Jamuan terakhir Jesus bersama murid - muridNya

Jesus meredakan badai

Jesus bersama Joseph dan Maria

Jesus mencintai anda semua

Jesus naik ke Surga

October 31, 2015

RENUNGAN HARI MINGGU 1 NOPEMBER 2015

Bacaan Liturgi  Minggu  1 Nopember 2015

Bacaan 1: Wahyu 7:2-4,9-14
Dan aku melihat seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut,
katanya: "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!"
Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.
Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan suara nyaring mereka berseru: "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!" Dan semua malaikat berdiri mengelilingi takhta dan tua-tua dan keempat makhluk itu; mereka tersungkur di hadapan takhta itu dan menyembah Allah, sambil berkata: "Amin! puji-pujian dan kemuliaan, dan hikmat dan syukur, dan hormat dan kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!"  Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: "Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?"
Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.

Mazmur: Mzm 24:1-2,3-4ab,5-6.
Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkannya di atas lautan dan menegakkannya di atas sungai-sungai.
"Siapakah yang boleh naik ke atas gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?"
"Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.
Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia. Itulah angkatan orang-orang yang menanyakan Dia, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub."

Bacaan 2 : 1 Yoh 3:1-3
Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.  Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.

Injil: Mat 5:1-12a
Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga,
Demikianlah Injil Tuhan

Renungan
Pada pesta semua orang kudus, kita memperingati rombongan besar orang beriman yang telah memelihara iman selama hidup mereka. Mereka berbahagia karena telah mengikuti Kristus sampai akhir (Wahyu 7:9-14). Siapakah mereka itu? Menurut pemazmur. “ orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan  ....  dan  yang mencari wajah Allah” (Mazmur 24:3-6). Menurut Sabda Bahagia, mereka adalah “orang orang yang miskin dihadapan Allah ...... yang dianiaya oleh sebab kebenaran ..... yang dicela dan dianiaya karena Kristus.... (Matius 5:1-12)
Pada lembaran yang dikeluarkan oleh Biara Trappist Bunda Pemersatu, Gedono, Salatiga yang berjudul  “Keluarga , Jalan Kekudusan” diceritakan bahwa pada tanggal 21 Oktober 2001, almarhum Paus Yohanes Paulus II mengangkat sepasang suami-isteri bernama Luigi dan Maria Beltrame  Quattrocchi sebagai Beato dan Beata. Inilah untuk pertama kali dalam sejarah Gereja, sepasang suami-isteri diangkat menjadi Beato dan Beata. Dengan pengangkatan ini Gereja ingin menegaskan bahwa keluarga adalah jalan menuju kekudusan, hal yang rupanya kurang disadari oleh umat Katolik pada umumnya. Dalam homili pada waktu pengangkatan itu, Bapa Suci mengatakan bahwa dengan menimba kekuatan dari doa, Sabda Allah dan Sakramen-Sakramen Gereja, pasangan suami-isteri ini berhasil menghayati hidup yang biasa dengan cara yang luar biasa. Pengangkatan pasangan suami-isteri menjadi Beato dan Beata ini mengundang kita untuk memohon  kepada Tuhan agar semakin banyak pasangan suami-isteri yang dengan sadar menghayati hidup berkeluarga sebagai jalan menuju kekudusan.

Butir butir permenungan.
Sebagai pengikut Kristus, “ Sabda  Bahagia “ harus menjadi inspirasi yang menggerakkan kita dalam hidup . Sebab sebagaimana para orang Kudus yang kita rayakan hari ini, marilah kita jadikan contoh dalam mengusahakan inspirasi “ Sabda Bahagia “  tersebut dalam kehidupan kita , agar tercipta dunia yang damai dan adil.

Doa.

Ya  Bapa, bantulah kami , agar mampu mengusahakan cinta kasih dalam kehidupan kami setiap hari. Amin. 

October 30, 2015

RENUNGAN HARI SABTU 31 OKTOBER 2015

Bacaan Liturgi  Sabtu  31 Oktober 2015

Bacaan 1: Roma 11:1-2a,11-12,25-29.
Saudara saudari adakah Allah mungkin telah menolak umat-Nya? Sekali-kali tidak! Karena aku sendiripun orang Israel, dari keturunan Abraham, dari suku Benyamin. Allah tidak menolak umat-Nya yang dipilih-Nya. Maka aku bertanya: Adakah mereka tersandung dan harus jatuh? Sekali-kali tidak! Tetapi oleh pelanggaran mereka, keselamatan telah sampai kepada bangsa-bangsa lain, supaya membuat mereka cemburu. Sebab jika pelanggaran mereka berarti kekayaan bagi dunia, dan kekurangan mereka kekayaan bagi bangsa-bangsa lain, terlebih-lebih lagi kesempurnaan mereka. Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk. Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis: "Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub. Dan inilah perjanjian-Ku dengan mereka, apabila Aku menghapuskan dosa mereka." Mengenai Injil mereka adalah seteru Allah oleh karena kamu, tetapi mengenai pilihan mereka adalah kekasih Allah oleh karena nenek moyang. Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya.

Mazmur: Mzm 94:12-13a,14-15,17-18.
Tuhan tidak akan membuang umat-Nya
Berbahagialah orang yang Kauhajar, ya Tuhan, dan yang Kauajari dari Taurat-Mu, untuk menenangkan dia terhadap hari-hari malapetaka  
Sebab Tuhan tidak akan membuang umat-Nya, dan milik-Nya sendiri tidak akan ditinggalkan-Nya; sebab hukum akan kembali kepada keadilan, dan akan diikuti oleh semua orang yang tulus hati.
Jika bukan Tuhan yang menolong aku, nyaris aku diam di tempat sunyi. Ketika aku berpikir: "Kakiku goyang," maka kasih setia-Mu, ya Tuhan, menyokong aku.

