Jamuan terakhir Jesus bersama murid - muridNya

Jesus meredakan badai

Jesus bersama Joseph dan Maria

Jesus mencintai anda semua

Jesus naik ke Surga

September 30, 2015

SEGALA NUBUAT TERPENUHI DIDALAM YESUS KRISTUS

Yesus Kristus telah diutus Allah untuk menebus kita dan untuk menyampaikan kepada kita warta gembira-Nya. “ ... Yang disebut oleh Musa dalam Kitab Taurat dan oleh para nabi, telah kami ketemukan ialah Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.” (Yoh 1:45). Salah satu argumen yang paling kuat untuk menonjolkan perutusan Yesus ialah bahwa segala nubuat telah dipenuhi di dalam Dia.

I. Asal-usul. Sesuai dengan nubuat yang ada maka Mesias terjanji adalah putera Abraham dari garis Yehuda dan Daud. Matius menjabarkan silsilah yang mulai dengan Abraham dan berakhir dengan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. (Mat 1:16). Menurut tafsiran Yahudi, Yesus dengan sesungguhnya putera Daud, karena Yusuf, kepala keluarga di mana Ia dilahirkan, berasal dari Daud. Generasi Kristen pertama pun pada umumnya mengetahui bahwa Ia berasal dari suku Yehuda. (Ibr 7:14)

Yesaya bernubuat bahwa Mesias akan dilahirkan dari seorang perawan. “Sesungguhnya anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki.” (Mat 1:23). Juga tempat kelahiran Mesias diketahui dengan pasti. Kitab Suci mengatakan bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal. (Yoh 7:42). Ke sanalah juga Herodes mengirim orang majus dari wilayah timur dan itu pun berdasarkan nubuat Nabi Mikha. “Dan, Engkau  Betlehem, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil... karena dari padamu akan bangkit seorang pemimpin.” (Mat 2:6)

Ada lagi satu nubuat yang mengatakan bahwa Mesias akan datang dari Nazaret: “Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh para nabi, bahwa Ia akan disebut orang Nazaret.” (Mat 2:23)

II. Tahun-tahun Pertama. Kejadian yang sangat penting selama pemukiman singkat di Betlehem ialah kedatangan orang majus. Mereka datang menyembah Kanak-kanak Yesus dan menyerahkan persembahannya. Dengan demikian terpenuhi lagi satu nubuat. (Yes 72:10). Sedangkan kejadian yang menyedihkan, ialah pembunuhan anak-anak Betlehem, merupakan terpenuhinya nubuat nabi Yeremia. (Yer 31:15)

III. Perintis. Nabi Maleakhi bernubuat bahwa seorang perintis akan mendahului kedatangan Mesias. (Mal 3:1). Tentang perintis ini, Yesaya berkata; “Ada suara yang berseru-seru: Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran; maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama; sungguh, TUHAN sendiri telah mengatakannya.” (Yes 40:3-5)

Hal ini sudah dipenuhi dalam diri Yohanes Pembaptis. Ia mempergunakan kata-kata itu dengan jelas. Ia tidak minta penghormatan Mesias bagi dirinya. “Aku bukan Mesias” (Yoh 1:20), tetapi suara orang yang berseru-seru di padang gurun seperti yang dinubuatkan oleh Nabi Yesaya.

Yesus sendiri memberi kesaksian, bahwa apa yang dinubuatkan oleh nabi Maleakhi telah terpenuhi dalam Yohanes. “ ... tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu.” (Mat 11:10)

IV. Raja. Ada nubuat yang mengatakan bahwa Mesias adalah raja, imam dan nabi. Kristus telah menampilkan diri sebagai raja. Di depan hakim ia mengaku bahwa Ia raja. “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja.” (Yoh 18:36). Masyarakat memandang Dia sebagai raja: “Engkaulah raja orang Israel.” (Yoh 1:49), dan musuh-musuh-Nya mempergunakan kata yang sama untuk mengolok-olok Dia, ketika Ia bergantung lemah tidak berdaya di kayu salib. "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya.” (Mat 27:42)

V. Imam. Kristus tampil sebagai imam. Pada saat Kristus menyerahkan nyawa-Nya di kayu salib, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah. Kita mempunyai Imam Besar Agung yaitu Yesus. (Ibr 4:14). Ia adalah pengantara dari suatu perjanjian yang baru. (Ibr 9:15). Ia telah ditetapkan dengan sumpah oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: "Tuhan telah bersumpah dan Ia tidak akan menyesal: Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya." (Ibr 7:21)

Pikiran biasa tidak mampu melihat nubuat itu terpenuhi di dalam Kristus. Hanya kepercayaan dapat melihat kematian Kristus di kayu salib sebagai pengorbanan seorang Imam Agung. Ia sendiri telah mengatakan sebelumnya, bahwa Ia datang untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. (Mat 20:28). Dan karena pengorbanan yang Ia persembahkan untuk menghapus dosa. (Ibr 9:26). Ia adalah Imam Agung, Imam Mahasempurna, oleh karena Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tidak bercacat. (Ibr 9:14). Dan karena oleh satu korban saja, Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.( Ibr 10:14)

VI. Nabi. Mesias ditampilkan sebagai nabi. Ia nabi bukan hanya karena nubuat yang Ia lakukan, tetapi terutama karena Ia datang atas nama Tuhan untuk menyampaikan suatu berita kepada manusia. Aku datang dalam nama Bapa-Ku (Yoh 5:43) dan apa yang Kudengar dari pada-Nya itulah yang Kukatakan kepada dunia (Yoh 8:26). Karena itu Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa dan tidak seperti ahli taurat. (Mrk 1:22). Melalui karya-Nya, ialah mujizat-Nya, Ia mengundang para pendengar agar percaya kepada pewartaan-Nya.

VII. Hamba Allah. Mesias digambarkan sebagai raja dengan kekuasaan rohani dan agama. Ia ditampilkan sebagai imam yang dengan sukarela dan tabah mengorbankan diri dan menyerahkan diri kepada keganasan musuh-musuh-Nya demi kebahagiaan umat-Nya. Ia juga ditampilkan sebagai nabi ideal, sebagai seorang Musa yang lain, yang dengan setia dan tanpa ragu-ragu, tetapi juga dengan rendah hati dan lemah lembut menjalankan perutusan-Nya dan dengan sekuat tenaga membela orang-orang-Nya. Ia adalah pewarta kebahagiaan ilahi. “Roh Tuhan Allah ada pada-Ku, oleh karena Tuhan telah mengurapi Aku; Ia telah mengutus Aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang yang remuk hati, untuk memberitakan kebebasan kepada orang tawanan dan kepada orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan.” (Yes 61:1-2). Itulah gambaran mengenai Yesus. Dan sebagai kelanjutannya dikatakan di dalam Injil; “Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia mulai mengajar mereka dengan berkata: ‘Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.’ Dan semua orang membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya.” (Luk 4:20-22)

VIII. Penghinaan. Gambaran mengenai Mesias tidak hanya menunjukkan segi-segi cerah. Ada juga nubuat yang membicarakan tentang perlawanan, pertentangan, penolakan, yang berakhir dengan kesengsaraan dan kematian Kristus. Meskipun Yesus mengadakan begitu banyak mujizat di depan mata mereka, namun mereka tidak percaya kepada-Nya, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami? Dan kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan?" Karena itu mereka tidak dapat percaya, sebab Yesaya telah berkata juga: "Ia telah membutakan mata dan mendegilkan hati mereka, supaya mereka jangan melihat dengan mata, dan menanggap dengan hati, lalu berbalik, sehingga Aku menyembuhkan mereka." Hal ini dikatakan oleh Yesaya, karena ia telah melihat kemuliaan-Nya dan telah berkata-kata tentang Dia. (Yoh 12:37-41)

Perjanjian Baru melihat Kristus sebagai batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, tetapi yang telah menjadi batu penjuru (Mat 21:42) dan barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk (Mat 21:44).

