January 2, 2019

RENUNGAN HARIAN ( KAMIS 10 JANUARI 2019 )


Kalender Liturgi Kamis 10 Jan 2019

Bacaan I   1Yoh 4:19-5:4
Saudara-saudara terkasih, Kita harus mengasihi Allah, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. Jikalau seorang berkata, "Aku mengasihi Allah," tetapi ia membenci saudaranya, ia adalah seorang pendusta,  karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang ia lihat, tidak mungkin ia mengasihi Allah yang tidak ia lihat. Dan inilah perintah yang kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya. Setiap orang yang percaya bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga dia yang lahir dari pada-Nya. Inilah tandanya  bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya. Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya.
Dan perintah-perintah-Nya itu tidak berat, sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: yakni iman kita.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 72:2.14.15bc.17
Segala bangsa di bumi, ya Tuhan, sujud menyembah kepada-Mu.
*Ya Allah, berikanlah hukum-Mu kepada raja dan keadilan-Mu kepada putera raja!
Kiranya ia mengadili umat-Mu dengan keadilan dan menghakimi orang-orang-Mu yang tertindas dengan hukum!
*Ia akan menebus nyawa mereka dari penindasan dan kekerasan, darah mereka mahal di matanya. Kiranya ia didoakan senantiasa, dan diberkati sepanjang hari!
*Biarlah namanya tetap selama-lamanya, kiranya namanya semakin dikenal selama ada matahari. Kiranya segala bangsa saling memberkati dengan namanya, dan menyebut dia berbahagia.

Bait Pengantar Injil  Luk 4:18-19
Tuhan mengutus Aku  menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, dan memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan.

Bacaan Injil  Luk 4:14-22a
Sesudah dicobai Iblis di padang gurun, dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu. Selama disitu Ia mengajar di rumah-rumah ibadat di situ, dan semua orang memuji Dia. Lalu Ia datang ke Nazaret, tempat Ia dibesarkan. Dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya, dan setelah membukanya, Ia menemukan nas di mana ada tertulis: Roh Tuhan ada pada-Ku oleh sebab Ia telah mengurapi Aku  untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang. Kemudian Yesus menutup kitab itu, Mengembalikannya kepada pejabat, lalu Ia duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Yesus memulai mengajar mereka, kata-Nya,   "Pada hari ini genaplah nas tadi sewaktu kamu mendengarnya."   Semua orang itu membenarkan Dia, dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan
Ada sebuah lagu Sekolah Minggu yang masih saya ingat sampai sekarang. Begini liriknya : “ Kasih-Nya seperti sungai (2x)  Kasih-Nya seperti sungai dihatiku. Kasih Nya seperti  sungai (2x)  Kasih-Nya seperti sungai dihatiku.” Kata Santo Paulus dari Tarsis, Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, ia tidak cemburu, ia tidak memegahkan diri, dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kasih itu tidak berkesudahan ( 1Kor 13:1-13)
Bukankah hukum pertama dan terutama yang telah diajarkan Yesus adalah juga tentang Kasih? Ia mengatakan dengan jelas, lugas dan tegas, bahwa ada dua hukum yang utama dalam hidup. Yang pertama adalah “ Kasihilah Tuhan Allahmu,  dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.”  Dan hukum yang kedua  adalah “ Kasihilah sesamamu seperti engkau mengasihi dirimu sendiri”
De facto, Tuhan Yesus tidak hanya berbicara tentang Kasih, tetapi Dialah Kasih itu sendiri. Kasih ternyata juga tak hanya milik Tuhan Yesus , banyak orang tersohor juga mengupasnya, seperti Kahlil Gibran (kasih tidak memiliki dan tidak dimiliki, karena kasih cukup untuk kasih) atau William Shakespeare (kasih memberi kehangatan laksana matahari setelah hujan) Juga ungkapan Tom Wilson, “ Kasih adalah satu satunya yang kau peroleh lebih banyak dengan memberikannya” serta Tennyson “ Lebih baik mengasihi dan kehilangan daripada tak pernah mengasihi sama sekali”.  Kasih sendiri bagi saya berarti :” Karena Allah selalu ingin hadir “  Bagaimana dengan anda ? Barang siapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya”. Menurut Bunda Teresa :” Kasih adalah buah yang tidak mengenal musim, dan bisa dipetik oleh semua orang.”

Butir permenungan
Bagaimana perasaan anda kalau melihat orang yang seram seram , yang sambil membawa golok dan senjata tajam mengancam orang orang tidak berdosa ? Kita tentu merasa sedih dan prihatin. Kita sungguh tidak mengerti , mengapa kelompok orang yang berteriak  teriak atas nama Allah , namun berbuat kekerasan terhadap sesamanya yang ingin berdoa. Orang orang tersebut merusak rumah ibadat yang katanya belum memiliki izin bangunan, padahal saat merusak itu mereka menyerukan nama Allah. Benarkah orang yang membela Allah diperkenankan membenci, merusak dan kalau perlu membunuh sesamanya?
Surat Santo Johanes pada bacaan pertama hari ini memberi kepastian bagi kita, intinya ; “Barang siapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya” Jika orang berkata bahwa ia mengasihi Allah, tetapi membeci saudaranya, maka ia disebut pendusta. Dengan demikian warta iman kristiani sangat jelas dan tegas. Apabila kita mengasihi Allah, menghormati Allah, menyembah Allah, dengan sendirinya ia sangat mengasihi dan menghormati sesamanya , juga kalau sesamanya itu berbeda pandangan dan paham.
Harus kita akui, dalam sejarah Gereja, dahulu pernah Gereja bersikap keras kepada kelompok orang yang dianggap ajaran sesat. Namun , kini kita semua menyadari. Sungguh tidak mungkin , seorang pencinta Allah adalah pembenci sesamanya. Marilah kita lihat diri kita masing masing. Barangkali kita ini rajin berdoa, rajin beribadah, rajin Misa Kudus, rajin berpuasa dan memberi derma, namun pertanyaannya : apakah dalam kehidupan sehari hari kita sudah mengasihi saudara saudari kita terutama yang miskin dan lemah? Apakah kita juga menghormati orang lain, suka memaafkan kesalahan orang, suka memberi tumpangan dan tempat duduk kepada sesama, suka mendahului dalam menyapa dan berbuat baik? Kalau tidak , ya namanya kita ini pendusta.

Doa
Ya, Tuhan berilah kami kemampuan untuk mengasihi sesama kami tanpa membedakan  suku, agama dan ras. Amin.





Tuhan mengutus Aku  menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin,
dan memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan.



0 komentar:

Post a Comment