Injil: Lukas 14:1,7-11,
Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama. Karena Yesus melihat, bahwa tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan, Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka:
"Kalau seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih terhormat dari padamu, supaya orang itu, yang mengundang engkau dan dia, jangan datang dan berkata kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu. Lalu engkau dengan malu harus pergi duduk di tempat yang paling rendah.
Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan
Kita amati saja bilamana kita datang ke pertemuan pertemuan entah di gereja ataupun dimasyarakat. Banyak orang lebih suka memilih duduk dibelakang daripada duduk didepan, Ada seribu alasan, tetapi itulah gejala yang sangat umum di masyarakat dan umat kita. Barangkali saja, dengan duduk dibelakang, orang merasa aman dan bisa ngantuk-ngantuk tanpa dilihat orang lain.
Ataukah orang yang suka duduk dibelakang dikarenakan ingin mengikuti Sabda Tuhan Yesus pada Injil hari ini? Itu tidak terlalu jelas, yang jelas, Sabda Tuhan pada Injil hari ini bukan pertama tama berbicara soal tempat duduk yang sebaiknya kita pilih tetapi lebih mengenai sikap kerendahan hati, tidak memandang diri penting. Orang orang Yahudi yang dikritik Yesus adalah orang orang yang sok merasa penting maka mereka merasa harus dihormati dan dimuliakan. Bukanlah kalau kita duduk dibelakang tetapi kita marah jika tidak disapa atau tidak dihormati, kitasama saja sombong dan tidak rendah hati?
Marilah kita tidak menyombongkan diri karena jabatan kita. Marilah kita juga tidak merasa rendah diri karena tidak berjabatan. Kita adalah manusia yang bermartabat. Martabat kita justru tampak apabila kita saling menghargai satu sama lain, entah siapapun  sesama kita, Kerendahan hati justru terjadi saat kita menempatkan  tidak berlebihan Wajar sajalah.

Butir butir permenungan.
Apa yang bisa kita renungkan dari Sabda Yesus hari ini? Yesus mau menyadarkan kita untuk pandai menempatkan diri kita dalam situasi apapun.Lebih tepatnya adalah tahu diri untuk berbuat.apa saja dan mau berada dimana. Orang yang tahu diri akan dihormati oleh banyak orang tetapi sebaliknya orang yang tidak tahu diri akan dicemooh. Kita sebagai murid Kristus harus tahu diri dan tahu identitas kita sebagai apa? Identitas kita adalah Kasih. Kerelaan kita mengasihi sesama tanpa batas akan menjadikan kita terhormat dimata orang lain. Kehormatan kita adalah kasih Kristus yang menginspirasi kita.

Doa.
Ya Tuhan, biarkanlah aku terhormat karena mengasihi Dikau dan sesama ku dan bukan karena harta duniawi. Amin.

October 29, 2015

RENUNGAN HARI JUMAT 30 OKTOBER 2015

Bacaan Liturgi  Jumat  30 Oktober 2015

Bacaan 1: Roma 8:31b-39
Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus, bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati.  Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani. Sebab mereka adalah orang Israel, mereka telah diangkat menjadi anak, dan mereka telah menerima kemuliaan, dan perjanjian-perjanjian, dan hukum Taurat, dan ibadah, dan janji-janji.  Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!

Mazmur: 147:12-15,19-20
Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem
Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion! Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu, dan memberkati anak-anakmu di antaramu.  Ia memberikan kesejahteraan kepada daerahmu dan mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik. Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari.
Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan-ketetapan-Nya dan hukum-hukum-Nya kepada Israel.  Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal. Haleluya!

Injil: Lukas 14:1-6
Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama. Tiba-tiba datanglah seorang yang sakit busung air berdiri di hadapan-Nya.  Lalu Yesus berkata kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu, kata-Nya: "Diperbolehkankah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?"  Mereka itu diam semuanya. Lalu Ia memegang tangan orang sakit itu dan menyembuhkannya dan menyuruhnya pergi.  Kemudian Ia berkata kepada mereka: "Siapakah di antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari Sabat?"  Mereka tidak sanggup membantah-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan
Salah satu fenomena yang melanda kebanyakan orang adalah kebiasaan berbuat baik pada hari hari besar agama, misalnya  menjelangdan pada saat Natal dan Paskah, banyak orang Kristen lebih intensif datang ke Gereja dan rela berbagi dengan sesamanya. Sehingga ada kesan bahwa berbuat baik itu ada saat atau masanya. Apakah itu benar? Tentu tidak, injil hari ini membuktikan hal itu, Dimana Yesus menyembuhkan seorang yang busung air pada hari Sabat. Padahal bagi orang Yahudi, hari Sabat adalah hari dimana manusia tidak boleh melakukan kegiatan apapun, kecuali ke Bait Allah. Yesus melawan aturan itu karena bagi Yesus, menolong orang tidak perlu menunggu hari hari tertentu. Setiap saat adalah  waktu bagi-Nya untuk menolong mereka yang butuh pertolongan, apalagi mereka yang menderita karena dikucilkan.
Perbuatan Yesus menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat ini menyadarkan kita bahwa berbuat baik kepada sesama tidaklah mengenal waktu. Kapan saja dan  dimana saja kita harus berbuat baik. Kita harus siap sedia menolong sesama kita yang menderita karena munculnya penderitaan yang dialami manusia tidak mengenal waktu. Dalam arti , penderitaan atau sakit penyakit yang dialami oleh seseorang selalu datang tiba tiba, Tidak ada orang mempunyai rencana bahwa suatu saat dia akan sakit sehingga setiap saat manusia harus siap sedia dengan itu, Maka sama seperti penderitaan itu datang tanpa diduga-duga, demikian juga perbuatan baik dan kemauan kita untuk menolong sesama kita haruslah demikian. Karena kedatangan orang yang meminta pertolongan dan bantuan kepada kita pun seringkali tidak kita duga.