IX. Hari-hari terakhir. Beberapa peristiwa penting menjelang akhir kehidupan-Nya menunjukkan lagi bahwa nubuat-nubuat telah terpenuhi semuanya. Yesus mengendarai seekor keledai dielu-elukan di Yerusalem (Mat 21:5). Pengkhianatan dan tigapuluh keping perak, serta kematian diterima dengan tanpa keluhan: Sebagai seekor domba Ia dibawa ke pembantaian (Kis 8:32). Penyesahan harus diderita-Nya; Ia adalah ulat dan bukan manusia (Mzm 22:7). Ia diperlakukan sebagai penjahat. Ia dihina, pakaian-Nya dibagi dan jubah-Nya diundi, kehausan-Nya dipuaskan dengan cuka, lambung-Nya ditikam, dan pengkhianat-Nya mati.

X. Kemuliaan. Kebangkitan Kristus telah dinubuatkan juga. Pada hari Pentakosta, Santo Petrus mengenakan Mazmur 16 kepada Kristus: “ ... tubuhku akan diam dengan tenteram, sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.” (Kis 2:26-27). Juga kenaikan Kristus telah dinubuatkan dalam Kitab Mazmur: “Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu.” (Kis 2:34-35)

Sesudah itu tersebarlah Kerajaan Kristus ke seluruh dunia. Juga ini telah tercantum di dalam nubuat-nubuat, di mana sering dibicarakan tentang kerajaan universil dari Orang yang diurapi Allah. Kerajaan-Nya adalah kerajaan rahmat. Kerajaan itu tidak terbatas pada Israel. “Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.” (Yes 49:6). Semuanya itu telah dipenuhi di dalam Kristus dan di dalam semua orang yang terhimpun di dalam Gereja. Santo Paulus melihat permulaan dari pemenuhan nubuat yang mengatakan: “Pujilah Allah, hai orang-orang yang bukan Yahudi, pujilah dia, hai semua bangsa.” (Rom 15:11)

XI. Kesimpulan. Yesus Kristus adalah Penebus yang terjanji. Karena di dalam Dia telah terpenuhi segala sesuatu yang telah dinubuatkan. Tidak ada seorang lain, baik sebelum maupun sesudah Dia dapat mengatakan ini tentang dirinya. Kristus sendiri berkata: “Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.” (Yoh 5:46)

Sumber: Aku Percaya hlm. 31-35 karya Pater Herman Embruiru, SVD.


RENUNGAN HARI KAMIS 1 OKTOBER 2015

Bacaan Liturgi Kamis  01 Oktober 2015
Pesta S. Teresia dari Kanak-kanak Yesus, Perawan dan Pelindung Misi




Bacaan 1: Yes 66:10-14b
Bersukacitalah bersama-sama Yerusalem, dan bersorak-soraklah karenanya, hai semua orang yang mencintainya!  Bergiranglah bersama-sama dia segirang-girangnya, hai semua orang yang pernah berkabung karenanya! Hendaknya kamuminum susu yang menyegarkan dan menjadi kenyang,  hendaknya kamu menghirup dan menikmati susu yang bernas. Sebab beginilah firman Tuhan:  Sungguh, Aku mengalirkan kepadanya  keselamatan seperti sungai, 
dan kekayaan bangsa-bangsa seperti batang air yang membanjir.  Kamu akan menyusu, akan digendong, dan akan dibelai-belai di pangkuan. Seperti seseorang yang dihibur ibunya,  demikianlah kamu akan Kuhibur;  kamu akan dihibur di Yerusalem.  Apabila kamu melihatnya, hatimu akan girang,  dan kamu akan seperti rumput muda yang tumbuh dengan lebat. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur: Mzm 131:1.2.3
Jagalah aku dalam damai-Mu, ya Tuhan.
*Tuhan, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar  atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku. 
*Sungguh, aku telah menenangkan dan mendiamkan jiwaku; seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya,  ya, seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku. 
*Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel,  dari sekarang sampai selama-lamanya.

Injil: Mat 18:1-5
Sekali peristiwa  datanglah murid-murid kepada Yesus dan bertanya, "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?"  Maka Yesus memanggil seorang anak kecil 
dan menempatkannya di tengah-tengah mereka,  lalu berkata, 
"Aku berkata kepadamu: Sungguh, jika kamu tidak bertobat  dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, 
dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku,  ia menyambut Aku." 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan
Salah satu hal yang membuat anak kecil selalu disayangi oleh hampir setiap orang adalah kejujuran, kepolosan dan kemauan mereka untuk disuruh apa saja. Ada begitu banyak kelebihan anak kecil dibandingkan orang dewasa. Contoh : kalau anak  kecil disuruh minta maaf setelah melakukan kesalahan, pasti dia langsung menurut tanpa ada beban apa apa, lain halnya dengan orang dewasa, kalau orang dewasa disuruh minta maaf, pasti ogah ogahan bahkan yang menyuruh dia bisa menjadi sasaran caci makinya. Sifat sifat anak kecil inilah yang menjadi jaminan bagi manusia untuk masuk kedalam Kerajaan Surga, seperti yang diajarkan Yesus dalam Injil hari ini. Bagi Yesus , anak kecil menjadi model bagi setiap orang untuk bertobat dan berubah dari segala kekeliruannya.
Adakah dalam kehidupan ini kita bisa menghidupi spiritualitas anak kecil, menurut versi Yesus? Mungkin ada saat saat dimana kita bisa, tetapi pasti lebih sering kita tidak mampu melakukan itu. Ego, gengsi, nafsu, dan sejenisnya sudah merasuki hidup kita. Kita sulit melakukan pertobatan dari kesalahan kita. Padahal kemauan untuk bertobat inilah yang menjadi jaminan bagi kita untuk masuk Surga. Maka marilah kita mempelajari spiritualitas anak kecil, seperti yang diteladani oleh Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus. Selama hidupnya, Santa Theresia selalu melakukan kehendak Yesus, yang dia imani, Sehingga ketika dia berumur 12 tahun , dia boleh menyambut komuni untuk pertama kalinya. Dihadapan sebuah salib dia berjanji : “ Yesus dikayu salib yang haus, saya akan memberikan air kepada-Mu, Saya bersedia menderita sedapat mungkin agar banyak orang yang berdosa yang bertobat”
  
Butir butir Permenungan.
Doa Santa Theresia pada umur tujuh tahun “ Yesus tentunya Kau senang punya mainan . Biarlah aku jadi mainan-Mu, misalnya bola, sepak sana sini, silahkan. Kalau bosan, tinggalkan dipojok kamar, terserah, saya akan tunggu disana. Malah kalau Kau tusuk , ya, tentu sakit sekali, tapi aku serahkan seluruhnya pada kehendak-Mu”  Meski sangat sederhana dengan gaya kanak-kanak ternyata isinya mendalam sekali, menyentuh dasar dan inti iman, menyerahkan segalanya pada kehendak Yesus. Marila kita meniru Santa Theresia.

