Jamuan terakhir Jesus bersama murid - muridNya

Jesus meredakan badai

Jesus bersama Joseph dan Maria

Jesus mencintai anda semua

Jesus naik ke Surga

July 30, 2019

RENUNGAN HARIAN KAMIS 15 AGUSTUS 2019


Bacaan Liturgi Kamis  15 Agustus 2019

Bacaan Pertama  Yos 3:7-10a.11.13-17
Tuhan bersabda kepada Yosua, "Pada hari inilah   Aku mulai membesarkan namamu di mata seluruh orang Israel, supaya mereka tahu, seperti dahulu Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau.  Maka perintahkanlah kepada para imam pengangkat tabut perjanjian, demikian,  'Setelah kalian sampai ke tepi air sungai Yordan, haruslah kalian tetap berdiri di tengah sungai Yordan.'"  Yosua lalu berkata kepada orang Israel,  "Datanglah mendekat dan dengarkanlah sabda Tuhan, Allahmu."  Lalu ia menyambung,   "Dari hal inilah akan kalian ketahui, bahwa Allah yang hidup ada di tengah-tengah kalian. Sungguh, tabut perjanjian Tuhan semesta bumi akan mendahului kalian masuk ke sungai Yordan.  Begitu kaki para imam pengangkat tabut perjanjian Tuhan semesta bumi, berhenti di dalam air sungai, maka air sungai Yordan itu akan terputus; air yang turun dari hulu akan berhenti mengalir dan menjadi bendungan."  Ketika bangsa Israel berangkat dari tempat perkemahan untuk menyeberangi sungai Yordan,  para imam pengangkat tabut perjanjian itu berjalan di depan. Segera sesudah para imam pengangkat tabut sampai ke sungai Yordan, dan para imam itu menginjakkan kakinya ke dalam air di tepi sungai itu,  maka berhentilah air mengalir. Padahal waktu itu musim panen,  dan selama musim panen air sungai selalu meluap. Air yang turun dari hulu naik menjadi bendungan, di kejauhan di dekat Adam, yaitu kota yang terletak di sebelah Sartan, sedang air yang turun ke Laut Araba, yakni Laut Asin, terputus sama sekali.   Lalu menyeberanglah bangsa Israel di hadapan Yerikho.  Tetapi para imam pengangkat tabut perjanjian Tuhan  tetap berdiri di tanah yang kering, di tengah-tengah sungai Yordan,  sedang seluruh bangsa Israel menyeberang di tanah yang kering,  sampai mereka semua selesai menyeberangi sungai Yordan.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 114:1-6
Alleluya.
*Pada waktu Israel keluar dari Mesir, di kala kaum keturunan Yakub 
keluar dari bangsa yang asing bahasanya, maka Yehuda menjadi tempat kudus-Nya, dan Israel wilayah kekuasaan-Nya.  
*Laut melihatnya, lalu melarikan diri, dan sungai Yordan berbalik ke hulu.  Gunung-gunung melompat-lompat seperti domba jantan,  dan bukit-bukit seperti anak domba.  
*Ada apa, hai laut, sehingga engkau melarikan diri,  hai Yordan, sehingga engkau berbalik ke hulu?   Ada apa, hai gunung-gunung, sehingga kamu melompat-lompat seperti domba jantan,  hai bukit-bukit, sehingga kamu seperti anak domba?

Bait Pengantar Injil  Mzm 119:135
Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu,   dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.

Bacaan Injil  Mat 18:21-19:1
Sekali peristiwa datanglah Petrus kepada Yesus dan berkata,  "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku  jika ia berbuat dosa terhadap aku?   Sampai tujuh kalikah?"  Yesus menjawab,   "Bukan hanya sampai tujuh kali,  melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali."  Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.  Setelah ia mulai mengadakan perhitungan,   dihadapkanlah kepadanya  seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.  Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi utangnya, raja lalu memerintahkan, supaya ia beserta anak isteri dan segala miliknya dijual  untuk membayar utangnya.  Maka bersujudlah hamba itu dan menyembah dia, katanya,   "Sabarlah dahulu, segala utangku akan kulunasi."   Tergeraklah hati raja oleh belas kasihan akan hamba itu,  sehingga hamba itu dibebaskannya, dan utangnya pun dihapuskannya.   Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain  yang berutang seratus dinar kepadanya.  Kawan itu segera ditangkap dan dicekik, katanya,  "Bayarlah  hutangmu!  Maka sujudlah kawan itu dan minta kepadanya,   "Sabarlah dahulu, utangku itu akan kulunasi.  Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya ke dalam penjara   sampai semua utangnya ia lunasi.  Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.  Kemudian raja memerintahkan memanggil orang itu  dan berkata kepadanya,  "Hai hamba yang jahat! Seluruh utangmu telah kuhapuskan  karena engkau memohonnya.   Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu 
seperti aku telah mengasihani engkau?"   Maka marahlah tuannya 
dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunasi seluruh utangnya.  Demikian pula Bapa-Ku yang di surga akan berbuat terhadapmu, jika kalian tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."  Setelah Yesus selesai dengan pengajaran-Nya  berangkatlah Ia dari Galilea,  dan tiba di daerah Yudea, di seberang sungai Yordan.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Dalam setiap budaya dimuka bumi ini setidaknya ada tiga kata yang selalu diajarkan sejak usia dini : terima kasih, tolong dan maaf. Kendati demikian, tidak mudah pula menjalankannya setelah dewasa. Kata yang paling sulit untuk dikatakannya adalah maaf dan yang paling sulit untuk dilakukan adalah memaafkan. Memang tidak mudah minta maaf apalagi memaafkan orang lain.  Pepatah menyatakan, “to err is human, but forgive is divine”, berbuat salah dan dosa adalah kodrat kemanusiaan, tetapi mengampuni adalah kodrat Illahi. Allah Bapa yang dalam Yesus Kristus telah mewahyukan pengampunan sebagai kabar gembira dan warta pembebasan. Itulah cara untuk meretas jalan baru, memutus mata rantai balas dendam dan kekerasan. Yesus tak hanya mengajarkan tetapi melaksanakannya  dalam pengajaran dan teladan hidupnya. Bahkan disaat saat akhir ketika meregang nyawa , yang terucap adalah kata kata pengampunan, :” Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Ia mengatakan kepada Petrus untuk mengampuni 70x7, ini berarti pengampunan tanpa batas karena ‘Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia”  Melalui pembaptisan , kita semua telah dipanggil dan diangkat menjadi anak anak Allah  serta mendapatkan anugerah hidup Ilahi. Salah satu ukuran menilai diri sendiri sejauh mana kita telah menjadi Anak Allah dan hidup Ilahi telah merasuki  diri kita adalah kemampuan untuk mengampuni. Semakin meningkat kemampuan kita untuk mengampuni, maka semakin meningkat pula kualitas hidup Ilahi dalam diri kita.