Butir butir permenungan.
Marilah kita mohon kepada Bapa, agar dianugerahi kebebasan hati seperti Yesus , harus kita akui betapa kita ini serba takut untuk bertindak karena sangat menjaga gengsi. Demi memenuhi selera orang banyak dan menjaga popularitas dan nama baik, kadang kita mengorbankan pilihan tindakan yang sebenarnya diperlukan dan baik demi kebenaran dan keselamatan sesama.

Doa.

Ya Bapa, ajarilah aku seperti Yesus yang selalu siap sedia menolong dan membantu sesama kapan saja dan dimana saja mereka membutuhkanku. Amin.

October 28, 2015

RENUNGAN HARI KAMIS 29 OKTOBER 2015

Bacaan Liturgi  Kamis  29 Oktober 2015

Bacaan 1: Roma 8: 31b-39
Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Allah, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin  Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita? Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan."  Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Mazmur: 109:21-22,26-27,30-31
Selamatkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu Tuhan
Tetapi Engkau, ya Allah, Tuhanku, bertindaklah kepadaku oleh karena nama-Mu, lepaskanlah aku oleh sebab kasih setia-Mu yang baik! Sebab sengsara dan miskin aku, dan hatiku terluka dalam diriku; 
Tolonglah aku, ya Tuhan, Allahku, selamatkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu, supaya mereka tahu, bahwa tangan-Mu ini, bahwa Engkaulah, ya Tuhan, yang telah melakukannya.
Aku hendak bersyukur sangat kepada Tuhan dengan mulutku, dan aku hendak memuji-muji Dia di tengah-tengah orang banyak. Sebab Ia berdiri di sebelah kanan orang miskin untuk menyelamatkannya dari orang-orang yang menghukumnya.

Injil: Luk 13: 31-35
Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: "Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau."  Jawab Yesus kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai. Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem. Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. Sesungguhnya rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kamu tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!"
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan
Berita ini sering kita dengar, itu pasangan suami-isteri, Suta dan Siti sudah sekian tahun menikah, ingin bercerai. Itu Suster Centilwati sudah 10 tahun menjadi biarawati, lagi goncang mau keluar. Itu romo Sibukwanto sudah hampir 9 tahun ditahbiskan, lagi krisis dan ingin keluar. Frater Gojegana sudah menjalani Tahun Pastoral, sekarang panggilannya sedang menggelepar ingin keluar.
Krisis hidup panggilan atau krisis iman bisa menerpa siapa saja, termasuk kita. Tetapi bilamana kita merenungkan kata kata Santo Paulus dalam bacaan pertama hari ini dengan hati bening sambil berdoa didepan Salib Kristus tentulah akan lain. Kata kata Santo Paulus begitu kuat, penuh keyakinan dan kena hingga lubuk hati kita. Apa yang kita takutkan dalam hidup ini? Konflik, ketidakcocokan, ketidaksetiaan pasangan, kesulitan ekonomi, kegagalan karya? Itu tentu dapat menggoncangkan kita. Tetapi apakah itu sudah cukup menjadi alasan untuk memisahkan kita dengan Kristus?  Putra-Nya saja diserahkan oleh Allah kepada kita, bagaimana Dia tidak menganugerahkan segalanya bersama anak-Nya itu kepada kita?


Butir butir permenungan.
Krisis hidup iman dan panggilan senantiasa berakar pada satu titik yang paling mendasar, hubungan kita dengan Tuhan Yesus Kristus. Kesetiaan kita pada panggilan imamat, membiara, membujang demi Kerajaan Allah atau berkeluarga hanya mungkin kita bangun apabila kita tidak pernah berpisah dari kasih Kristus. Krisis hidup panggilan biasanya berhubungan dengan hal ini itu dan ketika orang begitu emosi, orang memilih meninggalkan panggilannya. Namun apabila orang yang sedang krisis itu mau menatap Salib Kristus, kasih cinta-Nya yang tidak pernah tercabutkan, betapa kita rela kalah dari himpitan kesulitan krisis itu? Bukanlah Tuhan akan menguatkan kita dan Dia lebih dari semuanya itu? idak dianggap itu sebagai motivasi bagiku 

Doa.

Ya Tuhan , jangan biarkan aku patah semangat bila kasihku kepada sesama tidak dianggap tetapi jadikanlah pengalaman tidak dianggap itu sebagai motivasi bagiku untuk selalu berbuat kasih. Amin

October 27, 2015

RENUNGAN HARI RABU 28 OKTOBER 2015

Bacaan Liturgi  Rabu  28 Oktober 2015

Bacaan 1: Ef 2: 19-22
Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.  Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.  Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.

Mazmur: 19:2-3,4-5
Diseluruh bumi bergemalah suara mereka.
Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya;  hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam.
Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi.