Doa:
Tuhan jadikanlah aku seperti anak kecil, yang selalu terbuka terhadap pengajaran –Mu dan selalu melakukan kehendak-Mu.  Amin.


September 29, 2015

MENJAMAH YESUS DALAM EKARISTI

Aku berjumpa dengan Yesus melalui dua cara itu. Dan aku ingat sekali lagi akan kisah wanita yang menyentuh jumbai jubah Yesus. Sekarang aku ingin menceritakan beberapa peristiwa yang dapat menjelaskan gagasan Injil ini.
Salah satunya ialah kisah mengenai seorang imam muda. Ia menelepon aku. Dari nadanya tampak bahwa ia sangat cemas dan takut. Ia baru saja tahu bahwa selaput suaranya kena kanker dan dalam tiga minggu ia harus menjalani operasi mengangkat selaput itu. Ia berkata bahwa ia putus asa. Baru enam tahun yang lalu ia ditahbiskan.
Ketika aku berdoa bersamanya, aku merasa Tuhan mau agar aku berbicara dengannya mengenai Ekaristi. Aku berkata, "Pastor, aku dapat berdoa bersama Pastor sekarang melalui telepon. Tetapi tadi pagi bukankah Pastor berjumpa dengan Yesus?
Bukankah Pastor berjumpa dengan-Nya setiap pagi?" Waktu itu aku tidak tahu bahwa pastor itu tidak merayakan Ekaristi setiap hari.
Kukatakan kepadanya, "Pastor, setiap hari kalau Pastor merayakan Ekaristi, kalau Pastor mengambil Hosti Suci, memakannya, Pastor berjumpa dengan Yesus. Wanita dalam Injil hanya menyentuh jumbai jubah-Nya. Pastor menjamah Yesus dan menerima-Nya masuk ke dalam tubuh. Pastor menerima-Nya Kukatakan kepadanya, "Pergilah dan temuilah Yesus dalam Ekaristi. Aku tidak dapat mengatakan kepada siapa pun bahwa seseorang akan disembuhkan seperti harapannya, karena aku bukan Tuhan. Namun Yesus akan memberikan kekuatan kepada Ibu untuk menghadapi apa pun yang terjadi dalam hidup Ibu. Kalau Ia mau membawa Ibu melalui pintu kematian, Ia akan memberikan rahmat sehingga jalan itu akan ibu tempuh tanpa ketakutan. Dan kalau Ia menghendaki Ibu terus hidup, Ia akan menganugerahkan rahmat untuk hidup." Tanpa sepengetahuanku, iajuga mencari Pastor Kevin dan pastor itu mengatakan hal yang sarna kepadanya.
Kutanyakan kepadanya, "Apa yang teIjadi?" Dan ia berkata, "Lihat. Pagi tadi saya mencari Suster. Saya pergi ke misa seperti Suster katakan. Ketika saya maju untuk menyambut komuni, saya berkata kepada diriku sendiri, 'Sebentar lagi aku akan berjumpa dengan Yesus. Saya akan menerima-Nya dalarn tanganku dan saya akan mohon pertolongan kepada-Nya."  Ibu itu adalah seorang Katolik yang sering menyarnbut komuni. Namun kali ini ia memandang Hosti Suci dan berkata, "Saya tahu bahwa Engkau sungguh hadir. Hari ini ambillah ketakutan ini dari diriku. Kalau Engkau berkenan, sembuhkanlah saya. Lakukanlah sesuatu bagiku." Lalu ia menceritakan kepada-ku, "Ketika saya meletakkan Hosti itu pada lidah dan menelannya, saya merasa ada sesuatu yang membakar tenggorakanku dan turun ke dalam perut. Saya melihat perutku dan bengkak-nya hilang."
Wanita itu sembuh. Aku tidak tahu berapa banyak dari antara kita yang merayakan Ekaristi hanya hadir secara jasmani, tanpa iman yang penuh harapan, tanpa sadar akan yang sedang kita lakukan. Mungkin kita pergi ke misa sekedar karena ingin mendapatkan sesuatu dan kita tidak berterima kasih kepada Tuhan atau memuji-Nya karena Ia telah memberikan diri kepada kita.
Iman adalah keputusan. Kita harus berjuang. Mungkin orang berkata, "Saya tidak mengerti misa. Saya tidak merasakan apa-apa, tetapi saya percaya." sebagai makanan. Tidak ada yang lebih baik daripada pergi kepada-Nya. Silakan mohon kepada Yesus agar Ia menyembuhkan Pastor." Aku dengar ia menangis. Ia terus berkata kepadaku, "Suster, terima kasih, terima kasih."
Tiga minggu kemudian, ia pergi ke rumah sakit untuk menjalani operasi. Beberapa hari kemudian ia menelepon aku, memberitahukan bahwa ia tidak jadi menjalani operasi. Para dokter tidak menemukan lagi kankemya dan selaput suaranya bersih.
Bahkan aku tidak pernah tahu namanya. Sekitar setahun kemudian aku mendengar ten tang dia melalui seorang kawan-nya. Sebelum ia menderita sakit, pastor ini tidak lagi merayakan Ekaristi kecuali pada hari Minggu. Dalam hal ini ia sangat sembrono. Tuhan memakai pengalaman ini untuk mengubah hidupnya. Ia sarna sekali sembuh namun tidak hanya secara jasmani. Ia menjadi imam yang hidupnya terpusat pada Ekaristi. Baginya Ekaristi menjadi kesempatan untuk berjumpa dengan Yesus yang hidup, seperti wanita di sumur yang dikisahkan dalam Yoh 4. Ia berjumpa dengan Yesus pada sumur yang paling melimpah. Di situ kita dapat minum dan tidak akan mengalami kehausan. Memang, mukjizat masih terus terjadi, Kisah penyembuhan lain yang berkaitan dengan Ekaristi terjadi di Sydney, Australia. Seorang wanita datang ke tempat Pastor Kevin dan aku berbicara. Ia menjumpai aku dan minta agar aku berdoa bersamanya. Ia putus asa karena menderita kanker dalam perut. Perutnya menjadi sangat besar karena bengkak. Para dokter mengatakan bahwa tidak ada gunanya dioperasi, karena kanker itu sudah menjalar ke mana-mana.
Aku tahu bahwa sore nanti ada misa, maka kukatakan kepadanya bahwa aku akan berdoa bersarnanya. Kukatakan juga agar ia pergi ke misa dan mohon agar Yesus memberikan kesem- buhan kepadanya. Yang menguasai dirinya adalah ketakutan akan kematian.
Ia berkata, "Suster, saya sangat takut mati. Semoga Tuhan mengambil ketakutan ini dari diriku!" Kalau kita ikut misa dengan sikap yang benar, hidup kita akan berubah. Gereja-gereja sering dipenuhi dengan orang yang datang dan kemudian pulang masih sarna saja, Lalu orang bertanya, "Apakah memang Yesus yang datang? Apakah Ia memenuhi janji-Nya?" Atau mungkin kita tidak mempunyai iman yang penuh pengharapan yang membiarkan Dia menyentuh hidup kita dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita? Yesus adalah sama, kemarin, sekarang dan selama-lamanya. Dia adalah Yesus yang memberikan kesembuhan dalam Injil. Maka Ia pasti memenuhi janji-Nya untuk memenuhi kebutuhan umat-Nya. Kita dapat menyalahkan pastor kalau iman kita kurang. Kita berkata pastor menjemukan, tidak karismatis, terlalu keras, terlalu takut. Namun sebenarnya soalnya tidak di situ. Soal yang sebenarnya ialah iman kita. Memang benar, kalau pastor mempunyai iman yang kuat, ini merupakan hal yang sangat menguntungkan dalam ibadah. Itulah sebabnya dalam pelayananku bagi para imam, aku selalu menantang para pastor untuk beriman lebih kuat. Kita harus melihat lebih jauh daripada diri kita sendiri dan kemanusiaan pastor. Kalau demikian kita dapat melihat dan mengerti apa yang dikerjakan oleh imam dalam misa. Sebagai seorang Katolik aku tabu bahwa aku tidak boleh menempatkan pastor antara diriku dan diri Yesus dalam Ekaristi.
Gereja mewajibkan kita menghadiri rnisa bukan karena Yesus membutuhkan kita. Tetapi sebagaimana seorang ibu yang baik, Gereja melihat bahwa kita mernbutuhkan Roti Kehidupan agar kita rnampu hidup di dunia yang rnenurut Yesus sendiri membenci kita karena dunia yang sarna telah membenci-Nya. Kita perlu dikuatkan dalam perjalanan kita. Makan bagi jiwa kita dan badan kita: inilah yang diberikan oleh Yesus kepada kita dalam misa.