Butir permenungan
Cinta Allah  yang sempurna terwujud dalam belas kasihan-Nya yang tiada batas . Entah sudah berapa kali telah kita daraskan doa Bapa Kami. Semoga setiap kali mendoakannya , kita juga serius memohon rahmat agar kita bertumbuh dalam belas kasih Allah dan dimampukan untuk mengampuni.

Doa.
Ya Bapa yang maharahim, berilah kami umat-Mu  kemampuan untuk meningkatkan pengampunan kami kepada sesama. Amin.





Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu,   dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.

July 29, 2019

RENUNGAN HARIAN RABU 14 AGUSTUS 2019


Bacaan Liturgi Rabu 14 Agustus 2019
PW S. Maksimilianus Maria Kolbe, Imam dan Martir

Bacaan Pertama  Ul 34:1-12
Pada waktu akan meninggal, naiklah Musa dari dataran Moab ke pegunungan Nebo, yakni ke puncak Pisga, yang berhadapan dengan Yerikho. Di sana Tuhan memperlihatkan kepada Musa seluruh negeri Kanaan: daerah Gilead sampai ke kota Dan,  seluruh Naftali, tanah Efraim dan Manasye, seluruh tanah Yehuda sampai laut sebelah barat, nTanah Negeb dan lembah Yordan,  lembah Yerikho, kota pohon korma itu, sampai Zoar.  Dan bersabdalah Tuhan kepadanya,  "Inilah negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub;   "Kepada keturunanmulah akan Kuberikan negeri itu.' Engkau boleh melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi engkau tidak akan menyeberang ke sana."  Lalu tutup usialah Musa, hamba Tuhan, di sana di tanah Moab, sesuai dengan sabda Tuhan.  Ia dikuburkan oleh Tuhan di suatu lembah di tanah Moab, di hadapan Bet-Peor, dan sampai hari ini tidak ada orang yang tahu kuburnya.  Musa berumur seratus dua puluh tahun ketika ia meninggal dunia; matanya belum kabur dan kekuatannya belum hilang.  Orang Israel menangisi Musa di dataran Moab  tiga puluh hari lamanya. Maka berakhirlah hari-hari tangis perkabungan karena Musa itu.  Dan Yosua bin Nun penuh dengan roh kebijaksanaan, sebab Musa telah menumpangkan tangan atasnya. Sebab itu orang Israel taat kepada Yosua dan melakukan seperti yang diperintahkan Tuhan kepada Musa.  Tetapi tiada lagi seorang nabi yang bangkit di antara orang Israel seperti Musa yang dikenal Tuhan dengan berhadapan muka.  Betapa hebatnya segala tanda dan mujizat yang dilakukan Musa atas perintah Tuhan di tanah Mesir terhadap Firaun dan semua pegawainya serta seluruh negerinya. Betapa hebatnya segala perbuatan megah dan tindakan dahsyat yang dilakukan Musa di depan seluruh bangsa Israel.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 66:1-3a.5.16-17
Terpujilah Allah, yang mempertahankan jiwa kami hidup.
*Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi,  mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian!  Katakanlah kepada Allah, "Betapa dahsyat segala pekerjaan-Mu;." 
*Pergilah dan lihatlah karya-karya Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia.  Pujilah Allah kami, hai para bangsa, dan perdengarkanlah puji-pujian kepada-Nya!
*Marilah, dengarkanlah, hai kamu sekalian yang takwa pada Allah, 
aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadapku.
Kepada-Nya aku telah berseru dengan mulutku, kini dengan lidahku aku menyanyikan pujian.

Bait Pengantar Injil  2Kor 5:19
Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus 
dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.