Injil: Luk 6: 12-19
Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul:  Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.  Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar: di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon.   Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan.   Dan semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar dari pada-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan
Injil hari ini berkisah tentang Yesus yang pergi ke bukit yang sepi dan  berdoa kepada Allah semalam suntuk. Setelah itu pada siang harinya Yesus memilih 12 murid-Nya. Kisah ini mau mengatakan kepada dunia yang seringkali skeptis tentang makna dan pentingnya doa, bahwa doa yang diteladankan oleh  Yesus sungguh tetap menarik bagi hidup rohani dan iman para murid Yesus.  Doa tidaklah terbatas pada soal fungsi  dan kebutuhan.  Ketika malam gelap, pada saat manusia menjadi diam, letih, tertidur nyenyak, Yesus malah berdoa secara intensif kepada Bapa-Nya. Komunikasi antara Yesus dengan Allah tidak dibatasi oleh waktu, tempat, ataupun oleh adat dan aturan hukum yang dijaga ketat oleh manusia. Yesus mau menunjukkan kepada para murid bahwa lewat doa yang intensif , hidup iman mereka akan tetap segar, kuat dan dibaharui.
Para murid yang dipilih oleh Yesus, masih lemah imannya. Bahkan mereka akan mengalami kebingungan dan tidak tahu kearah mana mereka berjalan, Yesus hendak meneguhkan para murid agar semakin sadar akan panggilan dan pilihan mereka serta semakin mengasihi Dia yang mengutus mereka dalam perutusan dan pelayanan. Mereka harus semakin mengenal dalam hidup dan pelayanan bahwa Allah Tritunggal Yang Mahakudus lah yang menjiwai hidup mereka dan membimbing mereka untuk bersaksi tentang Kristus dan ajaran-Nya, Yesus pun tidak hanya berdoa kepada Allah di bukit pada saat kegelapan malam menjelang pemilihan  para Rasul, tetapi Ia pun berdoa kepada Allah bagi kita yang mengalami krisis kegelapan hati dijaman ini.

Butir butir permenungan.
Kita yakin bahwa menjadi pengikut Kristus  adalah suatu panggilan, Yesus tentu mempunyai rencana tertentu dengan memanggil kita , rencana itu mungkin belum jelas bagi kita, namun tentu berkaitan dengan karya  keselamatan-Nya. Kita pun dipanggil untuk diutus dan menghasilkan buah, Panggilan menjadi murid  bagi kita adalah suatu keistimewaan tetapi sekaligus juga sebuah tantangan . Beranikah kita menanggapinya?

Doa.
Ya Allah , semoga aku selalu memberikan waktu untuk berkomunikasi dengan Dikau lewat doa doa ku. Amin


October 26, 2015

RENUNGAN HARI SELASA 27 OKTOBER 2015

Bacaan Liturgi  Selasa  27 Oktober 2015

Bacaan 1: Rom 8:18-25
Saudara saudari  aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan.  Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah menaklukkannya,   tetapi dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah.  Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin.  Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.
Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya?  Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur: 126:1-6
Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita.
Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi.
Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tertawa, dan lidah kita dengan sorak-sorai. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa: "Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!"
Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

Injil: Luk 13:18-21
Ketika mengajar di rumah ibadat  Yesus bersabda : "Seumpama apakah hal Kerajaan Allah dan dengan apakah Aku akan mengumpamakannya?  Ia seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya; biji itu tumbuh dan menjadi pohon dan burung-burung di udara bersarang pada cabang-cabangnya."  Dan Ia berkata lagi: "Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? Ia seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya."
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan
Biji dan ragi dipakai Yesus untuk mengajar tentang Kerajaan Allah, bagaimana Allah meraja. Pernahkah anda mengamati pertumbuhan suatu biji?  Semakin kita amati dan kita nantikan, sepertinya tumbuhnya lama sekali.Namun kalau kita tinggal beberapa hari, tahu tahu sudah bertunas. Bagaimana pertumbuhan itu kita tidak tahu. Yang jelas bahwa biji itu berubah menjadi tumbuhan kecil, yang tadinya keras, kecil, setelah disemai menjadi tanaman yang mengeluarkan tunas dan semakin besar.
Demikian juga tentang cara kerja ragi. Adonan tepung ditaburi ragi lalu dicampur sampai rata kemudian ditutup. Setelah beberapa saat , adonan mulai mengembang dan empul. Kapan dan bagaimana terjadinya sulit untuk diamati, sebab jika adonan tersebut dibuka tutup , selalu dilihat , maka akan terganggu prosesnya. Kemungkinan besar , ragi tidak bekerja dengan baik.
Ternyata, baik biji maupun ragi, walau tidak kelihatan cara kerjanya namun tetap bekerja dan berubah diri. Tidak hanya mengubah dirinya, namun juga mengubah yang lain juga. Bila Kerajaan Allah diumpamakan seperti biji dan ragi, kiranya yang mau dikatakan adalah bahwa walau disekitar kita banyak kejahatan, bencana alam, ketidakjujuran, ketidakadilan, dan sebagainya, Allah tetap berkarya. Bagaimana berkarya-Nya memang tidak jelas, tidak nampak, namun pasti berkarya.
Dalam keheningan seperti saat ini, dimana kita meluangkan waktu untuk membaca dan merenungkan Sabda Allah, kiranya suara Tuhan akan didengar dengan lebih jelas.Untuk itulah saat hening dalam hidup kita sungguh penting, supaya kita tidak disibukkan dan dilelahkan oleh kebisingan “dunia”, orang orang disekitar kita, pekerjaan kita, acara televisi, handphone dan sebagainya.

Butir butir permenungan.
Apakah kita rela meluangkan waktu sebentar untuk mendengarkan suara Tuhan didalam hati kita? Pasti biji dan ragi dalam diri kita akan bekerja dengan lebih baik.
Nilai nilai Kerajaan Allah seperti cinta kasih, kesetiaan, kejujuran, pengampunan, kebenaran , keadilan  dan sebagainya , yang semula kecil dan tidak berarti , namun bila kita tekun  dan setia menghayati dan mewartakan nilai nilai itu dalam iman akan Tuhan, maka itu akan mengubah hidup kita menjadi lebih baik.

Doa.

Ya Yesus tambahkanlah kami iman dan kesabaran untuk menghargai proses dalam hidup dan pelayanan kami. Amin.

