Jamuan terakhir Jesus bersama murid - muridNya

Jesus meredakan badai

Jesus bersama Joseph dan Maria

Jesus mencintai anda semua

Jesus naik ke Surga

April 27, 2022

RENUNGAN RABU PASKAH III 4 MEI 2022

Kalender Liturgi Rabu 4 Mei 2022

Warna Liturgi: Putih

Bacaan I  Kis 8:1b-8
Setelah Stefanus dibunuh,  mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem.  Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat.  Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu. Ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar, lalu menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara. Mereka yang tersebar menjelajah seluruh negeri sambil memberitakan Injil. Filipus pergi ke suatu kota di Samaria  dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu. Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan. Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 66:1-3a.4-5.6-7a
Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi!
*Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Katakanlah kepada Allah,  "Betapa dahsyat segala pekerjaan-Mu!
*Seluruh bumi sujud menyembah kepada-Mu, dan bermazmur bagi-Mu,
seluruh bumi memazmurkan nama-Mu. Pergilah dan lihatlah karya-karya Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia.
*Ia mengubah laut menjadi tanah kering, dan orang berjalan kaki menyeberangi sungai. Oleh sebab itu kita bersukacita karena Dia, yang memerintah dengan perkasa untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil Yoh 6:40
Setiap orang yang percaya kepada Anak, beroleh hidup yang kekal, dan Aku membangkitkannya pada akhir zaman, sabda Tuhan.

 

Bacaan Injil  Yoh 6:35-40
Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, "Akulah roti hidup!  Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
Demikianlah sabda Tuhan. 

Renungan.

Di setiap bandara , terminal bus, atau stasiun kereta api ada dua hal yang senantiasa menjadi pusat perhatian . Pertama, waktu kedatangan, Kedua waktu keberangkatan. Waktu kedatangan menjadi penting bagi mereka yang menantikan kedatangan atau kehadiran seseorang yang akan dijemputnya.  Sementara itu waktu keberangkatan menjadi penting bagi mereka yang akan meninggalkan tempat itu untuk pergi kesuatu atau beberapa tempat lain. Demikianlah , ada yang datang , ada yang pergi.  Dinamika kehidupan manusia juga ditandai dua hal tersebut, datang dan pergi. Setiap hari dihalaman surat kabar terpasang berita dukacita. Dalam  kolom tersebut terpampang foto dan nama seseorang yang telah menyelesaikan hidupnya dan pergi kealam baka. Sementara itu, pada halaman yang sama kerap kali terpasang pula berita kelahiran dipelbagai belahan dunia ini. Kontras antara yang pergi dan yang datang hadir setiap hari dalam kehidupan manusia . Kelahiran mendatangkan sukacita, sebaliknya kematian menyebabkan dukacita.  Untuk kedua situasi tersebut, orang yang mengalami nya tak pernah merasakan secara sungguh apa yang sebenarnya terjadi. Seorang bayi tentu saja tak pernah mengetahui secara persis bagaimana situasi saat dirinya lahir untuk pertama kalinya didunia ini. Baru setelah cukup umur , ia akan mengerti , itupun tidak situasi yang dialaminya. Demikian pula dengan mereka yang meninggal dunia, . Iklan atau ucapan dukacita tentu saja tidak dapat mereka baca sendiri. Yang membacanya adalah orang lain . Kelahiran atau kematian hadir dalam keterbatasan diri manusia . Oleh karena itu , dibutuhkan bantuan orang lain yang sungguh bisa secara sadar mengamati dan memberikan apa yang dibutuhkan oleh mereka yang baru lahir dan yang sudah meninggal dunia.  Secara khusus pada Hari Raya  Arwah  Semua Orang Beriman, Gereja mengajak kita untuk memperhatikan kebutuhan mereka yang telah lebih dulu meninggalkan dunia ini untuk kembali kepada Bapa Surgawi. Yang dibutuhkan mereka yang telah wafat adalah doa doa . Doa doa ini akan sangat berguna sebagai bekal perjalanan atau perziarahan mereka kembali kepada Bapa . Pada hari ini kita diajak mengingat mereka bukan dengan cara emosional dalam kesedihan yang mendalam atau kenang kenangan nostalgia yang berlarut larut sehingga hanya akan menimbulkan kesedihan yang mendalam. Pada hari ini kita diajak mengingat mereka yang telah wafat dengan penuh kasih dan iman. Kita ingat jiwa jiwa orang beriman itu dalam kasih supaya senantiasa terjalin relasi antara kita yang masih berziarah di bumi ini dengan mereka yang telah berziarah dialam baka.  Relasi ini terwujud dalam ungkapan kasih yang tidak pernah dipatahkan oleh apapun bahkan oleh kematian sekalipun. Selain itu , kita diajak mengenang mereka yang telah wafat dengan penuh kepasrahan . Kita diajak untuk menyerahkan mereka yang sudah meninggal , terutama yang kita kasihi kedalam pangkuan Allah Bapa di Surga. Kita diajak untuk percaya bahwa Allah , Sang Pemilik dan Penyelenggara kehidupan akan memberikan yang terbaik kepada mereka yang telah wafat.   

Butir permenungan.

Setiap manusia yang pernah lahir di dunia ini pada umumnya mendambakan hidupnya yang bahagia, sehat dan sejahtera. Seorang yang taat beragama atau beriman, sejatinya merindukan sekaligus memperjuangkan keselamatan dalam peziarahan hidup di dunia ini maupun keselamatan di seberang sana, di alam baka sesudah kematian. Kisah Injil yang kita renungkan pada hari-hari ini bertemakan Roti Hidup.  Yesus mengajar kita para pengikut-Nya tentang roti dalam Ekaristi sebagai identifikasi diri-Nya sendiri. Dalam roti yang dikonsekrir melalui Misa Kudus, Yesus hadir secara nyata  Dialah Juru Selamat, jaminan keselamatan atau kehidupan kekal bagi manusia yang percaya kepada-Nya.  Maka dalam Injil hari ini Yesus menegaskan, “Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi…. barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.”  Hal ini disabdakan Yesus dalam rangka pelaksanaan komitmen perutusan yakni pelaksanaan kehendak Bapa. “Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman, supaya setiap orang yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.” Di balik kesederhanaan tersembunyi dan tersamar keagungan ilahi. Pertanyaan, permenungan, bagaimana kita masing-masing mempersiapkan dan merayakan Misa Kudus sebagai pertemuan yang sungguh personal dengan Tuhan kita Yesus Kristus, jaminan keselamatan abadi yang didambakan semua orang percaya?