sumber : Mujizat-mujizat di jaman Modern

Ditulis ulang oleh : Elisabeth SW - Solo

RENUNGAN HARI RABU 30 SEPTEMBER 2015

Rabu   30 September 2015
PW S. Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja

Bacaan Pertama   Neh 2:1-8
Pada bulan Nisan pada tahun kedua puluh pemerintahan raja Artahsasta,
ketika menjadi tugasku menyediakan anggur, aku mengangkat anggur dan menghidangkannya kepada raja. Karena aku kelihatan sedih, yang memang belum pernah terjadi di hadapan raja,bertanyalah raja kepadaku, "Mengapa mukamu muram, walaupun engkau tidak sakit? Engkau tentu sedih hati."  Aku lalu menjadi sangat takut.  Jawabku kepada raja, "Hiduplah raja untuk selamanya!  Bagaimana mukaku tidak akan muram,  kalau kota tempat makam leluhurku telah menjadi reruntuhan  dan pintu-pintu gerbangnya habis dimakan api?"  Kata raja kepadaku, "Jadi, apa yang kauinginkan?"  Aku berdoa kepada Allah semesta langit,
kemudian menjawab kepada raja,  "Jika raja menganggap baik dan berkenan kepada hambamu ini,  utuslah hambamu ini ke Yehuda, ke kota makam leluhur hamba,  supaya hamba ini membangunnya kembali."  Maka bertanyalah raja kepadaku,  sedang permaisuri duduk di sampingnya,  "Berapa lama engkau akan pergi,  dan bilamana engkau akan kembali?"  Dan raja berkenan mengutus aku sesudah aku menyebut suatu jangka waktu kepadanya.  Maka berkatalah aku kepada raja,  "Jika Raja menganggap baik,  berikanlah aku surat bagi bupati-bupati di daerah seberang sungai Efrat,  supaya mereka memperbolehkan aku lewat
sampai aku tiba di Yehuda.  Juga sepucuk surat bagi Asaf, pengawas taman Raja,
supaya dia memberi aku kayu  untuk memasang balok-balok pada pintu-pintu gerbang  di benteng Bait Suci,  untuk tembok kota dan untuk rumah yang akan kudiami." Dan raja mengabulkan permintaanku,  karena tangan Allahku yang murah melindungi aku.

Mazmur   Mzm 137:1-6
Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, bila aku tidak mengingat engkau.
*Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita menangis apabila kita mengingat Sion.
Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu kita menggantungkan kecapi kita.
*Sebab di sanalah orang-orang yang menawan kita  meminta kepada kita memperdengarkan nyanyian,  dan orang-orang yang menyiksa kita meminta nyanyian sukacita,  "Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari Sion!"
*Bagaimana mungkin kita menyanyikan nyanyian Tuhan di negeri asing?  Jika aku melupakan engkau, hai Yerusalem,  biarlah menjadi kering tangan kananku!
*Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, jika aku tidak mengingat engkau, jika aku tidak menjadikan Yerusalem puncak sukacitaku!

Bacaan Injil  Luk 9:57-62
Sekali peristiwa,  Ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan,
datanglah seorang di tengah jalan, berkata kepada Yesus  "Aku akan mengikut Engkau, ke mana pun Engkau pergi."Yesus menjawab, "Serigala mempunyai liang, dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat
untuk meletakkan kepala-Nya." Lalu kepada orang lain Yesus berkata, "Ikutlah Aku."
Berkatalah orang itu, "Izinkanlah aku pergi dahulu, menguburkan bapaku."  Tetapi Yesus menjawab, "Biarlah orang mati mengubur orang mati; tetapi engkau, pergilah,
dan wartakanlah Kerajaan Allah di mana-mana."  Dan seorang lain lagi berkata, "Tuhan, aku akan mengikuti Engkau,  tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku."  Tetapi Yesus berkata,  "Setiap orang yang siap untuk membajak,
tetapi menoleh ke belakang,  tidak layak untuk Kerajaan Allah."
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan
Orang orang yang mengikuti Yesus memang akan memperoleh keselamatan, Untuk itu dibutuhkan sikap yang total dalam menyerahkan diri maupun dalam menentukan hidup yang menegaskan bahwa Dia adalah sumber keselamatan.
Keterikatan pada harta kekayaan maupun relasi dengan sesama yang ditopang oleh egoisme dalam diri sendiri harus dikalahkan. Bukan aku yang terutama menentukan mau menjadi pengikut-Nya macam apa, tetapi Dialah yang menentukan. Untuk hal ini dibutuhkan keterbukaan hati dan pikiran agar mau dibimbing oleh Roh.
Bagaimana kehidupan kita sebagai pengikut-Nya?  Keterikatan macam apa yang harus kita lepaskan agar dapat menjadi pengikut-Nya yang pantas? Kalau kita jujur , mungkin kita merasa kita ini belum pantas menjadi pengikutnya, tetapi dalam perjalanan waktu, saat kita menjadi murid-Nya, Yesus  sendiri menyertai kita untuk membuat kita mampu melepaskan diri dari segala keterikatan, Maka teruslah hidup dalam nama Yesus, dalam proses penyempurnaan diri untuk mencapai keselamatan yang sesungguhnya.