October 25, 2015

RENUNGAN HARI SENIN 26 OKTOBER 2015

Bacaan Liturgi  Senin  26 Oktober 2015

Bacaan 1: Rom 8:12-17
Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging. Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup. Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.
Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur: 68:2,4,6-7ab,20-21.
Allah kita adalah Allah yang menyelamatkan.
Allah bangkit, maka terseraklah musuh-musuh-Nya, orang-orang yang membenci Dia melarikan diri dari hadapan-Nya.
Tetapi orang-orang benar bersukacita, mereka beria-ria di hadapan Allah, bergembira dan bersukacita.
Bernyanyilah bagi Allah, mazmurkanlah nama-Nya, buatlah jalan bagi Dia yang berkendaraan melintasi awan-awan! Nama-Nya ialah TUHAN; beria-rialah di hadapan-Nya!
Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda, itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus; Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara, Ia mengeluarkan orang-orang tahanan, sehingga mereka bahagia,
Terpujilah Tuhan! Hari demi hari Ia menanggung bagi kita; Allah adalah keselamatan kita. Allah bagi kita adalah Allah yang menyelamatkan, ALLAH, Tuhanku, memberi keluputan dari maut. Sesungguhnya, Allah meremukkan kepala musuh-Nya, tempurung kepala yang berambut dari orang yang tetap hidup dalam kesalahan-kesalahannya.

Injil: Luk 13:10-17
Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat. Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak. Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh." Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah. Tetapi kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, lalu ia berkata kepada orang banyak: "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat."  Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya: "Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman?  Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?" Dan waktu Ia berkata demikian, semua lawan-Nya merasa malu dan semua orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia, yang telah dilakukan-Nya
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan
Apa yang sebetulnya telah kita lakukan sebagai orang Katolik? Pergi ke gereja mingguan tentu saja menjadi hal yang wajar. Berbuat baik dan bertanggung jawab terhadap keluarga kita masing masing, itupun hal yang biasa dan selayaknya kita buat. Memberi derma setiap kali Ekaristi atau ibadat di lingkungan,juga hal yang wajar sebagai ucapan syukur kita. “Semua orang yang dipimpin Roh Allah , adalah putra dan putri Allah. Sebab kalian menerima bukan roh perbudakan yang membuat kalian menjadi takut lagi, melainkan Roh yang menjadikan kalian putra dan putri Allah. “Panggilan menjadi orang orang merdeka yang bisa bertindak bebas karena ada jaminan keselamatan seharusnya membuat kita menjadi orang yang gembira dan penuh keceriaan, mudah terungkap pula dalam doa.”
Pernah dalam acara penutupan retret remaja, pemandu mengajak setiap peserta merumuskan dan mengungkapkan rasa syukur yang telah dialami selama retret dalam ungkapan doa pendek, doa syukur dan permohonan. Namun ternyata dari 35 peserta retret tak satupun yang berani mengungkapkan doa spontan kecuali empat pedamping. Pemandu masih terus memberi kesempatan dan menuntun dengan beberapa hal yang bisa diungkapkan sebagai alasan rasa syukur, entah itu kebaikan orang tua , dedikasi para pendamping dengan alur retret  yang mengena, syukur atas alam semesta dan teman. Dalam kurun waktu hampir 20 menit, ada empat anak yang mengungkapkan doa spontan pendek. Pertanyaan bagi kita semua, apa yang telah kita ajarkan pada anak anak sehingga mereka mempunyai hati yang mudah bersyukur dan tidak dibelenggu rasa takut atau rasa salah dalam doa doa. Kita adalah anak anak yang merdeka, putra putri Allah yang istimewa.

Butir butir permenungan.
Allah kita adalah Allah yang menyelamatkan, jangan takut mengungkapkan isi hati kepada-Nya dalam doa dan tindakan kasih.

Doa.

Ya Tuhan , bukalah hati kami agar selalu memberi kesempatan kepada sesama untuk berkembang dari kelemahannya. Amin. 

October 24, 2015

ULASAN INJIL MINGGU 25 OKTOBER 2015 ( MARKUS 10:46-52 )




MELIHAT KEMBALI – KE ATAS.
Diceritakan dalam petikan kali ini (Mrk 10:46-52) bagaimana Bartimeus, seorang pengemis buta, ikut berdesak-desakan mengerumuni Yesus yang sedang berjalan lewat Yerikho. Ia berseru minta dikasihani oleh Yesus yang dipanggilnya sebagai “anak Daud”, gelar Mesias yang dinanti-nantikan banyak orang itu. Kendati orang banyak menyuruhnya diam, ia terus berteriak dan makin keras. Mendengar itu Yesus menyuruh membawa Bartimeus mendekat untuk ditanyai ingin apa darinya. Ketika ia minta agar bisa melihat kembali, Yesus mengatakan bahwa imannya telah menyelamatkannya. Saat itu juga Bartimeus dapat melihat kembali dan mulai mengikuti Yesus dalam perjalanannya. Marilah kita tengok terlebih dahulu perihal orang buta dalam Alkitab sebelum mengamati beberapa peristiwa Yesus menyembuhkan orang buta dan menafsirkan kisah Bartimeus ini.