 

Doa.

Ya Allah yang maharahim, berkenanlah mendengarkan doa doa kami, Engkau telah menganugerahkan kepada kami iman yang kokoh akan Putra-Mu yang bangkit dari antara orang mati. Semoga Engkau juga meneguhkan harapan kami bahwa bersama sama hamba hamba-Mu yang telah meninggal kami pun akan bangkit untuk hidup abadi . Amin.

 

 

Setiap orang yang percaya kepada Anak, beroleh hidup yang kekal,
dan Aku membangkitkannya pada akhir zaman, sabda Tuhan.

RENUNGAN SELASA PASKAH III 3 MEI 2022

Kalender Liturgi Selasa 3 Mei 2022

Pesta Santo Filipus dan Jakobus Rasul
Warna Liturgi: Merah

Bacaan I 1Kor 15:1-8
Saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu akan Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, sebagaimana kuberitakan kepadamu; -- kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya.-- Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, yakni bahwa Kristus telah wafat karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah dimakamkan, dan pada hari yang ketiga telah dibangkitkan sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas,  dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, lalu kepada semua rasul. Dan yang paling akhir Ia menampakkan diri juga kepadaku,  seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 19:2-3.4-5
Di seluruh bumi bergemalah suara mereka.
*Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain,  dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya
kepada malam berikut.
*Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara; namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.

Bait Pengantar Injil  Yoh 14:6b.9c
Akulah jalan, kebenaran dan hidup. barangsiapa melihat Aku, ia telah melihat Bapa.


Bacaan Injil  Yoh 14:6-14
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada Tomas, "Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia, dan kamu telah melihat Dia."  Kata Filipus kepada Yesus, "Tuhan, tunjukkanlah Bapa kepada kami, dan itu sudah cukup bagi kami." Kata Yesus kepadanya,  "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus,  namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku,  ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata "Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami"?  Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku?  Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri,  tetapi Bapa yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya, barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan,  bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya,  supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya."
Demikianlah sabda Tuhan. 

Renungan.

Ada ungkapan yang menyatakan “Dalamnya laut bisa diduga,  tetapi dalamnya hati manusia siapa yang tahu” Ungkapan ini mengandung arti manusia adalah misteri yang tidak bisa diketahui secara paripurna oleh sesamanya , biarpun sudah hidup bersama dalam waktu yang lama. Contohnya: Suami istri yang sudah lama hidup bersama belum tentu mengenal sungguh sungguh pasangannya. Yesus yang sudah cukup lama hidup bersama para murid-Nya, khususnya Filipus, juga mengalami hal yang sama. Mengapa hal seperti itu bisa terjadi? Pertanyaan ini juga bisa diajukan kepada kita, Ada yang sudah lama ikut Yesus menjadi orang Katolik, ada yang mungkin belum terlalu lama, Tetapi seberapa dalam pengenalan kita akan Dia? Pengenalan tidak cukup dari segi akal budi, Artinya bukan sekedar tahu (pengetahuan). Pengenalan akan Yesus berarti juga menjadikan Dia sebagai pegangan hidup, pengharapan satu satu nya dan penolong yang handal dalam kehidupan. Santo Paulus dalam suratnya kepada umat di Korintus sadar akan hal ini. Karena itu, ia betul betul berusaha supaya makin mengenal Yesus yang telah menangkapnya. Gereja yang berdiri atas dasar para Rasul ini telah mewariskan kepada kita macam macam hal untuk dapat mengalami , melihat , dan mengenal Yesus melalui Kitab Suci, melalui berbagai gambar dan patung , perayaan sakramen sakramen dan devosi, dan terutama dengan Ekaristi. Melalui Ekaristi kita bukan hanya mengalami Yesus , tetapi juga dapat melihat dan memegang dan bahkan bersatu erat dengan Tuhan Yesus. Dan saat kita bersatu dengan Tuhan Yesus, terjaminlah pasti dan oke bahwa kita juga sedang bersatu dan berjumpa dengan Allah Bapa kita , yaitu Tuhan Allah yang disembah dan dicari oleh semua bangsa manusia didunia sepanjang masa.   Dalam amanat perpisahan Yesus menegaskan lagi bahwa Dialah Jalan, Kebenaran dan Hidup. Sebagai Jalan berarti Dia penunjuk arah menuju tujuan hidup kita yaitu Tuhan Allah .Sebagai Sang Kebenaran , berarti tidak ada yang disembunyikan , semuanya jelas. Allah membuat semuanya jelas dan tak ada keraguan. Dan sebagai Kehidupan berarti Dia sebagai asal dan sekaligus tujuan hidup kita.

Butir permenungan.

