September 8, 2015

PAUS FRANSISKUS: "JANGAN TAKUT, PERCAYA SAJA!"

Jika kalian butuh kesembuhan, jangkaulah Kristus untuk rahmat keselamatan-Nya, demikian dikatakan Paus Fransiskus. Beliau memberi contoh dua kejadian di mana dua orang diselamatkan karena iman mereka. Yang pertama adalah anak perempaun berumur duabelas tahun, anak kepala rumah ibadat bernama Yairus. Ia tersungkur di depan kaki Yesus dan memohon kepada-Nya: "Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup" (Mrk 5:23). Sementara itu, datang kabar bahwa anaknya sudah mati. Menanggapi ini, Yesus mengatakan, "Jangan takut, percaya saja!" (Mrk 5:36). Yesus memasuki rumah, menyuruh pergi semua orang yang menangis, berbalik kepada anak yang sudah mati itu dan mengatakan, "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!" Segera, anak itu bangkit berdiri dan berjalan.
"Di sini," Paus menegaskan, "kita melihat kuasa mutlak Yesus atas kematian jasmani, hingga, bagi-Nya, kematian adalah seperti suatu tidur dari mana seorang dapat dibangunkan."
Episode kedua dalam perikop ini, lanjut Sri Paus, berbicara tentang penyembuhan seorang prempuan yang menderita pendarahan selama duabelas tahun. Penyakit ini, seturut tradisi pada masa itu, menjadikannya "najis", Paus menambahkan catatan bahwa jika ia tidak menghindari segala kontak manusiawi, ia akan dijatuhi hukuman rajam hingga mati. Perempuan anonim dalam himpunan orang banyak yang mengikuti Yesus ini, berkata kepada dirinya sendiri, "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh" (Mrk 5:28). Memperhatikan-Nya dan, di tengah khalayak ramai, mencari wajah-Nya. Ia maju dengan gemetar. Yesus berkata kepdanya, "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau," dan Ia pun menyembuhkannya.  
"Siapa yang percaya, 'menyentuh' Yesus dan menimba dari-Nya rahmat yang menyelamatkan," kata Sri Paus, yang menambahkan, "Iman adalah ini: menyentuh Yesus dan menimba dari-Nya rahmat yang menyelamatkan. Rahmat itu akan menyelamatkan kita dalam kehidupan rohani. Rahmat itu akan menyelamatkan kita dari banyak masalah!"
Paus menggarisbawahi bahwa suara Bapa surgawi berbicara dalam Yesus dalam perikop ini, mengatakan, "Nak, engkau tidak dikutuk, engkau tidak dibuang, engkau puteri-Ku!" 
"Setiap kali ketika Yesus menghampiri kita, ketika kita datang kepada-Nya, kita mendengar ini dari Bapa: 'Nak, engkau anak-Ku laki-laki, engkau anak-Ku perempuan, engkau disembuhkan, engkau disembuhkan. Aku mengampuni semua, semuanya. Aku menyembuhkan setiap orang dan segala sesuatu."
"Kedua episode ini - penyembuhan dan kebangkitkan dari maut - memiliki satu fokus: iman. Pesannya jelas dan dapat diringkas dalam satu pertanyaan: Apakah kita percaya bahwa Yesus dapat menyembuhkan kita dan dapat membangkitkan kita dari kematian? Seluruh Injil ditulis dalam terang iman ini: Yesus telah bangkit, telah menaklukkan maut, dan karena kemenangan ini kita juga akan dibangkitkan."
Sri Paus menyesali bahwa "iman ini, yang bagi umat Kristen perdana merupakan sesuatu yang pasti, dapat memudar dan menjadi ragu, hingga sebagian orang mengacaukan kebangkitan dengan reinkarnasi."  
Sabda Allah, kata Bapa Suci, "mengundang kita untuk hidup dalam kepastian akan Kebangkitan: Yesus adalah Tuhan, Yesus memiliki kuasa atas kejahatan dan atas kematian, dan Ia ingin membawa kita masuk ke dalam rumah Bapa, di mana hidup berkuasa."
Beliau menambahkan bahwa Kebangkitan Kristus "bertindak dalam sejarah sebagai prinsip pembaharuan dan pengharapan. Barangsiapa putus asa dan merasa letih hingga ingin mati, jika ia mengandalkan Yesus dan kasih-Nya, dapat mulai hidup kembali… iman adalah suatu daya hidup, iman memberikan kepenuhan pada kemanusiaan kita; dan siapa yang percaya kepada Kristus harus dapat dikenali dengan pasti sebab mereka mempromosikan hidup dalam segala situasi, sehingga semua orang, tristimewa yang paling lemah, dapat mengalami kasih Allah yang membebaskan dan menyelamatkan." 


Paus Fransiskus mengakhiri, "Kita mohon kepada Tuhan, melalui perantaraan Santa Perawan Maria, karunia iman yang kuat dan berani, yang mendorong kita menjadi pembicara-pembicara akan harapan dan hidup di antara saudara-saudara kita."

0 komentar:

Post a Comment