July 28, 2019

RENUNGAN HARIAN RABU 7 AGUSTUS 2019


Bacaan Liturgi Rabu 7 Agustus 2019
PF S. Kayetanus, Imam
PF S. Sistus II, Paus, dkk. Martir

Bacaan Pertama  Bil 13:1-2a.25-14:1.26-29.34-35
Ketika bangsa Israel dalam perjalanannya sampai di gurun Paran, 
bersabdalah Tuhan kepada Musa,  "Suruhlah beberapa orang mengintai tanah Kanaan, yang akan Kuberikan kepada orang Israel. Dari setiap suku  hendaknya kauutus seorang dari antara pemimpin mereka." Sesudah lewat empat puluh hari pulanglah para pengintai itu, setelah menjelajahi seluruh negeri itu. Mereka langsung menghadap Musa dan Harun serta segenap umat Israel. di Kadesh, di padang gurun Paran. Mereka melapor kepada keduanya dan kepada segenap umat dan memperlihatkan hasil negeri itu.  Mereka bercerita,  "Kami sudah masuk ke negeri Kanaan yang harus kami selidiki itu. Memang benar negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya.  Hanya saja bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu serta sangat besar. Juga keturunan Enak telah kami lihat di sana.  Orang Amalek diam di Tanah Negeb, orang Het, orang Yebus dan orang Amori diam di pegunungan, sedangkan orang Kanaan diam sepanjang laut dan sepanjang sungai Yordan."  Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa. Ia berkata,  "Biar! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya."  Tetapi para pengintai lainnya membantah, "Tidak! Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat daripada kita."  Mereka juga menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka itu, katanya, "Negeri yang telah kami lalui untuk diintai itu memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana tinggi perawakannya.  Kami lihat juga di sana raksasa-raksasa, orang Enak, keturunan para raksasa, sehingga kami sendiri merasa seperti belalang saja di hadapan mereka, dan mereka pun menganggap kami demikian."  Lalu segenap umat itu berteriak-teriak dan menangis semalam-malaman.  Maka bersabdalah Tuhan kepada Musa dan Harun, "Masih berapa lama lagi umat yang jahat ini akan bersungut-sungut terhadap-Ku? Segala gerutu orang Israel telah Kudengar.  Katakanlah kepada mereka,   'Demi Aku yang hidup,' demikianlah sabda Tuhan, 'Aku akan memperlakukan kalian sesuai dengan kata-katamu sendiri. Di padang gurun ini bangkai-bangkaimu akan berserakan, yakni semua orang di antaramu yang sudah terdaftar, semua tanpa kecuali yang berumur dua puluh tahun ke atas, karena kalian telah bersungut-sungut terhadap-Ku.  Sungguh, kalian tidak akan masuk ke negeri yang dengan sumpah telah Kujanjikan akan Kuberikan kepadamu, kecuali Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun! Kalian telah mengintai negeri itu selama empat puluh hari. Sesuai dengan jumlah itu, satu hari dihitung satu tahun, jadi empat puluh tahun lamanya kalian harus menanggung akibat kesalahanmu, supaya kamu tahu bagaimana rasanya, jika Aku berbalik daripadamu. Aku, Tuhan, yang berkata demikian. Sesungguhnya, Aku akan melakukan semuanya itu kepada segenap umat yang jahat ini yang telah bersepakat melawan Daku. Di padang gurun ini mereka akan habis, dan di sinilah mereka akan mati."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 106:6-7a.13-14.21-22.23
Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umat.
*Kami dan nenek moyang kami telah berbuat dosa, kami telah bersalah, kami telah berbuat fasik.  Nenek moyang kami di Mesir tidak memahami perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib. 
*Tetapi segera mereka melupakan karya-karya-Nya, dan tidak peduli akan nasihat-Nya;  Mereka dirangsang nafsu di padang gurun, dan mencobai Allah di padang belantara.
*Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal yang besar di Mesir; yang melakukan karya-karya ajaib di tanah Ham, dan perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau.
*Maka Ia mengatakan hendak memusnahkan mereka, kalau Musa, orang pilihan-Nya, tidak mengetengahi di hadapan-Nya, untuk menyurutkan amarah-Nya, sehingga Ia tidak memusnahkan mereka.

