Kalender Liturgi Senin 30 Agt 2021
Warna Liturgi: Hijau
Bacaan I
1Tes 4:13-17
Saudara-saudara, Kami ingin
agar kalian mengetahui tentang
orang-orang yang sudah meninggal dunia,
supaya kalian jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai
pengharapan. Karena kalau kita percaya
bahwa Yesus telah wafat dan bangkit, maka
kita percaya juga bahwa semua orang yang telah meninggal dunia dalam
Yesus akan dikumpulkan oleh Allah bersama dengan Yesus. Hal ini kami
katakan kepadamu seturut sabda Allah ini. Kita yang
hidup dan masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali
takkan mendahului mereka yang sudah meninggal. Sebab pada
waktu tanda diberikan,
yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala
Allah berbunyi, Tuhan sendiri akan turun dari surga. Dan mereka yang telah meninggal dalam Kristus Yesus
akan lebih dahulu bangkit. sesudah itu kita yang hidup dan masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong
Kristus di angkasa.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur
Tanggapan Mzm 96:1.3-5.11-13
Tuhan
akan datang menghakimi dunia dengan adil.
*Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa
Kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara
segala suku.
*Sebab mahabesarlah Tuhan dan sangat terpuji,
Ia lebih dahsyat daripada segala dewata. Sebab segala allah para bangsa adalah hampa, tetapi Tuhan, Dialah yang menjadikan langit.
*Biarlah langit bersukacita dan bumi
bersorak-sorai, biar gemuruhlah laut
serta segala isinya; biarlah beria-ria
padang dan segala yang ada di atasnya dan segala pohon di hutan bersorak-sorai,
*Biarlah mereka bersukacita di hadapan Tuhan,
sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk
menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia
dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan
kesetiaan-Nya.
Bait
Pengantar Injil Luk 4:18
Roh Tuhan menyertai aku; Aku diutus Tuhan mewartakan kabar baik
kepada orang-orang miskin.
Bacaan
Injil Luk 4:16-30
Sekali peristiwa datanglah Yesus di Nazaret,
tempat Ia dibesarkan. Seperti biasa, pada hari Sabat Ia masuk ke rumah
ibadat. Yesus berdiri hendak membacakan
Kitab Suci. Maka diberikan kepada-Nya kitab nabi Yesaya. Yesus membuka
kitab itu dan menemukan ayat-ayat berikut, "Roh Tuhan ada pada-Ku. Sebab Aku
diurapi-Nya untuk menyampaikan kabar baik
kepada orang-orang miskin. Dan Aku
diutus-Nya memberitakan pembebasan kepada
orang-orang tawanan, penglihatan kepada
orang-orang buta, serta membebaskan
orang-orang yang tertindas; Aku
diutus-Nya memberitakan bahwa tahun rahmat Tuhan telah datang." Kemudian Yesus
menutup kitab itu dan mengembalikannya
kepada pejabat, lalu duduk; lalu Ia duduk dan
mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Kemudian Yesus
mulai mengajar mereka, kata-Nya, "Pada hari ini genaplah ayat-ayat Kitab Suci itu pada saat
kalian mendengarnya." Semua orang membenarkan Yesus. Mereka heran
akan kata-kata indah yang diucapkan-Nya.
Lalu kata mereka, "Bukankah Dia anak
Yusuf?" Yesus berkata,
"Tentu kalian akan mengatakan
pepatah ini kepada-Ku, 'Hai Tabib, sembuhkanlah dirimu sendiri. Perbuatlah di
sini, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar telah terjadi di
Kapernaum!"
Yesus berkata lagi, "Aku berkata kepadamu: Sungguh, tiada
nabi yang dihargai di tempat asalnya.
Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini
benar, 'Pada zaman Elia terdapat banyak wanita janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam
bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia
diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang wanita janda di Sarfat, di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel tetapi tiada
seorang pun dari mereka yang ditahirkan,
selain Naaman, orang Siria itu." Mendengar itu
sangat marahlah semua orang di rumah ibadat itu. Mereka bangkit
lalu menghalau Yesus ke luar kota,
dan membawa Dia ke tebing gunung tempat
kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Yesus
berjalan lewat tengah-tengah mereka, lalu pergi.
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan.
Di dalam diri manusia ada kecenderungan untuk mempertahankan sesuatu yang mereka anggap berharga. Yang dimaksud “sesuatu“ disini bisa berupa harta milik, pangkat, kedudukan, kehormatan, Bisa jadi, yang dianggap berharga adalah seseorang yang dicintai atau dibanggakan. Kehilangan sesuatu atau seseorang yang dihargai bisa membuat manusia merasa kehilangan bagian dari dirinya. Itulah yang dinamai kelekatan. Hal yang sama terjadi ketika Tuhan Yesus dipandang dengan penuh kekaguman oleh para tetangganya, ketika Dia menyampaikan pengajaran yang amat memikat. Mereka ingin memiliki Tuhan Yesus bagi mereka sendiri. Namun , Tuhan Yesus mengatakan bahwa Dia datang juga untuk bangsa bangsa lain. Serentak yang menjadi pendengar Dia waktu itu sangat marah. Aneh bagi mereka bahwa bahwa Tuhan Yesus yang dilahirkan dari kalangan mereka ternyata berkarya juga bagi bangsa lain. Rasa ingin memiliki Tuhan Yesus secara eksklusif membuat mereka tidak peka lagi pada kebutuhan orang atau bangsa lain. Bagi mereka , Tuhan Yesus bisa mereka banggakan sebagai penambah gengsi. Perasaan kecewa pada misi Tuhan Yesus yang ditujukan untuk semua bangsa membuat mereka bertindak naif. Tuhan Yesus mereka halau keluar kota untuk dilemparkan ke jurang. Aneh memang, sikap mereka seperti sikap orang yang marah karena kasihnya tidak terbalas. Padahal yang mereka lakukan bukanlah sikap kasih. Mereka memperlakukan Tuhan Yesus sebagai alat untuk menaikkan gengsi atau harga diri. Ketika alat itu tidak mau diajak kompromi, lebih baik dilempar saja. Tuhan Yesus dengan tegas mengajarkan bahwa kasih pada hakekatnya menyelamatkan, dan keselamatan hendaknya ditawarkan kepada semua saja yang membutuhkan tanpa pandang bulu. Hari ini Tuhan Yesus mengajar kita untuk tidak iri jika keselamatan juga ditawarkan kepada bangsa lain, orang lain, bahkan orang orang yang mungkin tidak dari golongan kita. Jika kita mengakui dengan iman bahwa Tuhan Yesus adalah penyelamat dunia, kita hendaknya sadar bahwa dunia itu jauh lebih lebar daripada dari pada kelompok kita, gereja kita, atau bangsa kita.
Butir
Permenungan
Setiap kali merayakan Misa Requiem, tema khotbah pasti selalu seputar kematian dan kebangkitan.Dalam Kitab Suci, ada beberapa pandangan tentang kematian. Orang Farisi percaya akan kebangkitan, orang Saduki tidak. Orang Yunani tidak mengetahui tentang kebangkitan, pembangkitan umat di Tesalonika ”berdukacita, tidak memiliki harapan.” Kematian memang merupakan sisi gelap manusia. Jika ada kematian, hubungan antarmanusia terputus. Tetapi, iman Kristiani membuatnya terang. Yesus sendiri telah wafat dan bangkit. Tidak ada manusia yang pernah hidup, lalu mati dan bangkit, selain Yesus Kristus. Paulus mengajarkan, ”Jika kita percaya bahwa Yesus telah meninggal dan bangkit, maka kita percaya juga, bahwa mereka yang meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia” (1Tes. 4:14).Jadi, kita tahu ke mana kita akan pergi sebelum mati. Kematian tidak menakutkan kita lagi, tidak membuat kita khawatir tanpa harapan. Inilah membuktikan iman yang harus kita wartakan. Yesus datang membawa Kabar Gembira itu. Ia kita dari bayangan hidup: dari dosa keselamatan; dari tidak tahu menjadi tahu akan kekal hidup. Marilah kita menyampaikan Kabar Baik ini kepada setiap orang, mulai dari orang terdekat dengan kita, orang yang kehilangan harapan karena kematian. Jangan takut akan mengungkapkan saat kita menyatakan kebenaran ini, karena sebab Tuhan Tuhan dan Juru Selamat kita telah mengalaminya terlebih dahulu
Doa.
Ya Tuhan yang maha kasih, dampingilah kami dalam
perjalanan hidup yang penuh gejolak ini, semoga kami melakukan yang baik dan
menjauhi yang jahat. Amin.
Roh Tuhan menyertai aku;
Aku diutus Tuhan mewartakan kabar baik kepada
orang-orang miskin.
0 komentar:
Post a Comment