Aku
berjumpa dengan Yesus melalui dua cara itu. Dan aku ingat sekali lagi akan
kisah wanita yang menyentuh jumbai jubah Yesus. Sekarang aku ingin menceritakan
beberapa peristiwa yang dapat menjelaskan gagasan Injil ini.
Salah
satunya ialah kisah mengenai seorang imam muda. Ia menelepon aku. Dari nadanya
tampak bahwa ia sangat cemas dan takut. Ia baru saja tahu bahwa selaput
suaranya kena kanker dan dalam tiga minggu ia harus menjalani operasi mengangkat
selaput itu. Ia berkata bahwa ia putus asa. Baru enam tahun yang lalu ia
ditahbiskan.
Ketika
aku berdoa bersamanya, aku merasa Tuhan mau agar aku berbicara dengannya
mengenai Ekaristi. Aku berkata, "Pastor, aku dapat berdoa bersama Pastor
sekarang melalui telepon. Tetapi tadi pagi bukankah Pastor berjumpa dengan
Yesus?
Bukankah
Pastor berjumpa dengan-Nya setiap pagi?" Waktu itu aku tidak tahu bahwa
pastor itu tidak merayakan Ekaristi setiap hari.
Kukatakan
kepadanya, "Pastor, setiap hari kalau Pastor merayakan Ekaristi, kalau
Pastor mengambil Hosti Suci, memakannya, Pastor berjumpa dengan Yesus. Wanita
dalam Injil hanya menyentuh jumbai jubah-Nya. Pastor menjamah Yesus dan
menerima-Nya masuk ke dalam tubuh. Pastor menerima-Nya Kukatakan kepadanya,
"Pergilah dan temuilah Yesus dalam Ekaristi. Aku tidak dapat mengatakan
kepada siapa pun bahwa seseorang akan disembuhkan seperti harapannya, karena
aku bukan Tuhan. Namun Yesus akan memberikan kekuatan kepada Ibu untuk
menghadapi apa pun yang terjadi dalam hidup Ibu. Kalau Ia mau membawa Ibu
melalui pintu kematian, Ia akan memberikan rahmat sehingga jalan itu akan ibu
tempuh tanpa ketakutan. Dan kalau Ia menghendaki Ibu terus hidup, Ia akan
menganugerahkan rahmat untuk hidup." Tanpa sepengetahuanku, iajuga mencari
Pastor Kevin dan pastor itu mengatakan hal yang sarna kepadanya.
Kutanyakan
kepadanya, "Apa yang teIjadi?" Dan ia berkata, "Lihat. Pagi tadi
saya mencari Suster. Saya pergi ke misa seperti Suster katakan. Ketika saya
maju untuk menyambut komuni, saya berkata kepada diriku sendiri, 'Sebentar lagi aku akan berjumpa dengan
Yesus. Saya akan menerima-Nya dalarn tanganku dan saya akan mohon pertolongan
kepada-Nya." Ibu itu adalah
seorang Katolik yang sering menyarnbut komuni. Namun kali ini ia memandang
Hosti Suci dan berkata, "Saya tahu
bahwa Engkau sungguh hadir. Hari ini ambillah ketakutan ini dari diriku. Kalau
Engkau berkenan, sembuhkanlah saya. Lakukanlah sesuatu bagiku." Lalu ia menceritakan kepada-ku, "Ketika saya meletakkan Hosti itu
pada lidah dan menelannya, saya merasa ada sesuatu yang membakar tenggorakanku
dan turun ke dalam perut. Saya melihat perutku dan bengkak-nya hilang."
Wanita
itu sembuh. Aku tidak tahu berapa banyak dari antara kita yang merayakan Ekaristi
hanya hadir secara jasmani, tanpa iman yang penuh harapan, tanpa sadar akan
yang sedang kita lakukan. Mungkin kita pergi ke misa sekedar karena ingin
mendapatkan sesuatu dan kita tidak berterima kasih kepada Tuhan atau memuji-Nya
karena Ia telah memberikan diri kepada kita.
Iman
adalah keputusan. Kita harus berjuang. Mungkin orang berkata, "Saya tidak
mengerti misa. Saya tidak merasakan apa-apa, tetapi saya percaya." sebagai
makanan. Tidak ada yang lebih baik daripada pergi kepada-Nya. Silakan mohon
kepada Yesus agar Ia menyembuhkan Pastor." Aku dengar ia menangis. Ia
terus berkata kepadaku, "Suster, terima kasih, terima kasih."