Butir butir Perenungan
Pernah ada yang bercerita kenapa ia tertarik menjadi imam. Sebenarnya sejak awal ia merasakan panggilan tersebut. Namun ia berusaha menghindar. Penundaan itu ia lakukan sampai dirinya bekerja. Namun ternyata panggilan itu kuat. Ia tidak bisa lagi menolaknya dan kemudian memutuskan diri mengikuti jalan panggilan tersebut.
Ketika bekerja Allah tidak pernah berhenti melakukan pekerjaanNya. Ia akan terus menerus menjalankan pekerjaanNya sampai pada keberhasilannya. Maka kalau kita percaya pada Allah kita mesti mengikuti kehendakNya. Sekuat apapun penolakan kita pada saatnya kita akan tunduk pada kehendakNya.

Doa:

Tuhan semoga orang-orang yang Kaupilih mengikuti kehendakMu dan siap sedia menjalankan perutusanMu. Amin.

KITAB SUCI DATANG DARI GEREJA KATOLIK

Ada beberapa posting dari teman-teman yang mempertanyakan "bagaimana Kitab Suci itu ditulis dan mengapa Kitab Suci itu seperti adanya sekarang." Bahkan lebih parah lagi bahwa banyak denominasi protestan yang mempersalahkan Gereja Katolik karena tidak berbicara dan bertindak sesuai dengan Kitab Suci. Pertanyaannya: "Siapa pemilik sesungguhnya dari Kitab Suci itu?" Manakah yang lebih dulu ada; Gereja atau Kitab Suci? (Maaf, saya hanya mengajak Anda sekalian untuk menyadari bahwa sebelum kita berbicara tentang penafsiran ayat per ayat, alangkah baiknya kita memiliki pemahaman dasar tentang sejarah penulisan dan pembentukan Kitab Suci itu sendiri).

Tulisan ini kupersembahkan untuk teman-teman PERKAT (Sebelumnya saya sudah posting dalam group "MIK" dan "Pulanglah ke dalam Pangkuan Bunda Gereja).

"GEREJA KATOLIK MENCIPTAKAN KITAB SUCI"

"Banyak orang skarang ini mendirikan gerejanya berdasarkan KITAB SUCI. Pertanyaan muncul: SIAPAKAH YANG MENCIPTAKAN KITAB SUCI? APAKAH KITAB SUCI MENCIPTAKAN GEREJA ATAU GEREJALAH YANG MENCIPTAKAN KITAB SUCI?


Terhadap pertanyaan utama: "SIAPAKAH YANG MENCIPTAKAN KITAB SUCI" memang rasanya sulit untuk dipahami. Karena itu, mungkin kita bisa merumuskan seperti ini; ATAS JASA SIAPAKAH TULISAN2 BERSERAKAN ITU DIKUMPULKAN MENJADI KITAB SUCI SEPERTI YANG KITA MILIKI SKARANG INI?

1. KITAB SUCI BUKANLAH SATU-SATUNYA SUMBER IMAN

Dengan judul ini saja, kita sudah berseberangan dengan keyakinan saudara/ri kita Protestan, yang inti ajarannya adalah "SOLA SCRIPTURA" (Hanya Kitab Suci saja). Namun, saya tidak mau berpolemik tentang keyakinan yang berbeda seperti ini. Apa yang saya jelaskan adalah soal kelogisan berpikir dan keyakinan akan kebenaran yang tertulis berdasarkan sejarahnya.

Jesus selama hidup-Nya di dunia ini tak pernah menyebutkan tentang sebuah Kitab Suci (dalam arti keharusan adanya sebuah Kitab Suci seperti TAURAT dalam Agama Yahusi). Benar kan? Dia tidak pernah memerintahkan para Rasul-Nya untuk percaya kepada sebuah buku. Demikian pun IA tak pernah memerintahkan para murid-Nya untuk menuliskan sebuah buku. Karena itu, sewaktu hidupnya para Rasul, harus diakui bahwa tidak ada yang namanya KITAB SUCI. Dengan kata lain, kita bisa menyimpulkan bahwa Yesus tak pernah membangun gereja-Nya di atas dasar sebuah Kitab/Buku sebagai dasar iman, tetapi Ia membangun sebuah Gereja sebagai pilar dan dasar dari sebuah kebenaran. (2 Tim 3:15). Dan Dia tidak pernah berjanji sebuah buku/Kitab melaikan Diri-Nya sendiri akan selalu beserta Gereja-Nya sampai akhir zaman (Mat.12:15) dan Roh Kudus akan memimpin para rasul dan para pengganti mereka sampai kepenuhan kebenaran yakni setelah Ia naik ke Surga (Yoh.14:16-17).



2. TRADISI DAN KITAB SUCI

Pada awal gereja di mana Kitab Suci belum ada, umat Kristen percaya pada pengajaran para Rasul, yang menjadi dasar iman mereka, yang mana disebut oleh gereja sebagai "TRADISI SUCI." Hal ini bisa dilihat dalam Mat.15:6-9. Sedangkan istilah2 seperti Tritunggal, Api Penyucian dan lain2 berasal dari surat2 para bapa Gereja yang kemudian dikuatkan oleh isi Kitab Suci kelak.

Tentang pentingnya tradisi dalam gereja bisa dibaca dalam 2 Tesalonika 2:15; "Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran2 yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis." Atau dalam 1Kor 11:2: "...kamu tetap mengingat akan aku dan teguh berpegang pada ajaran yang kuteruskan kepdamu.

Dengan penjelasan ini maka kiranya menjadi jelas bahwa ; Pertama, Kitab Suci adalah sebuah TRADISI. Kitab Suci bukanlah sesuatu yang diturunkan oleh Allah sebagai sebuah buku melainkan berupa inspirasi yang menggerakan para penulis menuliskan apa yang mereka alami. Kedua, tradisi lisan maupun tulisan tetap penting dalam membangun iman umat.

3. ALASAN TULISAN2 DIKUMPULKAN MENJADI KITAB SUCI.

Pada masa awal gereja, terdapat sekitar lebih dari 50 Injil, yang termasuk 4 Injil yang kita kta dalam Kitab Suci sekarang ini (Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes). Selain itu, ada juga Injil lain seperti Injil Yakobus, Injil Thomas, Injil Ibrani, dll. Ada juga 22 buku Kitab lain, Kisah Para Rasul, Kisah Paulus, dan lain sebagainya. Banyaknya Kitab2 Injil ini semakin membingungkan umat gereja perdana. Di antara Injil dan Kitab2 itu ada juga yang isinya sangat bertentangan dengan ajaran Para Rasul, seperti ajaran Arius yang mengatakan bahwa Jesus bukan Allah, Apolinarius; Yesus bukan manusia, Macedonius; Roh Kudus bukan Allah. Kenyataan ini sungguh sangat memprihatinkan umat terutama dalam usaha untuk mengembangkan kehidupan iman mereka.

Menghadapi tantangan2 nyata seperti Gereja Katolik memutuskan untuk menyeleksi beberapa Kitab yang menunjukkan keaslian pada ajaran para Rasul dan yang betul2 penuh inspirasi. Inilah yang nantinya disebut Kanon (sarana untuk mengukut keaslian dan kebenaran Kitab Suci). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa INJIL DATANG DARI GEREJA DAN BUKAN GEREJA DATANG DARI INJIL (Inilah jawaban atas tulisan di statusku di atas).