Apa yang dilakukan oleh seorang rasul adalah memberitakan jalan menuju keselamatan atau kebahagiaan sejati, alias jalan menuju kembali kepada Allah, maka untuk itu sang rasul diharapkan telah tahu jalan tersebut dan berusaha menelusurinya terus menerus. Kita sebagai orang beriman juga memiliki dimensi rasuli yang harus kita hayati, maka marilah melalui atau dengan cara hidup dan cara bertindak kita dengan rendah hati kita selalu berusaha memperjelas jalan-jalan menuju ke kebahagiaan atau keselamatan sejati, dengan kata lain marilah kita bersama-sama dan saling membantu untuk menjadi manusia-manusia yang baik dan berbudi pekerti luhur. Percayalah jika kita memiliki kemauan yang kuat untuk menjadi manusia yang baik dan berbudi pekerti luhur, pada waktunya pasti akan menjadi kenyataan. Maka baiklah kita senantiasa berdoa sebagaimana didoakan atau dimohon oleh raja Salomo “Berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?” (1Raj 3:9). Terhadap permohonan ini Allah pun mengabulkannya dengan bersabda: “Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum  maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian” (1Raj 3:11-12)  Marilah kita senantiasa mohon dan mengusahakan `hati yang penuh hikmat dan pengertian’.  “Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu” (1Kor 15:1-2). Injil adalah warta gembira yang antara berisi pewartaan tentang apa yang disabdakan dan dilakukan oleh Yesus, Penyelamat Dunia.  Maka jika kita mendambakan diri kita senantiasa teguh berdiri dalam menghadapi aneka tantangan, hambatan dan masalah kehidupan, hendaknya setia melaksanakan sabda-sabda Tuhan atau meneladan cara hidup dan cara bertindak Yesus, Penyelamat Dunia.  Dengan semangat iman kristiani hendaknya kita hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; semakin mendunia hendaknya juga semakin beriman. Semua sabda atau ajaran Yesus kiranya dapat dipadatkan ke dalam ajaran `kasih’, maka marilah kita sikapi dan hadapi aneka macam hambatan, masalah dan tantangan dalam dan oleh kasih.  Hidup dan bertindak dalam dan oleh kasih pasti akan tahan terhadap aneka macam godaan atau goncangan kehidupan. Hadapi dan sikapi orang-orang yang keras atau nampak menakutkan dalam dan oleh kasih. Hidup dan bertindak dalam dan oleh kasih berarti tidak pernah melecehkan atau merendahkan orang lain, melainkan senantiasa mengabdi, menghormati, memuji dan memuliakan orang lain.  Jika kita hidup dan bertindak dalam dan oleh kasih maka pasti akan banyak orang tertarik dan terpikat pada kita, ingin mendekat dan bersahabat dengan kita.

 

Doa

Allah Bapa sumber pengharapan, Engkau telah mengikat perjanjian dengan semua orang melalui Yesus yang terurapi. Semoga kami selalu berpegang teguh pada Dia dan berkembang menjadi umat yang patuh setia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

 

 

 

 

 

 

 

 

Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Akulah jalan, kebenaran dan hidup.  Filipus, barangsiapa melihat Aku, ia telah melihat Bapa.  barangsiapa melihat Aku, ia telah melihat Bapa.

April 24, 2022

RENUNGAN SENIN PASKAH III 2 MEI 2022

Kalender Liturgi Senin 2 Mei 2022

PW S. Atanasius, Uskup dan Pujangga Gereja
Warna Liturgi: Putih

Bacaan I  Kis 6:8-15
Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini. -- anggota-anggota jemaat ini adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria -- Mereka datang bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia.  Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara. Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan, "Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah." Dengan jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan  di antara orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat; maka mereka menyergap Stefanus, lalu menyerahkan dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama. Lalu mereka memajukan saksi-saksi palsu yang berkata,  "Orang ini terus-menerus mengucapkan perkataan  yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat. Sebab kami telah mendengar dia mengatakan, bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merubuhkan tempat ini  dan mengubah adat istiadat  yang diwariskan oleh Musa kepada kita." Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu  menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus  sama seperti muka seorang malaikat.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 119:23-24.26-27.29-30
Berbahagialah orang-orang yang hidup menurut Taurat Tuhan.
*Sekalipun para pemuka duduk bersepakat melawan aku, hamba-Mu ini merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu. Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, dan kehendak-Mu menjadi penasihat bagiku.
*Jalan hidupku telah kuceritakan dan Engkau menjawab aku; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. Buatlah aku mengerti petunjuk titah-titah-Mu, supaya aku merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
*Jauhkanlah jalan dusta dari padaku,  dan karuniakanlah hukum-Mu kepadaku. Aku telah memilih jalan kebenaran, dan menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.

Bait Pengantar Injil  Mat 4:4ab
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Bacaan Injil  Yoh 6:22-29
Setelah Yesus mempergandakan roti, keesokan harinya orang banyak,
yang masih tinggal di seberang danau Tiberias, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain yang dipakai murid-murid Yesus. Mereka melihat juga bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu  bersama-sama dengan murid-murid-Nya,  dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat.  Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias ke dekat tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya. Ketika orang banyak melihat bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus.
Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya,  "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?" Yesus menjawab, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal,  yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."  Lalu kata mereka kepada-Nya, "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?" Jawab Yesus kepada mereka, "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah,  yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.

Pernahkah anda merasa takut melihat wajah seseorang yang aura atau sinar wajahnya menyeramkan? Orang itu sudah berjenggot, matanya merah, sunggingan bibirnya  sinis dan kejam. Tanpa kenal dan tanpa bicara pun, kita cenderung akan menghindarinya. Lain sekali apabila anda berjumpa dengan seorang tua yang lembut wajahnya, aura wajahnya gembira dan ramah bahkan terasa adanya cahaya suci yang bersinar dari orang itu. Kita tentu akan merasa damai didekatnya. Stefanus pada bacaan pertama hari ini tentulah dekat dengan gambaran orang yang terakhir disebut. Dikatakan bahwa Stefanus dipenuhi dengan karunia dan kuasa. Inilah tanda orang yang dipenuhi dengan Roh Kudus seperti pada diri Santo Stefanus: memiliki hikmat yang luar biasa, tidak merasa takut termasuk untuk menderita demi iman dan wajahnya bercahaya seperti malaikat. Memang benar begitu : orang tidak sanggup bersoal jawab dengan Stefanus karena hikmatnya. Stefanus juga tidak mengeluh dan bahkan kisahnya kita kenal Stefanus di martir, bahkan ia menjadi martir pertama. Dan akhirnya pada akhir perikop hari ini dikatakan mereka melihat Stefanus sama seperti muka seorang malaikat. Setiap diri  kita sebagai murid Kristus sebenarnya diberi karunia Roh Kudus pula. Namun yang tidak selalu kita upayakan adalah memberi ruang gerak yang luas dan bebas pada Roh Kudus dalam diri kita, Padahal apabila kita bersatu dengan Roh Kudus melalui banyak doa, Ekaristi, Adorasi, Sakramen Tobat, dan sebagainya, kita secara tidak sadar akan dipenuhi hikmat yang berlimpah, keberanian untuk berkorban demi iman, dan aura wajah kita bercahaya sebagai orang yang memberi kedamaian dan aura positif disekitar kita.