ORANG BUTA DALAM ALKITAB
Orang bisa buta sejak lahir (Yoh 9:1), atau berkurang penglihatannya karena usia lanjut (Ishak dalam Kej 27:1; Eli dalam 1Sam 3:2; Ahia dalam 1Raj 14:4). Di luar itu, kebutaan umumnya akibat penyakit mata yang kasep. Hukum agama dan hukum adat melindungi orang-orang buta (seperti halnya juga janda, musafir, orang sakit, orang miskin, dst.). Ada ancaman keras jangan sekali-sekali menyesatkan atau membiarkan orang buta tersandung (Im 19:14 dan Ul 27:18). Hukum-hukum ini keramat. Tipe orang saleh seperti Ayub bisa berkata sudah menjalankan kebaikan terhadap orang buta (Ayb 29:15).
Kebutaan Saulus (Kis 9) dipakai untuk menyadarkannya bahwa hingga saat itu ia “buta” akan kehadiran Yesus. Selain itu, kebutaan fisik membuatnya kini makin menghargai kebesaran Allah yang mengasihani orang buta seperti dia lewat orang yang mengantarkannya mencari kesembuhan di Damsyik – di sana ia juga menerima baptisan, yang dimengerti secara teologis olehnya nanti dalam Rm 6:5 sebagai ikut mati, dikubur, dan dibangkitkan kembali bersama dengan Kristus.
Kebutaan bisa didatangkan sebagai hajaran kekuatan gaib, misalnya Saulus/Paulus dengan kekuatan matanya menyihir buta seorang nabi palsu bernama Baryesus alias Elimas yang menjalankan praktek santet di Pafos di Pulau Siprus (Kis 13:11). Sambil berdoa Elisa menenung buta sepasukan orang Aram (2Raj 6:8 dst.). Malaikat Allah membutakan mata orang-orang Sodom yang berniat berbuat keji terhadap mereka yang menyamar sebagai tetamu Lot (Kej 19:1). Praktek merusak mata lawan juga dikenal, misalnya orang Filistin mencungkil mata Simson (Hak 16:22), Nebukadnezar membutakan Zedekia (2 RW 25:7).
Kebutaan dapat menggambarkan tipisnya kepekaan rohani, misalnya umat yang tak lagi mengindahkan Allah (Yes 42:18-19), malah pemimpin umat juga buta (Yes 56:10); juga orang yang duniawi belaka pikirannya (2Kor 4:4) atau yang tak berbuat baik kepada sesama (2 Ptr 1:9) dan yang membenci sesama (1Yoh 2:11). Gereja Laodikea dikatakan buta karena tidak menyadari kemerosotan rohani sendiri (Why 3:17). Orang Farisi diibaratkan orang buta menuntun orang buta (Mat 15:14; Luk 6:3).

YESUS DAN ORANG BUTA
Seperti diutarakan dalam Mat 11:5 dan Luk 7:(21-)22, dalam menjawab pertanyaan Yohanes Pembaptis, Yesus menyebut penyembuhan orang buta sebagai salah satu tanda bahwa dirinya itu tokoh yang telah lama dinanti-nantikan orang banyak. Hal ini berhubungan erat dengan gagasan Alkitab bahwa keselamatan datang bagaikan terang bagi orang buta (lihat Mzm 146:8; Yes 29:18; 35:5; 42:16.18; 43:8; Yer 31:8). Tiga kejadian penyembuhan orang buta diceritakan secara khusus dalam Injil-Injil:
Di Betsaida (Mrk 8:22-25; Mat 9:29): Markus melaporkan bahwa orang buta yang diludahi matanya dan ditumpangi tangan oleh Yesus mulai bisa samar-samar melihat kembali dan baru pulih sepenuhnya ketika matanya ditumpangi tangan sekali lagi. Matius mengandaikan pembaca mampu membayangkan tiap tindakan Yesus itu dan hanya melaporkan Yesus “menjamah mata” si buta. Akan tetapi, Matius menekankan orang buta itu ditanya dulu apa sungguh percaya Yesus bisa menolong mereka.
Mengenai peristiwa di Yerikho (Mrk 10:46 dst.; Luk 18:35 dst.; Mat 20:30 dst.) Markus dan Lukas berbicara tentang Bartimeus si buta yang menjadi peminta-minta, tapi entah bagaimana Matius menambahkan orang buta yang lain sehingga penyembuhannya terjadi pada dua orang buta tanpa nama. Boleh jadi ingatan Matius agak rancu dengan peristiwa yang pernah diceritakannya sendiri dalam Mat 9:27-29. Bagaimanapun juga si buta itu, satu atau dua orang, berteriak minta tolong, “Anak Daud, kasihanilah…!” Dan Yesus langsung berbuat sesuatu. Tak perlu heran, menurut adat dan hukum orang buta wajib ditolong (lihat catatan di atas), apalagi kalau yang bersangkutan mengimbau kewajiban keramat Mesias untuk menunjukkan belas kasihan ilahi.
Di Yerusalem (Yoh 9:1-41, orang buta sejak lahir), Yesus meludah ke tanah dan membuat lumpur yang dipoleskannya pada mata orang buta sejak lahir itu lalu menyuruhnya pergi berendam di kolam Siloam dan kembali ke Yesus dan penglihatannya kini beres. Penyembuhan ini terjadi dengan maksud menunjukkan betapa karya Allah nyata-nyata terjadi dalam diri orang buta sejak lahir itu (ay. 3).
Yesus bertindak seperti penyembuh paranormal zaman itu, lengkap dengan gerak-gerik magis-ritual dan penyebutan syarat-syaratnya segala. Injil kadang-kadang merekamnya, kadang-kadang hanya mengandaikan pembaca sudah tahu dan bisa membayangkannya sendiri.