Bacaan Injil  Mat 18:15-20
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya,  "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan dikau, bawalah seorang atau dua orang lain,  supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan.  Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah  atau seorang pemungut cukai.  Aku berkata kepadamu: Sungguh, apa yang kalian ikat di dunia ini akan terikat disurga, dan apa yang kalian lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.  Dan lagi Aku berkata kepadamu, Jika dua orang di antaramu di dunia ini sepakat meminta apa pun, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga.  Sebab di mana ada dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku,   Aku hadir di tengah-tengah mereka."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Pada Bulan Kitab Suci Nasional ,  Gereja mengajak umat Katolik untuk membaca dan mengenal kehendak Allah yang tertulis dalam bahasa manusia. Banyak orang Katolik kurang berminat membaca Kitab Suci karena katanya sulit dimengerti. Seorang bijaksana memberikan cerita yang bagus. Membaca Kitab Suci seumpama makan ikan. Ketika makan ikan kita menyisihkan tulang tulangnya dan memakan dagingnya yang empuk. Tidak seorangpun makan tulang karena berbahaya bagi tenggorokan. Demikianlah , pada saat membaca Kitab Suci orang terlebih dulu menyantap bagian yang enak, gampang dimengerti dan menyisihkan bagian yang sulit . Artinya membiarkan tugas Roh Kudus mengunyah bagi kita bagian yang tidak kita mengerti.  Sabda Allah menunjukkan nilai nilai kebajikan yang sejatinya menjadi pedoman hidup kekristenan. Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk membuka diri kepada Roh Allah yang bekerja dalam diri sesama , yang menyapa kita berupa nasihat. Perlu kerendahan hati untuk mendengarkan dan membuka diri terhadap apa yang menjadi kehendak-Nya. Dia menghendaki supaya kita semakin tekun mengusahakan kebajikan dan tidak mengikat diri terhadap kepentingan dunia. Semakin kita rajin membaca Kitab Suci , kita semakin mengenal kehendak-Nya. Pikiran kita dibersihkan dari hal hal kotor yang merusak sendi kehidupan Kristiani kita. Orang mengatakan  “kamu adalah apa yang kau baca” . Artinya , bacaan sangat mempengaruhi pola pikir dan peri laku seseorang . Alangkah baiknya jika Kitab Suci menjadi menu utama harian kita seperti kita membuka email , SMS, WA, ataupun chating. Dengan demikian kita akan memiliki pikiran dan jiwa yang murni

Doa.
Ya Allah, Engkau berbicara dengan bahasa manusia supaya kami mengerti apa yang menjadi kehendak-Mu. Bukalah pikiran dan hati kami dan biarlah sabda-Mu menjadi pedoman hidup kami menuju keselamatan abadi.  Amin. 



Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus  dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.




RENUNGAN HARIAN SELASA 13 AGUSTUS 2019


Bacaan Liturgi 13 Agustus 2019
PF S. Hippolitus, Imam dan Martir
PF S. Pontianus, Paus
PF S. Pontianus, Paus, dan Hipolitus, Imam; Martirf

Bacaan Pertama  Ul 31:1-8
Musa menyampaikan pesan ini kepada seluruh bangsa Israel,  "Aku sekarang berumur seratus dua puluh tahun. Aku tidak dapat dengan giat memimpin kalian lagi. Dan Tuhan telah bersabda kepadaku,   'Sungai Yordan ini tidak akan kauseberangi.'  Tuhan, Allahmu, Dialah yang akan memimpin kalian menyeberang. Dialah yang akan memunahkan bangsa-bangsa dari hadapanmu, sehingga kalian dapat memiliki negeri mereka. Yosua akan memimpin kalian menyeberang, sesuai dengan sabda Tuhan.  Tuhan akan memperlakukan bangsa-bangsa itu,  sebagaimana Ia telah memperlakukan Sihon dan Og, raja-raja orang Amori, yang telah dipunahkan-Nya beserta negeri mereka. Tuhan akan menyerahkan bangsa-bangsa itu kepadamu, dan kamu harus memperlakukan mereka tepat seperti perintah yang kusampaikan kepadamu.  Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, jangan takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab Tuhan, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai kalian. Ia takkan membiarkan dikau dan takkan meninggalkan dikau."   Musa lalu memanggil Yosua dan berkata kepadanya, di depan seluruh orang Israel, "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkau akan masuk bersama dengan bangsa ini ke negeri yang dijanjikan Tuhan dengan sumpah kepada nenek moyang mereka untuk memberikannya kepada mereka. Dan engkau akan memimpin mereka sampai mereka memilikinya.  Sebab Tuhan, Dia sendiri yang akan berjalan di depanmu,  Dia sendiri yang akan menyertai engkau.  Dia takkan membiarkan dikau dan takkan meninggalkan dikau. Janganlah takut dan janganlah patah hati."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Ul 32:3-4a.7-9.12
Bagian Tuhan ialah umat-Nya.
*Nama Tuhan akan kuserukan, Berilah hormat kepada Allah kita,
Gunung Batu, yang sempurna karya-Nya. 
*Ingatlah akan zaman dahulu kala, perhatikanlah tahun-tahun keturunan yang lalu, tanyakanlah kepada ayahmu, ia akan mengisahkannya; 
tanyakanlah kepada orang tua-tua, mereka akan memberitahukannya. 
*Ketika Yang Mahatinggi membagi-bagikan milik pusaka kepada para bangsa, ketika Ia memisah-misahkan anak-anak manusia, maka Ia menetapkan wilayah para bangsa menurut bilangan anak-anak Israel.
*Tetapi bagian Tuhan ialah umat-Nya, Yakublah yagn ditetapkan menjadi milik bagi-Nya.Tuhan sendirilah yang menuntun dia, 
dan tidak ada allah lain menyertai dia.

