July 15, 2019

RENUNGAN HARIAN SELASA 30 JULI 2019


Bacaan Liturgi Selasa  30 Juli 2019
PF S. Petrus Krisologus, Uskup dan Pujangga Gereja

Bacaan Pertama  Kel 33:7-11;34:5b-9.28
Waktu Israel ada di padang gurun, Musa mengambil sebuah kemah 
dan membentangkannya jauh di luar perkemahan. Kemah itu diberi nama Kemah Pertemuan. Setiap orang yang mencari Tuhan, pergi ke Kemah Pertemuan itu di luar perkemahan. Apabila Musa pergi ke kemah itu,  bangunlah seluruh bangsa dan berdirilah mereka, masing-masing di pintu kemahnya, dan mereka mengikuti Musa dengan matanya, sampai ia masuk ke dalam kemah itu.  Apabila Musa masuk ke dalam kemah itu, turunlah tiang awan dan berhenti di pintu kemah  lalu berbicaralah Tuhan dengan Musa di sana.  Setelah seluruh bangsa melihat, bahwa tiang awan berhenti di pintu kemah,  maka mereka bangun dan sujud menyembah, masing-masing di pintu kemahnya.  Dan Tuhan berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti orang yang berbicara dengan temannya. Kemudian kembalilah Musa ke perkemahan. Tetapi Yosua bin Nun, hambanya, seorang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu.  Pada suatu hari, pagi-pagi benar, Musa naik ke Gunung Sinai. Ia menyerukan nama Tuhan.  Tuhan lewat di depan Musa sambil berseru, "Tuhan adalah Allah yang penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya; rahmat dan kesetiaan-Nya berlimpah-limpah. Ia meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, Ia mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa. Tetapi orang yang bersalah tidak sekali-kali Ia bebaskan dari hukuman.  Dan kesalahan bapa akan dibalaskan-Nya  kepada anak-anak dan cucunya, sampai keturunan yang ketiga dan keempat."  Segeralah Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembah, serta berkata,   "Jika aku mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, ya Tuhan,  berjalanlah kiranya Tuhan di tengah-tengah kami. Sekalipun bangsa ini suatu bangsa yang berkeras kepala, tetapi ampunilah kesalahan dan dosa kami. Ambillah kami menjadi milik-Mu."  Musa berada di sana bersama-sama Tuhan empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tanpa makan roti dan tanpa minum air.  Dan seluruh perjanjian, yakni Kesepuluh sabda, dituliskannya pada loh batu. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 103:6-7.8-9.10-11.12-13
Tuhan itu pengasih dan penyayang.
*Tuhan menjalankan keadilan dan hukum bagi semua orang yang diperas.  Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, 
dan memaklumkan perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel.
*Tuhan adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.  Tidak terus-terusan Ia murka, dan tidak untuk selamanya Ia mendendam.
*Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.  Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan, atas orang-orang yang takut akan Dia!
*sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya.  Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takwa.

