kamu menjadi hamba uang, tetapi cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman, "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau, dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."   Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata,   "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut.   Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?"   Ingatlah akan pemimpin-pemimpinmu, yang telah menyampaikan sabda Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka, dan contohlah iman mereka. Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin, hari ini, maupun selama-lamanya. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 27:1.3.5.8b-9abc
Tuhanlah terang dan keselamatanku.
*Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar? 
*Sekalipun tentara berkemah mengepung aku, tidak takutlah hatiku; 
sekalipun pecah perang melawan aku, dalam hal ini pun aku tetap percaya. 
*Sebab di kala ada bahaya, Tuhan melindungi aku dalam pondok-Nya; 
Ia menyembunyikan aku dalam persembunyian di kemah-Nya, Ia mengangkat aku ke atas gunung batu. 
*Wajah-Mu kucari, ya Tuhan, maka janganlah menyembunyikan wajah-Mu dari padaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka. 
Engkaulah pertolongan ku, ya Allah penyelamat ku, janganlah membuang aku.

Bait Pengantar Injil  Luk 8:15
Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas, dan menghasilkan buah berkat ketabahan nya.


Bacaan Injil  Mrk 6:14-29
Pada waktu itu Raja Herodes mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya memang sudah terkenal, dan orang mengatakan,  "Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati,  dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia."  Yang lain mengatakan, "Dia itu Elia!"   Yang lain lagi mengatakan,   "Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu."
Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata,   "Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya,   dan kini bangkit lagi."  Memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara 
berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri.  Karena Yohanes pernah menegur Herodes, "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!"
Karena kata-kata itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat,  sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi setiap kali mendengar Yohanes, hati Herodes selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.  Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, 
ketika Herodes - pada hari ulang tahunnya - mengadakan perjamuan untuk pembesar,  para perwira dan orang-orang terkemuka di Galilea.  Pada waktu itu puteri Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Maka Raja berkata kepada gadis itu,   "Minta dari padaku apa saja yang kau ingini, maka akan kuberikan kepadamu!"  Lalu Herodes bersumpah kepadanya,  "Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, 
sekalipun itu setengah dari kerajaanku!"   Anak itu pergi dan menanyakan ibunya,   "Apa yang harus kuminta?"   Jawab ibunya, "Kepala Yohanes Pembaptis!"  Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta,   "Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku   kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!"   Maka sangat sedihlah hati raja!  Tetapi karena sumpahnya 
dan karena segan terhadap tamu-tamunya, ia tidak mau menolaknya.
Raja segera menyuruh seorang pengawal  dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes.  Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara.  Ia membawa kepala itu di sebuah talam   dan memberikannya kepada gadis itu, dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya.  Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu   mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan.
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Sekitar bulan Juni 2007, bangsa Indonesia tersentak nuraninya oleh nasib tragis sejumlah guru yang tergabung dalam Komunitas Air Mata Bunda. Mereka diejek, dituduh sok suci, diancam secara fisik, diturunkan atau ditunda kenaikkan pangkatnya, diminta untuk mengundurkan diri, bahkan diperhentikan dari profesinya. Apa kesalahan mereka? Mereka membongkar kebocoran dan kecurangan ujian nasional.
Dalam Injil hari ini kita mendengar kisah kemartiran Santo Yohanes Pembaptis, suatu keberanian yang luar biasa. Demi sebuah prinsip, dia rela menderita, Demi nilai yang dibelanya, dia rela mati ditangan penguasa yang lalim, Raja Herodes bersama Herodias, istrinya. “Tidak halal engkau mengambil istri saudaramu” kata Yohanes menegur Herodes. Tentu Yohanes sudah tahu akibat yang akan menimpa dirinya, karena berani menegur orang yang berkuasa itu. Keberanian untuk menegakkan nilai moral dan religius seperti ini tidak dimiliki oleh banyak orang. Dan Yohanes Pembaptis hanyalah salah satu contoh yang langka. Seperti Daud muda yang berhadapan dengan raksasa Goliat dalam bacaan pertama (Sir 47:2-11). Yohanes tidak gentar menegur penguasa yang secara lalim melanggar hukum Tuhan. Dan, kematiannya adalah kemenangan itu sendiri.
Memperjuangkan kejujuran, nilai nilai moral dan religius menuntut keberanian dan pengorbanan, bahkan nyawa. Darah para martir telah banyak tertumpah demi penegakan kebenaran dan keadilan dalam masyarakat.