Butir permenungan

Mukjizat pergandaan roti (Yesus memberi makan lima ribu orang) merupakan salah satu mukjizat Yesus yang besar dan penting, dan peristiwa ini dicatat oleh ke-empat Injil, yaitu Mat 14:13-21; Mrk 6: 32-44; Luk 9:10-17; Yoh 6:1-15). Umat Katolik memperingati mukjizat pergandaan roti di dalam setiap perayaan Ekaristi, di mana umat menerima Yesus Kristus sendiri, Sang Roti Hidup, dalam rupa hosti dan anggur. Dikisahkan bahwa setelah pergandaan roti dan semua orang telah makan kenyang, maka Yesus menyuruh para murid-Nya untuk mengumpulkan potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang (lih. Yoh 6:12). Kristus menghendaki agar sisa tersebut dikumpulkan untuk mengajarkan agar:

·        Jangan kita menyia-nyiakan ataupun membuang percuma hal-hal yang Tuhan berikan kepada kita

·        Agar para murid pada waktu itu memperoleh bukti nyata tentang mukjizat yang dilakukan oleh Yesus. Sebab sisa dari mukjizat itu saja jauh lebih banyak dari aslinya, yang hanya dari lima roti dan dua ikan.

Kemudian, pengumpulan sisa ini juga menunjukkan makna perbuatan-perbuatan sederhana yang dapat kita lakukan demi kasih kita kepada Tuhan yang telah mengaruniakan kepada kita segala sesuatu: yaitu menjaga keteraturan, kebersihan dan menyelesaikan segala sesuatu yang ditugaskan sampai selesai.  Ini juga mengingatkan kepada umat, khususnya pada para pelayan di altar Tuhan, bahwa perhatian khusus perlu diberikan kepada Ekaristi.  Juga, ukuran mukjizat yang besar juga merupakan sebuah tanda keistimewaan Yesus sebagai Mesias, dalam membuat mukjizat dan bagaimana Ia mengatur segalanya sampai ke penanganan sisanya dengan bantuan para rasul. Para Bapa Gereja membandingkannya dengan nabi Musa, yang membagikan roti manna kepada setiap orang untuk makan seperlunya, namun beberapa orang sengaja meninggalkan sebagian manna tersebut untuk esok harinya, dan kemudian menjadi berulat (lih. Kel 16:16-20). Nabi Elia memberikan kepada janda di Sarfat itu, secukupnya sesuai dengan kebutuhannya (1 Raj 17:13-16); namun Yesus memberikan dengan kemurahan hati-Nya dengan berlimpah  sampai semua dapat makan sampai kenyang, dan masih mempunyai sisa, untuk dapat dibagikan kepada orang-orang lain yang membutuhkan. Pada dasarnya, semua berkat Tuhan yang diberikan kepada kita, harus digunakan dengan bijak, dengan semangat kemiskinan (‘the spirit of poverty“) dalam artian digunakan sampai habis sesuai dengan kebutuhan namun jika ada sisanya, dikumpulkan agar dapat digunakan oleh orang lain yang membutuhkan. Ini adalah yang dikatakan oleh Paus Paulus VI dalam Konferensi Pangan sedunia, 9 November 1974, berikut ini kutipannya: “… setelah memberi makan kumpulan orang banyak tersebut dengan limpah, Tuhan Yesus memerintahkan para murid-Nya untuk mengumpulkan yang sisa, jika tidak maka terdapat yang sia-sia terbuang (lih. Yoh 6:12). Betapa ini adalah pelajaran dalam hal penghematan dalam artian yang paling halus dan penuh- sebab pada masa sekarang ini, begitu banyak berkat diboroskan sia-sia!   Ajaran ini menunjukkan penolakan terhadap konsep masyarakat di mana konsumerisme cenderung menjadi tujuan akhir, di mana orang jijik (contempt) terhadap orang-orang miskin dan akhirnya itu merugikan orang-orang tersebut karena menjadi tidak mampu untuk melihat bahwa manusia dipanggil untuk maksud yang lebih tinggi (to a higher destiny)….” Maka sesungguhnya, ayat Yoh 6:12 ini adalah ayat yang sangat baik untuk mengingatkan kita untuk dapat menggunakan berkat-berkat yang Tuhan berikan dengan bijak  tidak memboroskannya dan membuang percuma, namun untuk membagikannya juga kepada orang lain yang membutuhkannya. Inilah prinsip penghematan dan solidaritas kepada yang miskin, yang diajarkan oleh Kristus kepada kita para murid-Nya. Sebab manusia terpanggil untuk maksud yang mulia (a higher destiny), yaitu jika ia dapat menggunakan berkat-berkat yang diberikan oleh Tuhan untuk mengembangkan diri dan sesamanya dan hidup dalam persaudaraan kasih dengan sesama manusia, dan mengakui bahwa segala yang diterimanya sebagai anugerah dari Tuhan. Sebab kebutuhan kita bukan melulu kebutuhan jasmani, tetapi juga rohani, dan bahwa pada akhirnya kita harus mempertanggung jawabkan kepada-Nya segala talenta yang sudah Tuhan berikan kepada kita. 

Doa

Allah Bapa sumber pengharapan, Engkau telah mengikat perjanjian dengan semua orang melalui Yesus yang terurapi. Semoga kami selalu berpegang teguh pada Dia dan berkembang menjadi umat yang patuh setia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

RENUNGAN MINUGGU PASKAH III 1 MEI 2022

Kalender Liturgi Minggu 1 Mei 2022

Warna Liturgi: Putih

Bacaan I  Kis 5:27b-32.40b-41
Setelah ditangkap oleh pengawal Bait Allah,  para rasul dihadapkan ke Mahkamah Agama Yahudi. Imam Agung mulai menegur mereka, "Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama Yesus. Namun ternyata kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu, dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami." Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, "Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia. Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh. Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Penyelamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa. Dan kami adalah saksi dari segalanya itu: kami dan Roh Kudus yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia."  Mereka lalu menyesah para rasul, dan melarang mereka mengajar dalam nama Yesus. Sesudah itu mereka dilepaskan. Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 30:2.4.5.6.11.12a.13b
Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas.
*Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak membiarkan musuh-musuhku bersukacita atas diriku.  Tuhan, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan daku di antara mereka yang turun ke liang kubur.
*Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan, hai orang-orang yang dikasihi-Nya,
dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus! Sebab hanya sesaat Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.
*Dengarlah, Tuhan, dan kasihanilah aku! Tuhan, jadilah penolongku!
Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari, Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.

