Ada beberapa
posting dari teman-teman yang mempertanyakan "bagaimana Kitab Suci itu
ditulis dan mengapa Kitab Suci itu seperti adanya sekarang." Bahkan lebih
parah lagi bahwa banyak denominasi protestan yang mempersalahkan Gereja Katolik
karena tidak berbicara dan bertindak sesuai dengan Kitab Suci. Pertanyaannya:
"Siapa pemilik sesungguhnya dari Kitab Suci itu?" Manakah yang lebih
dulu ada; Gereja atau Kitab Suci? (Maaf, saya hanya mengajak Anda sekalian
untuk menyadari bahwa sebelum kita berbicara tentang penafsiran ayat per ayat,
alangkah baiknya kita memiliki pemahaman dasar tentang sejarah penulisan dan
pembentukan Kitab Suci itu sendiri).
Tulisan ini
kupersembahkan untuk teman-teman PERKAT (Sebelumnya saya sudah posting dalam
group "MIK" dan "Pulanglah ke dalam Pangkuan Bunda Gereja).
"GEREJA
KATOLIK MENCIPTAKAN KITAB SUCI"
"Banyak
orang skarang ini mendirikan gerejanya berdasarkan KITAB SUCI. Pertanyaan
muncul: SIAPAKAH YANG MENCIPTAKAN KITAB SUCI? APAKAH KITAB SUCI MENCIPTAKAN
GEREJA ATAU GEREJALAH YANG MENCIPTAKAN KITAB SUCI?
Terhadap
pertanyaan utama: "SIAPAKAH YANG MENCIPTAKAN KITAB SUCI" memang
rasanya sulit untuk dipahami. Karena itu, mungkin kita bisa merumuskan seperti
ini; ATAS JASA SIAPAKAH TULISAN2 BERSERAKAN ITU DIKUMPULKAN MENJADI KITAB SUCI
SEPERTI YANG KITA MILIKI SKARANG INI?
1. KITAB
SUCI BUKANLAH SATU-SATUNYA SUMBER IMAN
Dengan judul
ini saja, kita sudah berseberangan dengan keyakinan saudara/ri kita Protestan,
yang inti ajarannya adalah "SOLA SCRIPTURA" (Hanya Kitab Suci saja).
Namun, saya tidak mau berpolemik tentang keyakinan yang berbeda seperti ini.
Apa yang saya jelaskan adalah soal kelogisan berpikir dan keyakinan akan
kebenaran yang tertulis berdasarkan sejarahnya.
Jesus selama
hidup-Nya di dunia ini tak pernah menyebutkan tentang sebuah Kitab Suci (dalam
arti keharusan adanya sebuah Kitab Suci seperti TAURAT dalam Agama Yahusi).
Benar kan? Dia tidak pernah memerintahkan para Rasul-Nya untuk percaya kepada
sebuah buku. Demikian pun IA tak pernah memerintahkan para murid-Nya untuk
menuliskan sebuah buku. Karena itu, sewaktu hidupnya para Rasul, harus diakui
bahwa tidak ada yang namanya KITAB SUCI. Dengan kata lain, kita bisa
menyimpulkan bahwa Yesus tak pernah membangun gereja-Nya di atas dasar sebuah
Kitab/Buku sebagai dasar iman, tetapi Ia membangun sebuah Gereja sebagai pilar
dan dasar dari sebuah kebenaran. (2 Tim 3:15). Dan Dia tidak pernah berjanji
sebuah buku/Kitab melaikan Diri-Nya sendiri akan selalu beserta Gereja-Nya
sampai akhir zaman (Mat.12:15) dan Roh Kudus akan memimpin para rasul dan para
pengganti mereka sampai kepenuhan kebenaran yakni setelah Ia naik ke Surga
(Yoh.14:16-17).