Bait Pengantar Injil  Mat 11:29ab
Terimalah beban-Ku dan belajarlah daripada-Ku, sebab Aku lemah lembut dan rendah hati.

Bacaan Injil  Mat 18:1-5.10.12-14
Sekali peristiwa  datanglah murid-murid dan bertanya kepada Yesus, 
"Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?"  Maka Yesus memanggil seorang anak kecil, dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, lalu berkata,   "Aku berkata kepadamu: Sungguh, jika kalian tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga.  Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.  Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang pun dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Malaikat-malaikat mereka di surga selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga."  Lalu Yesus bersabda lagi, 
"Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan lalu pergi mencari yang sesat itu?  Dan Aku berkata kepadamu, sungguh, jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu daripada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat.  Demikian juga Bapamu yang di surga tidak menghendaki seorang pun dari anak-anak ini hilang."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Seorang imam pernah bersyering dalam pesta dua puluh lima tahun imamatnya : “ Saya tidak punya banyak talenta khusus ketika saya menjadi seorang imam. Namun Tuhan memberi saya hati yang selalu siap ditempatkan dimanapun dan kapanpun. Tuhan memberi saya hati yang selalu siap menerima situasi. Dan saya sungguh sadar bahwa saya hanyalah abdi Tuhan yang siap mengabdi kepada-Nya. Biarlah Tuhan yang semakin dikenal”  Yesus dalam Injil hari ini menekankan pentingnya kerendahan hati bagi setiap orang yang mau mengikuti Dia. Kerendahan hati merupakan jalan yang menghantar seseorang kepada kekudusan. Mungkin sangat menarik kalau kita mengerti arti kata kerendahan hati. Kerendahan hati (dalam bhs Inggris ; humility) berasal dari kata Latin ; humus. Yang artinya tanah atau bumi. Jadi, kerendahan hati sebenarnya adalah sikap menempatkan diri “membumi” ke tanah. Sikap rendah hati membuat kita selalu berharap dan bergantung pada rahmat  Tuhan. Maka sangat tepat jika Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya  ditengah para rasul. Seorang anak kecil memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi.  Dewasa ini banyak orang mengidentikkan diri mereka dengan apa yang mereka miliki entah itu jabatan, kedudukan atau harta. Semakin tinggi jabatan yang dimiliki, semakin  banyak harta yang dimiliki, semakin orang tersebut merasa paling hebat bahkan lebih hebat dari Tuhan. Yesus mengajak kita pada hari ini untuk lebih melihat kedalam diri kita masing masing. Kita akan sadar bahwa sebenarnya kita ini bukanlah siapa siapa.

Butir permenungan
Maka sebagai orang Kristiani, kita diundang untuk mau bertobat dengan mengubah cara berpikir dan cara berperi laku kita yang selama ini cenderung egois, terlalu mementingkan diri sendiri dan sombong. Kita diundang untuk belajar dari seorang anak kecil. Pelajaran yang terutama dari seorang anak kecil ialah sikap tampil apa adanya tanpa kepalsuan, cinta damai, bebas dari segala niat jahat. Santo Agustinus pernah berkata , tiga ciri dari orang yang bijaksana adalah yang pertama  rendah hati, yang kedua rendah hati, Yang ketiga rendah hati.  Mari kita mengejar kekudusan dengan belajar untuk rendah hati.

Doa.
Allah Bapa sumber kedamaian , kami umat-Mu memuji syukur karena telah menerima Roh Yesus . Kami mohon , jadikanlah kiranya kami putra dan putri-Mu terkasih serta saksi kedamaian-Mu . Amin.


Terimalah beban-Ku dan belajarlah daripada-Ku, sebab Aku lemah lembut dan rendah hati.


RENUNGAN HARIAN SENIN 12 AGUSTUS 2019


Bacaan Liturgi Senin  12 Agustus 2019
PF S. Yohana Frasiska dari Chantal

Bacaan Pertama  Ul 10:12-22
Musa berkata kepada bangsa Israel,   "Hai orang Israel, apakah yang sekarang dituntut oleh Tuhan, Allahmu, daripada kalian? Yang dituntut-Nya tiada lain ialah agar kalian takwa kepada Tuhan, Allahmu, hidup menurut segala perintah-Nya, mengasihi Dia dan beribadah kepada Tuhan, Allahmu, dengan segenap hati dan segenap jiwamu.  Demi kesejahteraanmu hendaklah kalian berpegang teguh pada perintah dan ketetapan Tuhan yang kusampaikan kepadamu pada hari ini.  Sungguh, Tuhan, Allahmu yang empunya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit, dan bumi dengan segala isinya.  Tetapi kepada nenek moyangmulah hati Tuhan terpikat, sehingga Ia mengasihi mereka dan keturunan mereka, yakni kalian, yang dipilih-Nya dari segala bangsa, seperti sekarang ini.  Sebab itu sunatlah hatimu dan jangan lagi bertegar hati. Sebab Tuhan, Allahmulah, Allah segala allah dan Tuhan segala Tuhan,   Allah yang agung, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap;  yang membela hak anak yatim dan janda dan menunjukkan kasih-Nya kepada orang asing dengan memberikan kepadanya makanan dan pakaian.  Sebab itu haruslah kalian menunjukkan kasihmu kepada orang asing, sebab kalian pun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir.  Engkau harus takwa kepada Tuhan, Allahmu. Engkau harus beribadah dan berpaut kepada-Nya, 
dan demi nama-Nya engkau harus bersumpah.  Dialah pokok pujianmu 
sebab Dialah yang telah melakukan perbuatan-perbuatan besar di tengah-tengahmu  seperti yang telah kaulihat sendiri.  Hanya tujuh puluh orang nenek moyangmu pergi ke Mesir; tetapi sekarang ini Tuhan, Allahmu, telah membuat engkau banyak seperti bintang-bintang di langit."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 147:12-15.19-20
Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem.
*Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion!  Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu, dan memberkati anak-anak yang ada padamu.
*Ia memberikan kesejahteraan kepada daerahmu dan mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik.  Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari.
*Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan dan hukum-hukum-Nya kepada Israel.  Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal.

