August 27, 2021

RENUNGAN HARIAN SABTU 4 SEPTEMBER 2020

Kalender Liturgi Sabtu 4 Sep 2021
Warna Liturgi: Hijau

Bacaan I  Kol 1:21-23

Saudara-saudara, kalian dahulu hidup jauh dari Allah,
dan memusuhi Dia dalam hati dan pikiran seperti terbukti dalam perbuatanmu yang jahat. Oleh wafat Kristus  sekarang kalian didamaikan Allah dalam tubuh jasmani Kristus agar kalian ditempatkan di hadapan-Nya dalam keadaan kudus, tak bercela dan tak bercacat. Sebab itu kalian harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak goncang. Janganlah kalian mau dijauhkan dari pengharapan Injil yang telah kalian dengar  dan telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit; dan aku, Paulus, telah menjadi pelayannya.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 54:3-4.6.8
Allahlah penolongku.
*Ya Allah, selamatkanlah aku karena nama-Mu, berilah keadilan kepadaku karena keperkasaan-Mu!  Ya Allah, dengarkanlah doaku,
berilah telinga kepada ucapan mulutku!
*Sesungguhnya, Allah adalah penolongku; Tuhanlah yang menopang aku. Dengan rela hati aku akan mempersembahkan kurban kepada-Mu.
Aku akan bersyukur sebab baiklah nama-Mu, ya Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Yoh 14:6
Akulah jalan, kebenaran dan sumber kehidupan, sabda Tuhan. hanya melalui Aku orang sampai kepada Bapa.

Bacaan Injil  Luk 6:1-5
Pada suatu hari Sabat, Yesus dan murid-murid-Nya berjalan di ladang gandum. Para murid memetik bulir-bulir gandum, menggisarnya dengan tangan, lalu memakannya.  Tetapi beberapa orang Farisi berkata,  "Mengapa kalian melakukan sesuatu  yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"  Maka Yesus menjawab, "Tidakkah kalian baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan para pengikutnya lapar?  Ia masuk ke dalam rumah Allah dan mengambil roti sajian.  Roti itu dimakannya dan diberikannya kepada para pengikut-Nya.  Padahal roti itu tidak boleh dimakan, kecuali oleh para imam."  Dan Yesus berkata lagi,  "Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."
Demikianlah Injil Tuhan. 

Renungan

Orang Jawa bilang agar kita ini mestinya bisa rumangsa atau tahu dirilah. Sayangnya orang sekarang ini cuma rumangsa bisa atau merasa bisa , merasa hebat. Lihat saja , orang suka berlagak. Para pejabat dengan tangan dilipat kebelakang suka menasehati rakyat  atau pegawai bawahannya. Kalian harus begini, harus begitu ..”  Atau kalau sudah menjadi pemimpin , apalagi perutnya gede, orang berjalan sambil memandang orang orang disekitar kayak miliknya sendiri. Pokoknya berlagak deh  Nah inilah yang disebut  orang yang rumangsa bisa . Santo Paulus justru mengajak kita untuk  bisa rumangsa . Cobalah kita resapkan kata kata Santo Paulus : Jangan ada diantara kalian yang menyobongkan diri. Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting?  Adakah diantara milikmu yang bukan pemberian?  Intinya tidak usah berlagaklah  Sebaliknya Santo Paulus menyebut diri sebagai rasul yang berada ditempat yang paling rendah, lemah dan hina. Demikianlah Santo Paulus memberikan gambaran ciri ciri pemimpin yang baik, orang yang rendah hati, bisa rumangsa, merasa diri tidak hebat dan tidak penting. Dan Yesus masih menambah lagi , seorang pemimpin perlulah orang yang fleksibel , tidak kaku tetapi tetap tegas terhadap apa yang perlu bagi keselamatan kita.  Kita tidak usah menghindar ketika memang ditunjuk dan dipilih menjadi pemimpin . Entah sebagai pemimpin dalam masyarakat  atau Gereja atau lembaga, kita mesti tetap memiliki kualitas kepemimpinan seperti diungkapkan Kitab Suci hari ini. Marilah kita mohon , agar kita bisa menjadi pemimpin yang bisa rumangsa, tahu diri, rendah hati, dan tidak merasa hebat sendiri. Uraian kata kata Santo Paulus pada bacaan pertama hari ini pantas untuk  terus memandu semangat kepemimpinan kita dimana kita berada.

Butir permenungan

Orang-orang Farisi dikenal sebagai orang yang sangat taat kepada peraturan peribadatan. Mereka mentaati semuanya secara harafiah dan merasa dengan cara seperti itu mereka adalah orang yang saleh. Seperti dikisahan dalam bacaan Injil hari ini, orang-orang Farisi mengkritik para murid Yesus yang tidak menjalankan aturan hari Sabat. Dengan kata lain para murid Yesus seharusnya mentaati peraturan yang ada bukan malah melanggarnya dengan memetik gandum dan memakannya. Untuk menjawab pertanyaan mereka Yesus mengkisahkan peristiwa Daud yang melarikan diri bersama para pengikutnya dari kejaran pembunuhan Raja Saul. Karena rasa lapar yang luar biasa Daud masuk ke bait Allah dan meminta roti-roti sajian yang dikhususkan bagi imam-imam sebagai makanannya dan para pengikutnya. Apa yang dilakukan oleh Daud, sah-sah saja meskipun melanggar aturan demi keselamatan dirinya dan para pengikutnya. Demikian juga Yesus membenarkan tindakan para murid-Nya. Peraturan dicipta demi memanusiawikan manusia, bukan untuk membelenggu dan membebaninya. Peraturan dicipta untuk mencapai suasana keteraturan dan ketertiban yang lebih baik. Pada kenyataannya tidak jarang lebih mementingkan peraturan dibanding perikemanusiaan. Padahal, aturan dibuat demi memanusiawikan manusia. Lebih parah lagi peraturan masih bisa diputarbalikkan untuk menguntungkan pihak-pihak tertentu.  Marilah kita berani melihat cara hidup kita masing-masing khususnya dalam menjalankan peraturan, hukum, dsb. Apakah kita mentaati dan menjalankannya secara dewasa dan dalam semangat kasih? Semoga teladan dan ajaran Yesus dapat kita jalankan, yaitu mentaati hukum dengan kasih.

Doa

Allah Bapa yang maharahim, kami telah diajar oleh Sabda Kristus, Guru kami, dan disegarkan oleh kurban Kristus. Semoga dengan bantuan  Santo Gregorius, Sabda-mu kami wartakan , dan karunia cinta kasih-Mu kami sebar luaskan .  Amin.

 

 

 

 

 

 

Akulah jalan, kebenaran dan sumber kehidupan, sabda Tuhan.  hanya melalui Aku orang sampai kepada Bapa.

 

  

0 komentar:

Post a Comment