Jamuan terakhir Jesus bersama murid - muridNya

Jesus meredakan badai

Jesus bersama Joseph dan Maria

Jesus mencintai anda semua

Jesus naik ke Surga

August 31, 2021

RENUNGAN HARIAN SENIN 13 SEPTEMBER 2021

Kalender Liturgi Senin 13 Sep 2021

PW S. Yohanes Krisostomus, Uskup dan Pujangga Gereja
Warna Liturgi: Putih

Bacaan I  1Tim 2:1-8
Saudara terkasih,  Pertama-tama aku menasihatkan, agar dipanjatkan doa-doa dan permohonan serta ucapan syukur kepada Allah bagi semua orang, bagi pemerintah dan penguasa, agar kita dapat hidup aman dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. Itulah yang baik dan berkenan di hati Tuhan, penyelamat kita. Ia menghendaki agar semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.  Allah itu esa,  dan esa pula Dia yang menjadi pengantara Allah dan manusia,  yaitu manusia Kristus Yesus.  Ia telah menyerahkan diri sebagai tebusan bagi semua orang,  suatu kesaksian pada waktu yang tepat. Untuk kesaksian itulah aku telah ditetapkan sebagai pewarta dan rasul.  Yang kukatakan ini benar, aku tidak berdusta. Aku ditetapkan sebagai pengajar bangsa-bangsa dalam iman dan kebenaran.  Oleh karena itu aku ingin agar di mana pun kaum lelaki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa kemarahan dan perselisihan.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 28:2.7.8-9
Terpujilah Tuhan,  sebab Ia telah mendengarkan doa permohonanku.
*Dengarkanlah suara permohonanku, apabila aku berteriak kepada-Mu minta tolong, dan mengangkat tanganku ke arah tempat-Mu yang maha kudus.
*Tuhan adalah kekuatan dan perisaiku;  kepada-Nya hatiku percaya.
Aku tertolong, sebab itu beria-rialah hatiku, dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepada-Nya.
*Tuhan adalah kekuatan umat-Nya dan benteng keselamatan bagi orang yang diurapi-Nya!  Selamatkanlah kiranya umat-Mu dan berkatilah milik-Mu sendiri,  gembalakanlah mereka dan dukunglah mereka  untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil  Yoh 3:16
Begitu besar kasih Allah kepada dunia, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal. Setiap orang yang percaya akan Dia, memiliki hidup abadi.

Bacaan Injil  Luk 7:1-10
Pada suatu ketika,  setelah mengakhiri pengajaran-Nya kepada orang banyak, masuklah Yesus ke Kapernaum. Di situ ada seorang perwira
yang mempunyai seorang hamba yang amat ia hargai, Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati. Ketika mendengar tentang Yesus, ia menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta agar Ia datang dan menyembuhkan hambanya. Mereka datang kepada Yesus, dan dengan sangat mohon pertolongan-Nya, katanya, "Sudah selayaknya Engkau menolong dia, sebab ia mengasihi bangsa kita, dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat kami." Maka pergilah Yesus bersama mereka. Ketika Yesus tidak jauh lagi dari rumahnya, perwira itu menyuruh beberapa sahabatnya untuk mengatakan kepada Yesus, "Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku merasa tidak layak menerima Tuan dalam rumahku. sebab itu aku juga merasa tidak pantas datang sendiri mendapatkan Tuan. Tetapi katakanlah sepatah kata saja, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku pun seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang, 'Pergi' maka ia pergi; atau kepada yang lain, 'Datanglah!' maka ia datang; dan jika aku berkata kepada hambaku, 'Kerjakanlah ini!'  maka ia pun mengerjakannya."
Mendengar itu, heranlah Yesus akan dia. Sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti-Nya, Ia berkata, "Aku berkata kepadamu: Di Israel pun iman sebesar itu belum pernah Kujumpai." Setelah orang-orang suruhan itu kembali ke rumah, mereka mendapati hamba yang sakit itu sudah sehat kembali.
Demikianlah Injil Tuhan. 
 

Renungan

Peranan, tingkat, kedudukan tinggi bahkan terhormat seseorang dalam masyarakat, demikian pula keadaan hidup yang sederhana, dan perbedaan suku atau bangsa, tidak membedakan tuntunan iman, yang harus dimiliki setiap orang terhadap Allah. Perwira yang disebut dalam Injil adalah orang Romawi. Mereka dianggap kafir oleh orang Jahudi, yang mengenal hukum Musa dan para nabi. Perwira ini sebagai tentara hanya mengenal kuasa dan perintah. Tetapi, ketika hambanya dalam keadaan yang sangat kritis , dan ia tidak mampu menolongnya, ia mendengar dari penduduk Yahudi tentang nabi dari Nasaret yang mempunyai kekuatan Illahi . Ternyata iman siperwira itu kuat dan yakin bahwa kekuasaan Allah dapat menolong dirinya dari ketidak mampuannya sebagai manusia. Meskipun dirinya berkedudukan tinggi dan bukan orang Yahudi , ia memperhatikan keadaan hambanya. Dan ketika tahu bahwa Yesus akan datang untuk menolong hambanya, tampaklah kerendahhatiannya dan berkata bahwa  ia merasa tidak pantas Yesus datang kerumahnya, Yesus yang berkuasa cukup mengucapkan satu kata saja , hambanya akan sembuh. Sama seperti ia sebagai perwira cukup memberi kata komando , bawahannya akan melaksanakan tugasnya. Yesus memuji iman perwira itu, dan kita tahu  perwira itu bukanlah orang Yahudi , namun besar sekali imannya terhadap Yesus, beberapa kali dalam Injil kita temukan bahwa orang orang bukan Yahudi sungguh percaya kepada Yesus. Misalnya perempuan dari Siro Fenisia (Mrk 7:24-30)  Kepala pasukan yang juga bukan orang Yahudi , ketika menyaksikan wafat Yesus , mengakui “Sungguh , orang ini adalah orang benar” (Luk 23 , 47)  Kita meski bukan bukan orang Yahudi, toh diangkat menjadi anak anak Allah.  Bagaimana sikap dan iman kita kita terhadap Tuhan? Sesaat sebelum menyambut komuni, kita mengucapkan kata kata yang diambil dari ucapan perwira tadi. Entah sudah berapa kalikah kita mengucapkannya. Sungguhkah kita menyadari ketidak layakan kita, namun Allah begitu mencintai kita?

Butir permenungan.

Tunjukkalan kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku (Yak. 2:18). Tantangan Rasul Yakobus atas ketidakselarasan antara iman dan perbuatan, merupakan tantangan yang diarahkan kepada setiap orang beriman. Iman yang hanya sebatas kertas atau sekadar pengakuan belaka tidak bermakna dan mati (Yak. 2:17). Pengakuan iman seharusnya ditunjukkan dengan perbuatan nyata. Perbuatan merupakan buah dari iman. Iman yang berbuah didasari atas perjumpaan, persekutuan dan pengakuan akan Yesus yang adalah Mesias (bdk. Mrk. 8: 29b). Pengakuan akan Diri Yesus sebagai Mesias berarti kita menempatkan pola pikir dan sikap hidup yang selaras dengan Allah. Allah Bapa menyelamatkan manusia melalui pribadi Yesus Putra-Nya dengan cara dan jalan berbeda dari pemikiran manusiawi. Jalan keselamatan dilalui dengan derita dan salib kematian. Totalitas cinta Allah ditunjukkan oleh Yesus dalam pemberian Diri seutuhnya. Mengakui Yesus sebagai Tuhan penyelamat menegaskab kepada kita untuk menyatakan sikap dan tindakan yang sama seperti yang telah Yesus lakukan. Beriman kepada Yesus berarti membuat dan bertindak seperti Yesus sendiri yang telah menyembuhkan, membebaskan dan menebus dosa serta menyelamatkan kita. Dunia di mana kita berpijak menjadi ladang bagi warta iman dan pewujudannya dalam sikap dan perbuatan bagi sesama dan alam sekitar.

Doa.

Allah Bapa yang maha rahim, berilah kami umat-Mu kesadaran pada Bulan Kitab Suci ini yang merupakan bulan yang indah untuk mengaku dosa dan memulihkan kembali relasi yang rusak dengan sesama, sehingga kami dapat melakukan ajaran Tuhan Yesus , yaitu cinta kasih.  Amin.

 

 

 

 

 

 

 

Begitu besar kasih Allah kepada dunia, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal. Setiap orang yang percaya akan Dia, memiliki hidup abadi.

 

RENUNGAN HARIAN MINGGU 12 SEPTEMBER 2021

Kalender Liturgi Minggu 12 Sep 2021

Warna Liturgi: Hijau

Bacaan I  Yes 50:5-9a
Tuhan Allah telah membuka telingaku,  dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang.  Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabuti janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku  ketika aku dinodai dan diludahi.  Tetapi Tuhan Allah menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Maka aku meneguhkan hatiku seperti teguhnya gunung batu, karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu. Dia yang menyatakan aku benar telah dekat. Siapakah yang berani berbantah dengan aku? Marilah kita tampil bersama-sama!  Siapakah lawanku beperkara? Biarlah ia mendekat kepadaku!  Sungguh, Tuhan Allah menolong aku; siapakah yang berani menyatakan aku bersalah?
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 116:1-2.3-4.5-6.8-9
Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan, di negeri orang-orang hidup.
*Aku mengasihi Tuhan, sebab Ia mendengarkan suara dan permohonanku. Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku, maka seumur hidup aku akan berseru kepada-Nya.
*Tali-tali maut telah melilit aku, dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku, aku mengalami kesesakan dan kedukaan. Tetapi aku menyerukan nama Tuhan,  "Ya Tuhan, luputkanlah kiranya aku!"
*Tuhan adalah pengasih dan adil, Allah kita maha penyayang. Tuhan memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya!
*Tuhan, Engkau telah meluputkan aku dari maut;  Engkau telah meluputkan mataku dari air mata, dan kakiku dari tersandung. Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan,  di negeri orang-orang hidup.

Bacaan II  Yak 2:14-18
Saudara-saudaraku,  apakah gunanya kalau seorang mengatakan bahwa ia beriman, tetapi tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?  Misalnya saja, seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari. Kalau seorang dari antara kamu berkata kepadanya,  'Selamat jalan! Kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang' tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang diperlukan tubuhnya, apakah gunanya itu? Demikian juga halnya dengan iman! Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya mati. Tetapi mungkin ada orang berkata, 'Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan', aku akan menjawab dia, "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku."
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Gal 6:14
Aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia.

Bacaan Injil  Mrk 8:27-35
Pada suatu hari  Yesus bersama murid-murid-Nya pergi ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya, "Kata orang, siapakah Aku ini?" Para murid menjawab, "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi." Yesus bertanya lagi kepada mereka, "Tetapi menurut kamu, siapakah Aku ini?" Maka Petrus menjawab, "Engkau adalah Mesias!" Lalu Yesus melarang mereka dengan keras  supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang Dia.  Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan. Ia akan ditolak oleh tua-tua, oleh imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat,  lalu dibunuh, dan bangkit sesudah tiga hari. Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang.  Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur Dia. Maka berpalinglah Yesus, dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya, "Enyahlah Iblis! Sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya, dan berkata kepada mereka, "Setiap orang yang mau mengikut Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.
Demikianlah Injil Tuhan. 