Bait Pengantar Injil  2Tes 2:14
Allah memanggil kita, agar kita memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.

Bacaan Injil  Mat 17:22-27
Sekali peristiwa Yesus bersama murid-murid-Nya ada di Galilea. Ia berkata kepada mereka, "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia;  mereka akan membunuh Dia, tapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan. "Maka hati para murid itu pun sedih sekali.  Ketika Yesus dan para murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah seorang pemungut pajak bait Allah kepada Petrus dan berkata, "Apakah gurumu tidak membayar pajak dua dirham?"   Jawab Petrus, "Memang membayar."   Ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan,   "Bagaimana pendapatmu, Simon? Dari siapa raja-raja dunia ini memungut bea dan pajak?  Dari rakyatnya atau dari orang asing?"  Jawab Petrus, "Dari orang asing!" Maka kata Yesus kepadanya, "Jadi bebaslah rakyatnya!   Tetapi agar kita jangan menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu juga."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Mengapa seorang ibu dapat mengerti dengan baik kemauan anak bayinya? Sebaliknya mengapa seorang anak bayi maunya dan inginnya bersama dengan ibunya?  Coba saja , si bayi digendong orang asing apalagi berkumis lebat seperti raden Gatotkaca mungkin akan menangis meraung raung karena takut. Jawaban pertanyaan ini mudah , karena ibu dan anak bayinya itu sudah sehati . Apalagi si bayi pernah di rahim ibunya , sehingga ada hubungan batin yang luar biasa istimewa antara ibu dan anak bayinya itu.  Pertanyaan yang serupa dapat kita renungkan hari ini, mengapa para nabi dapat mengerti dan tahu kehendak Tuhan, para nabi  dapat mengerti dan tahu tentang apa yang menjadi Sabda Allah yang harus diwartakan? Jawabannya adalah para nabi sudah dekat / sehati dengan Tuhan.  Kita pun adalah para pewarta Sabda Allah.  Entah kata , para imam yang berkotbah, para prodiakon yang berhomili, atau siapapun kita saat mengajar katekumen atau memberi renungan kepada anak didik kita, kita sedang mewartakan Sabda Tuhan.   Namun yang menjadi pertanyaan besar ialah sebelum mewartakan sabda Allah melalui homili atau renungan itu, kita sudah mengalami kesatuan dengan Tuhan atau belum?  Apakah kita sudah bersembah sujud dihadapan Allah yang hadir dalam Ekaristi  atau Sakramen Mahakudus atau belum? Ataukah kita begitu pandai berbicara tetapi sebenarnya hati kita tidak pernah seperasaan dengan Tuhan karena jarang berdoa? Seorang pewarta Sabda yang  sejati adalah dia yang banyak berdoa.   

Butir permenungan
Dalam kehidupan sehari hari , tidak terhitung banyaknya hukum dan peraturan yang ada disekitar kita . Salah satu yang kiranya akrab dengan kita adalah hukum  atau peraturan lalu  lintas. Orang wajib menggunakan helm bila mengendarai kendaraan roda dua. Namun peraturan itu sering kali dilanggar dan masih sulit masyarakat kita untuk belajar menjadi orang taat peraturan. Dalam Injil hari ini , kita mendengarkan bagaimana Yesus berusaha untuk taat kepada hukum dan peraturan. Sebagai Anak Allah , pemilik dan penguasa Bait Allah yang sesungguhnya, Yesus tidak perlu membayar pajak. Meski demikian , agar tidak menjadi batu sandungan  dan sebagai tanda ketaatan pada  hukum dan peraturan , maka Yesus tetap membayar pajak itu.  Apa yang dilakukan oleh Yesus yang mau taat pada hukum dan peraturan yang berlaku inilah yang seharusnya menjadi teladan bagi kita sebagai orang yang mau mengikuti-Nya. Kerendahan hati untuk mau diatur dan ikut dalam hukum dan peraturan yang ada merupakan sesuatu yang sangat bernilai dihadapan Tuhan.

Doa.
Allah Bapa, Pelindung dan Pengharapan umat-Mu,  semoga umat-Mu selalu menimba kekuatan baru dari Sakramen Mahakudus dalam pengabdian yang utuh  kepada-Mu. Amin. 



Allah memanggil kita,
agar kita memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.