Butir permenungan.
Memelihara kasih itu paling sulit dilakukan dalam kehidupan bersama. Lebih baik sekali mengasihi lalu kemudian tidak lagi.Kehidupan kita bersama sering terjadi demikian, hari ini baik, esok hari kemungkinan sedih dan belum tentu merasa tetap baik. Hidup religius harus didasarkan pada kasih namun tidak hanya sekali mengasihi melainkan kasih yang terus menerus terpelihara.  Kasih membuat orang mengalami perjumpaan dengan Allah yang adalah Kasih. Kasih adalah dasar dari ajaran kristiani, seperti yang disabdakan oleh Yesus  kepada murid murid-Nya. Demikianlah Aku telah mengasihimu, hendaklah kamu saling mengasihi satu sama lain. Bahkan Yesus meminta murid murid-Nya untuk mengasihi musuh musuhnya. Kasih dalam hidup kita mendatangkan persaudaraan. Mengasihi tetangga bentuk konkrit dalam hidup bersama di masyarakat. Mengasihi rekan kerja di kantor atau dalam pergaulan sehari hari.
“Peliharalah kasih persaudaraan”( Ibr, 13:1) itulah sari pati bacaan pertama hari ini. Memelihara kasih diantara sesama agar tercipta kerukunan dan kedamaian, Injil memaparkan tindakan yang bertentangan dengan nilai kasih yakni pembunuhan pada Yohanes Pembaptis. Mengapa Yohanes Pembaptis harus dibunuh?  Karena penguasa politik zaman itu takut kepada pemimpin seperti Yohanes Pembaptis dan yang dapat menggoyahkan kursi kekuasaan . Maka pemikiran mereka selalu terarah pada bagaimana caranya supaya lawan politiknya jatuh. Pemikirannya selalu negatif dan destruktif.
Memelihara kasih persaudaraan seperti yang diserukan Ibrani dalam suratnya, juga menjadi perhatian kita karena perintah bagaimana caranya memelihara ikatan persaudaraan adalah bagian dari iman. Kita dipanggil menjadi murid Kristus yang membawa persaudaraan bagi sesama bukan permusuhan. Kekuatan Gereja adalah membangun persaudaraan yang kukuh atas dasar iman sebagai komunio. Begitu pula masyarakat akan utuh kalau persaudaraan antara warganya kompak.

Doa.
Ya  Tuhan yang mahabaik, ajarilah kami umat-Mu untuk berani membangun persaudaraan yang kukuh atas dasar iman.  Amin.




Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas, dan menghasilkan buah berkat ketabahannya.



RENUNGAN HARIAN ( KAMIS 7 FEBRUARI 2019 )


Kalender Liturgi Kamis 7 Feb 2019

Bacaan I  Ibr 12:18-19.21-24
Saudara-saudara, kalian tidak datang ke gunung yang dapat disentuh, 
dan tidak menghadapi api yang menyala-nyala. Kalian tidak mengalami kekelaman, kegelapan atau angin badai; kalian tidak mendengar bunyi sangkakala dan suara yang dahsyat yang membuat mereka yang mendengarnya memohon, supaya suara itu jangan lagi berbicara kepada mereka. Sungguh, mereka tidak tahan mendengar sabda itu, 
sehingga Musa berkata, "Aku sangat ketakutan dan sangat gemetar."
Sebaliknya kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem surgawi. Kalian telah datang kepada beribu-ribu malaikat, 
suatu kumpulan meriah, dan kepada jemaat anak-anak sulung, 
yang namanya terdaftar di surga; kalian telah sampai di hadapan Allah, 
yang menghakimi semua orang, dan kepada roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna. Dan kalian telah datang kepada Yesus, Pengantara Perjanjian Baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Mzm 48:2-3a.3b-4.9.10-11
Dalam bait-Mu, ya Allah, Kami mengenangkan kasih setia-Mu.
*Agunglah Tuhan dan sangat terpuji di kota Allah kita! Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi. 
*Gunung Sion, pusat kawasan utara, itulah kota Raja Agung. Dalam puri-purinya  Allah memperkenalkan diri sebagai benteng. 
*Apa yang kita dengar, sungguh kita lihat, di kota Tuhan semesta alam, 
di kota Allah kita; Allah menegakkannya untuk selama-lamanya. 
*Dalam bait-Mu, ya Allah, kami renungkan kasih setia-Mu. Nama-Mu, ya Allah, sampai ke ujung bumi; demikian pulalah kemasyhuran-Mu; tangan kanan-Mu penuh dengan keadilan.

Bait Pengantar Injil  Mrk 1:15
Kerajaan Allah sudah dekat.   Percayalah kepada Injil.


