Kalender
Liturgi Sabtu 4 Sep 2021
Warna Liturgi: Hijau
Bacaan I
Kol 1:21-23
Saudara-saudara, kalian dahulu hidup jauh dari Allah, dan memusuhi Dia dalam hati dan pikiran seperti terbukti dalam perbuatanmu yang jahat. Oleh
wafat Kristus sekarang kalian didamaikan Allah dalam tubuh jasmani
Kristus agar kalian ditempatkan di
hadapan-Nya dalam keadaan kudus, tak
bercela dan tak bercacat. Sebab itu
kalian harus bertekun dalam iman, tetap
teguh dan tidak goncang. Janganlah kalian
mau dijauhkan dari pengharapan Injil yang
telah kalian dengar dan telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit;
dan aku, Paulus, telah menjadi pelayannya.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur
Tanggapan Mzm 54:3-4.6.8
Allahlah
penolongku.
*Ya Allah, selamatkanlah aku karena nama-Mu,
berilah keadilan kepadaku karena keperkasaan-Mu!
Ya
Allah, dengarkanlah doaku,
berilah telinga kepada ucapan mulutku!
*Sesungguhnya, Allah adalah penolongku; Tuhanlah yang menopang aku. Dengan rela hati aku akan mempersembahkan kurban
kepada-Mu.
Aku akan bersyukur sebab baiklah nama-Mu, ya
Tuhan.
Bait
Pengantar Injil Yoh 14:6
Akulah jalan, kebenaran dan sumber
kehidupan, sabda Tuhan. hanya melalui Aku orang sampai kepada Bapa.
Bacaan
Injil Luk 6:1-5
Pada suatu hari Sabat, Yesus dan murid-murid-Nya berjalan di ladang gandum. Para
murid memetik bulir-bulir gandum, menggisarnya
dengan tangan, lalu memakannya. Tetapi beberapa orang Farisi berkata, "Mengapa kalian melakukan sesuatu yang tidak
diperbolehkan pada hari Sabat?"
Maka Yesus menjawab, "Tidakkah
kalian baca apa yang dilakukan Daud,
ketika ia dan para pengikutnya lapar?
Ia masuk ke dalam rumah Allah dan
mengambil roti sajian. Roti itu dimakannya dan diberikannya kepada para
pengikut-Nya. Padahal roti itu tidak boleh dimakan, kecuali oleh
para imam." Dan Yesus berkata lagi, "Anak
Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan
Orang Jawa bilang agar kita ini mestinya bisa rumangsa atau tahu dirilah. Sayangnya orang sekarang ini cuma rumangsa bisa atau merasa bisa , merasa hebat. Lihat saja , orang suka berlagak. Para pejabat dengan tangan dilipat kebelakang suka menasehati rakyat atau pegawai bawahannya. Kalian harus begini, harus begitu ..” Atau kalau sudah menjadi pemimpin , apalagi perutnya gede, orang berjalan sambil memandang orang orang disekitar kayak miliknya sendiri. Pokoknya berlagak deh Nah inilah yang disebut orang yang rumangsa bisa . Santo Paulus justru mengajak kita untuk bisa rumangsa . Cobalah kita resapkan kata kata Santo Paulus : Jangan ada diantara kalian yang menyobongkan diri. Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Adakah diantara milikmu yang bukan pemberian? Intinya tidak usah berlagaklah Sebaliknya Santo Paulus menyebut diri sebagai rasul yang berada ditempat yang paling rendah, lemah dan hina. Demikianlah Santo Paulus memberikan gambaran ciri ciri pemimpin yang baik, orang yang rendah hati, bisa rumangsa, merasa diri tidak hebat dan tidak penting. Dan Yesus masih menambah lagi , seorang pemimpin perlulah orang yang fleksibel , tidak kaku tetapi tetap tegas terhadap apa yang perlu bagi keselamatan kita. Kita tidak usah menghindar ketika memang ditunjuk dan dipilih menjadi pemimpin . Entah sebagai pemimpin dalam masyarakat atau Gereja atau lembaga, kita mesti tetap memiliki kualitas kepemimpinan seperti diungkapkan Kitab Suci hari ini. Marilah kita mohon , agar kita bisa menjadi pemimpin yang bisa rumangsa, tahu diri, rendah hati, dan tidak merasa hebat sendiri. Uraian kata kata Santo Paulus pada bacaan pertama hari ini pantas untuk terus memandu semangat kepemimpinan kita dimana kita berada.
Butir permenungan
Orang-orang Farisi dikenal sebagai orang
yang sangat taat kepada peraturan peribadatan. Mereka mentaati semuanya secara
harafiah dan merasa dengan cara seperti itu mereka adalah orang yang saleh.
Seperti dikisahan dalam bacaan Injil hari ini, orang-orang Farisi mengkritik
para murid Yesus yang tidak menjalankan aturan hari Sabat. Dengan kata lain
para murid Yesus seharusnya mentaati peraturan yang ada bukan malah
melanggarnya dengan memetik gandum dan memakannya. Untuk menjawab pertanyaan
mereka Yesus mengkisahkan peristiwa Daud yang melarikan diri bersama para
pengikutnya dari kejaran pembunuhan Raja Saul. Karena rasa lapar yang luar
biasa Daud masuk ke bait Allah dan meminta roti-roti sajian yang dikhususkan
bagi imam-imam sebagai makanannya dan para pengikutnya. Apa yang dilakukan oleh
Daud, sah-sah saja meskipun melanggar aturan demi keselamatan dirinya dan para
pengikutnya. Demikian juga Yesus membenarkan tindakan para murid-Nya. Peraturan
dicipta demi memanusiawikan manusia, bukan untuk membelenggu dan membebaninya.
Peraturan dicipta untuk mencapai suasana keteraturan dan ketertiban yang lebih
baik. Pada kenyataannya tidak jarang lebih mementingkan peraturan dibanding
perikemanusiaan. Padahal, aturan dibuat demi memanusiawikan manusia. Lebih
parah lagi peraturan masih bisa diputarbalikkan untuk menguntungkan pihak-pihak
tertentu. Marilah kita berani melihat
cara hidup kita masing-masing khususnya dalam menjalankan peraturan, hukum,
dsb. Apakah kita mentaati dan menjalankannya secara dewasa dan dalam semangat
kasih? Semoga teladan dan ajaran Yesus dapat kita jalankan, yaitu mentaati
hukum dengan kasih.
Doa
Allah Bapa
yang maharahim, kami telah diajar oleh Sabda Kristus, Guru kami, dan disegarkan
oleh kurban Kristus. Semoga dengan bantuan Santo Gregorius, Sabda-mu kami
wartakan , dan karunia cinta kasih-Mu kami sebar luaskan . Amin.
Akulah jalan, kebenaran dan sumber kehidupan, sabda Tuhan. hanya melalui Aku orang sampai kepada Bapa.
0 komentar:
Post a Comment