July 28, 2019

RENUNGAN HARIAN MINGGU 11 AGUSTUS 2019


Bacaan Liturgi Minggu 11 Agustus 2019

Bacaan Pertama  Keb 18:6-9
Malam pembebasan telah diberitahukan lebih dahulu kepada nenek moyang kami, supaya mereka benar-benar insaf akan sumpah yang mereka percayai dan menjadi berbesar hati.  Maka inilah yang menjadi harapan umat-Mu, yakni keselamatan orang benar dan kebinasaan para musuh.  Sebab dengan satu tindakan yang sama   Engkau telah menghukum para lawan dan serentak memuliakan kami setelah kami Kaupanggil kepada-Mu.  Diam-diam anak-anak suci dari orang yang baik mempersembahkan kurban dan dengan sehati mereka membebankan kepada dirinya kewajiban ilahi ini: orang-orang suci akan sama-sama ambil bagian baik dalam hal-hal yang baik maupun dalam bahaya. Dan dalam pada itu mereka sudah mulai mendengungkan lagu-lagu pujian para leluhur.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 33:1.12.18-19.20.22
Berbahagialah bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya.
*Bersorak-sorailah dalam Tuhan, hai orang-orang benar, sebab memuji-muji itu layak bagi orang jujur.Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya.
*Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya. Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
*Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan. Dialah penolong kita dan perisai kita. Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.

Bacaan Kedua  Ibr 11:1-2.8-19
Saudara-saudara, iman adalah dasar dari segala yang kita harapkan 
dan bukti dari segala yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita.  Karena iman, Abraham taat ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya; ia berangkat tanpa mengetahui tempat yang ia tuju.  Karena iman, ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing, dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.  Sebab ia menanti-nantikan kota yang beralas kokoh, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah sendiri. Karena iman pula Abraham dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia yakin bahwa Dia, yang memberikan janji itu, setia. Itulah sebabnya dari satu orang yang malahan telah mati pucuk 
terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya.  Dalam iman, mereka semua ini telah mati sebagai orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi hanya dari jauh mereka melihatnya; mereka melambai-lambai kepadanya dan mengakui bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.  Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air.
Andaikata dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ.  Tetapi yang mereka rindukan adalah tanah air yang lebih baik, yaitu tanah air surgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.
Karena iman Abraham mempersembahkan Ishak, tatkala ia dicobai. 
Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan,  'Keturunan yang berasal dari Ishaklah  yang akan disebut keturunanmu.'  Abraham percaya bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang sekalipun mereka sudah mati!   Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Mat 24:42a.44
Berjaga-jaga dan bersiaplah, karena kamu tidak tahu pada hari mana Anak Manusia akan datang.

Bacaan Injil  Luk 12:32-48
Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya,  "Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil!  Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan-Nya. Juallah segala milikmu dan berikanlah sedekah!   Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, 
suatu harta di surga yang tidak akan habis,  yang tidak dapat didekati pencuri,  dan yang tidak dirusakkan ngengat. Karena di mana hartamu berada,  di situ juga hatimu berada. Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. Hendaklah kamu seperti orang yang menanti-nantikan tuannya pulang dari pesta nikah, supaya jika tuannya itu datang dan mengetuk pintu, segera dapat dibukakan pintu. 
Berbahagialah hamba yang didapati tuannya berjaga  ketika ia datang. 
Aku berkata kepadamu:  Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya 
dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka. Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari, 
dan mendapati mereka berlaku demikian,  maka berbahagialah hamba itu.  Tetapi camkanlah ini baik-baik!  Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang,  ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.
Hendaklah kamu juga siap sedia,  karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangka-sangka."  Petrus bertanya, "Tuhan, kami sajakah yang Kaumaksudkan dengan perumpamaan ini, ataukah juga semua orang?"  Jawab Tuhan,   "Siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana,  yang akan diangkat oleh tuannya  menjadi kepala atas semua hambanya  untuk membagikan makanan kepada mereka pada waktunya?  Berbahagialah hamba,   yang didapati tuannya sedang melakukan tugasnya,   ketika tuan itu datang.  Aku berkata kepadamu: 
Sungguh, tuan itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.  Tetapi jika hamba itu jahat dan berkata dalam hatinya, 
'Tuanku tidak datang-datang.'  Lalu ia mulai memukuli hamba-hamba lain, pria maupun wanita,  dan makan minum serta mabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan tuan itu akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia. Hamba yang tahu akan kehendak tuannya,  tetapi tidak mengadakan persiapan 
atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan.  Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya 
dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan,  ia akan menerima sedikit pukulan.  Barangsiapa diberi banyak,  banyak pula dituntut dari padanya. Dan barangsiapa dipercaya banyak, lebih banyak lagi yang dituntut dari padanya."
Demikianlah sabda Tuhan.