DIALOG IMAJINER DENGAN BARTIMEUS
TANYA: Pak Bartimeus, kenapa kok Anda bersikeras minta tolong kepada Yesus? Apa Anda tidak takut orang banyak yang mengomeli Anda?
BARTIMEUS: Itu hakku, bukan? Yesus itu kan Mesias keturunan Daud, betul kagak? Ia tidak bakal mengingkari kewajibannya kepada orang kayak gue-gue ini. Dan ngapain takut sama orang banyak? Mereka kan tidak bakal berani menjegalku, situ kan ahli Kitab Suci, apa kata Im 19:14 dan Ul 27:18?
TANYA: Okay, Pak. Lain hal, apa yang Anda rasakan waktu Yesus tanya ingin apa darinya?
BARTIMEUS: Wah, dag-dig-dug! Sampai saat itu aku pikir aku ini kena hukuman Allah kayak orang Aram atau orang kota Sodom, atau dukun belang yang kalian kenal dari Kitab Suci. Kebetulan Yesus lewat Yerikho. Dengar-dengar ia mengajarkan Allah itu Bapa yang baik. Ini perkara baru. Tapi kurang jelas apa juga berlaku bagi orang seperti aku ini. Maka mau tanya langsung kepadanya. Tahu-tahunya ia malah nyuruh aku datang mendekat dan bertanya aku mau dia lakukan apa bagiku. Lha, tentu saja gue bilang pe¬ngin bisa ngeliat kembali. Saat itu juga rasanya byaar!
TANYA: Omong-omong, persisnya Injil-Injil melaporkan “byaar”-nya Anda itu tadi itu sebagai “saat itu juga ia bisa melihat kembali”. Apanya yang “kembali”? Soalnya begini, sabar ya Pak, teks Injil mengatakan Anda itu “ana-eblepse”. Lha, “eblepse”, aorist orang ke-3 tunggal, artinya “mulai melihat” itu memiliki awalan “ana-” yang mengandung makna “kembali”. Jadi, dengan “byaar” tadi Anda mulai bisa melihat hal-hal seperti dulu lagi. Tetapi awalan “ana-” itu juga berarti “ke atas”, jadi “ana-eblepse” itu juga “mulai bisa memandang ke atas”. Yesus sendiri misalnya ketika hendak memberi makan lima ribu orang dikatakan dalam Mat 14:19 “… menengadah (= ana-eblepsas) ke langit lalu mengucap syukur…” Apa Anda setuju dikisahkan dalam Injil-Injil dengan kata “ana-eblepse” yang sarat dengan dua nuansa itu?
BARTIMEUS: Waduh, waduh, terima kasih diajari Yunani! Memang cerita Injil-Injil itu jitu. Dalam “byaar” tadi rasa-rasanya mulai tampak juga apa yang dilihat Yesus ketika ia menengadah.
TANYA: Lha apa itu?
BARTIMEUS: Situ belum tahu? Kursus kilat Yunani saya balas dengan kursus kilat kerohanian. Yesus bilang sama gue, “Imanmu sudah menyelamatkanmu.” Ia tahu saat itu saya “byaar” dan mulai bisa juga melihat yang dilihatnya seperti ketika ia menengadah tadi. Inilah yang dia maksudkan. Aku mulai makin tertarik ikut melihat yang betul-betul dilihatnya, bukan hanya langit saja tapi siapa yang di sana. Karena itu, aku ikuti dia. Tiap hari aku mendengarkan ia bercerita mengenai Bapanya yang ada di surga, yang di atas sana. Maka Mrk 10:52 bilang tentang aku yang mantan pengemis buta ini “lalu ia mulai mengikutinya dalam perjalanannya”. Maksudnya, jalan menuju Bapanya – tafsir ini ndak bisa Anda raih dengan eksegese tok lho, karena hanya terjangkau dalam iman yang disebut Yesus tadi. Luk 18:43 mengatakan yang sama ketika bilang tentang diriku “lalu ia mulai mengikuti dia sambil memuliakan Allah”. Allah yang makin kupandangi dalam mengikut Yesus.
Pada akhir tanya jawab itu, terbayang Bartimeus berjalan mengikuti Yesus – ia yang tadi buta itu kini menuntun kita semua mulai memahami apa makna mengikuti Yesus dalam perjalanannya. Ia juga bukan peminta-minta lagi, ia bisa memberi banyak. Apa rekan-rekan berkeberatan bila dikatakan perjumpaan Bartimeus dengan Yesus itu justru karena si buta ingin lebih tahu cerita Yesus tentang Bapa¬nya yang di atas sana, di surga, dan dalam hubungan ini ia memperoleh kembali penglihatannya? Salam hangat. *** (A. Gianto)


RENUNGAN HARI MINGGU 25 OKTOBER 2015

Bacaan Liturgi  Minggu  25 Oktober 2015

Bacaan Pertama  Yeremia  31:7-9
Sebab beginilah firman Tuhan: Bersorak-sorailah bagi Yakub dengan sukacita, bersukarialah tentang pemimpin bangsa-bangsa! Kabarkanlah, pujilah dan katakanlah: Tuhan telah menyelamatkan umat-Nya, yakni sisa-sisa Israel!
Sesungguhnya, Aku akan membawa mereka dari tanah utara dan akan mengumpulkan mereka dari ujung bumi; di antara mereka ada orang buta dan lumpuh, ada perempuan yang mengandung bersama-sama dengan perhimpunan yang melahirkan; dalam kumpulan besar mereka akan kembali ke mari!
Dengan menangis mereka akan datang, dengan hiburan Aku akan membawa mereka; Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai, di jalan yang rata, di mana mereka tidak akan tersandung; sebab Aku telah menjadi bapa Israel, Efraim adalah anak sulung-Ku.
Demikian sabda Tuhan.

Mazmur,  Mzm  126:1-2ab,2cd-3,4-5,6.
Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tertawa, dan lidah kita dengan sorak-sorai.
Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa: "Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!" Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

Bacaan Kedua  Ibr  5:1-6.
Saudara – saudara,  setiap imam besar, yang dipilih dari antara manusia, ditetapkan bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Allah, supaya ia mempersembahkan persembahan dan korban karena dosa.  Ia harus dapat mengerti orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat, karena ia sendiri penuh dengan kelemahan,  yang mengharuskannya untuk mempersembahkan korban karena dosa, bukan saja bagi umat, tetapi juga bagi dirinya sendiri.  Dan tidak seorangpun yang mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri, tetapi dipanggil untuk itu oleh Allah, seperti yang telah terjadi dengan Harun.  Demikian pula Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini",  sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek."
Demikian sabda Tuhan.

