July 25, 2019

RENUNGAN HARIAN MINGGU 4 AGUSTUS 2019


Bacaan Liturgi Minggu  4 Agustus 2019

Bacaan Pertama  Pkh 1:2;2:21-23
Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, sungguh kesia-siaan belaka! 
Segala sesuatu adalah sia-sia.  Sebab, kalau ada orang berlelah-lelah mencari hikmat, pengetahuan dan kecakapan, maka ia harus meninggalkan bahagiannya kepada orang lain yang tidak berlelah-lelah untuk itu. Ini adalah kesia-siaan dan kemalangan yang besar. Apakah faedah yang diperoleh manusia dari segala usaha yang dilakukannya  dengan jerih payah di bawah matahari dan dari keinginan hatinya?  Seluruh hidupnya penuh kesedihan dan   pekerjaannya penuh kesusahan hati; bahkan pada malam hari hatinya tidak tenteram.Ini pun adalah kesia-siaan!
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 90:3-4.5-6.12-13.14.17
Tuhan, Engkaulah tempat perlindungan kami turun-temurun.
*Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata: "Kembalilah, hai anak-anak manusia!"  Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam.
*Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi, seperti rumput yang bertumbuh  di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.
*Ajarlah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.  Kembalilah, ya Tuhan, -- berapa lama lagi? -- dan sayangilah hamba-hamba-Mu!
*Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami!  Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah!

Bacaan Kedua  Kol 3:1-5.9-11
Saudara-saudara, kamu telah dibangkitkan bersama Kristus. Maka carilah perkara yang di atas, di mana Kristus berada, duduk di sebelah kanan Allah.  Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.  Sebab kamu telah mati, dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus dalam Allah.  Kristuslah hidup kita. Apabila Dia menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.  Karena itu matikanlah dalam dirimu segala yang duniawi,  yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala.  Janganlah kamu saling mendustai lagi, karena kamu telah menanggalkan manusia lama beserta kelakuannya,  dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Penciptanya. Dalam keadaan yang baru ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka;  yang ada hanyalah Kristus di dalam semua orang. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Mat 5:3
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.