Bacaan II  Why 5:11-14
Aku, Yohanes, melihat dan mendengar suara banyak malaikat di sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua di surga; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa; dan aku mendengar suara nyaring dari mereka, "Anak Domba yang disembelih itu  layak menerima kuasa dan kekayaan, hikmat dan kekuatan, hormat, kemuliaan dan puji-pujian!" Dan aku mendengar semua makhluk yang di surga dan yang di bumi, yang di bawah bumi dan yang di laut, dan semua yang ada di dalamnya, berkata, "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, puji - pujian dan hormat, kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!" Dan keempat makhluk di surga itu berkata, "Amin!" Dan para tua-tua itu jatuh tersungkur dan menyembah.
Demikianlah sabda Tuhan.

Bacaan Injil Yoh 21:1-19
Sesudah bangkit dari antara orang mati,
Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias. Ia menampakkan diri sebagai berikut:  Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea,  anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain. Kata Simon Petrus kepada mereka,  "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya, "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu. Tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepada mereka, "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?"  Jawab mereka, "Tidak ada!" Maka kata Yesus kepada mereka, "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya, dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus, "Itu Tuhan!" Ketika Petrus mendengar bahwa itu adalah Tuhan,  maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian lalu terjun ke dalam danau. Murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira dua ratus hasta saja; dan mereka menghela jala yang penuh ikan itu. Ketika tiba di darat, mereka melihat api arang, dan di atasnya ada ikan dan roti. Kata Yesus kepada mereka, "Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu!" Simon Petrus naik ke perahu, lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya; dan sungguhpun sebanyak itu ikannya, jala itu tidak koyak. Kata Yesus kepada mereka, "Marilah dan sarapanlah!"  Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya, "Siapakah Engkau?" Sebab mereka tahu bahwa Ia adalah Tuhan.  Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, demikian juga ikan itu. Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri  kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati. Sesudah mereka sarapan, Yesus berkata kepada Simon Petrus, "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka ini?"  Jawab Petrus kepada-Nya, "Benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau."  Kata Yesus kepadanya, "Gembalakanlah domba-domba-Ku!"  Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya, "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya, "Benar, Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau."  Kata Yesus kepadanya, "Gembalakanlah domba-domba-Ku!" Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya, "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?"  Maka sedihlah hati Petrus, karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya  'Apakah engkau mengasihi Aku'.  Maka ia berkata kepada-Nya, "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu!  Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya, "Gembalakanlah domba-domba-Ku!"  Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya, ketika masih muda, engkau sendiri mengikat pinggangmu dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki. Tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu, dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."  Hal ini dikatakan Yesus untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus:  "Ikutlah Aku!"
Demikianlah sabda Tuhan. 

Renungan.

Apakah yang menjadi pusat perhatian orang untuk bahagia? Bagi sementara orang , uang. Bagi yang lain : kekayaan, pangkat, jabatan, atau kemasyhuran. Setiap orang berbeda beda. Bagi para rasul, Yesus adalah pusat perhatian mereka. Pada waktu Yesus masih hidup di Palestina, Yesus menjadi pusat perhatian murid-Nya karena Ia mengajar mereka dengan kuat kuasa, menyembuhkan banyak orang sakit dan mengusir banyak setan. Mereka menyaksikan kebaikan hati-Nya dan melihat mukzijat mukjizat-Nya. Namun ketika Yesus wafat, mereka sedih dan kecewa, lalu pulang kekampung halaman mereka di Galilea. Mereka bekerja seperti sebelumnya menjadi nelayan. Mereka  tenggelam dalam mencari nafkah. Mereka hidup tanpa Yesus lagi. Suatu malam , mereka pergi menangkap ikan, namun tidak menangkap apa apa,  Pagi harinya , tiba tiba Yesus muncul , menampakkan diri kepada mereka dan meminta ikan. Tetapi mereka tidak mempunyai ikan tangkapan. Lalu Yesus menyuruh  mereka menebarkan jala disebelah kanan perahu. Mereka taat saja, Pastilah dalam hati , mereka bertanya tanya siapa orang ini kok menyuruh mereka menangkap ikan. Tapi karena sudah semalaman bekerja dan tak ada hasil , mereka melakukan juga. Hasilnya luar biasa 153 ekor ikan tertangkap. Seorang dari mereka, rasul Yohanes, tiba tiba sadar dan berteriak : Itu Tuhan, Kembalilah mereka mengenal Tuhan Yesus. Kini hidup mereka kembali  berpusat pada Yesus. Peristiwa itu menyadarkan mereka bahwa pukat, perahu, usaha manusia  memang penting, namun tanpa Yesus semuanya itu belum maksimal. Injil hari ini mengajarkan kita bahwa hidup kita tak boleh lepas dari Tuhan, mencari nafkah lepas dari Dia , ibarat kerja keras tanpa berkat. Memang , kadang kadang kita tidak berhasil dan sedih, seakan akan Tuhan tidak memberkati. Tapi, ingatlah Tuhan tetap baik dan membuat semuanya indah pada waktunya . Semoga Dia tetap menjadi pusat hidup kita. 

Butir permenungan.