Bait Pengantar Injil  Luk 7:16
Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.

Bacaan Injil  Mat 15:21-28
Pada suatu hari  Yesus menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon.  Maka datanglah seorang wanita Kanaan dari daerah itu dan berseru, 
"Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud. Anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita."  Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab. Lalu para murid Yesus datang dan meminta kepada-Nya, "Suruhlah wanita itu pergi,  sebab ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak."  Jawab Yesus,  "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."  Tetapi wanita itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata, "Tuhan, tolonglah aku!"   Yesus menjawab, "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."  Kata wanita itu lagi, "Benar Tuhan, tetapi anjing-anjing pun makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."   Bersabdalah Yesus kepadanya, "Hai ibu, besar imanmu! 
Terjadilah bagimu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Dimana ada kemauan , disitu ada jalan. Begitulah cerita seorang ibu, dikisahkan salah satu program televisi “Minta tolong”. Seorang ibu yang berjalan kaki dari rumah kerumah mencari uang dengan menawarkan jasa menjadi buruh cuci  demi mengobati anaknya yang terbaring dirumah terkena demam berdarah. Uang tabungan mereka sudah terkuras habis untuk biaya pengobatan anaknya bahkan sampai mereka diminta meninggalkan rumah sakit karena tidak dapat membayar. Berbekal keyakinan “Gusti mboten sare” (Tuhan tidak tidur), ia yakin pasti ada orang baik yang dapat menolongnya. Sebuah kemauan mendorong orang mencapai apa yang menjadi harapannya. Injil Matius mencatat kisah, tentang semangat iman seorang perempuan yang pantang menyerah. Seorang perempuan Kanaan yang memiliki anak perempuan yang kerasukan setan. Perempuan itu sudah kesana kemari demi pulihnya sang anak namun tak seorangpun dapat membantunya. Berita kedatangan Yesus merupakan berita yang membawa kabar gembira bagi keluarganya.  Perempuan ini mendatangi Yesus dengan membawa anaknya karena ia percaya Yesus dapat menolongnya.Ia berseru kepada-Nya walaupun tampaknya seperti mustahil  “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak anak dan melemparkannya kepada anjing.” Bahasa yang dipakai memang terkesan kasar. Namun itulah yang menjadi inti  ketika kita ingin disembuhkan Tuhan maka kita harus tahu posisi kita dihadapan Tuhan. Siapa diri kita dan harus menjadi rendah hati. Kita harusnya sadar , inilah belas kasih sejati, yaitu belas kasih yang lahir dari  kesadaran diri kita akan posisi kita dan daya kerendahhatian. Belas kasih yang memerdekakan dan memberi hidup.

Butir permenungan
Dalam kehidupan , kita mudah tersinggung , marah, dan mengambil jarak dengan Tuhan, apalagi kita merasa diacuhkan atau ditinggalkan Tuhan. Sikap penolakan membuat kita makin jauh dengan  Tuhan . Saat penolakan itu menandakan bahwa kita masih tergolong sombong, merasa diri hebat. Inilah titik kelemahan kita. Tuhan Yesus  menginginkan  hati yang hancur dan remuk dihadapan-Nya. Perempuan itu mengajak kita untuk menghampiri Yesus dengan semangat pantang menyerah. Dia meminta kita untuk bergumul sampai menang. Mampukah kita memiliki semangat seperti perempuan itu?

Doa.
Allah Bapa Maha Pengasih dan Penyayang, kami bersyukur atas anugerah kesehatan yang Kau limpahkan kepada kami berkat sabda kedamaian  , ialah Yesus Putra-Mu , sebab karena Dia , dunia dapat bernapas lagi.  Amin.






Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.


1 comment: