August 3, 2021

RENUNGAN HARIAN SABTU 7 AGUSTUS 2021

Kalender Liturgi Sabtu 7 Agt 2021

PF S. Kayetanus, Imam
PF S. Sistus II, Paus, dkk. Martir

Bacaan I  Ul 6:4-13
Musa berkata kepada umat Israel,  "Dengarkanlah, hai orang Israel:
Tuhanlah Allah kita. Tuhan itu esa!  Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hati,  dengan segenap jiwa dan segenap kekuatanmu! Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan. Semuanya itu harus kauajarkan berulang kali kepada anak-anakmu, dan kaubicarakan apabila engkau duduk di rumah, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan bangun;  haruslah kauikatkan sebagai tanda pada tanganmu  dan kaupasang sebagai lambang pada dahimu.  Engkau harus menuliskannya pada tiang pintu rumahmu  dan pada pintu gerbangmu.
Maka apabila Tuhan, Allahmu,  telah membawa engkau masuk ke negeri  yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu,  yakni Abraham, Ishak dan Yakub,  untuk memberikannya kepadamu,  yaitu kota-kota yang besar dan baik yang tidak kaudirikan;  rumah-rumah yang sudah penuh pelbagai barang berharga; sumur-sumur yang tidak kaugali;  kebun-kebun anggur dan zaitun yang tidak kautanami;  dan apabila engkau sudah makan dan menjadi kenyang, berhati-hatilah, jangan sampai engkau melupakan Tuhan, yang telah membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan. Engkau harus takwa kepada Tuhan Allahmu.  Kepada Dia engkau harus beribadah dan demi nama-Nyalah engkau harus bersumpah."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 18:2-4.47.51ab
Aku mengasihi Engkau, ya Tuhan, kekuatanku.
*"Aku mengasihi Engkau, ya Tuhan, kekuatanku!  Ya Tuhan, bukit batuku, kubu pertahanan dan penyelamatku.  Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung,  perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku.  Terpujilah Tuhan, seruku;  maka aku pun selamat dari pada musuhku.
*Tuhan hidup! Terpujilah Gunung Batuku,  dan mulialah Allah Penyelamatku,  Tuhan mengaruniakan keselamatan yang besar  kepada raja yang diangkat-Nya.  Ia menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya.

Bait Pengantar Injil  2Tim 1:10b
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil.

Bacaan Injil  Mat 17:14-20
Sekali peristiwa  datanglah seorang mendapatkan Yesus dan menyembah, katanya,  "Tuhan, kasihanilah anakku.  Ia sakit ayan dan sangat menderita.  Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air.  Aku sudah membawanya kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya."  Maka kata Yesus,  "Hai kalian, angkatan yang tidak percaya dan yang sesat,  berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kalian?  Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kalian?  Bawalah anak itu ke mari!"  Dengan keras Yesus menegur roh jahat itu  lalu keluarlah ia dari padanya,  dan anak itu pun sembuh seketika itu juga.  Kemudian ketika mereka sendirian, para murid menghampiri Yesus dan bertanya,  "Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?"  Yesus menjawab, "Karena kalian kurang percaya.  Sebab Aku berkata kepadamu:  Sungguh, sekiranya kalian mempunyai iman sebesar biji sesawi saja  kamu dapat berkata kepada gunung ini,  'Pindahlah dari sini ke sana,'  maka gunung ini akan pindah, dan tiada yang mustahil bagimu."
Demikianlah Injil Tuhan. 

 

Renungan.