2. TRADISI
DAN KITAB SUCI
Pada awal
gereja di mana Kitab Suci belum ada, umat Kristen percaya pada pengajaran para
Rasul, yang menjadi dasar iman mereka, yang mana disebut oleh gereja sebagai
"TRADISI SUCI." Hal ini bisa dilihat dalam Mat.15:6-9. Sedangkan
istilah2 seperti Tritunggal, Api Penyucian dan lain2 berasal dari surat2 para
bapa Gereja yang kemudian dikuatkan oleh isi Kitab Suci kelak.
Tentang
pentingnya tradisi dalam gereja bisa dibaca dalam 2 Tesalonika 2:15;
"Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran2 yang kamu
terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis." Atau dalam
1Kor 11:2: "...kamu tetap mengingat akan aku dan teguh berpegang pada ajaran
yang kuteruskan kepdamu.
Dengan
penjelasan ini maka kiranya menjadi jelas bahwa ; Pertama, Kitab Suci adalah
sebuah TRADISI. Kitab Suci bukanlah sesuatu yang diturunkan oleh Allah sebagai
sebuah buku melainkan berupa inspirasi yang menggerakan para penulis menuliskan
apa yang mereka alami. Kedua, tradisi lisan maupun tulisan tetap penting dalam
membangun iman umat.
3. ALASAN
TULISAN2 DIKUMPULKAN MENJADI KITAB SUCI.
Pada masa
awal gereja, terdapat sekitar lebih dari 50 Injil, yang termasuk 4 Injil yang
kita kta dalam Kitab Suci sekarang ini (Injil Matius, Markus, Lukas dan
Yohanes). Selain itu, ada juga Injil lain seperti Injil Yakobus, Injil Thomas,
Injil Ibrani, dll. Ada juga 22 buku Kitab lain, Kisah Para Rasul, Kisah Paulus,
dan lain sebagainya. Banyaknya Kitab2 Injil ini semakin membingungkan umat
gereja perdana. Di antara Injil dan Kitab2 itu ada juga yang isinya sangat
bertentangan dengan ajaran Para Rasul, seperti ajaran Arius yang mengatakan
bahwa Jesus bukan Allah, Apolinarius; Yesus bukan manusia, Macedonius; Roh
Kudus bukan Allah. Kenyataan ini sungguh sangat memprihatinkan umat terutama
dalam usaha untuk mengembangkan kehidupan iman mereka.
Menghadapi
tantangan2 nyata seperti Gereja Katolik memutuskan untuk menyeleksi beberapa
Kitab yang menunjukkan keaslian pada ajaran para Rasul dan yang betul2 penuh
inspirasi. Inilah yang nantinya disebut Kanon (sarana untuk mengukut keaslian
dan kebenaran Kitab Suci). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa INJIL DATANG
DARI GEREJA DAN BUKAN GEREJA DATANG DARI INJIL (Inilah jawaban atas tulisan di
statusku di atas).
Sekedar
sebagai kesaksian bahwa banyak orang Protestan akhirnya kembali kepada pangkuan
Gereja Katolik setelah menyadari akan kebenaran cerita tentang Kitab Suci. Ini
bukan terjadi karena mereka cuma belajar tentang Kitab Suci sendiri tetapi
mereka belajar tentang sejarah terbentuknya Kitab Suci, yang merupakan hasil
kerja keras Gereja Katolik. Dalam konteks ini, kita bisa mengatakan bahwa TANPA
GEREJA KATOLIK, PASTI KITA TIDAK MEMILIKI KITAB SUCI SEPERTI YANG ADA SEKARANG
INI.
4. GEREJA
KATOLIK-LAH YANG MENGUMPULKAN TULISAN2 YG BERSERAKAN DAN MENJADIKANNYA KITAB
SUCI SEPERTI YANG SKARANG INI.
Berawal dari
Melito, Uskup dari Sardis (tahun 170 SM) yan gmencoba untuk memliki sebuah
kanon tentang Kitab Suci Perjanjian Lama, namun karena ada kesulitan dalam daftar
besar kitab2 yang beredar pada waktu itu maka usaha ini tidak berjalan dengan
lancar.
Konsili
Gereja di Laodicea, dengan izin Paus di Roma mencoba memproduksi kanon Kitab
Suci. Tapi usaha ini pun hanya berkembang sebatas Paus Damasus. Di bawah kepemimpinannya,
Ia memerintahkan St.Jerome menterjemahkan Kitab Suci dari bahasa aslinya ke
dalm bahasa Latin (bahasa resmi dalam gereja waktu itu).
Dengan kuasa
yang dimilik oleh Paus, ia kemudian menerima Injil Lukas dan digabungkan dengan
ketiga Injil lain dengan alasan bahwa dalam Injil Lukas terekam lengkap kisah
kanak-kanak Yesus, terutama dalam hubungan dengan Santa Perawan Maria. Lukas
jugalah yang untuk pertama kalinya melukis gambar Bunda Maria dengan Yesus,
yang sampai saat ini masih tersimpan di Gereja Basilika Santa Maria major di
Roma. Injil Matius ide jelas tentang kuasa tidak mengajar Petrus dan gereja
yang dibangun di atasnya. Injil Yohanes digunakan oleh orang Kristen perdana
untuk mempertahankan imannya, terutama dalam hubungan dengan Sakramen Ekaristi
sebagai Tubuh dan Darah Yesus. Injil Markus juga memberikan gambaran yang jelas
tentang kuasa St. Petrus untuk memimpin gereja yang didirikan oleh Yesus, dan
kuasa ini sampai saat ini masih dijalankan oleh para penggantinya, yakni Paus
di Roma.
5.TIDAK ADA
KITAB SUCI TANPA GEREJA.
Dari
berbagai penjelasan di atas, kita lalu sampai pada kesimpulan logis bahwa
"TIDAK ADA KITAB SUCI TANPA GEREJA KATOLIK". GEREJA KATOLIKLAH YANG
MENGADAKAN KITAB SUCI, yang sekarang malah diklaim oleh banyak orang sebagai
miliknya, dan lebih parah lagi jika mereka berani mengatakan bahwa mereka LEBIH
BENAR, LEBIH TAHU tentang Kitab Suci daripada Gereja Katolik. Ini sungguh
sebuah lawak yang tidak lucu.
Dengan
demikian, bagi mereka yang menyangkal tradisi, kuasa mengajar dan memimpin PAUS
dan cuma percaya pada pewahyuan selalu mempertanyakan keabsahan Kitab Suci. Ini
yang harus kita sadari bahwa ketika kita menyebut Injil Lukas, Injil Markus,
dll. bukan berarti bahwa Kitab Suci sungguh ditulis oleh mereka. Kepercayaan
ini berdasar pada tradisi gereja. Karena itu, isi Kitab Suci sendiri merupakan
kumpulan dari tulisan2 mereka yang menjadi saksi bukan hanya sebagai Rasul
tetapi sebagai murid dari para rasul seperti Lukas dan Markus. Kedua penulis
ini bukanlah tergabung dalam kelompok 12 Rasul. Mereka adalah murid dari Petrus
dan Paulus.
Karena itu,
perjuangan untuk memasukan sebuah kitab/Surat dalam Kitab Suci sungguh memakan
waktu dan pertimbangan yang matang dari sisi pewahyuan dan isinya yang
mendukung perkembangan iman umat, seperti misalnya; Kitab Wahyu. Kitab ini
awalnya tidak diterima oleh umat kristen perdana. Tapi hanya karena keputusan
dari PAUS yang mempertimbangkan bahwa isi kitab ini dapat membantu umat dalam
mengenal dan mengimani Allah, maka akhirnya kitab wahyu termaktub dalam Kitab
Suci seperti sekarang ini. Kuasa Paus untuk menentukan ini berdasar pada
Mat.28:20; Ajarilah mereka tentang segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu. Dan, lihatlah, Aku akan menyertaimu sampai akhir zaman. (kamu di sini
adalah para rasul dibawa komando Petrus sebagai pemimpin resmi yang diangkat
oleh Yesus).