Renungan

Yesus mengajarkan kepada para murid-Nya, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.  Mengapa Yesus harus disalibkan?  Itu salah  satu pertanyaan yang coba dijawab oleh Paulus, Tidak ada jawaban yang pasti, tapi bagi Paulus, peristiwa penyaliban Yesus adalah hikmat Allah yang tidak mudah dimengerti manusia. (1Kor 1:23-24). Peristiwa salib sebagai jalan penyelamatan memang tidak mudah difahami jika tidak ada iman. Bagi kita salib menjadi tanda kasih Allah yang total.  Berani sengsara dan menderita demi keselamatan  orang lain, rupanya menjadi suatu keutamaan yang diajarkan-Nya kepada kita, Dengan salib-Nya, Yesus menjadi teladan kesabaran, kerendahan hati, keberanian, ketulusan dan kasih yang total. Tidak heran jika Paulus begitu terkesan dengan misteri Salb, bahkan dia berani  bersaksi : Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia. (Gal 6:14). Kemegahan Paulus dibangun atas kesadaran bahwa Yesus Kristus telah mati bagi umat manusia demi keselamatan umat manusia. Paulus mewujudkannya  kemegahan itu dengan mengikuti jalan-Nya. Kebaikan Allah dalam Kristus dibalasnya dengan kebaikan kepada sesama, menjadi pewarta yang tangguh, bahkan rela kehilangan nyawanya Demi Kristus dan Injil-Nya Baginya  : Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. ( Flp 1:21)  Tidak mudah bagi kita untuk meneladani Santo Paulus,  Kita dapat meneladan usahanya untuk membalas kasih Allah . Jika Kristus dan banyak orang telah rela berkorban untuk kita, mengapa kita masih ragu ragu untuk berkorban  bagi Allah  dan sesama?

Butir-butir Permenungan

Tunjukkalan kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku (Yak. 2:18). Tantangan Rasul Yakobus atas ketidakselarasan antara iman dan perbuatan, merupakan tantangan yang diarahkan kepada setiap orang beriman. Iman yang hanya sebatas kertas atau sekadar pengakuan belaka tidak bermakna dan mati (Yak. 2:17). Pengakuan iman seharusnya ditunjukkan dengan perbuatan nyata. Perbuatan merupakan buah dari iman. Iman yang berbuah didasari atas perjumpaan, persekutuan dan pengakuan akan Yesus yang adalah Mesias (bdk. Mrk. 8: 29b). Pengakuan akan Diri Yesus sebagai Mesias berarti kita menempatkan pola pikir dan sikap hidup yang selaras dengan Allah. Allah Bapa menyelamatkan manusia melalui pribadi Yesus Putra-Nya dengan cara dan jalan berbeda dari pemikiran manusiawi. Jalan keselamatan dilalui dengan derita dan salib kematian. Totalitas cinta Allah ditunjukkan oleh Yesus dalam pemberian Diri seutuhnya.  Mengakui Yesus sebagai Tuhan penyelamat menegaskab kepada kita untuk menyatakan sikap dan tindakan yang sama seperti yang telah Yesus lakukan. Beriman kepada Yesus berarti membuat dan bertindak seperti Yesus sendiri yang telah menyembuhkan, membebaskan dan menebus dosa serta menyelamatkan kita. Dunia di mana kita berpijak menjadi ladang bagi warta iman dan pewujudannya dalam sikap dan perbuatan bagi sesama dan alam sekitar.

Doa

Allah Bapa kami yang mahamurah, Putera-Mu tidak melarikan diri dari penderitaan, tetap menghadapinya sampai pada kesudahannya dengan wafat di salib. Kami mohon, arahkanlah pandangan kami kepada salib-Nya, bila kami sendiri mengalami penderitaan ataupun iba hati oleh penderitaan sesama. Perkenankanlah kami untuk selalu menaruh harapan pada salib Putera-mu itu, sebab di dalam Dia Engkau telah memulai pekerjaan baik di antara kami dan akan menyelesaikannya pada akhirnya nanti. Berkatilah pula Kardinal  Ignatius Suharyo dalam tugas penggembalaannya. Amin.

 

 

 

 

 

 

 

 

Aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia.

RENUNGAN HARIAN SABTU 11 SEPTEMBER 2021

Kalender Liturgi Sabtu  11 Sep 2021

Warna Liturgi: Hijau

Bacaan I  1Tim 1:15-17
Saudaraku terkasih, sabda ini benar dan patut diterima sepenuhnya,
yaitu bahwa Kristus Yesus telah datang ke dunia untuk menyelamatkan orang-orang berdosa. Dari antara mereka itu akulah yang paling berdosa. Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku sebagai orang paling berdosa ini Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan memperoleh hidup yang kekal. Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan mzm 113:1-5a.6-7
Terberkatilah nama Tuhan untuk selama-lamanya.
*Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, pujilah nama Tuhan! Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang dan selama-lamanya.
*Dari terbitnya matahari sampai pada terbenamnya  terpujilah nama Tuhan. Tuhan tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit.
*Siapakah seperti Tuhan, Allah kita, yang diam di tempat yang tinggi,
yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi? Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur.

Bait Pengantar Injil Yoh 14:23
Orang yang mengasihi Aku akan mentaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi Dia, dan kami akan datang kepadanya.

Bacaan Injil  Luk 6:43-49
Yesus menyampaikan wejangan ini kepada murid-murid-Nya, "Tidak ada pohon baik yang menghasilkan buah yang tidak baik. Dan tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. Sebab setiap pohon dikenal dari buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri orang tidak memetik buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik. Tetapi orang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaan hatinya yang jahat. Sebab yang diucapkan mulut meluap dari hati.  Mengapa kalian berseru kepada-Ku, 'Tuhan, Tuhan!' padahal kalian tidak melakukan apa yang Kukatakan?
Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan sabda-Ku serta melakukannya, -- Aku menyatakan dengan siapa ia dapat disamakan --  Dia itu sama dengan orang yang mendirikan rumah. Ia menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu,  rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena dibangun dengan kokoh.  Sebaliknya barangsiapa mendengar perkataan-Ku,  tetapi tidak melakukannya,
ia sama dengan orang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika dilanda banjir, rumah itu segera roboh, dan hebatlah kerusakannya."
Demikianlah Injil Tuhan. 
 

Renungan

Ada sebuah  pepatah “Becik ketitik ala ketara” . Entah baik atau buruk, pasti akan ketahuan sejatinya. Pohon dikenal dari buahnya.Yesus memakai dua pohon sebagai kontras. semak versus ara dan duri duri versus anggur. Ara adalah simbul kesuburan , damai dan kemakmuran. Anggur adalah simbol kegembiraan , sementara semak dan duri hanya pantas untuk umpan api untuk dibakar. Charles Read pernah berkata : “Taburlah tindakan maka kamu akan menuai kebiasaan, Taburlah kebiasaan maka kamu akan menuai karakter, Taburlah karakter maka kamu akan menuai nasib keberuntunganmu”  Semua perumpamaan itu menunjukkan buah dihasilkan tidak dalam waktu sekejab, tetapi melalui proses panjang yang kadang melelahkan dan menyakitkan. Apa yang kita tanam itulah yang akan kita panen (ngunduh wohing pakarti) . Dalam perumpamaan yang lain juga mau ditunjuk hal yang senada. Bangunan yang kokoh musti dilandaskan pada pondasi yang kokoh , kalau tidak, bangunan mudah goyah terombang ambing bahkan terancam runtuh berantakan. Hidup kita juga  mesti dibangun atas dasar yang kokoh yaitu bersandar dan berdasarkan Sabda Tuhan, tak hanya menjadi pendengar yang baik tetapi juga pelaksana yang tekun atas Sabda Tuhan. Itulah yang menjadikan hidup kita kokoh dan tak mudah goyah oleh aneka macam prahara kehidupan. Kita akan tetap tegar dan teguh berdiri tegak. Hari ini kita diajak untuk merefleksikan dua pertanyaan mendasar : apakah yang aku taburkan dalam hidupku? Apakah yang menjadi dasar pondasi  hidupku? Menabur kebaikan dan kasih inilah yang akan mengabadikan hidup kita dan mengantar kita kepada kebahagiaan . Mendengar dan melaksanakan Sabda itulah pondasi yang hidup sejati. Itulah kunci kehidupan yang sering kita lupakan. Pada bacaan hari ini, buah baik atau tidak baik sangat tergantung  dari pohonnya. Pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik, pohon yang tidak baik akan menghasilkan buah yang tidak baik pula. Begitu pula kita ini adalah anak anak Allah . Kita ini hanya dikenali sebagai anak anak Allah kalau hidup kita sudah bersatu dengan Allah sendiri. Mengapa terkadang terjadi hidup kita yang tidak memancarkan diri sebagai anak anak Allah?  Bila kita masih suka ngegosip, menipu, mengkritik, mengeluarkan kata kata kasar dan jorok, ya bagaimana kita memancarkan aura anak anak Allah?  Namun bila kita menghidupi diri sebagai anak anak Allah dengan banyak berdoa dan membaca Kitab Suci , merenungkan yang baik dan benar, mengulang ulang dalam pikiran kita pikiran dan rencana yang positif bagi sesama kita, lihatlah, pelan pelan aura ke-anak-Allah-an memancar dari diri dan wajah kita tanpa kita sadari. Namun orang lain yang akan menyadarinya.

Butir permenungan.

“Kacang mongso tinggalo lanjaran”, demikian kata pepatah Jawa yang kurang lebih berarti ‘anak-anak pasti akan mewarisi perilaku, cara hidup dan cara bertindak orangtuanya’. Maka kami berharap kepada para orangtua dapat menjadi teladan hidup dan cara bertindak bagi anak-anaknya. Keunggulan hidup beriman atau beragama terletak dalam tindakan atau perilaku bukan omongan atau wacana. Yang mengikat dan mendasari hidup dan cara bertindak orangtua atau bapak-ibu adalah cintakasih; ingat dan kenangkan bahwa anda berdua menjadi suami atau isteri dan bapak atau ibu karena dan oleh cintakasih, dimana anda berdua saling mengasihi dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan atau tenaga. Di dalam bersama hidup sehari-hari dimanapun dan kapanpun ada aturan atau tatanan hidup, agar hidup bersama sungguh damai-sejahtera. Di dalam keluarga kiranya juga ada aturan dan tatanan hidup, entah tertulis atau lisan, yang telah ditentukan oleh orangtua, maka hendaknya anda sebagai orangtua tidak hanya berhenti pada memberi aturan, tatanan, nasihat atau tuntunan, tetapi juga menghayati atau melaksanakannya sendiri dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan /  tenaga. Dalam kutipan Warta Gembira hari ini kita juga diingatkan bahwa “yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya”, maka baiklah kita mengusahakan untuk memiliki hati yang baik. Untuk itu baiklah sering membaca berbagai tulisan atau karangan yang baik, dimana di dalamnya kita dapat menemukan pikiran, pendapat, nasihat yang baik dan kemudian kita hayati atau laksanakan dalam hidup sehari - hari dengan berbuat baik kepada siapapun. Perbuatan baik dan hati baik akan saling menguatkan dan memperteguh. “Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa” (1Tim 1:15). Inilah mungkin kata-kata atau tulisan yang baik kita renungkan dan hayati. Mungkin kita adalah orang baik, namun demikian marilah kita juga berani berkata dan menghayati bahwa “akulah yang paling berdosa”, sebagaimana juga telah pernah dinyatakan dan dicoba untuk dihayati oleh para Yesuit, yang menyatakan diri sebagai pendosa yang dipanggil Tuhan untuk berpartisipasi dalam karya penyelamatanNya di dunia ini. Menghayati diri sebagai pendosa yang dikasihi dan dipanggil kurang lebih juga berarti hidup dan bertindak dengan rendah hati. Rendah hati merupakan keutamaan dasar kebalikan dari sombong. Kita dipanggil untuk menjadi rendah hati, meneladan Yesus “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia” (Fil 2:6-7).  Para orangtua hendaknya menjadi teladan penghayatan kerendahan hati ini di dalam keluarga, antara lain berusaha ‘menjadi sama dengan anak-anak’, yang berarti senantiasa siap sedia untuk dibina, dituntun, dinasihati terus menerus sampai mati alias bersikap mental ‘on going formation, on going education’. Sikap mental inilah kiranya yang sebaiknya juga diwarikan kepada anak-anaknya, antara lain dengan teladan dari orangtua / bapak-ibu.

Doa.

Allah  Bapa kami, Sumber Kehidupan , kami bersyukur , karena Engkau telah menjanjikan kasih setia Mu dengan perantaraan Yesus Putra-Mu terkasih. Perkenankanlah kami membangun hidup kami pada Dia sebagai dasarnya. Amin.

 

 

 

 

 

 

 

 

Orang yang mengasihi Aku akan mentaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi Dia, dan kami akan datang kepadanya.

August 28, 2021

RENUNGAN HARIAN JUMAT 10 SEPTEMBER 2021

Kalender Liturgi Jumat 10 Sep 2021

Warna Liturgi: Hijau

Bacaan I  1Tim 1:1-2.12-14
Dari Paulus,  rasul Kristus Yesus atas perintah Allah,  penyelamat kita,
dan atas perintah Kristus Yesus, dasar pengharapan kita, kepada Timotius, anakku yang sah dalam iman. Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau.  Aku bersyukur kepada Kristus Yesus, Tuhan kita, yang menguatkan daku, karena Ia menganggap aku setia, dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku. Padahal tadinya aku seorang penghojat dan seorang penganiaya yang ganas.  Tetapi kini aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan, yaitu di luar iman.  Malahan kasih karunia Tuhan kita itu telah dilimpahkan  bersama dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 16:1.2a.5.7-8.11
Ya Tuhan, Engkaulah milik pusakaku.
*Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada Tuhan, "Engkaulah Tuhanku,  Ya Tuhan, Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah  yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.
*Aku memuji Tuhan, yang telah memberi nasihat kepadaku, pada waktu malam aku diajar oleh hati nuraniku. Aku senantiasa memandang kepada Tuhan; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
*Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.

Bait Pengantar Injil  Yoh 17:17b.a
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran.  Kuduskanlah kami dalam kebenaran.

Bacaan Injil  Luk 6:39-42
Pada suatu ketika Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya,  "Mungkinkah seorang buta membimbing orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lubang?  Seorang murid tidak melebihi gurunya,  akan menjadi sama dengan gurunya. Mengapakah engkau melihat selumbar dalam mata saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak kauketahui?  Bagaimana mungkin engkau berkata kepada saudaramu,  'Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar dalam matamu,' padahal balok dalam matamu tidak kaulihat?  Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Demikianlah Injil Tuhan. 

Renungan

 Ada seorang guru yang setiap kali masuk kelas selalu memberi hormat kepada murid muridnya.  Ketika ditanya tentang perbuatan ganjilnya itu, ia berkata : ”Siapa tahu nanti kalian ada yang jadi pemimpin pemimpin saya. Jadi saya tidak terlambat menghormati kalian”. Seorang murid Yesus harus terus menerus belajar menjadi serupa dengan gurunya, sehingga dapat menuntun orang lain ke jalan yang benar, Selama orang masih buta ia tidak mungkin dapat diutus untuk membantu orang lain. Orang yang tidak dapat melihat balok besar dimatanya sendiri, ia juga tidak akan bisa membantu orang lain membersihkan matanya dari selumbar yang sangat kecil . Melihat dan menyadari kelemahan dalam dirinya sendiri yang begitu besar saja tidak bisa, apalagi mau menolong orang lain untuk melihat dan menyadari kelemahannya yang sangat kecil. Memang orang cenderung mencari cari dan mau membereskan kelemahan orang lain, padahal kekurangan sendiri lebih parah dan otomatis menghalanginya untuk bisa membantu orang lain. Yesus bukan minta para murid agar menutup mata terhadap kejahatan didunia karena mereka toh sama  sama  berdosa , tetapi mau mengajak mereka memeriksa dan mengkoreksi diri terlebih dahulu, sehingga dapat membantu orang lain menjadi lebih baik. Yesus mengingatkan para murid agar tidak berusaha memperbaiki orang lain tanpa lebih dahulu mawas diri dan mengevaluasi diri sendiri. Memang setiap murid Yesus dipanggil untuk menuntun dan membantu orang lain membereskan dirinya, tetapi bagaimana ia bisa membimbing orang lain kalau masih buta, belum mengenal , dan tidak mampu menjalankan cara hidup Kristiani?  Bagaimana ia dapat membantu orang lain mengatasi halangan dirinya kalau ia belum sadar dan melihat cacat celanya sendiri yang menghalangi hidup seturut Injil?  Kita kadang gampang mencela kelemahan dan menghina orang lain, padahal kelemahan kita jauh lebih parah. Tidak jarang kita pun cepat menghakimi orang lain tanpa bercermin pada diri sendiri  Mengapa? Yesus telah menunjukkan bahwa kita harus mawas diri terlebih dulu sebelum menghakimi orang lain. Kita adalah pengikut pengikut Yesus zaman ini yang seharusnya terus menerus koreksi dan mawas diri.

Butir permenungan

Salah satu kebiasaan yang sering dilakukan orang adalah ‘ngrumpi atau ngrasani’, dimana dibicarakan kekurangan dan kesalahan orang lain yang tidak ada di hadapan mereka. Isi ‘ngrumpi atau ngrasani’ pada umumnya adalah kekurangan dan kelemahan atau kesalahan orang lain. Orang yang suka ngrumpi atau ngrasani pada umumnya memiliki kelemahan, kekurangan atau kesalahan yang cukup besar, namun coba untuk ditutupi dengan melihat dan menceriterakan kekurangan orang lain.  Maka benarlah apa yang dikatakan oleh Yesus : ”Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?”. Marilah kita keluarkan ‘balok’ yang menutupi mata kita, sehingga kita menjadi buta terhadap diri kita sendiri! Memang melihat diri sendiri itu lebih sulit daripada melihat orang lain. Melihat diri sendiri dengan tajam berarti terampil mawas diri (awas terhadap diri sendiri).  Dalam doa harian kita, yaitu doa malam menjelang istirahat tidur, ada bagian yang disebut “pemeriksaan batin”, suatu ajakan bagi diri kita masing-masing untuk memeriksa dengan cermat isi batin atau hati kita sendiri. Jika kita mampu melihat diri sendiri dengan baik dan memadai, maka kami yakin kita tidak akan mudah untuk melihat dan membicarakan kekurangan, kelemahan dan kesalahan orang lain. Terampil dalam ‘pemeriksaan batin’ berarti terampil dalam pembedaan roh alias terampil melihat apa yang baik dan benar alias ahli roh baik, bukan terampil melihat apa yang buruk dan salah alias ahli roh jahat atau setan. Marilah kita saling melihat apa yang baik dan.benar dalam diri sesama kita, sehingga kita akan dapat melihat dengan jelas apa yang buruk dan salah dan kemudian kita perbaiki dengan tepat. Dengan saling melihat dan mengakui apa yang baik dan benar dalam diri kita masing-masing berarti juga terjadi ‘saling memberdayakan’ di antara kita. “Aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman. Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus” (1Tim 1:13-14), demikian kesaksian atau curhat Paulus kepada Timotius, kepada kita semua. Seperti pernah terjadi dalam diri Paulus, kiranya juga dapat terjadi di antara kita, yaitu kita merasa berbuat baik tetapi sebenarnya apa yang kita buat adalah buruk karena ketidak-tahuan kita. Dengan kata lain dari lubuk hati kita yang terdalam berkendak untuk senantiasa berbuat baik, tetapi karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan kemungkinan apa yang menjadi kehendak baik tersebut dalam pelaksanaan tidak baik atau kurang memadai. Maka marilah kita bina dan perdalam sikap rendah hati dan terbuka dalam diri kita masing-masing, agar setiap kali kita memperoleh kasih Allah melalui saudara-saudari kita berupa aneka macam pengetahuan, keterampilan atau ajaran, kita siap sedia untuk tumbuh berkembang dalam ‘iman dan kasih dalam Kristus Yesus’. Kita sadari dan hayati bahwa aneka macam bentuk sapaan, sentuhan, perhatian dari orang lain, entah yang enak atau menyakitkan, sebagai wujud kasih Allah kepada kita melalui sesama kita. Hendaknya kita senantisa terbuka untuk ditegor, diajar, diberi tahu kesalahan dan kekurangan kita, diarahkan ke kebenaran dan kebaikan. Sebaliknya kita semua juga dipanggil untuk melihat dan mengakui perkembangan dan pertumbuhan yang terjadi dalam diri saudara-saudari kita, dan jangan mengingat-ingat ketidak-tahuan mereka masa lalu, yang mungkin juga berupa kesalahan, kekurangan atau kejahatan.

Doa.

Allah Bapa Gembala utama , kami bersyukur , karena Engkau telah mengutus Gembala dan Penuntun yaitu Yesus, Saudara se-Bapa kami. Semoga Ia sudi menuntun kami menuju kedamaian yang sangat didambakan dunia.  Amin.

 

 

 

 

 

 

Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran.  Kuduskanlah kami dalam kebenaran.

 

 

 

RENUNGAN HARIAN KAMIS 9 SEPTEMBER 2021

Kalender Liturgi Kamis 9 Sep 2021
PF S. Petrus Klaver, Imam
Warna Liturgi: Hijau

Bacaan I  Kol 3:12-17
Saudara-saudara,  kalianlah orang-orang pilihan Allah, yang dikuduskan dan dikasihi Allah. Maka kenakanlah belas kasihan, kemurahan dan kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan hendaklah kalian saling mengampuni apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain; sebagaimana Kristus mengampuni kalian,demikian pula kalian hendaknya. Dan di atas semuanya itu kenakanlah cinta kasih, tali pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Semoga damai sejahtera Kristus menguasai hatimu, karena untuk itulah kalian dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. Semoga sabda Kristus dengan segala kekayaannya tinggal di antara kalian. Hendaknya kalian saling mengajar dan menasehati dengan segala hikmat. Nyanyikanlah mazmur, puji-pujian dan nyanyian rohani, untuk mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. Dan segala sesuatu yang kalian lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah itu dalam nama Tuhan Yesus Kristus, dan dengan pengantaraan-Nya bersyukurlah kepada Allah, Bapa kita.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 150:1-2.3-4.5-6
Segala yang bernafas, pujilah Tuhan!
*Pujilah Allah dalam tempat kudus-Nya!  Pujilah Dia dalam cakrawala-Nya yang kuat!  Pujilah Dia karena segala keperkasaan-Nya  pujilah Dia sesuai dengan kebesaran-Nya yang hebat!
*Pujilah Dia dengan tiupan sangkakala, pujilah Dia dengan gambus dan kecapi! Pujilah Dia dengan rebana dan tari-tarian, pujilah Dia dengan permainan kecapi dan seruling!
*Pujilah Dia dengan ceracap yang berdenting, pujilah Dia dengan ceracap yang berdentang! Biarlah segala yang bernafas memuji Tuhan!

Bait Pengantar Injil  1Yoh 4:12
Jika kita saling menaruh cinta kasih, Allah tinggal dalam kita; dan cinta kasih Allah dalam kita menjadi sempurna.