Bacaan Injil  Mrk 6:7-13 
Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat,
dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, kecuali tongkat;  roti pun tidak boleh dibawa,  demikian pula bekal dan uang dalam ikat pinggang;  mereka boleh memakai alas kaki, 
tetapi tidak boleh memakai dua baju.  Kata Yesus selanjutnya kepada murid-murid itu,  "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu.
Kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu, dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan bebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka."
Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat.
Mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak,  dan menyembuhkan mereka.
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan
Mengapa kita harus merasul? Itu kan tugasnya para pastor, bruder,dan suster. Kita ini sudah hidup susah, pekerjaan tidak menentu, masih disuruh merasul lagi. Mending kalau ada honor, sarana saja tidak disediakan, siapa mau? Ya, merasul dianggap tugasnya kaum berjubah saja.
Yesus mengutus kedua belas muridnya pergi berdua dua dengan pesan: “ Jangan membawa apa apa dalam perjalanan......” Yesus ingin agar mereka sepenuhnya mengandalkan Allah, mereka hanya boleh membawa yang minimal, tongkat dan alas kaki untuk bergerak cepat. Mereka boleh menerima uluran tangan dari orang yang menawarkan tumpangan, tetapi tidak boleh pilih pilih tumpangan yang enak. Jika ditolakpun mereka harus menerima dengan lapang dada, lalu pergi dan kebaskan debu sebagai peringatan, Pengebasan debu adalah kebiasaan orang orang Yahudi yang terpaksa harus melewati daerah orang orang kafir. Dengan pengebasan itu mereka membuang segala kotoran dari daerah itu yang menajiskan dan mendatangkan  hukuman Allah.  Maka sehubungan dengan pengutusan para murid , pengebasan debu merujuk pada peringatan agar orang merenungkan sikapnya dalam menanggapi pemberitaan Injil,  Menolak pemberitaan itu berarti menolak tawaran penyelamatan Allah. Untuk itulah Yesus mengutus para murid pergi  berdua dua . Berdua dua penting demi terjaminnya kebenaran sebuah kesaksian (bdk. Ul 17:6 , Bil 35:50) . Berdua dua  dapat meringankan beban pekerjaan dan derita kegagalan. Berdua dua menjauhkan diri dari kesombongan pribadi atas kesuksesan. Warta yang sama dari dua orang pun jauh lebih meyakinkan.
Yesus mengutus para murid pergi merasul berdua dua dan tidak melakukannya seorang diri saja. Karena itu mari kita bekerja sama , baik yang berjubah maupun yang tidak berjubah dalam memberitakan Injil. Merasul bukan melulu pekerjaan kaum berjubah saja, melainkan menjadi pekerjaan semua murid Kristus dengan lebih mengandalkan bantuan Allah dari pada kemampuan  diri sendiri dan kelengkapan sarana.

Butir permenungan.
Anda pasti pernah mendengar kata “duta besar” , walau jarang sekali berjumpa dengan orangnya. Tugasnya sebagai utusan resmi  sebuah negara, mewakili negara itu. Sebenarnya anda pun pernah menjadi “duta” yaitu ketika disuruh untuk menyampaikan pesan atau barang tertentu  kepada seseorang. Anda harus menyampaikan persis seperti yang ditugaskan. Peran anda saat itu adalah sebagai duta/utusan. Yesus juga punya duta, yaitu . Kata rasul artinya duta/utusan. Jadi, Yesus punya 12 duta. Mereka diutus berdua dua. Tujuannya agar mereka yakin dan tidak takut karena berdua. Dan orang lainpun yakin akan kesaksian mereka karena kesaksian dua orang lebih sah daripada seorang saja. Yesus memberi kuasa untuk menyembuhkan orang sakit dan kuasa atas roh roh jahat. Yesus memberi utusan-Nya kuasa yang Dia miliki.
Namun , rasul Yesus berbeda dengan duta besar sebuah negara. Mereka tidak boleh membawa apa apa dalam  perjalanan, tidak boleh membawa roti, bekal atau uang. Tongkat boleh dibawa karena itu penting dalam perjalanan untuk mengusir ular dan kalajengking yang sering dijumpai di padang gurun Israel. Mereka harus yakin dan tergantung pada Yesus saja, bukan pada barang yang dibawa. Hasilnya luar biasa banyak orang bertobat dan banyak orang sakit menjadi sembuh.  
Kita pun menjadi duta Yesus masa kina. Kita telah menerima Roh Kudus ketika di babtis dan krisma. Kini kita diutus menjadi saksi-Nya dan untuk membagikan kasih-Nya kepada sesama. Pada setiap akhir misa , Imam berkata “ marilah kita pergi, kita diutus”. Marilah kita menjalankan tugas sebagai duta / utusan Tuhan , dan sungguh sungguh tergantung kepada-Nya sehingga kita bisa melihat betapa besar kuasa-Nya.

Doa.
Ya Tuhan yang mahabaik, berilah kami umat-Mu kemampuan bekerja sama  untuk memberitakan Injil dengan mengandalkan bantuan-Mu.  Amin. .