Menjadi
sebuah kebenaran bahwa segala sesuatu yang diperbuat oleh para rasul dan para
bapa gereja perdana tidak tertulis dalam Kitab Suci. Kitab Suci sendiri
mengakuinya itu dalam Yoh.21:25; "Masih ada banyak hal lain yang diperbuat
oleh Yesus, tetpi jika semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka
agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu."
Karena itu, mereka yang percaya bahwa kebenaran hanya terdapat dalam Kitab Suci
membuat sebuah kontradiksi besar dalam hidup mereka, ketika mereka menerima
pewahyuan lewat pemimpin gereja mereka sebagai kebenaran. Bukankah apa yang
diwahyuhkan kemudian TIDAK TERTULIS dalam Kitab Suci? Mengapa mereka harus
mengakuinya? Gereja Katolik telah melihat kemungkinan bahwa Allah akan terus
bekerja dalam setiap generasi sampai akhir zaman. Karena itu, kebenaran dalam
Kitab Suci tak pernah disangkal, tetapi pewahyuan atau apa yang dilestarikan
dalam tradisi gereja juga dipercaya datang dari Allah.
Karena itu,
di balik segala kelemahan dan kekurangan gereja, terutama lewat pemimpin2nya,
kita tidak bisa membuatnya menjadi alasan untuk meninggalkan gereja Katolik,
apalgi untuk membenci. Gereja Katolik adalah gereja yang didirikan oleh Yesus
sendiri di atas dasar Petrus sebagai lambang kesatuan para rasul yang lain.
Para rasul yang lain, seperti Yakobus, Matius, Tadeus, dll. bahkan murid
kesayangan Yesus, Yohanes, tak pernah mendirikan sebuah gereja baru karena
kuasa yang diberikan kepada mereka. Walaupun berbebda pendapat atas banyak hal
tapi mereka tetap percaya kepada Petrus sebagai pemimpin resmi mereka, yang
diangkat sendiri oleh Yesus. Bahkan di zaman Paulus yang mendapatkan pewahyuan
luar biasa dari Yesus, bahkan disebut rasul bagi bangsa2 lain pun tetap
mengakui Petrus sebagai pemimpinnya karena hak yang diberikan oleh Yesus kepada
Petrus sendiri secara khusus.
PENUTUP
Pertanyaan
untuk direnungkan oleh semua orang Kristen (baik Katolik maupun Protestan);
"KALAU YESUS, KALAU PETRUS DAN PARA RASUL YANG LAIN TIDAK PERNAH MEMBAGI
GEREJA MENJADI BAGIAN2 YANG TERPISAH SATU SAMA LAIN, SEKALIPUN BANYAK TERJADI
SALAH PAHAM BAIK PADA LEVEL THEOLOGIS MAUPUN PRAKTIS HIDUP TERJADI, MENGAPA
KITA MANUSIA SEKARANG HARUS MEMBAGINYA KARENA MERASAKAN BAHWA KEINGINAN KITA
TIDAK TERAKOMODIR DALAM GEREJA KATOLIK, LALU KITA MENDIRIKAN GEREJA BARU? Apa
artinya doa Yesus; SEMOGA MEREKA BERSATU' untuk kita dewasa ini? KALAU YESUS
MEMPERSATUKAN MAKA IBLISLAH YANG SELALU MENCERAIKAN BERAIKAN KITA LEWAT NAFSU
DAN KEINGINAN KITA YANG TIDAK BISA KITA KONTROL. Sadarlah akan itu dan
renungkanlah. Kembalilah ke pangkuan gereja Katolik karena itulah yang
diinginkan oleh Yesus.
Salam dan
doa,
Romo Inno
0 komentar:
Post a Comment