Dalam Injil kita melihat para murid yang semalaman mencari ikan, tetapi tidak mendapatkannya. Namun, waktu Yesus meminta mereka menebarkan jala di tempat lain, mereka lalu menangkap banyak ikan sampai perahu tidak kuat. Mereka mengalami bahwa bersama Yesus dapat menghasilkan buah berlipat yang tadinya seperti tidak ada hasilnya. Iman dan kesatuan dengan Yesus ternyata menjadikan seseorang dapat mengerjakan tugasnya dengan lebih serius, lebih baik, lebih perhatian, dan akhirnya menghasilkan buah yang berlimpah. Bukankah pengalaman itu yang banyak dialami orang? Pada awalnya mereka sering merasa berat atau bingung dalam melakukan tugasnya, tetapi karena persatuannya dengan Yesus, mereka dikuatkan dan akhirnya dapat menghasilkan buah berlimpah. Dalam Injil kita juga melihat bagaimana Petrus diutus oleh Yesus dengan diawali pertanyaan, “Simon, apakah engkau mengasihi Aku?” Jawab Petrus, “Ya Tuhan, aku mencintai-Mu.” Lalu Tuhan bersabda, “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” Yang menarik adalah bahwa Tuhan dalam mengutus Petrus selalu memulai dengan bertanya, “Apakah engkau mengasihi Aku.” Tampaknya memang semangat cinta kasih itu yang harus mendasari perutusan dan pekerjaan kita. Kalau kita tidak mencintai Tuhan maka Tuhan tidak akan mengutus kita. Namun, kalau kita mencintai-Nya, sebesar apa pun cinta itu, kita semua diutus Tuhan untuk pergi dan menghasilkan buah. Apakah kita mencintai Yesus? Apa wujudnya? Marilah kita lakukan semua perutusan yang diberikan Tuhan kepada kita, yaitu membawa keselamatan bagi orang lain. Dan semoga perutusan kita berbuah banyak seperti para murid yang akhirnya mendapatkan ikan berlimpah. 

Doa

Ta Tuhan yang maharahim, bantulah kami umat-Mu untuk memancarkan kemuliaan Allah dalam segala tingkah laku dan perbuatan kami sehari hari. Amin

 

 

 

 

 

Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas.

April 21, 2022

RENUNGAN HARIAN, SABTU PASKAH II 30 APRIL 2022

Kalender Liturgi Sabtu 30 Apr 2022

PF S. Pius V, Paus
Warna Liturgi: Putih

Bacaan I   Kis 6:1-7
Di kalangan jemaat di Yerusalem, ketika jumlah murid makin bertambah,
timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena dalam pelayanan sehari-hari pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan. Berhubung dengan itu kedua belas rasul memanggil semua murid berkumpul dan berkata, "Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja. Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, yang penuh Roh Kudus dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, sehingga kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman."  Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat. Lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas, dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia. Mereka itu dihadapkan kepada para rasul; lalu para rasul pun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka. Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 33:1-2.4-5.18-19
Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.
*Bersorak-sorailah dalam Tuhan, hai orang-orang benar! Sebab memuji-muji itu layak bagi orang jujur. Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali!
*Sebab firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
*Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa-jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.

Bacaan Injil  Yoh 6:16-21
Setelah mempergandakan roti dan memberi makan lima ribu orang, Yesus mengundurkan diri ke gunung. Ketika hari sudah mulai malam, murid-murid Yesus pergi ke danau, lalu naik ke perahu dan menyeberang ke Kapernaum. Ketika hari sudah gelap Yesus belum juga datang mendapatkan mereka, sedang laut bergelora karena angin kencang. Sesudah mereka mendayung kira-kira dua tiga mil jauhnya, mereka melihat Yesus berjalan di atas air mendekati perahu itu. Maka ketakutanlah mereka. Tetapi Yesus berkata kepada mereka, "Ini Aku, jangan takut!" Mereka lalu mempersilahkan Yesus naik ke perahu, dan seketika itu juga perahu mereka sampai ke pantai yang mereka tuju.
Demikianlah sabda Tuhan. 

Renungan.

Yesus pernah berkata, “Banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih” Bicara soal pilihan, hidup kita pun kerap banyak pilihan. Ada pilpres untuk memilih presiden, ada pilkada untuk memilih gubernur / bupati / walikota. Ada pilleg untuk memilih wakil rakyat. Ada kontes kecantikan untuk memilih Putri Indonesia,  Ada konklave untuk memilih Paus, dsb nya. Pilihan sendiri dalam kacamata iman berarti pikirkan tujuan . Yesus kerap mengingatkan tentang Kerajaan Surga. Itulah yang kita tuju, bukan neraka, Kita menuju cinta, dan bukan dosa. Atau dalam bahasa orang Buddha, yang kita tuju dan cari adalah dharma dan bukan karma, sebab kita semua mestinya menuju nirwana (surga)  “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi, di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di Surga, di Surga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena dimana hartamu berada, disitu pula hatimu berada” (Mat 6:19-21)  Lihatlah iman, ingat pesan Santo Yakobus, iman tanpa perbuatan pada hakikatnya adalah mati (Yak 2:17)  Kita diajak untuk memperlihatkan iman, terlebih dengan perbuatan kita masing masing. “Hendaknya kamu  Aku ini, jangan takut!"   Andalkan  Tuhan, “ Percayalah pada Tuhan maka Ia pun menghiraukan dikau, ratakanlah jalanmu dan berharaplah kepada-Nya” (Sirakh 2:6) Lihatlah Bunda Maria, ketika dia mendapatkan kabar dari Malaikat Gabriel , dia berkata dengan penuh iman , “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan , terjadilah padaku menurut perkataan-Mu itu” (Lukas 1:38) Sudahkah kita berani untuk menjadi pilihan-Nya , yang siap pikirkan tujuan perlihatkan iman dan mengandalkan Tuhan?

Butir permenungan.