Bacaan Injil  Luk 6:27-38
Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Dengarkanlah perkataan-Ku ini: Kasihilah musuhmu. Berbuatlah baik kepada orang yang membenci kalian. Mintalah berkat bagi mereka yang mengutuk kalian. Berdoalah bagi orang yang mencaci kalian. Bila orang menampar pipimu yang satu, berikanlah pipimu yang lain. Bila orang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu, dan janganlah meminta kembali dari orang yang mengambil kepunyaanmu. Dan sebagaimana kalian kehendaki orang perbuat kepada kalian, demikian pula hendaknya kalian berbuat kepada mereka. Kalau kalian mengasihi orang-orang yang mengasihi kalian, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian. Lagi pula kalau kalian memberikan pinjaman kepada orang dengan harapan akan memperoleh sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun meminjamkan kepada orang-orang berdosa,  supaya mereka menerima kembali sama banyaknya. Tetapi kalian, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan berilah pinjaman tanpa mengharapkan balasan, maka ganjaranmu akan besar dan kalian akan menjadi anak Allah Yang Mahatinggi. Sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan orang-orang jahat. Hendaklah kalian murah hati sebagaimana Bapamu murah hati adanya. Janganlah menghakimi orang, maka kalian pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah menghukum orang, maka kalian pun tidak akan dihukum. Ampunilah, maka kalian pun akan diampuni. Berilah, dan kalian akan diberi. Suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan tumpah ke luar akan dicurahkan ke pangkuanmu. Sebab ukuran yang kalian pakai, akan diukurkan pula kepadamu."
Demikianlah Injil Tuhan. 

Renungan.

Berkata bahwa percaya kepada Tuhan adalah sangat mudah dan siapapun bisa mengatakannya . Namun sebagai manusia yang sedang berziarah dan hidup berdamplngan satu sama lain didunia ini ,percaya kepada Tuhan akan menjadi ganjil jika aplikasi konkret iman itu hampa. Yesus mengungkapkan perintah dan larangan dalam Injil hari ini , agar roda kehidupan setiap hari dijalankan sesuai dengan apa yang telah diberikan – Nya. Murah hati seperti Bapa dan bersedia memberi serta mengampuni merupakan perintah Yesus bagi kita. Disamping perintah , ada juga  larangan atau peringatan agar kita hati hati dalam bertindak yakni jangan menghakimi dan jangan menghukum.  Mungkin kita sudah  menjalankan apa yang dikatakan Yesus hari ini. Tetapi kita perlu merenungkannya lagi dengan sungguh , apakah benar tindakan kita , murah hati, mau memberi , tidak menghukum sudah menyerupai Bapa disurga ?  Sebab Allah menerbitkan matahari bagi orang benar dan orang jahat . Setiap makhluk hidup didunia ini menghirup udara yang sama dan tanpa batas. Dengan demikian , kemurahan Allah tidak dapat tertandingi oleh manusia. Kita sendiri tahu seberapa besar keterbukaan hati kita untuk menolong , memberi dan memperhatikan orang lain. Kesabaran kita pun sering ditantang dengan berbagai peristiwa hidup. Perbedaan pandangan , sikap orang lain yang berseberangan dengan kita atau orang lain tidak memenuhi apa yang kita inginkan . Kita sendiri juga tahu seberapa besar kesabaran kita untuk tidak menghukum dan menghakimi. Maka marilah kita memperbaiki diri kita selagi masih ada  kesempatan.

Butir  permenungan.

Apa yang kita tabur itulah yang akan kita tuai, demikian sebuah peribahasa yang merefleksikan perbuatan dalam hidup bersama. Segala perkataan dan perbuatan yang kita lakukan adalah tindakan kita menabur dimana pada waktunya akan kita tuai untuk diri kita. Dalam bahasa lain disebut hukum alam yang akan kita hadapi. Yesus mengajarkan hal ini kepada kita agar dalam hidup setiap hari , kita menaburkan yang baik. Kebaikan yang kita lakukan bukan karena orang lain telah berbuat baik kepada  kita , tetapi bagaimana kita memberi yang baik disaat kita mendapatkan yang buruk.  Berdoa kepada orang yang membenci kita , meminta berkat dari orang yang mengutuk, tetap sabar dalam menghadapitamparan dan melayani permintaan orang lain. Kita memberikan sesuatu lebih dari kriteria atau tuntutan. Yesus meminta kita melakukan kebaikan ekstrem melebihi ukuran manusia . Yesus telah lebih dulu mengalami dan melakukan yang demikian . Mendoakan musuh, mengampuni kesalahan dan memberi tanpa meminta balasan. Pusat kesanggupan dalam bertindak demikian terletak pada hati. Hati yang penuh kebenaran dan kemurahan itulah yang dikatakan oleh Yesus dalam Injil hari ini. Mengacu pada banyak pengalaman kelam yang dialami oleh gereja , yaitu benih kemurahan yang telah ditaburkan oleh gereja. Gereja dan umat dibeberapa tempat yang mengalami kekerasan , diskriminasi pihak tertentu dalam urusan membangun rumah ibadah, dan seterusnya. Dengan penuh iman, kita mengakui betapa sabarnya para pengikut Kristus berhadapan dengan situasi sulit . Marilah kita memupuk kemurahan hati seperti yang ditunjukkan oleh Yesus kepada kita.

Doa.

 Ya Yesus , besarkanlah iman kami agar kami sanggup menyerupai Engkau didalam segala dalam peziarahan hidup kami setiap hari.  Amin.   

 

 

 

 

 

Jika kita saling menaruh cinta kasih,

Allah tinggal dalam kita;
dan cinta kasih Allah dalam kita menjadi sempurna.

 

 


RENUNGAN HARIAN RABU 8 SEPTEMBER 2021

Kalender Liturgi Rabu 8 Sep 2021

Warna Liturgi: Putih

Bacaan I  Mi 5:1-4a
Beginilah firman Tuhan:  "Hai Betlehem di wilayah Efrate,  hai engkau yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda,  dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, yang sudah ada sejak dahulu kala. Ia akan membiarkan mereka sampai saatnya perempuan yang mengandung itu telah melahirkan; lalu saudara-saudaranya yang masih ada akan kembali kepada orang Israel. Maka ia akan bertindak, dan akan menggembalakan mereka dalam kekuatan Tuhan, dalam kemegahan nama Tuhan Allahnya; mereka akan tinggal tetap, sebab sekarang ia menjadi besar sampai ke ujung bumi, dan dia menjadi damai sejahtera.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 13:6ab.6cd
Aku bersukacita dalam Tuhan.
*Ya Tuhan, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorai karena penyelamatan-Mu.
*Aku mau menyanyi untuk Tuhan, karena Ia telah berbuat baik kepadaku.