Bacaan Injil  Mat  13:36-43
Pada suatu hari Yesus meninggalkan orang banyak, lalu pulang. Para murid kemudian datang dan berkata kepada-Nya:,"Jelaskanlah kepada kami arti perumpamaan tentang lalang di ladang itu."  Yesus menjawab,  "Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia. Ladang ialah dunia. Benih yang baik adalah anak-anak Kerajaan dan lalang adalah anak-anak si jahat.   Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis.  Waktu menuai ialah akhir zaman, dan para penuai itu malaikat.  Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman.  Anak Manusia akan mengutus malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya.  Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api.  Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi.  Pada waktu itulah orang benar akan bercahaya seperti matahari   dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan!"
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Hari ini para murid memohon penjelasan kepada Yesus tentang perumpamaan lalang diladang. Yesus memberikan jawaban bahwa ladang adalah dunia , benih gandum yang ditaburkan oleh-Nya dan benih lalang adalah iblis. Pada akhirnya, lalang akan dicampakkan dan dibakar dalam tanur api abadi., sedangkan gandum gambaran orang orang benar , akan bercahaya bagai matahari dalam Kerajaan Surga.  Lalang, ilalang atau alang alang adalah sejenis rumput yang acap kali menjadi gulma yaitu tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan karena akan menurunkan hasil produksi. Lalang yang dibiarkan pasti akan mendominasi dan menutupi ladang itu. Kita bisa membayangkan betapa jahatnya lalang yang hidup diantara gandum, tanaman produktif untuk kebaikan ini.  Dalam perumpamaan , gandum dan lalang tumbuh bersama sama, Yesus melarang mencabut lalang karena gandum dalam bahaya ikut tercabut. Lalu strategi apa agar “gandum” kuat dan  tetap produktif sebagai saksi kebenaran iman , meski hidup diantara “ lalang “ ? Namun tidak ada yang mustahil dihadapan Allah . Bersama kehendak Allah, lewat kesaksian iman umat, lalang penghalang dapat berbalik menjadi alat Juru Selamat .  “Tuhan , Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya” (Kej 34.6)  Panjang sabar , Tuhan memberi waktu panjang agar yang jahat bertobat, Santo Paulus juga mengalami tranformasi dari musuh menjadi tangan kanan Allah.  Maka kita harus benar benar menjadi anak anak Kerajaan yaitu umat yang selalu mencari  Tuhan dan kehendak-Nya  dan bersama Musa Baru yaitu Yesus Kristus , hidup dalam “Kemah Pertemuan” iman , dalam Sabda dan Ekaristi . Disinilah kita menjadi orang kuat  karena Sabda itu bekerja dalam diri orang yang percaya. Ekaristi membangun relasi dengan sumber hidup ke-Allah-an Yesus yang menggerakkan Cinta Ilahi pada kita.

Butir permenungan.
Sewaktu kecil , saya sering tertawa geli ketika menonton film Donald Bebek, terutama ketika sosok malaikat kecil menyerupai Donald terlihat bertengkar dengan sosok iblis yang juga menyerupainya. Terkadang malaikat terlihat menang, namun kebanyakan iblis yang menang. Dan tanpa saya sadari , adegan dalam film itulah yang sering terjadi dalam pikiran kita.  Alam pikiran kita sering menjadi ajang pertempuran sengit antara yang baik dan jahat. Bahkan , dimana ada pikiran baik, disitu juga biasanya ada pikiran jahat yang menentang. Contoh, ketika saya berpikir hendak berdoa, saat itu juga pemikiran untuk menunda muncul. Entah karena saat itu acara tv sedang bagus atau mungkin karena malas . Bahkan sampai hari ini , ketika saya berpikir untuk mulai menulis renungan , saya digoda untuk membuka aplikasi netflix dan menonton film favorit saya . Perumpamaan tentang benih yang baik dan lalang yang jahat juga terjadi dalam pikiran saya, Bila kita renungkan , pada prinsipnya adalah dimana ada hal baik, disitu juga ada hal yang jahat menggoda. Tanpa kita sadari kita cenderung mengikuti kemauan si jahat. Dengan mengerti tentang perumpamaan ini , harapannya kita menyadari akan adanya persaingan antara baik dan jahat dalam pikiran kita, sehingga kita sadar untuk memilih yang baik.  Membaca Kitab Suci dan berdoa setiap hari akan memberikan kepekaan untuk membedakan yang baik dan yang jahat, juga kekuatan untuk memilih yang baik.

 Doa
Tuhan, berkenanlah untuk melemaskan leher kakuku dan buatlah aku semakin memahami kekakuan leher sesamaku, sehingga aku mampu menyelesaikan perlombaan menuju garis akhir dengan penuh kasih , pengertian dan pengampunan pada sesamaku. Amin.



Tuhan adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.  Tidak terus-terusan Ia murka, dan tidak untuk selamanya Ia mendendam.


0 komentar:

Post a Comment