Pada zaman ini banyak peristiwa kerasukan dan kesurupan sering terjadi. Anak anak kesurupan, ibu ibu yang tergusur dari tempat jualannya berteriak histeris lalu pingsan seperti kesurupan, kaum demonstran mengguyang goyangkan pagar gedung atau kantor, melempari jendela dan merusak barang barang disekitarnya , seperti kesurupan. Semua gejolak luapan ini seperti orang yang sakit jiwa yang sangat berat. Apa sebenarnya yang tejadi? Para ahli kejiwaan menjelaskan bahwa pada saat tertentu dalam hidup manusia , ada kekosongan batin yang dipadati oleh luapan emosi yang mendadak. Dan kekosongan itu menyimpan daya tarik yang luar biasa hebatnya, yang bisa merusak pribadi manusia dengan tindakan emosional yang tidak terkontrol. Untuk menangkal kekosongan batin ini hanya bisa diisi dengan iman , kasih dan harapan yang dapat menghasilkan daya dan kekuatan yang menyelamatkan dan menyembuhkan.   Itulah yang ditawarkan oleh Yesus kepada kita hari ini sebagai daya batiniah yang menyembuhkan, yakni iman sebesar biji  sesawi sajapun dapat memindahkan gunung. Bagaimana daya batin itu harus dikembangkan?  Dalam Injil hari ini Yesus memberikan jawaban-Nya , yakni dengan doa dan puasa. Doa dan puasa menjadi sarana bagi kita untuk mengolah diri dari agar lebih dekat dengan Allah yang kita imani.  Penegasan Yesus ini perlu kita hidupi terus menerus dalam hidup kita sehari hari agar kita mampu mengontrol diri kita dari emosi yang berlebihan. Sehingga kalau kita bisa mengontrol emosi kita , maka akan banyak orang yang bisa mengalami kasih Tuhan yang menyelamatkan lewat diri kita.

 

Butir permenungan.

Setelah pemuliaan Yesus di atas gunung, Ia berhadapan dengan kasus seorang anak kecil yang sakit ayan yang mengalami kegilaan akibat kerasukan kuasa jahat (lih. Mat 17:14-15). Orangtua Si Anak telah frustasi dan hilang akal bagaimana menyembuhkan dan menyelamatkan nyawa anaknya. Ia telah membawanya kepada para murid Yesus, namun murid-murid-Nya tidak mampu menyembuhkan penyakit anak tersebut (lih. Mat 17:16).  Dengan keras Yesus menegur murid-murid-Nya yang kurang yakin akan kuasa Allah (lih. Mat 17:17). Selain menyembuhkan penyakit ayan anak itu, Yesus juga melakukan pengusiran setan atau eksorsisme. Para murid heran mengapa mereka tidak dapat melakukan eksorsisme pada anak tersebut. Yesus memberikan jawaban: kurangnya iman kepercayaan mereka kepada Tuhan. Sebab dengan iman yang kecil sekalipun seseorang dapat melakukan hal yang tidak mungkin dilakukan.  Yesus melayani dan menyembuhan sebagai lambang kehadiran Kerajaan Allah. Setiap kali melakukan mujizat, Yesus selalu menuntut iman atau kepercayaan. Dan Yesus menghendaki agar kepercayaan itu dibangun atas dasar usaha dan perjuangan pribadi untuk menerima Yesus sampai dasar hati yang terdalam. Allah ingin menjadikan setiap orang yang ada dalam Kristus menjadi orang yang mengubah dunia karena iman bukan sekedar percaya. Roh Allah yang ada dalam diri orang-orang percaya lebih besar dari roh yang ada dalam dunia.  Yesus mengatakan bahwa jika para muridNya mempunyai iman, maka mereka dapat melakukan mujizat, yaitu untuk memindahkan gunung. Kemungkinan memindahkan gunung ini merupakan peribahasa Yahudi. Tuhan dapat membiarkan para muridNya untuk memindahkan gunung, jika itu diperlukan untuk kemuliaan namaNya dan untuk membangun iman manusia.  Bersama dan bersatu dengan Tuhan tidak ada ketakutan sedikitpun, bersama dan bersatu dengan Tuhan berarti beriman, dan dengan iman yang kuat serta tangguh kita dapat menghadapi aneka tantangan, hambatan atau masalah, dengan kata lain mampu mengusir setan. Dengan dan dalam iman berarti mengerahkan seluruh pribadi kita dalam mengerjakan sesuatu dan mengandalkan diri sepernuhnya pada Penyelenggaraan Ilahi atau rahmat Tuhan.  Iman merupakan daya rasa dari akal budi, dimana kita bekerja sama dengan rahmat Allah, sehingga kita dapat menjawab panggilanNya dan percaya akan apa yang difirmankanNya. Namun kepercayaan ini bukan hanya asal percaya, atau percaya berdasarkan perasaan saja. Iman dapat diartikan sebagai suatu persetujuan akal budi yang kokoh kepada kebenaran, yang bukan berdasarkan perasaan.

 

Doa.

Ya Tuhan, tambahkanlah imanku agar dalam hidup ini aku mampu berfikir bijaksana dan mengontrol emosiku saat menghadapi masalah hidup. Amin.

 

 

 

 

 

 

 

 

Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil.

 

 

0 komentar:

Post a Comment