Bacaan  Injil  Markus   10;46-52
Pada suatu hari,  tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan.  Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!"  Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!" Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau." Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!" Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Pengharapan  itu sangat penting, seburuk apapun pengalaman seseorang tetapi kalau dia masih mempunyai pengharapan, maka dia akan bisa bertahan dalam hidupnya. Sebaliknya, tanpa harapan, sekecil apapun masalah, hidup seseorang pasti akan hancur, Injil hari ini berbicara tentang kisah Bartimeus yang memiliki pengharapan besar kepada Yesus. Bartimeus adalah seorang pengemis yang suka duduk dipinggir jalan. Sebagai seorang pengemis, harapan Bartimeus untuk sembuh sungguh mustahil, pengemis tidak punya uang untuk berobat dan tidak memiliki teman untuk membantunya, Namun didalam penderitaannya, Bartimeus tetap memiliki pengharapan. Ketika ia  mendengar  Yesus sedang berjalan disekitar tempat ia duduk dan mengemis, dia berseru : “ Yesus Anak Daud, kasihanilah aku,”  Bartimeus tidak peduli dengan tegoran banyak orang agar dia tidak berteriak. Lalu apa yang terjadi? Yesus mendengar dan menanggapi seruannya, Yesus berhenti dan menyuruh orang memanggil Bartimeus untuk mendekati-Nya dan dia disembuhkan.
Inilah hasil ketekunan dari Bartimeus yang tiap hari, tiap saat berdoa mohon kesembuhan. Ketekunan pasti membuahkan hasil. Dalam prosesnya, tentu akan timbul banyak keraguan, godaan dan tantangan, tetapi dengan terus memandang kepada Tuhan dan meletakkan seluruh pengharapan kepada-Nya, kita akan dibuat mampu untuk mengalahkan semua yang mencoba untuk meruntuhkan ketekunan kita. Pada akhirnya Tuhan melihat hati yang terus  berseru kepada-Nya, dan Ia akan menjawab dengan cara-Nya serta pada waktunya.  

Butir butir permenungan.
Hari ini kita diajak untuk merenungkan kembali pengharapan hidup kita kepada Yesus, apakah selama ini kita menyadari bahwa kehadiran Yesus sungguh nyata dalam kehidupan kita setiap hari? Kita diharapkan datang kepada Yesus,mohon disembuhkan, mohon disentuh, mohon dibukakan mata hati kita. Dengan melihat Yesus, kita akan mudah melihat sesama lebih jelas dan peka  terhadap apa yang mereka alami, Mari datang kepada Yesus.

Doa
Ya Yesus, sembuhkanlah kami dari kebutaan iman, pengharapan dan kasih kepada-Mu. Amin.


October 23, 2015

RENUNGAN HARI SABTU 24 OKTOBER 2015

Bacaan Liturgi  Sabtu  24  Oktober 2015

Bacaan 1: Rom 8:1-11.
Saudara saudari  sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh. Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah. Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur: Mzm 24:1-6.
Itulah angkatan orang orang yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan
Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkannya di atas lautan dan menegakkannya di atas sungai-sungai. "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?"
"Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu. Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia. Itulah angkatan orang-orang yang menanyakan Dia, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub."

Injil: Lukas 13:1-9
Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan. Yesus menjawab mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.
Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian." Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Kadang kita mempunyai gambaran yang salah terhadap penderitaan orang lain, kita sering menilai , jika seseorang banyak menderita didunia, pasti dosanya banyak, sedangkan orang yang hidupnya  enak didunia ini karena diberkati Tuhan sendiri,  Maka kita mudah  menyalahkan orang yang menderita sebagai orang yang dikutuk Tuhan, jelas pandangan ini tidak benar karena banyak orang baik yang menderita didunia ini, dan banyak orang jahat yang hidupnya enak didunia ini
Orang Yahudi menganggap orang orang Galilea yang mengalami penderitaan itu karena dosanya lebih besar atau juga orang yang mati ditimpa menara Siloam dosanya lebih besar dari yang lain. Namun Yesus menjawabnya, tidak.  Kalau mereka tidak bertobat, maka mereka dapat binasa dengan cara demikian pula. Yesus menyadarkan mereka dan kita semua agar tidak menuduh orang lain berdosa karena penderitaannya. Yesus menyadarkan kita bahwa orang baik pun dapat mengalami penderitaan dan kesusahan didunia ini.
Yang perlu kita kembangkan adalah pertobatan, membangun persatuan dengan Tuhan sendiri, entah sedang enak atau tidak enak, Dengan semakin bersatu dengan Tuhan, kita akan kuat menghadapi situasi hidup kita, entah mudah ataupun sulit. Dengan bersatu bersama Tuhan, kita akan tahan dalam memikul salib penderitaan kita masing masing.

Butir butir Permenungan.
Pertama : marilah kita yakin bahwa sejelek jeleknya atau bahkan sejahat jahatnya orang , mereka masih selalu dapat bertobat dan berubah menjadi baik.
Kedua    : semua perubahan mendasar itu hanya mungkin bila digerakkan oleh Tuhan sendiri, Marilah kita mohon rahmat pertobatan dan perubahan mendasar bagi  orang orang yang barangkali telah mengecewakan dan menyakiti kita, yang telah berbuat tidak baik kepada kita. Bukankah bagi Tuhan tidak ada hal yang mustahil ?

Doa.
Ya Bapa, berilah kami kasih seperti yang Kau berikan kepada Yesus dan Stefanus, pengikut-Nya, supaya kami pun mampu mengasihi orang yang membenci kami, semoga kami penuh maaf kepada mereka,  Amin.