April 10, 2022

RENUNGAN HARIAN, SELASA OKTAF PASKAH 19 APRIL 2022

Kalender Liturgi Selasa 19 Apr 2022

Warna Liturgi: Putih

Bacaan I  Kis 2:36-41
Pada hari Pentakosta, berkatalah Petrus kepada orang-orang Yahudi,
"Seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus." Ketika mereka mendengar hal itu, hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain, "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?" Jawab Petrus kepada mereka, "Bertobatlah, dan hendaklah kamu masing-masing  memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus  untuk pengampunan dosamu; maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. Sebab bagi kamulah janji itu, bagi anak-anakmu dan bagi semua orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita." Dan dengan banyak perkataan lain lagi  Petrus memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh,  dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya, "Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 33:4-5.18-19.20.22
Bumi penuh dengan kasih setia-Mu.
*Firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
*Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
*Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan. Dialah penolong kita dan perisai kita.
Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.

Bait Pengantar Injil  Mzm 118:24
Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.


Bacaan Injil  Yoh 20:11-18
Setelah makam Yesus kedapatan kosong,  Maka Maria Magdalena, berdiri dekat kubur dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki  di tempat mayat Yesus terbaring.  Kata malaikat-malaikat itu kepadanya, "Ibu, mengapa engkau menangis?"  Jawab Maria kepada mereka,  "Tuhanku telah diambil orang, dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan."  Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang, dan melihat Yesus berdiri di situ,  tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.  Kata Yesus kepadanya, "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?"  Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman.  Maka ia berkata kepada-Nya, "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia,  katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya." Kata Yesus kepadanya, "Maria!"  Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani,  "Rabuni!", artinya Guru. Kata Yesus kepadanya, "Janganlah engkau memegang Aku,  sebab Aku belum pergi kepada Bapa. Tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku  dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu,  kepada Allah-Ku dan Allahmu."  Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid,  "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Tuhanlah yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.
Demikianlah sabda Tuhan. 

Renungan.

Semua teman, tetangga dan seluruh keluarga sendiri mengeleng gelengkan kepala ketika seorang pria membuka rumah dan dompetnya untuk menolong anak anak gelandangan dan pengamen dari perempatan jalan. Macam macam nasehat , teguran, malahan ancaman dilayangkan kepadanya. Ia disebut gila, tak bertanggung jawab terhadap kedudukan dan keluarga. Ia dikucilkan, dibuang,, dan dianggap kesurupan. Meski demikian, nampaknya dia tetap mantap dan tenang. Dengan suara meyakinkan dia menjawab : ” Semakin banyak yang kita berikan dan bagikan dengan mereka yang tak berdaya, semakin banyak pula yang akan kita terima dari kemurahan Allah.”  Ketika ditanya kepadanya dari manakah dia memperoleh keyakinan ini, dia menunjuk kepada Salib dan Kebangkitan Kristus. Katanya: “Yesus itu dinyatakan tidak waras, aneh, dan melawan arus dunia. Dan dunia, menolak, membuang dan menyalibkan Yesus “sang pengacau, sang pendobrak egoisme dunia” Yesus mati demi kesetiaan, cinta dan ketaatan pada Allah dan manusia yang merasa dalam kedosaan mereka. Dunia bersorak sorai, berhasil membungkam “sang pemprotes” yang melawan dunia. Akan tetapi , ternyata dunia dan kejahatan tidak mempunyai kata kata atau kuasa yang terakhir. Surga juga bersorak sorai. Akhirnya, ada manusia yang mau  dan sanggup sehabis habisnya menjadi Putra Allah, dan hidup sesuai rencana, harapan Allah sejak semula. Yesus dinilai oleh Allah telah mengutamakan keselamatan sesama diatas kepentingan sendiri. Dengan demikian , Dia mengalahkan maut, egoisme, dosa dan kuasa jahat dunia. Ternyata cara hidup Yesus yang ditolak dunia dibenarkan Allah. Berkorban untuk orang lain, musuh atau pendosa adalah kunci kemenangan dan kehidupan. Maka , jangan heran , kalau Para Rasul mengatakan, “ Yesus yang kamu salibkan, telah menjadi Tuhan dan Kristus,” artinya Yesus adalah pribadi yang harus mengatur dan memimpin hidup kita. Dialah Kristus, artinya Dia menebus dosa, menyelamatkan dunia dan para penghuninya.  Yesus yang telah bangkit hadir dimana mana dan kapan saja, tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu melalui Roh-Nya. Maka , mari kita membuka hati dan akal  budi  kita terhadap aneka macam sapaan kasih Tuhan, yang antara lain hadir melalui ritus mewartakan cinta kasih-Nya kepada sesama melalui perbuatan perbuatan kita yang baik ditengah masyarakat. Dengan demikian, semakin banyak orang yang merasakan kehadiran Tuhan dan percaya kepada-Nya.

Butir permenungan.

Maria Magdalena adalah orang yang pertama kali tiba di kubur Yesus. Maria Magdalena menangis dan mengatakan Tuhanku diambil orang dan aku tidak tahu dimana diletakkan. Ia bahkan mencari tahu di mana jenazah Yesus diletakkan supaya ia dapat mengambilnya. Maria lupa bahwa Tuhan Yesus adalah milik semua orang.  Cintanya kepada Yesus memang sangat manusiawi. Dia belum beranjak ke cinta kasih yang sifatnya ilahi. Maria mewakili Gereja yang kadang masih berjalan dalam kegelapan dan mengalami makam kosong. Yesus menyapa Maria Magdalena dengan namanya: Maria! Pada saat itulah ia mengenal Yesus dan menyapaNya: Rabbuni artinya Guruku. Dialog kecil Yesus dan Maria Magdalena ini menunjukkan cara Tuhan Yesus mencintai dan membuka pikiran Maria untuk mengenalNya. Sayang sekali Maria masih mengenal Yesus sebatas Guru. Perjumpaan dengan Sang Guru tidak serta merta disadari oleh Magdalena. Ia masih terbawa atau dalam kondisi manusia lama. Ia tidak mengenali Sang Guru yang sudah bangkit, sudah membawa hidup yang baru. Manusia lama Magdalena masih menutupi manusia barunya, ia belum mampu melihat hari baru. Pada akhirnya perjumpaan dengan Yesus menjadikan Magdalena manusia baru, manusia yang mampu melihat harapan cerah keselamatan masa depan. Ia yang tadinya tidak mengenal Yesus yang bangkit pada akhirnya menjadi saksi pengalaman perjumpaan dengan Sang Guru. Magdalena menjadi ikon hidup yang dibarui karena Yesus yang bangkit. Bersyukur dan bersukacita itulah yang membawa kesegaran baru dalam hidup kita. Hidup baru tidak berarti serta merta meninggalkan hidup lama. Hidup baru berarti melihat hidup lama dengan cara pandang yang baru untuk melangkah pada hari yang akan datang.

 

Doa

Allah Bapa sumber pengharapan, Engkau telah mengikat perjanjian dengan semua orang melalui Yesus yang terurapi. Semoga kami selalu berpegang teguh pada Dia dan berkembang menjadi umat yang patuh setia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

 

 

 


Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.

 

0 komentar:

Post a Comment