Perikop ini diawali dengan Yesus yang memerintahkan murid-murid-Nya naik kapal menyeberangi Danau Galilea, sementara Ia tinggal sendirian untuk berdoa. Menurut Matius 14:22, Yesus menyuruh mereka pergi mendahului Dia ke seberang sana, dan Dia “menyuruh orang banyak pulang.” Tampaknya Dia memisahkan murid-murid-Nya dari orang banyak yang memegang prinsip kerajaan Allah secara keliru. Peristiwa ini terjadi setelah Yesus memberi makan 5000 orang. Sebuah peristiwa yang menyita perhatian pada waktu itu, terbukti ke 4 Injil pun mencatatnya yaitu pada Injil Matius Bab 14, Injil Markus Bab 6, Injil Lukas bab 9, dan Injil Yohanes Bab 6. Peristiwa Yesus berjalan diatas air terjadi di Danau Galilea (atau Danau Tiberias), di mana murid-murid berlayar ke arah barat laut danau yaitu ke arah Betsaida atau Kapernaum tapi terbawa angin ke arah barat daya sampai mendarat di Genesaret. Ketiga Injil (Matius, Markus dan Yohanes) mencatat, setelah orang banyak kenyang dan pulang ke rumah masing-masing, sore hari itu murid-murid naik kapal hendak menyeberangi Danau Galilea, meninggalkan Yesus sendirian yang bermaksud berdoa di atas gunung seorang diri. Yohanes mencatat secara spesifik bahwa mereka berlayar menuju Kapernaum. Dalam pelayaran di danau itu, kapal yang berisi para murid diterpa angin sakal dan gelombang besar, tetapi kemudian melihat Yesus berjalan di atas air menuju ke arah mereka. Hanya Injil Yohanes yang mencatat bahwa mereka 2-3 mil jauhnya dari pantai (Matius mencatat “beberapa” mil) Murid-murid menjadi ketakutan tetapi Yesus mengatakan mereka untuk tidak takut. Kemudian Yesus naik ke atas kapal dan angin serta gelombang menjadi teduh. Dalam ketiga Injil, angin dan gelombang menjadi tenang setelah Yesus naik ke atas kapal, tetapi hanya Injil Yohanes yang mencatat bahwa kapal itu langsung sudah tiba di tujuan. Catatan Injil Matius dan Injil Markus tamat sampai di sini, sedangkan Injil Yohanes masih melanjutkan bahwa keesokan harinya orang banyak yang termasuk 5000 orang yang diberi makan sehari sebelumnya itu datang ke Kapernaum serta bertanya bagaimana Yesus dapat menyeberang, karena mereka melihat murid-murid berlayar tanpa Yesus sore hari itu. Yesus tidak menjawab pertanyaan itu, tetapi mengatakan kepada orang banyak bahwa mereka mencari-Nya bukan karena percaya akan tanda-tanda (“Keilahian”) Yesus sehubungan mukjizat lima roti dan dua ekor ikan, melainkan untuk mendapatkan keuntungan jasmani, yaitu makanan gratis. Yesus menasihatkan agar mereka tidak mencari keuntungan duniawi, tetapi mencari hidup yang berdasarkan kerohanian yang tinggi. Dalam Injil Yohanes percakapan mengenai roti ini berlanjut pada pengajaran bahwa Yesus adalah “Roti Hidup” dan “roti sejati yang turun dari sorga”. Perikop Yesus berjalan di atas air memberikan pelajaran agar kita senantiasa menaruh kepercayaan kita kepada Yesus. Tanpa iman dan pengharapan di dalam Kristus, kehidupan kita akan terpusat pada masalah. Namun dengan iman dan pengharapan, kita akan dapat melalui gelombang kehidupan dengan ketenangan dan damai. Dalam badai dan gelombang dahsyat itu para murid melihat Yesus yang datang menjumpai mereka. Reaksi spontan dari mereka adalah takut sehingga Yesus berkata, “Ini Aku, jangan takut!”. Perkataan Yesus ini bukan sekedar identifikasi mengenai diri Yesus tapi sebuah pernyataan tentang keilahian-Nya. Di tengah persoalan apa pun, Allah tetap hadir menyertai jemaat. Maka kata Yesus, “Jangan takut”.

 

Doa

Allah Bapa sumber pengharapan, Engkau telah mengikat perjanjian dengan semua orang melalui Yesus yang terurapi. Semoga kami selalu berpegang teguh pada Dia dan berkembang menjadi umat yang patuh setia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

 

 

 

 

Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.

RENUNGAN HARIAN, JUMAT PASKAH II 29 APRIL 2022

Kalender Liturgi Jumat  29 Apr 2022

PW S. Katarina dari Siena, Perawan dan Pujangga Gereja
Warna Liturgi: Putih

Bacaan I  Kis 5:34-42
Pada waktu itu para rasul sedang diperiksa oleh Mahkamah Agama Yahudi. Maka seorang Farisi dalam Mahkamah Agama itu, yang bernama Gamaliel, seorang ahli Taurat yang sangat dihormati seluruh orang banyak, bangkit dan meminta supaya para rasul itu disuruh keluar sebentar. Sesudah itu ia berkata kepada sidang, "Hai orang-orang Israel, pertimbangkanlah baik-baik apa yang hendak kamu perbuat terhadap orang-orang ini! Sebab dahulu telah muncul si Teudas, yang mengaku dirinya seorang istimewa, dan ia mempunyai kira-kira empat ratus orang pengikut; tetapi ia dibunuh, dan cerai-berailah seluruh pengikutnya dan lenyap. Sesudah dia, pada waktu pendaftaran penduduk, muncullah si Yudas, seorang Galilea. Ia menyeret banyak orang dalam pemberontakannya, tetapi ia juga tewas dan cerai-berailah seluruh pengikutnya. Karena itu aku berkata kepadamu: Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap; tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah." Nasihat itu diterima. Sesudah itu mereka dilepaskan. Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus. Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumah-rumah umat dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Mzm 27:1.4.13-14
Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, diam di rumah Tuhan seumur hidupku.
*Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?

*Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, satu inilah yang kuingini:
diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan, dan menikmati bait-Nya.
*Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan!  Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan!

Bait Pengantar Injil Mat 4:4b
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Bacaan Injil  Yoh 6:1-15
Pada waktu itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. Ketika itu Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya, dan melihat bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus, "Di manakah kita akan membeli roti, sehingga mereka ini dapat makan?" Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu apa yang hendak dilakukan-Nya.
Jawab Filipus kepada-Nya, "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja!" Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya, "Di sini ada seorang anak, yang membawa lima roti jelai dan mempunyai dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?" Kata Yesus, "Suruhlah orang-orang itu duduk!" Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya.  Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ; demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu,
sebanyak yang mereka kehendaki. Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya, "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih, supaya tidak ada yang terbuang." Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan. Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan Yesus, mereka berkata, "Dia ini benar-benar Nabi yang akan datang ke dalam dunia!" Karena Yesus tahu bahwa mereka akan datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk dijadikan raja, Ia menyingkir lagi ke gunung seorang diri.
Demikianlah sabda Tuhan. 