Sekedar sebagai kesaksian bahwa banyak orang Protestan akhirnya kembali kepada pangkuan Gereja Katolik setelah menyadari akan kebenaran cerita tentang Kitab Suci. Ini bukan terjadi karena mereka cuma belajar tentang Kitab Suci sendiri tetapi mereka belajar tentang sejarah terbentuknya Kitab Suci, yang merupakan hasil kerja keras Gereja Katolik. Dalam konteks ini, kita bisa mengatakan bahwa TANPA GEREJA KATOLIK, PASTI KITA TIDAK MEMILIKI KITAB SUCI SEPERTI YANG ADA SEKARANG INI.

4. GEREJA KATOLIK-LAH YANG MENGUMPULKAN TULISAN2 YG BERSERAKAN DAN MENJADIKANNYA KITAB SUCI SEPERTI YANG SKARANG INI.

Berawal dari Melito, Uskup dari Sardis (tahun 170 SM) yan gmencoba untuk memliki sebuah kanon tentang Kitab Suci Perjanjian Lama, namun karena ada kesulitan dalam daftar besar kitab2 yang beredar pada waktu itu maka usaha ini tidak berjalan dengan lancar.

Konsili Gereja di Laodicea, dengan izin Paus di Roma mencoba memproduksi kanon Kitab Suci. Tapi usaha ini pun hanya berkembang sebatas Paus Damasus. Di bawah kepemimpinannya, Ia memerintahkan St.Jerome menterjemahkan Kitab Suci dari bahasa aslinya ke dalm bahasa Latin (bahasa resmi dalam gereja waktu itu).

Dengan kuasa yang dimilik oleh Paus, ia kemudian menerima Injil Lukas dan digabungkan dengan ketiga Injil lain dengan alasan bahwa dalam Injil Lukas terekam lengkap kisah kanak-kanak Yesus, terutama dalam hubungan dengan Santa Perawan Maria. Lukas jugalah yang untuk pertama kalinya melukis gambar Bunda Maria dengan Yesus, yang sampai saat ini masih tersimpan di Gereja Basilika Santa Maria major di Roma. Injil Matius ide jelas tentang kuasa tidak mengajar Petrus dan gereja yang dibangun di atasnya. Injil Yohanes digunakan oleh orang Kristen perdana untuk mempertahankan imannya, terutama dalam hubungan dengan Sakramen Ekaristi sebagai Tubuh dan Darah Yesus. Injil Markus juga memberikan gambaran yang jelas tentang kuasa St. Petrus untuk memimpin gereja yang didirikan oleh Yesus, dan kuasa ini sampai saat ini masih dijalankan oleh para penggantinya, yakni Paus di Roma.

5.TIDAK ADA KITAB SUCI TANPA GEREJA.

Dari berbagai penjelasan di atas, kita lalu sampai pada kesimpulan logis bahwa "TIDAK ADA KITAB SUCI TANPA GEREJA KATOLIK". GEREJA KATOLIKLAH YANG MENGADAKAN KITAB SUCI, yang sekarang malah diklaim oleh banyak orang sebagai miliknya, dan lebih parah lagi jika mereka berani mengatakan bahwa mereka LEBIH BENAR, LEBIH TAHU tentang Kitab Suci daripada Gereja Katolik. Ini sungguh sebuah lawak yang tidak lucu.

Dengan demikian, bagi mereka yang menyangkal tradisi, kuasa mengajar dan memimpin PAUS dan cuma percaya pada pewahyuan selalu mempertanyakan keabsahan Kitab Suci. Ini yang harus kita sadari bahwa ketika kita menyebut Injil Lukas, Injil Markus, dll. bukan berarti bahwa Kitab Suci sungguh ditulis oleh mereka. Kepercayaan ini berdasar pada tradisi gereja. Karena itu, isi Kitab Suci sendiri merupakan kumpulan dari tulisan2 mereka yang menjadi saksi bukan hanya sebagai Rasul tetapi sebagai murid dari para rasul seperti Lukas dan Markus. Kedua penulis ini bukanlah tergabung dalam kelompok 12 Rasul. Mereka adalah murid dari Petrus dan Paulus.

Karena itu, perjuangan untuk memasukan sebuah kitab/Surat dalam Kitab Suci sungguh memakan waktu dan pertimbangan yang matang dari sisi pewahyuan dan isinya yang mendukung perkembangan iman umat, seperti misalnya; Kitab Wahyu. Kitab ini awalnya tidak diterima oleh umat kristen perdana. Tapi hanya karena keputusan dari PAUS yang mempertimbangkan bahwa isi kitab ini dapat membantu umat dalam mengenal dan mengimani Allah, maka akhirnya kitab wahyu termaktub dalam Kitab Suci seperti sekarang ini. Kuasa Paus untuk menentukan ini berdasar pada Mat.28:20; Ajarilah mereka tentang segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan, lihatlah, Aku akan menyertaimu sampai akhir zaman. (kamu di sini adalah para rasul dibawa komando Petrus sebagai pemimpin resmi yang diangkat oleh Yesus).

Menjadi sebuah kebenaran bahwa segala sesuatu yang diperbuat oleh para rasul dan para bapa gereja perdana tidak tertulis dalam Kitab Suci. Kitab Suci sendiri mengakuinya itu dalam Yoh.21:25; "Masih ada banyak hal lain yang diperbuat oleh Yesus, tetpi jika semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu." Karena itu, mereka yang percaya bahwa kebenaran hanya terdapat dalam Kitab Suci membuat sebuah kontradiksi besar dalam hidup mereka, ketika mereka menerima pewahyuan lewat pemimpin gereja mereka sebagai kebenaran. Bukankah apa yang diwahyuhkan kemudian TIDAK TERTULIS dalam Kitab Suci? Mengapa mereka harus mengakuinya? Gereja Katolik telah melihat kemungkinan bahwa Allah akan terus bekerja dalam setiap generasi sampai akhir zaman. Karena itu, kebenaran dalam Kitab Suci tak pernah disangkal, tetapi pewahyuan atau apa yang dilestarikan dalam tradisi gereja juga dipercaya datang dari Allah.

Karena itu, di balik segala kelemahan dan kekurangan gereja, terutama lewat pemimpin2nya, kita tidak bisa membuatnya menjadi alasan untuk meninggalkan gereja Katolik, apalgi untuk membenci. Gereja Katolik adalah gereja yang didirikan oleh Yesus sendiri di atas dasar Petrus sebagai lambang kesatuan para rasul yang lain. Para rasul yang lain, seperti Yakobus, Matius, Tadeus, dll. bahkan murid kesayangan Yesus, Yohanes, tak pernah mendirikan sebuah gereja baru karena kuasa yang diberikan kepada mereka. Walaupun berbebda pendapat atas banyak hal tapi mereka tetap percaya kepada Petrus sebagai pemimpin resmi mereka, yang diangkat sendiri oleh Yesus. Bahkan di zaman Paulus yang mendapatkan pewahyuan luar biasa dari Yesus, bahkan disebut rasul bagi bangsa2 lain pun tetap mengakui Petrus sebagai pemimpinnya karena hak yang diberikan oleh Yesus kepada Petrus sendiri secara khusus.

