July 30, 2019

RENUNGAN HARIAN KAMIS 15 AGUSTUS 2019


Bacaan Liturgi Kamis  15 Agustus 2019

Bacaan Pertama  Yos 3:7-10a.11.13-17
Tuhan bersabda kepada Yosua, "Pada hari inilah   Aku mulai membesarkan namamu di mata seluruh orang Israel, supaya mereka tahu, seperti dahulu Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau.  Maka perintahkanlah kepada para imam pengangkat tabut perjanjian, demikian,  'Setelah kalian sampai ke tepi air sungai Yordan, haruslah kalian tetap berdiri di tengah sungai Yordan.'"  Yosua lalu berkata kepada orang Israel,  "Datanglah mendekat dan dengarkanlah sabda Tuhan, Allahmu."  Lalu ia menyambung,   "Dari hal inilah akan kalian ketahui, bahwa Allah yang hidup ada di tengah-tengah kalian. Sungguh, tabut perjanjian Tuhan semesta bumi akan mendahului kalian masuk ke sungai Yordan.  Begitu kaki para imam pengangkat tabut perjanjian Tuhan semesta bumi, berhenti di dalam air sungai, maka air sungai Yordan itu akan terputus; air yang turun dari hulu akan berhenti mengalir dan menjadi bendungan."  Ketika bangsa Israel berangkat dari tempat perkemahan untuk menyeberangi sungai Yordan,  para imam pengangkat tabut perjanjian itu berjalan di depan. Segera sesudah para imam pengangkat tabut sampai ke sungai Yordan, dan para imam itu menginjakkan kakinya ke dalam air di tepi sungai itu,  maka berhentilah air mengalir. Padahal waktu itu musim panen,  dan selama musim panen air sungai selalu meluap. Air yang turun dari hulu naik menjadi bendungan, di kejauhan di dekat Adam, yaitu kota yang terletak di sebelah Sartan, sedang air yang turun ke Laut Araba, yakni Laut Asin, terputus sama sekali.   Lalu menyeberanglah bangsa Israel di hadapan Yerikho.  Tetapi para imam pengangkat tabut perjanjian Tuhan  tetap berdiri di tanah yang kering, di tengah-tengah sungai Yordan,  sedang seluruh bangsa Israel menyeberang di tanah yang kering,  sampai mereka semua selesai menyeberangi sungai Yordan.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 114:1-6
Alleluya.
*Pada waktu Israel keluar dari Mesir, di kala kaum keturunan Yakub 
keluar dari bangsa yang asing bahasanya, maka Yehuda menjadi tempat kudus-Nya, dan Israel wilayah kekuasaan-Nya.  
*Laut melihatnya, lalu melarikan diri, dan sungai Yordan berbalik ke hulu.  Gunung-gunung melompat-lompat seperti domba jantan,  dan bukit-bukit seperti anak domba.  
*Ada apa, hai laut, sehingga engkau melarikan diri,  hai Yordan, sehingga engkau berbalik ke hulu?   Ada apa, hai gunung-gunung, sehingga kamu melompat-lompat seperti domba jantan,  hai bukit-bukit, sehingga kamu seperti anak domba?

Bait Pengantar Injil  Mzm 119:135
Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu,   dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.

Bacaan Injil  Mat 18:21-19:1
Sekali peristiwa datanglah Petrus kepada Yesus dan berkata,  "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku  jika ia berbuat dosa terhadap aku?   Sampai tujuh kalikah?"  Yesus menjawab,   "Bukan hanya sampai tujuh kali,  melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali."  Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.  Setelah ia mulai mengadakan perhitungan,   dihadapkanlah kepadanya  seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.  Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi utangnya, raja lalu memerintahkan, supaya ia beserta anak isteri dan segala miliknya dijual  untuk membayar utangnya.  Maka bersujudlah hamba itu dan menyembah dia, katanya,   "Sabarlah dahulu, segala utangku akan kulunasi."   Tergeraklah hati raja oleh belas kasihan akan hamba itu,  sehingga hamba itu dibebaskannya, dan utangnya pun dihapuskannya.   Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain  yang berutang seratus dinar kepadanya.  Kawan itu segera ditangkap dan dicekik, katanya,  "Bayarlah  hutangmu!  Maka sujudlah kawan itu dan minta kepadanya,   "Sabarlah dahulu, utangku itu akan kulunasi.  Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya ke dalam penjara   sampai semua utangnya ia lunasi.  Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.  Kemudian raja memerintahkan memanggil orang itu  dan berkata kepadanya,  "Hai hamba yang jahat! Seluruh utangmu telah kuhapuskan  karena engkau memohonnya.   Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu 
seperti aku telah mengasihani engkau?"   Maka marahlah tuannya 
dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunasi seluruh utangnya.  Demikian pula Bapa-Ku yang di surga akan berbuat terhadapmu, jika kalian tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."  Setelah Yesus selesai dengan pengajaran-Nya  berangkatlah Ia dari Galilea,  dan tiba di daerah Yudea, di seberang sungai Yordan.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Dalam setiap budaya dimuka bumi ini setidaknya ada tiga kata yang selalu diajarkan sejak usia dini : terima kasih, tolong dan maaf. Kendati demikian, tidak mudah pula menjalankannya setelah dewasa. Kata yang paling sulit untuk dikatakannya adalah maaf dan yang paling sulit untuk dilakukan adalah memaafkan. Memang tidak mudah minta maaf apalagi memaafkan orang lain.  Pepatah menyatakan, “to err is human, but forgive is divine”, berbuat salah dan dosa adalah kodrat kemanusiaan, tetapi mengampuni adalah kodrat Illahi. Allah Bapa yang dalam Yesus Kristus telah mewahyukan pengampunan sebagai kabar gembira dan warta pembebasan. Itulah cara untuk meretas jalan baru, memutus mata rantai balas dendam dan kekerasan. Yesus tak hanya mengajarkan tetapi melaksanakannya  dalam pengajaran dan teladan hidupnya. Bahkan disaat saat akhir ketika meregang nyawa , yang terucap adalah kata kata pengampunan, :” Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Ia mengatakan kepada Petrus untuk mengampuni 70x7, ini berarti pengampunan tanpa batas karena ‘Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia”  Melalui pembaptisan , kita semua telah dipanggil dan diangkat menjadi anak anak Allah  serta mendapatkan anugerah hidup Ilahi. Salah satu ukuran menilai diri sendiri sejauh mana kita telah menjadi Anak Allah dan hidup Ilahi telah merasuki  diri kita adalah kemampuan untuk mengampuni. Semakin meningkat kemampuan kita untuk mengampuni, maka semakin meningkat pula kualitas hidup Ilahi dalam diri kita.

Butir permenungan
Cinta Allah  yang sempurna terwujud dalam belas kasihan-Nya yang tiada batas . Entah sudah berapa kali telah kita daraskan doa Bapa Kami. Semoga setiap kali mendoakannya , kita juga serius memohon rahmat agar kita bertumbuh dalam belas kasih Allah dan dimampukan untuk mengampuni.

Doa.
Ya Bapa yang maharahim, berilah kami umat-Mu  kemampuan untuk meningkatkan pengampunan kami kepada sesama. Amin.





Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu,   dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.

0 komentar:

Post a Comment