Renungan.
Malam itu, di kota Philadelphia , Amerika Serikat, hujan badai turun dengan derasnya. Seorang pengusaha hotel kecil yang merangkap sebagai manager dan receptionis menerima sepasang suami istri dari luar kota yang membutuhkan kamar untuk menginap. Saat itu, tahun 1889, belum ada teknologi pemesanan hotel secara online. Para pelancong sering kali terpaksa berspekulasi untuk memperoleh penginapan disuatu daerah. “Mohon maaf , hotel kami hanya memiliki 24 kamar dan saat ini semua sudah penuh” jawab sang manager. “Baiklah kalau begitu kami akan mencari hotel lain saja” jawab sang tamu. Saat sepasang suami istri itu akan berbalik pergi, sang manager berkata : “Tidak mungkin saya membiarkan bapak dan ibu berkeliling mencari penginapan ditengah badai dan gelapnya malam ini. Saya tidak ingin bapak dan ibu mengingat hotel kami ini sebagai hotel yang menolak tamu disaat kesusahan. Sebagai pengelola, saya tinggal disalah satu kamar terbaik dihotel ini. Kalau kami bersihkan dan rapikan kamar itu, apakah bapak dan ibu berkenan untuk menginap disini?” Malam itu, seluruh keluarga sang manager tidur didalam kantor hotel mereka saat sepasang tamu itu tidur dengan tersenyum dikamar mereka yang nyaman.
Lebih dari tiga tahun berlalu , pada suatu pagi , sang manager menerima surat dengan amplop indah dan tinta emas. Sang tamu yang hadir ditengah badai pada malam yang gelap itu mengundangnya  untuk datang ke kediaman sang tamu di New  York. Saat sang manager tiba di New York , sang tamu menyambutnya dengan hangat  dan mengajaknya melihat sebuah pencakar langit. “Bangunan ini akan menjadi hotel termegah didunia, saya ingin anda mengelolanya.” Sang tamu adalah William Waldorf Astor, salah satu orang terkaya di dunia saat itu. Sang manager adalah George Charles Boldt yang akhirnya menjadi seorang milliarder pemilik berbagai jaringan hotel di Amerika Serikat. Bangunan itu adalah hotel Waldorf Astoria, yang saat ini adalah salah satu jaringan hotel kelas atas termewah  dan terbaik didunia. (bdk Steve Kosasih, “Teguh tersenyum di tengah badai” Harian Kompas edisi Kamis 26 Nopember 2015, hal 39)
Kisah pengalaman hidup seorang milliarder diatas mengajak kita merenungkan bahwa dalam hidup ini Tuhan hadir dalam aneka cara dalam pengalaman hidup . Kita mungkin tidak menyangka akan mengalami krisis dan badai hidup seperti kisah tadi,  Sang manager tidak menyangka akan kedatangan tamu yang luar biasa ditengah hujan badai dan malam gelap. Kita mungkin akan menolakkarena hanya bikin susah saja.  Namun , sebagai umat beriman , Tuhan mengingatkan kita untuk selalu siap sedia. “Hendaklah kalian juga siap-sedia, karena Anak Manusia akan datang pada saat yang tak kalian sangka-sangka." (Luk 12:40).  Ada ungkapan “heri est historia, crastinum mysterium”yang artinya kemarin adalah sejarah, masa depan adalah misteri. Tuhan tidak selalu datang membawa damai dan ketenangan. Tuhan memberikan tantangan dan godaan agar kita semakin dikuatkan . Berimanlah teguh daripada sebelumnya. Hanya mereka yang telah teruji oleh guncangan (tantangan) layak menjadi pengikut Tuhan dalam kehidupan. Apapun pengalaman hidup  yang kita alami dan rasakan , itu semua karena  kehendak Tuhan . Pengalaman hidup dalam penderitaan , tertekan, krisis dan kegagalan sesungguhnya mampu meningkatkan dan mengubah nilai diri serta harkat kita. Dari kegagalan , orang bisa belajar jauh lebih banyak daripada dari kemenangan . Kemenangan sering membuat orang jadi bodoh . Pujian dan kemenangan akan melemahkan diri kita.
Untuk dapat menemukan kehendak Tuhan bukanlah perkara mudah, bagi orang yang selalu berusaha hidup benar, jujur terhadap Dia dan sesama, maka hidupnya akan tenteram karena berkenan kepada-Nya. Hidup kita dihadapan Tuhan terkadang seperti seorang hamba terhadap tuannya. Hamba tidak tahu banyak tentang tuannya, yang dia ketahui hanyalah menjalankan tugas sebaik mungkin, dengan demikian dia bebas dari hukuman  dan hidupnya akan selamat. Demikian pula halnya dengan orang beriman, ia hidup dalam penyerahan diri secara total kepada Allah, walaupun terkadang kehadiran dan keberadaan-Nya terasa  gelap. Penyerahan diri  kepada Allah bukan  merupakan tindakan pasif, dalam arti tidak berbuat apa apa. Penyerahan diri harus dilihat dalam konteks panggilan hidup. Manusia dipanggil dan diutus supaya pergi dan berbuah, manusia dipanggil untuk berbuat sesuatu, sebagai perwujudan serah diri kepada Tuhan, itulah iman.
Sabda Tuhan mengajarkan agar manusia selalu siap menghadapi realitas, Kesetiaan kepada-Nya terkadang menuntut kesanggupan kita untuk menghadapi penyangkalan terhadap harta dan sesama, walaupun hal tersebut tidaklah selalu harus terjadi, Pendampingan Roh Kudus akan memampukan manusia menyelaraskan hubungannya dengan Allah dan sesama. Bersatu dan dekat dengan Allah menjadi hal yang paling mendasar dalam hidup manusia,

Butir permenungan.
Apakah kita telah berlaku sebagai hamba Tuhan yang baik dan setia? Kita tidak tahu kapan Tuhan akan datang, terutama kapan Tuhan datang menjemput kita untuk hidup bahagia bersama-Nya. Yesus mengajak kita untuk selalu mempersiapkan diri sehingga kapan pun Tuhan datang kita siap menyambut-Nya. Persiapan yang baik adalah selalu mencoba hidup yang baik menurut kehendak-Nya, yaitu hidup dalam semangat kasih kepada Tuhan dan sesama.