PENUTUP

Pertanyaan untuk direnungkan oleh semua orang Kristen (baik Katolik maupun Protestan); "KALAU YESUS, KALAU PETRUS DAN PARA RASUL YANG LAIN TIDAK PERNAH MEMBAGI GEREJA MENJADI BAGIAN2 YANG TERPISAH SATU SAMA LAIN, SEKALIPUN BANYAK TERJADI SALAH PAHAM BAIK PADA LEVEL THEOLOGIS MAUPUN PRAKTIS HIDUP TERJADI, MENGAPA KITA MANUSIA SEKARANG HARUS MEMBAGINYA KARENA MERASAKAN BAHWA KEINGINAN KITA TIDAK TERAKOMODIR DALAM GEREJA KATOLIK, LALU KITA MENDIRIKAN GEREJA BARU? Apa artinya doa Yesus; SEMOGA MEREKA BERSATU' untuk kita dewasa ini? KALAU YESUS MEMPERSATUKAN MAKA IBLISLAH YANG SELALU MENCERAIKAN BERAIKAN KITA LEWAT NAFSU DAN KEINGINAN KITA YANG TIDAK BISA KITA KONTROL. Sadarlah akan itu dan renungkanlah. Kembalilah ke pangkuan gereja Katolik karena itulah yang diinginkan oleh Yesus.

Salam dan doa,


Romo Inno

BOBOT SEBUAH MISA


Suatu hari bertahun-tahun yang lalu, di sebuah kota kecil di Luksemburg, seorang Kapten Penjaga Hutan sedang bercakap-cakap serius dengan seorang tukang daging ketika seorang wanita tua masuk ke tokonya. Tukang daging lantas memutuskan percakapannya dengan sang Kapten dan bertanya kepada si wanita tua itu apa yang dia inginkan. Ternyata si ibu tua itu datang untuk meminta sedikit daging tapi dia tidak punya uang. Sang Kapten merasa geli mendengar percakapan yang terjadi antara wanita miskin dan tukang daging itu, "Minta sedikit daging, tapi berapa yang akan Anda berikan?"




''Saya minta maaf saya tidak punya uang tapi saya akan mendengar Misa bagi Anda ". Saat itu, hadir di Misa lazim disebut dengan “mendengarkan” Misa.

Si tukang daging dan sang kapten keduanya adalah laki-laki yang baik tetapi sangat tidak peduli tentang agama, sehingga mereka langsung mengejek jawaban wanita tua itu.

"Baiklah," kata tukang daging, "Sekarang Anda pergi dan dengarkan Misa bagi saya. Dan ketika Anda datang kembali, saya akan memberikan daging sebanyak sesuai Misa yang layak."

Wanita itu meninggalkan toko dan kembali beberapa saat kemudian. Dia mendekati meja toko dan tukang daging melihatnya kemudian berkata, "Baiklah kalau begitu mari kita lihat."

Dia mengambil secarik kertas dan menulis di atasnya "Saya mendengar Misa untuk Anda." Dia kemudian meletakkan kertas pada sisi timbangan dan tulang kecil di sisi lain, tapi tidak ada yang terjadi.

Selanjutnya ia menukar tulang tadi dengan sepotong daging, tapi masih saja sehelai kertas tersebut tampak lebih berat. Kedua pria itu (tukang jagal dan kapten) mulai merasa malu atas sikap mengejek mereka, tapi tetap saja meneruskan kejadian tersebut.

Sepotong daging besar ditempatkan pada timbangan, tapi masih saja sehelai kertas bertuliskan “Saya mendengar misa untuk Anda” masih tampak lebih berat. Tukang daging, dengan putus asa, memeriksa timbangannya apakah ada yang salah, tapi semua bagiannya kondisinya masih benar.

"O wanita yang baik, apa yang Anda inginkan? Apakah Anda menginginkan saya memberikan sepotong kaki domba?" Saat mengucapkannya, ia tempatkan bongkahan daging kaki domba itu di timbangan, tetapi lagi-lagi sehelai kertas itu tetap lebih berat bobotnya.

Hal ini sangat mengesankan si tukang daging yang kemudian membuatnya ia bertobat, dan berjanji untuk memberikan jatah harian sejumlah daging bagi wanita miskin itu.

Adapun sang Kapten, dia meninggalkan toko si tukang daging temannya itu sebagai pria yang berbeda. Ia menjadi seseorang yang mencintai Misa harian. Dua putranya kemudian menjadi imam, satu seorang imam Yesuit dan lainnya di Kongregasi Hati Kudus (SS.CC.).

Romo Stanislaus menutup ceritanya dengan berkata"sayalah yang menjadi imam di Kongregasi Hati Kudus, dan Kapten itu adalah Ayah saya."

Sejak kejadian itu sang Kapten senantiasa hadir di Misa harian dan anak-anaknya dilatih untuk mengikuti teladannya. Kemudian, ketika anak-anaknya menjadi imam, ia menyarankan mereka untuk mengucapkan Misa dengan baik setiap hari dan tidak pernah melalaikan merayakan Kurban Misa sebisa mungkin.

sumber: 
bukunya bisa dicek di sini.
diterjemahkan oleh Shevyn Andreas.

Pax et bonum

September 28, 2015

PENJELASAN DAN REFLEKSI TENTANG KEHADIRAN NYATA KRISTUS DALAM EKARISTI

Info Post


Gereja Katolik secara konsisten meyakini dan mengajarkan Dogma Transubstansiasi. Dogma ini menyatakan bahwa dalam Perayaan Ekaristi “oleh konsekrasi roti dan anggur terjadilah perubahan seluruh substansi roti ke dalam substansi tubuh Kristus, Tuhan kita, dan seluruh substansi anggur ke dalam substansi darah-Nya. “[1]
Dengan demikian, “Kristus hadir di dalam Sakramen (Ekaristi) ini oleh perubahan roti dan anggur menjadi tubuh dan darah-Nya.” [2]
Dalam Sakramen Mahakudus tercakuplah "dengan sesungguhnya, secara real dan substansial tubuh dan darah bersama dengan jiwa dan ke-Allahan Tuhan kita Yesus Kristus dan dengan demikian seluruh Kristus" (Konsili Trente: DS 1651).[3]


Gereja Katolik menolak pernyataan Calvinis dan beberapa denominasi Protestan lain yang menganggap bahwa roti dan anggur yang telah dikonsekrasi itu hanya sekadar lambang Tubuh dan Darah Yesus Kristus.

Saudara-saudari sekalian, dogma ini bersumber dari pengajaran Yesus Kristus yang diteruskan dalam Magisterium Gereja Katolik, Kitab Suci dan Tradisi Suci.
Sekarang, mari kita melihat ke dalam Kitab Suci dan Pengajaran Para Bapa Gereja mengenai Kehadiran Nyata (Real Presence) Yesus Kristus dalam Sakramen Ekaristi.

Kitab Suci memberi kita pernyataan Yesus sendiri yang secara literal berkata:

Mat 26:26-28
26:26. Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata:"Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku."
26:27 Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini.
26:28 Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.
Mrk 14:22-24
14:22 Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Ambillah, inilah tubuh-Ku."
14:23 Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka, dan mereka semuanya minum dari cawan itu.
14:24 Dan Ia berkata kepada mereka: "Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang.
Luk 22:19-20
22:19 Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku."
22:20 Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.