Bacaan Injil  Luk 12:13-21
Ketika Yesus mengajar orang banyak, Salah seorang dari orang banyak itu berkata kepada-Nya,   "Guru, katakanlah kepada saudaraku, supaya ia  berbagi warisan dengan aku."  Tetapi Yesus berkata kepadanya,  "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku   menjadi hakim atau penengah bagimu?"   Kata Yesus kepada orang banyak itu,  "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan!  Sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya,  hidupnya tidaklah tergantung dari kekayaannya itu."  Kemudian Yesus mengatakan kepada mereka perumpamaan berikut:  "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah hasilnya.  Ia bertanya dalam hatinya, 'Apakah yang harus kuperbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat untuk menyimpan segala hasil tanahku.'  Lalu katanya, 'Inilah yang akan kuperbuat:   Aku akan merombak lumbung-lumbungku,  lalu mendirikan yang lebih besar,  dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum serta barang-barangku.  Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku:  Jiwaku, ada padamu banyak barang,  tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya;  beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!  Tetapi Allah bersabda kepadanya,   'Hai orang bodoh,  pada malam ini juga jiwamu akan diambil daripadamu!'  Bagi siapakah nanti apa yang telah kausediakan itu?   Demikianlah jadinya   dengan orang yang menimbun harta bagi dirinya sendiri,  tetapi ia tidak kaya di hadapan Allah."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Keserakahan adalah keinginan yang tak terkendali untuk memiliki lebih dari yang dibutuhkan . Laki laki yang dipakai Yesus sebagai tokoh perumpamaan pada Injil digambarkan sedemikian kayanya sehingga bingung menyimpan segala harta miliknya itu. “Apakah yang harus kuperbuat , sebab aku tidak punya tempat untuk menyimpan segala hasil tanahku “ (Luk 12 : 17) Harta yang sedemikian melimpah bisa membuat seseorang kebingungan , sama dengan kebingungan yang dialami seorang lain yang tak memiliki apapun. Bagi Yesus yang penting bukanlah kondisi memiliki atau tak memiliki harta. Yang penting bagi kita sebagai orang beriman adalah sikap kita terhadap harta milik itu. Jika harta milik justru membuat semakin  mengarahkan perhatian pada diri kita saja, tak ada gunanya harta tersebut.  Mungkin hati kita akan merasa sejuk jika orang kaya yang didalam perumpamaan itu mengatakan bahwa ia akan merasa senang hati membagikan harta kekayaan yang dimilikinya itu kepada orang orang yang tak seberuntung dirinya , Sayangnya , keinginan semacam itu tak muncul dari hatinya. Harta benda yang melimpah telah membutakan matanya.  Sikap orang kaya dalam perumpamaan itu menyerupai Ebenezer Scrooge, karakter serakah dan tamak yang diciptakan novelis terkenal Charles Dickens.  Dikisahkan bahwa dalam suatu malam Natal yang dingin dan sepi. Scrooge dikunjungi roh roh dari masa lalunya, masa kini dan masa depannya.  Ketiga roh zaman itu menggambarkan situasi situasi yang pernah, sedang dan yang akan dialaminya. Terlebih setelah melihat kondisi yang akan dialaminya jika ia terus mempertahankan sikap serakah dan tamaknya. Scrooge akhirnya tersadar ada lebih banyak  sukacita dalam berbagi dengan orang lain dari pada menimbun segala sesuatu untuk dirinya seorang. Kita bisa membayangkan bahwa orang kaya yang menjadi tokoh perumpamaan dalam Injil hari ini akhirnya meninggal didalam gudang harta bendanya. Jasadnya tergeletak dikelilingi harta bendanya. Baik dirinya maupun harta bendanya tak memberikan manfaat atau berkat bagi siapapun, juga bagi dirinya sendiri. Menjadi jelas bahwa Yesus menyebut orang kaya itu bodoh  Kebodohan terbesar dari orang kaya itu adalah bahwa ia tak mampu melihat manfaat dari harta itu, baik bagi dirinya dan terlebih bagi orang lain yang lebih membutuhkan. Ia tak mampu menunjukkan sikap yang tepat terhadap harta benda itu. Ketamakan dan keserakahan , sekali lagi membuatnya egois dan bodoh.  Tentu saja , orang beriman seperti kita tak berharap akan mati dengan dikelilingi harta benda. Kita berharap jika suatu saat Allah memanggil kita , disekeliling kita berkumpul orang orang yang mengasihi kita. Kasih yang tumbuh diantara orang orang tersebut dan diri  kita  tentu berkat relasi yang kita bangun dengan mereka, bukan relasi kita dengan harta yang kita miliki. Semoga semangat yang diajarkan Yesus  kepada kita  dalam bersikap terhadap harta benda membuat kita mampu menemukan kepuasan dan kebahagiaan dalam berbagi dengan orang lain, lebih dari pada membuang buang waktu dan hidup kita hanya dengan berusaha untuk menjadi kaya bagi diri kita sendiri.  

Butir permenungan.
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, (Yoh 3, 16). Dalam Yesus , Allah menjadi manusia, hidup bersama  didunia , merasakan penderitaan dan kematian kita, serta menjadi sama dengan kita kecuali dalam hal dosa”  Untuk rumusan iman yang sudah teruji dua ribu tahun itulah, kita memberi wujud dan ketaatan iman melalui cara hidup sehari hari yang pantas sebagai umat beriman. Keyakinan untuk mewartakan iman  dan juga mewariskan kepada anak cucu maupun generasi keturunan kita, perlu dicarikan terobosan yang yang berdampak nyata. Kebahagiaan hidup juga tidak bergantung pada banyaknya harta,  namun bagaimana kita menerima setiap anugerah yang diberikan juga mempergunakannya untuk kebaikan serta kesejahteraan bersama.  Menghayati peranan Allah dalam hidup berarti tidak sekedar mengakui keberadaan-Nya, tetapi juga bagaimana memahami Firman-Nya dan menjalankannya dalam hidup sehari hari. Allah tidak melarang anak anak –Nya  menjadi kaya, namun kekayaan duniawi tanpa penghayatan firman Allah, yaitu kasih , memberikan keselamatan yang semu dan menyesatkan. Bila kita mengutamakan kasih kepada Tuhan dan sesama, kita akan menjadi kaya dihadapan Allah.

Doa.
Ya Bapa, janganlah biarkan aku terjerumus pada sifat gila harta dan kekayaan semata. Tetapi jadikanlah aku pribadi yang selalu mensyukuri apa yang aku miliki. Amin.



Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.



0 komentar:

Post a Comment