Kerajaan Allah sudah dekat.   Percayalah kepada Injil.


RENUNGAN HARIAN ( RABU 6 FEBRUARI 2019 )


Kalender Liturgi Rabu  6 Feb 2019
PW S. Paulus Miki dan teman-temannya, Martir

Bacaan I   Ibr 12:4-7.11-15
Saudara-saudara, dalam pergumulanmu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah. Janganlah kamu lupa akan nasihat 
yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak:  "Hai anakku, janganlah meremehkan didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan oleh-Nya;  karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." 
Jika kamu menerima hajaran, maka di situ Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah ada anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? 
Memang tiap-tiap hajaran, pada waktu diberikan, tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Namun kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang dilatih olehnya. Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah. Dan luruskanlah jalan bagi kakimu, 
sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh. 
Berusahalah hidup damai dengan semua orang, dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan. Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri 
dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan mencemarkan banyak orang. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 103:1-2.13-14.17-18a
Kekal abadilah kasih setia Tuhan atas orang yang takwa.
*Pujilah Tuhan, hai hatiku!  Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!  Pujilah Tuhan, hai jiwaku,  janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya! 
*Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takwa. Sebab Dia sendiri tahu dari apa kita dibuat. Dia sadar bahwa kita ini debu. 
*Tetapi kekal abadilah kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takwa kepada-Nya, sebagaimana kekal abadilah kebaikan-Nya, asal saja mereka tetap berpegang pada perjanjian-Nya.


Bait Pengantar Injil  Yoh 10:27
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.

Bacaan Injil  Mrk 6:1-6
Pada suatu ketika, Yesus tiba kembali di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Yesus mengajar di rumah ibadat, dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia. 
Mereka berkata, "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya?  Dan mujizat-mujizat yang demikian, bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria? Bukankah Ia saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. 
Maka Yesus berkata kepada mereka, "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya."  Maka Yesus tidak mengadakan satu mujizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan
Banyak dari kita mungkin ingat sepenggal lagu anak anak TK, “Bintang kecil di langit yang biru, amat banyak menghias angkasa. Aku ingin terbang dan menari, jauh tinggi, ketempat kau berada”
Bicara soal bintang, ada aneka macam bintang , ada profil Sri Bintang Pamungkas yang berani mengkritik penguasa. Ada bintang film dan banyak bintang tamu di teievisi. Ada bir bintang di cafetaria, ada bintang tujuh di apotek, Ada bintang Daud di Israel. Ada jenderal bintang satu sampai empat di jajaran TNI. Ada hotel bintang lima di bilangan Senayan, Ada bintang laut di Bunaken. Kalau begitu , apakah ada juga bintang di hati kita, seperti  bintang yang menerangi tiga raja dari Timur (Kaspar, Baltasar dan Melkhior) ke Betlehem? Bahkan sampai sekarang pun di Betlehem ( Church of Nativity) tempat Yesus dahulu lahir digambarkan dengan bentuk sebuah bintang.
Bintang sendiri setidaknya punya tiga peran dasar, antara lain :
Pertama,  membawa kehangatan, Bintang selalu ada  ketika dibutuhkan , bintang itu terlihat ketika malam hari yang gelap, untuk menerangi dan menghangatkan malam yang dingin. 
Kedua, memberi inspirasi. Ada banyak lagu populer, yang terinspirasi dari kehadiran bintang ini. Ada lagu Bintang Kecil-nya anak anak TK. Kasih tak sampai-nya Padi, bintang bintangnya Titi Dwi Jajanti, atau bintangnya The Drive.
Ketiga, bersinar. Bintang punya cahaya yang selalu mau ia berikan  kepada siapa saja, kaya atau miskin, jahat atau baik, tua atau muda, tanpan atau buruk rupa.

Butir permenungan.
Realitas  historis manusiawi Yesus menjadi masalah bagi beberapa orang . Mereka tidak mampu memahami misteri karya Allah dibalik realitas historis tersebut  Bagi kita realitas historts ini justru memperkuat pemahaman bahwa inkarnasi Allah itu riil . Melalui realitas historis inilah Allah mendekati manusia .Justru inilah sikap belarasa Allah yang sangat indah bagi keselamatan manusia . Bagaimana Allah bekerja dalam realitas sejarah hidup kita masing masing.  Maukah kita juga belajar menjadi bintang bersinar, bagi dunia kita , minimal bagi setiap hati yang ada didekat kita?
Pancarkanlah cinta  kasih Tuhan lewat hidup kita sehari hari.

Doa.
Ya Tuhan yang mahamurah, ajarilah kami untuk memancarkan cinta kasih-Mu lewat kehidupan kami sehari hari.  Amin.



Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.