Renungan.

Ada seseorang yang gara gara tidak mau menyesuaikan diri dengan kebiasaan umum, ia dimarahi dan dikucilkan oleh keluarga sendiri. Pada saat semua orang memilih untuk membungkam dan tidak berani mengatakan kebenaran , pada saat itu dia bangkit berdiri, membuka mulut dan membela mereka yang tak bersalah. Konsekuensinya adalah ia dinyatakan abnormal, sinting dan melawan kebiasaan umum. Mengapa Gamaliel tidak diam? Mengapa dia mempertaruhkan nama baiknya dengan melawan teman temannya. Untunglah masih ada orang yang lebih takut pada Allah dan kebenaran, daripada secara palsu ikut ikutan saja dengan trend yang salah atau kebiasaan umum yang keliru. Apakah kita pun seperti Gamaliel yang berani lebih memihak pada Allah daripada secara murahan menyangkal kebenaran? Katanya secara bijaksana, “Biarlah pengadilan kita serahkan pada Allah saja” Kalau salah, maka dengan sendirinya akan berhenti. Kalau kebenaran direstui oleh Allah, kita tidak akan mampu melawan. Hal yang sama dialami oleh Yesus. Aneh kalau ada orang yang mau memikirkan dan pusing untuk memikirkan perut atau kepentingan orang lain. Adalah lebih mudah mengulang kata kata yang lazim kedengaran, “Tidak mungkin menolong” Yang ada pada diri kita tidak cukup untuk mengenyangkan orang lapar sebanyak itu. Tetapi, Yesus tidak terbawa oleh pandangan umum dan duniawi itu. Ia mulai membagi bagi , melawan sikap serakah. Dan ternyata , tindakan yang aneh itu direstui oleh Allah dan surga. Tindakan-Nya berhasil mendobrak kebiasaan dunia dan mereka berteriak teriak, “Mukjizat” dan mereka mau menjadikan Yesus sebagai “tukang mukjizat” dan raja mereka yang menguntungkan. Akan tetapi, Yesus menghendaki agar kita semua berani melawan mengubah kebiasaan dunia dan dimana kita berani disitulah terjadi mukjizat.  Apakah kita berani bertindak lain daripada yang lazim dibuat dunia? Adakah kita -berani membagi bagi kekayaan dunia kendati ditertawakan,  mungkin gagal? Kita yakin dengan pertolongan Allah, mukjizat masih bisa terjadi.

Butir permenungan.

Dampak dari krisis financial yang melanda seluruh dunia kiranya juga terjadi di Indonesia, antara lain berupa PHK, penutupan usaha / pabrik yang juga berdampak pada orang-orang kecil seperti pedagang makanan dan minuman atau pemulung. Pengangguran kiranya akan meningkat dan berdampak pada mereka yang miskin akan berkekurangan dalam hal kebutuhan pokok seperti makan dan minum, sementara itu orang juga menjadi sadar untuk hidup sederhana dan tidak berfoya-foya. Sebagai orang beriman kita dipanggil untuk meneladan Yesus yang memberi perhatian terhadap mereka yang kelaparan atau seorang anak yang merelakan bekal makanannya untuk dibagikan kepada yang lain. Apa yang diciptakan dan disediakan oleh Tuhan, ciptaan-ciptaan lainnya seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan diperuntukkan bagi manusia, sebagai ciptaan terluhur di dunia ini. Kiranya jika tidak ada orang yang serakah dalam memanfaatkan buah-buah dari binatang maupun tumbuh-tumbuhan, semuanya cukup bagi seluruh umat manusia di dunia ini, tidak ada yang kelaparan atau kekurangan dalam hal kebutuhan pokok untuk hidup. Maka dengan ini kami berharap pada kita semua: marilah kita hayati dan kembangkan semangat ‘solidaritas dan keberpihakan pada / bersama yang miskin dan berkekurangan’. Secara konkret kami berharap kepada mereka yang kaya atau berlebihan untuk hidup sederhana dan mendermakan atau membagikan sebagian kekayaannya kepada mereka yang miskin dan berkekurangan. Sedini mungkin kepada anak-anak, entah di dalam keluarga maupun sekolah, hendaknya dibinakan dan dibiasakan semangat solidaritas dan keberpihakan pada / bersama yang miskin dan berkekurangan. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap, tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah.”(Kis 5:38-39), demikian usulan Gamaliel dalam siding Mahkamah Agung yang diterima oleh semua orang, termasuk orang-orang Farisi, para tokoh bangsa waktu itu. Apa yang diusulkan oleh Gamaliel dan diterima oleh para tokoh bangsa tersebut kiranya baik menjadi pegangan atau pedoman bagi mereka yang bertugas untuk menegakkan keadilan dan kebenaran maupun para pejabat atau petinggi yang menentukan hidup dan kerja bersama. Semangat ‘kebebasan dan cintakasih’ itulah yang hendaknya menjiwai cara hidup dan cara bertindak. Dengan semangat ini kita memberi kebebasan untuk berpendapat dan bertindak; percayalah dan imarilah jika pendapat dan tindakan mereka jahat pasti tidak akan bertahan lama, sedangkan jika pendapat dan tindakan mereka baik alias ‘berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang itu’. Kepada saudara-saudari kita yang berpendapat, berkehendak dan bertindak baik dan benar hendaknya tetap tegar dan bergairah, meskipun harus menghadapi aneka tantangan dan hambatan dari mereka yang gila harta benda, kuasa / kedudukan dan kehormatan duniawi. Bersama dan bersatu dengan Allah dalam hidup sehari-hari, dalam berbuat baik dan benar, kita pasti akan menang, tak terkalahkan oleh siapapun. Ketulusan hati dan budi untuk berkehendak dan bertindak itulah yang menjadi panggilan dan tugas pengutusan kita semua, sebagai orang beriman 

Doa

Allah Bapa sumber pengharapan, Engkau telah mengikat perjanjian dengan semua orang melalui Yesus yang terurapi. Semoga kami selalu berpegang teguh pada Dia dan berkembang menjadi umat yang patuh setia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

 

 

 

 

 

 

 

 

Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.