Bacaan Injil  Mat 1:1-16.18-23
Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.  Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub,  Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya.  Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram. Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon, Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut,  Obed memperanakkan Isai, Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria.  Salomo memperanakkan Rehabeam,  Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa. Asa memperanakkan Yosafat,  Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia. Uzia memperanakkan Yotam, Yotam memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia. Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia.
Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel. Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel. Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor. Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim, Akhim memperanakkan Eliud, Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan, Matan memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.  Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut:  Pada waktu Maria, ibu Yesus, bertunangan dengan Yusuf, ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf, suaminya, seorang yang tulus hati, dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika Yusuf mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata,  "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Maria akan melahirkan anak laki-laki, dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."  Hal itu terjadi supaya genaplah yang firman Tuhan  yang dinyatakan oleh nabi,     "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamai Dia Imanuel"  yang berarti: Allah menyertai kita.
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.

Hari ini silsilah Yesus menurut Matius dibacakan. Tujuannya bukan sekedar merunut siapakah nenek moyang Yesus . Ada makna yang lebih dalam dari sekedar merunut daftar keturunan  seseorang, terlebih jika seseorang itu adalah Yesus , Sang Mesias. Beberapa nama yang terdapat dalam silsilah Yesus , terdengar lebih akrab bagi telinga kita dibandingkan sejumlah nama yang lain. Ada  beberapa orang non Jahudi  . Arinya , beberapa nenek moyang Yesus bukan berasal dari bangsa terpilih. Bahkan  , beberapa nama yang kita kenal pun tak semuanya memiliki reputasi yang baik. Akan tetapi , baik maupun buruk reputasinya , semua nama itu memiliki peranan yang penting dalam proses hadirnya Yesus sebagai Juru Selamat ke dunia. Silsilah ini ditelusuri mulai dari era Abraham , bapa orang orang beriman, terus meluncur melalui Raja Daud yang selalu menjadi kenangan manis bagi kejayaan bangsa Israel, sampai kepada keturunannya yang sederhana Jusup, suami  Maria, Bunda  Yesus. Melalui silsilah ini Iman Abraham dipersonifikasikan dan diwujudkan dalam diri Yesus Mesias sebagai puncak dari janji sekaligus pewahyuan Diri Allah dalam Yesus Kristus dan terus bersemayam dalam diri setiap orang beriman sampai akhir zaman. Banyak orang di zaman modern berusaha menelusuri dan menyelidiki pohon keluarga alias silsilah mereka . Beberapa mencari informasi terakhir akibat dorongan rasa ingin tahu  atau alasan sentimental . Sejumlah lainnya  berusaha mencari tahu , kalau kalau ada diantara nenek moyang mereka ternyata sosok selebritis yang kondang atau kaya .  Efeknya , jika benar kerabat mereka adalah selebritis atau saudagar nan kaya , tentu saja mereka berharap akan mendapat imbas nya , menjadi terkenal juga. Lainnya mencari ke masa lalu untuk mem verifikasi hak warisan , baik uang maupun properti.  Sebagai contoh , setelah kematian Howard Hughes, seorang selebritis kondang sekaligus seorang miliuner, setidaknya 100 orang yang mengaku sebagai kerabatnya untuk mengclaim hak warisnya, atau sekedar ingin mencicipi sedikit dari kekayaan tokoh berduit  itu . Akan tetapi, beberapa dari mereka menyesali upayanya , ketika ditunjukkan kepada mereka bahwa mereka harus membayar sejumlah besar pajak jika memang hendak mengclaim  harta benda dari orang yang tadinya mereka kira kaya itu.  Kita juga memiliki garis darah spiritual yang dapat ditelusuri yang sampai pada Yesus, Juru Selamat kita. Kita berada pada pohon keluarga yang sama dengan Yesus . Pohon keluarga iman adalah kayu salib . Pada kayu salib lah terletak kekeluargaan iman kita dengan Yesus dan para leluhur-Nya. Tentu saja kita mendapat keuntungan akibat tersambungnya diri kita dengan Yesus dalam silsilah iman tersebut. Disana, pada kayu alib kita menemukan keilahian dan  hak sebagai ahli waris keselamatan dari nenek moyang dan penyelamat kita yaitu Yesus Kristus. Kita harus bangga dan terangkat oleh silsilah iman kita itu.

Butir permenungan.

Bacaan pertama dari Kitab Kejadian , terutama ayat 10 hari ini  menegaskan bahwa “Tongkat Kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda atau pun lambang pemerintahan dari antara kakinya , sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa bangsa” Hal ini semacam prediksi atas apa yang kemudian terjadi pada Yesus  Yang dimaksudkan dengan “dia yang datang” adalah Yesus Kristus yang kedatangan-Nya kita nanti nantikan . Tingkat ketepatan dan kepercayaan “survei” ini tentu tidak diragukan lagi karena ini merupakan janji Allah sendiri bahwa Mesias akan menjadi keturunan  Abraham dan Daud. Sejak awal Matius juga sudah menegaskan bahwa Yesus adalah Mesias atau Yang Diurapi Allah. Yesus diurapi sebagai Raja yang memerintah, menuntun dan menegakkan kerajaan kebenaran. Yesus diangkat sebagai Raja bukan karena pilihan manusia melainkan karena janji Allah . Oleh karena itu kita hendaknya menjadikan Dia sebagai Raja yang memerintah  dihati kita.

 Doa.

Ya Allah , jadikanlah hati kami sebagai tempat bagi kelahiran  Putera-Mu  sehingga Dia menjadi Raja yang memerintah di dalam hati kami. Amin. 

 

 

 

 

 

 

 

Ya Tuhan, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorai karena penyelamatan-Mu.