July 13, 2019

RENUNGAN HARIAN SABTU 27 JULI 2019


Bacaan Liturgi Sabtu  27 Juli 2019

Bacaan Pertama  Kel 24:3-8
Ketika Musa turun dari Gunung Sinai, dan memberitahukan kepada umat  segala sabda dan peraturan Tuhan, maka seluruh bangsa itu menjawab serentak,  "Segala sabda yang telah diucapkan Tuhan itu, 
akan kami laksanakan."  Musa lalu menuliskan segala sabda Tuhan itu. 
Keesokan harinya, pagi-pagi,  didirikannyalah mezbah di kaki gunung itu,  dengan dua belas tugu sesuai dengan kedua belas suku Israel.
Kemudian disuruhnyalah beberapa pemuda Israel  mempersembahkan kurban bakaran  dan menyembelih lembu-lembu jantan  sebagai kurban keselamatan kepada Tuhan.  Sesudah itu Musa mengambil darahnya sebagian, lalu ditaruhnya ke dalam pasu,  sebagian lagi dari darah itu dituangkannya di atas mezbah. Lalu diambilnya kitab perjanjian itu dan dibacakannya,  dan bangsa itu mendengarkan. Lalu mereka berkata, 
"Segala sabda Tuhan akan kami laksanakan dan kami taati."  Kemudian Musa mengambil darah itu  dan memercikkannya kepada umat seraya berkata,   "Inilah darah perjanjian yang diikat Tuhan dengan kalian, 
berdasarkan segala sabda ini."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 50:1-2.5-6.14-15
Persembahkanlah kurban pujian kepada Allah.
*Yang Mahakuasa, Tuhan Allah, berfirman dan memanggil bumi, dari terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya. Dari Sion, puncak keindahan, Allah tampil bersinar.
*"Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Daku, perjanjian yang dikukuhkan dengan kurban sembelihan!"
Maka langit memberitakan keadilan-Nya, Allah sendirilah Hakim!
*Persembahkanlah syukur sebagai kurban kepada Allah, dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi. Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan,  maka Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Daku."

Bait Pengantar Injil  Yak 1:21
Terimalah dengan lemah lembut sabda yang tertanam dalam hatimu, 
yang mampu menyelamatkan jiwamu.

Bacaan Injil  Mat  13:24-30
Pada suatu hari  Yesus membentangkan suatu perumpamaan kepada orang banyak. "Hal Kerajaan Surga itu seumpama orang yang menaburkan benih baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya, menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi.  Ketika gandum tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu.  Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu 
dan berkata kepadanya, 'Tuan, bukankah benih baik yang tuan taburkan di ladang Tuan? Dari manakah lalang itu?'  Jawab tuan itu, 'Seorang musuh yang melakukannya!'   Lalu berkatalah para hamba itu, "Maukah tuan, supaya kami pergi mencabuti lalang itu?'  Tetapi ia menjawab, 
'Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kalian mencabut lalangnya.  Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai tiba. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai, 'Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandumnya ke dalam lumbungku'."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Sejak kecil sampai usia remaja, Adi mudah sekali peduli terhadap sesamanya. Apapun yang ada ditangannya, entah itu kue, mainan, aneka buku yang dipunyainya bahkan pakaian yang dia sukai rela diberikan atau dipinjamkan kepada temannya.  Dalam perjalanan waktu, Adi mudah sekali melakukan hal hal yang kurang tepat. Misalnya, menerima tawaran teman temannya untuk ikut melakukan hal hal yang tidak luhur. Atau tiba tiba dia meluapkan emosi yang berkelebihan hanya karena masalah sepele. Ia juga mudah acuh tak acuh sehingga mengganggu relasi yang baik, yang selama ini sudah dipupuk  bersama teman temannya. Namun yang menarik dari kepribadian Adi, dia mudah sadar akan apa yang telah dia lakukan itu dan kalau dinasehati dia mau mendengarkan dan bersedia memperbaiki diri. Adi bisa diajak berdialog hingga pada akhirnya dia tumbuh dewasa dengan kepribadian yang cukup matang. Adi yang dewasa tetap memperhatikan sesama dengan cara dan ungkapan yang dapat diterima oleh siapapun yang bergaul dengannya.
Injil hari ini mengisahkan mengenai benih gandum dan benih ilalang yang tumbuh bersama dalam satu lahan atau tempat . Tanaman gandum tumbuh subur dan ilalangpun tumbuh subur bahkan jika kita perhatikan baik baik, jumlah tangkai batang gandum lebih sedikit dari pada tangkai ilalang. Allah sendiri dengan sangat jelas melihat perbuatan manusia. Bahkan pada perbuatan yang paling tersembunyi sekalipun Allah dapat melihat-Nya, Oleh sebab itu, dengan berbuat baik, dari sana banyak hal yang bisa kita gali untuk dijadikan sarana belajar mencintai, menerima, menghormati serta mengucap syukur atas campur tangan Allah. Dengan demikian , tampaklah bulir bulir gandum yang berisi atau bernas dan akhirnya dikumpulkan didalam lumbung para petani yang tidak lain dan tidak bukan adalah Kerajaan Surga sendiri.

Butir permenungan.
Mari kita mohon rahmat Allah agar kita mau dan mampu bekerja sama dengan Allah melalui rahmat rahmat-Nya. Sadar akan perlunya bantuan rahmat Allah, seperti Adi yang terus menerus berubah dan bertobat, kita akan menghasilkan benih gandum yang berkenan kepada Allah dan berguna bagi sesama.

Doa.
Ya Tuhan yang maha baik, berilah kami umat-Mu kemampuan untuk selalu berubah menjadi lebih baik dan lebih setia serta tekun melaksanakan kehendak-Mu .  Amin.



Terimalah dengan lemah lembut sabda yang tertanam dalam hatimu,
yang mampu menyelamatkan jiwamu.


0 komentar:

Post a Comment