Doa.
Ya Bapa yang mahabaik , terima kasih atas kepercayaan yang kami terima dari pada-Mu untuk mengelola tugas kami hari ini. Ampunilah kekurangan dan kesalahan kami  dan berkatilah kami sepanjang hari ini. Dengan perantaraan Kristus , Putra-Mu yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.   Amin.






Berjaga-jaga dan bersiaplah, karena kamu tidak tahu pada hari mana Anak Manusia akan datang.


RENUNGAN HARIAN SABTU 10 AGUSTUS 2019


Bacaan Liturgi Sabtu 10 Agustus 2019
Pesta S. Laurensius, Diakon dan Martir

Bacaan Pertama  2Kor 9:6-10
Saudara-saudara,  orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit pula. Sebaliknya orang yang menabur banyak akan menuai banyak pula. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, 
jangan dengan sedih hati atau terpaksa.  Sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu, malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.  Seperti ada tertulis, "Ia murah hati, orang miskin diberi-Nya derma, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya."Dia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Dia jugalah yang akan menyediakan benih bagi kamu; Dialah yang akan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 112:1-2.5-9
Orang baik menaruh belaskasihan dan memberi pinjaman.
*Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya.  Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang benar akan diberkati.
*Orang baik menaruh belaskasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan segala urusan dengan semestinya.  Orang jujur tidak pernah goyah; ia akan dikenang selama-lamanya. 
*Ia tidak takut pada kabar buruk, hatinya tabah, penuh kepercayaan kepada Tuhan.  Hatinya teguh, ia tidak takut, sehingga ia mengalahkan para lawannya.
* Ia murah hati, orang miskin diberi-Nya derma; kebajikan-Nya tetap untuk selama-lamanya, tanduk-Nya meninggi dalam kemuliaan.

Bait Pengantar Injil  Yoh 8:12b
Barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, 
tetapi mempunyai terang hidup.

Bacaan Injil  Yoh 12:24-26
Menjelang akhir hidup-Nya  Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya. Tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.  Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikuti Aku, dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Pepatah mengatakan bahwa apa yang kita tuai adalah apa yang kita tanam. Pepatah tersebut menunjukkan bahwa hukum sebab akibat sering terjadi dalam kehidupan kita. Dengan demikian , orang didorong untuk selalu berpikir terlebih dulu sebelum mengambil suatu keputusan supaya pilihan yang ditentukan membawa berkah. Pertimbangan yang memadai dibutuhkan supaya pilihan yang diambil dapat dipertanggung jawabkan  Dalam hal  ini, pengetahuan, kedewasaan, kepribadian dan kematangan emosi mempengaruhi  pilihan yang kita ambil.  Hari ini Yesus memberitahukan tentang kematian-Nya kepada para murid. Dia mengatakan  “Jikalau biji gandum tidak jatuh kedalam tanah dan mati , ia tetap satu biji saja, tetapi jika mati, ia akan menghasilkan banyak buah “ (Yoh 12 ; 24) Yesus tahu apa yang menjadi tujuan hidup-Nya dan konsekuensi atas apa yang dipilih-Nya. Yesus siap untuk berjuang , bekerja dan berkorban supaya tujuan hidup-Nya untuk membebaskan manusia dari dosa dapat terlaksana.   Para Santo dan Santa begitu mencintai Yesus yang telah mengorbankan Diri guna keselamatan manusia. Iapun ingin membalas cinta Tuhan dengan melayani Dia dan umat-Nya , Ketika diancam oleh penguasa Roma untuk mengkhianati iman akan Yesus, dia tetap setia  dan teguh mencintai  Yesus Dia memperjoangkan imannya sampai akhir. Dia sebenarnya bisa saja terlepas dari hukuman dengan mengkhianati imannya, tetapi dia tetap setia . Kesetiaan membawanya pada kekudusan.  Sebagai kaum muda , tentu banyak hal yang ingin kita raih dalam kehidupan ini . Kita ingin sukses dalam hidup dan karya . Tujuan hidup akan memberikan arah dalam berjuang, menyalakan semangat untuk meraihnya dan memberi motivasi untuk menghadapi tantangan . Selain mengusahakan yang terbaik untuk hidup jasmani, kaum muda juga harus memperjuangkan hal hal yang berhubungan dengan kehidupan rohaninya. Hidup rohani ini mengambil peran penting dalam mencapai kebahagiaan sejati. Kunci kehidupan rohani yang didasarkan pada Injil dan teladan Para Santo dan Santa adalah kesetiaan iman akan Kristus. Kesetiaan  memampukan kaum muda untuk tetap teguh dan mengusahakan yang terbaik meski banyak tantangan dan godaan. Semoga kita semakin mencintai Yesus dan setia dalam iman kepada-Nya.

Doa.
Para Santo dan Santa ,doakanlah kami sehingga berani berkorban untuk mereka yang miskin dan kecil, yang sering diperlakukan tidak adil  Amin.




Barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan,
tetapi mempunyai terang hidup.