Santo Paulus dalam suratnya kepada umat di Korintus mengulang kembali dengan kata-kata yang diucapkan Yesus pada perjamuan terakhir.
1 Kor 11:23-25
11:23. Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti
11:24 dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!"
11:25 Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"

Kita telah melihat sendiri bahwa Tuhan kita Yesus Kristus berkata dengan jelas bahwa roti dan anggur yang dikonsekrasi tersebut adalah sungguh-sungguh Tubuh dan Darah-Nya. Yesus tidak berkata “inilah lambang Tubuh-Ku” juga tidak berkata “Inilah lambang Darah-Ku”. Tetapi Ia dengan tegas dan to the point  berkata “Inilah Tubuh-Ku” dan “Inilah Darah-Ku”.

Injil Yohanes juga memberikan kita bukti dan pengajaran yang sungguh eksplisit mengenai ajaran iman ini.
6:48 Akulah roti hidup.
6:49 Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati.
6:50 Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati.
6:51 Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."
6:52 Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan."
6:53 Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.
6:54 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.
6:55 Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.
6:56 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.
6:57 Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.
6:58 Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya."

Kita tidak dapat menolak kenyataan bahwa Yesus meminta kita untuk memakan daging-Nya dan darah-Nya yang tersamar dalam rupa roti dan anggur yang sudah dikonsekrasi. Sulit bagi saya pribadi  (dan semoga juga anda, para umat Katolik sekalian) untuk memahami pernyataan Yesus seluruhnya dalam perikop-perikop di atas, terutama Yoh 6:48-58, sebagai suatu pernyataan yang metafora atau simbolik belaka. Beberapa alasan mengapa kita tidak dapat memahami pernyataan Yesus dalam Yoh 6:48-58 sebagai pernyataan yang metafora atau simbolik adalah sbb:
1. Peristiwa pada perikop Yoh 6:48-58 merupakan satu-satunya peristiwa dalam Kitab Suci di mana ada begitu banyak murid yang meninggalkan Yesus terkait sebuah doktrin iman (Yoh 6:66).
2. Dari ayat yang lain di bab yang sama, kita juga menemukan bahwa ketidakpercayaan Yudas akan Ekaristi adalah akar dari pengkhianatannya kepada Kristus (Yoh 6:64, 70-71).
3. Yesus Kristus sama sekali tidak mengoreksi pernyataan-Nya atau memberikan penjelasan lebih lanjut bila pernyataannya itu adalah pernyataan simbolis. Malah, Yesus bertanya kepada Para Rasul, "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" (Yoh 6:67).
4. Fakta lain yang kita temukan dalam perikop Yoh 6:48-58 adalah pada Yoh 6:58 kata “makan” di sini memiliki kata asli dalam bahasa Yunani “τργων” (baca: tro'-go) yang secara literal bermakna“mengunyah”. [4]

PENGAJARAN PARA BAPA GEREJA
Surat kepada Gereja di Roma: “Saya tidak mengambil kesenangan akan makanan yang dapat rusak atau kesenangan hidup. Saya ingin roti dari Allah yaitu Daging Kristus (Flesh of Christ)  yang adalah keturunan Daud dan untuk minuman, saya ingin Darah-Nya yang adalah cinta yang tak dapat rusak.” (St. Ignasius dari Antiokia, murid Rasul Yohanes Penulis Injil, dalam suratnya kepada umat di Roma). [5]
Tomas Aquinas mengatakan: "Bahwa tubuh Kristus yang sebenarnya dan darah Kristus yang sebenarnya hadir dalam Sakramen ini, tidak dapat ditangkap oleh indera ..., tetapi hanya oleh iman, yang bersandar pada otoritas ilahi. Karena itu berkatalah Sirilus tentang kalimat Kitab Suci 'Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu' (Luk 22:19): 'jangan ragu-ragu apakah itu benar, melainkan terimalah kata-kata Penebus itu dalam iman. Karena Ia adalah kebenaran, jadi Ia tidak menipu'" (s.th. 3,75,1; dikutip oleh [Paus] Paulus VI, MF 18). [6]
Sesudah membaca penjelasan di atas, saya mengajukan beberapa pertanyaan reflektif untuk anda dan diri saya sendiri:
1. Apakah kita selama ini menyadari dan percaya bahwa yang setiap hari Minggu kita sambut dalam perayaan Ekaristi adalah sungguh-sungguh Tubuh dan Darah Tuhan kita Yesus Kristus? Atau kita masih menganggap sekadar lambang saja?
2. Apakah kita sudah mempersiapkan jiwa dan raga kita semaksimal mungkin untuk menyambut Dia yang hadir dalam Ekaristi? Atau kita hanya sekadar mempersiapkan seadanya?
3. Apakah kita, dalam menyambut Tubuh dan Darah Kristus pada saat Perayaan Ekaristi, menggunakan pakaian yang sopan dan pantas? Atau kita masih memilih secara asal-asalan pakaian yang hendak digunakan dalam menyambut-Nya, Sang Raja kita?
4. Dalam 1 Korintus 11:27, Paulus mengajarkan, “Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan.” Apakah kita telah memeriksa batin, merenung dan menyadari apakah kita sedang berada dalam keadaan berdosa berat atau tidak? Sebab, jikalaukita berada dalam berdosa berat, kita tidak boleh dan tidak layak menyambut Tubuh dan Darah-Nya. [7]
5. Apakah kita mengikuti Perayaan Ekaristi dengan khusuk dan fokus? Atau, karena merasa bosan,  kita memilih untuk bermain handphone, facebook-an, sms-an, berbicara dengan teman di sebelah, lirik-lirik tidak jelas dan sebagainya?
6. Apakah kita mengucapkan teks-teks dalam Perayaan Ekaristi dengan penuh penghayatan dan tenang? Atau kita sekadar mengucapkannya secara asal-asalan?
7. Apakah kita menghadiri Perayaan Ekaristi karena kita memang membutuhkan makanan rohani kita? Atau sekadar memenuhi kewajiban dan rutinitas?

Menutup penjelasan dan refleksi dari saya ini, saya cantumkan sebagian lirik himne “Adoro Te Devote” karya St. Thomas Aquinas berikut ini.

Aku sembah sujud di hadapan-Mu
Tuhan yang tersamar hadir di sini
Hanya rupa roti tertampak kini
Namun aku yakin akan Sabda-Mu

Pancainderaku tak menangkapnya
Namun aku yakin akan Sabda-Mu
Sebab hanya Sabda Allah Putera
Kebenaran mutlak tak tersangkalkan. [8]

[1] Katekismus Gereja Katolik 1376
[2] Katekismus Gereja Katolik 1375
[3] Katekismus Gereja Katolik 1374
[5] The Apostolic Fathers, diterjemahkan oleh J.B. Lightfoot dan J.R. Harmer, disunting dan direvisi oleh Michael W. Holmes. Grand Rapids: Baker Book House, c. 1989, hlm. 105
Lihat ketiga kutipan St. Ignasius di artikel ini: Ignasius dari Antiokia dan Ekaristi
[6] Katekismus Gereja Katolik 1381
[7] Katekismus Gereja Katolik 1415. Lihat pula penjelasan tentang Dosa Berat dan Dosa Ringan.
[8] Katekismus Gereja Katolik 1381. Teks himne Adoro Te Devote dalam Bahasa Indonesia dapat dilihat di Puji Syukur no. 560 dengan judul “Allah yang Tersamar