Tiga
minggu kemudian, ia pergi ke rumah sakit untuk menjalani operasi. Beberapa hari
kemudian ia menelepon aku, memberitahukan bahwa ia tidak jadi menjalani
operasi. Para dokter tidak menemukan lagi kankemya dan selaput suaranya bersih.
Bahkan
aku tidak pernah tahu namanya. Sekitar setahun kemudian aku mendengar ten tang
dia melalui seorang kawan-nya. Sebelum ia menderita sakit, pastor ini tidak
lagi merayakan Ekaristi kecuali pada hari Minggu. Dalam hal ini ia sangat
sembrono. Tuhan memakai pengalaman ini untuk mengubah hidupnya. Ia sarna sekali
sembuh namun tidak hanya secara jasmani. Ia menjadi imam yang hidupnya terpusat
pada Ekaristi. Baginya Ekaristi menjadi kesempatan untuk berjumpa dengan Yesus
yang hidup, seperti wanita di sumur yang dikisahkan dalam Yoh 4. Ia berjumpa
dengan Yesus pada sumur yang paling melimpah. Di situ kita dapat minum dan
tidak akan mengalami kehausan. Memang, mukjizat masih terus terjadi, Kisah
penyembuhan lain yang berkaitan dengan Ekaristi terjadi di Sydney, Australia.
Seorang wanita datang ke tempat Pastor Kevin dan aku berbicara. Ia menjumpai
aku dan minta agar aku berdoa bersamanya. Ia putus asa karena menderita kanker
dalam perut. Perutnya menjadi sangat besar karena bengkak. Para dokter
mengatakan bahwa tidak ada gunanya dioperasi, karena kanker itu sudah menjalar
ke mana-mana.
Aku
tahu bahwa sore nanti ada misa, maka kukatakan kepadanya bahwa aku akan berdoa
bersarnanya. Kukatakan juga agar ia pergi ke misa dan mohon agar Yesus
memberikan kesem- buhan kepadanya. Yang menguasai dirinya adalah ketakutan akan
kematian.
Ia
berkata, "Suster, saya sangat takut
mati. Semoga Tuhan mengambil ketakutan ini dari diriku!" Kalau kita ikut
misa dengan sikap yang benar, hidup kita akan berubah. Gereja-gereja sering
dipenuhi dengan orang yang datang dan kemudian pulang masih sarna saja, Lalu
orang bertanya, "Apakah memang Yesus yang datang? Apakah Ia memenuhi
janji-Nya?" Atau mungkin kita tidak mempunyai iman yang penuh pengharapan
yang membiarkan Dia menyentuh hidup kita dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita?
Yesus adalah sama, kemarin, sekarang dan selama-lamanya. Dia adalah Yesus yang
memberikan kesembuhan dalam Injil. Maka Ia pasti memenuhi janji-Nya untuk
memenuhi kebutuhan umat-Nya. Kita dapat menyalahkan pastor kalau iman kita
kurang. Kita berkata pastor menjemukan, tidak karismatis, terlalu keras,
terlalu takut. Namun sebenarnya soalnya
tidak di situ. Soal yang sebenarnya ialah iman kita. Memang benar, kalau
pastor mempunyai iman yang kuat, ini merupakan hal yang sangat menguntungkan
dalam ibadah. Itulah sebabnya dalam pelayananku bagi para imam, aku selalu
menantang para pastor untuk beriman lebih kuat. Kita harus melihat lebih jauh
daripada diri kita sendiri dan kemanusiaan pastor. Kalau demikian kita dapat
melihat dan mengerti apa yang dikerjakan oleh imam dalam misa. Sebagai seorang
Katolik aku tabu bahwa aku tidak boleh menempatkan pastor antara diriku dan
diri Yesus dalam Ekaristi.
Gereja
mewajibkan kita menghadiri rnisa bukan karena Yesus membutuhkan kita. Tetapi sebagaimana
seorang ibu yang baik, Gereja melihat
bahwa kita mernbutuhkan Roti Kehidupan agar kita rnampu hidup di dunia yang
rnenurut Yesus sendiri membenci kita karena dunia yang sarna telah
membenci-Nya. Kita perlu dikuatkan dalam perjalanan kita. Makan bagi jiwa
kita dan badan kita: inilah yang diberikan oleh Yesus kepada kita dalam misa.
sumber
: Mujizat-mujizat di jaman Modern
Ditulis
ulang oleh : Elisabeth SW - Solo
0 komentar:
Post a Comment