October 2, 2015

RENUNGAN HARI SABTU 03 OKTOBER 2015

Bacaan liturgi Sabtu, 3 Oktober 2015
Bacaan I : Bar 4:5-12,27-29
Kuatkanlah hatimu, hai bangsaku, yang membawa nama Israel! Kamu telah dijual kepada bangsa-bangsa lain, tetapi tidak untuk dibinasakan. Karena telah memurkakan Allah maka kamu diserahkan kepada para lawan. Sebab Pembuatmu telah kamu marahkan, dengan mempersembahkan korban kepada setan, bukannya kepada Allah. Pengasuhmu telah kamu lupakan, yakni Allah kekal, dan hati Yerusalem, dayahmupun telah kamu dukakan. Melihat kemurkaan Allah mendatangi diri kamu maka Yerusalem berkata: “Dengarlah, hai sekalian tetangga Sion! Allah telah mengirim kepadaku kesedihan besar.” Sebab anak-anakku yang laki-laki dan perempuan kulihat tertawan, sebagaimana yang telah dikirimkan Yang Kekal kepada mereka.  Mereka telah kuasuh dengan sukacita, tetapi sekarang kulihat pergi dengan tangisan dan sedih hati. Janganlah seorangpun bersukaria oleh karena diriku, seorang janda yang telah ditinggalkan banyak anak. Karena dosa anak-anakku aku menjadi kesepian, sebab mereka telah berpaling dari hukum Taurat Allah  Kuatkanlah hatimu, anak-anakku, berserulah kepada Allah; Dia yang mengirim bencana itu akan teringat kepadamu pula. Seperti dahulu angan-angan hatimu tertuju untuk bersesat dari Allah, demikian hendaklah kamu sekarang berbalik untuk mencari Dia dengan sepuluh kali lebih rajin.  Memang Dia yang telah mengirim segala bencana itu kepada kamu akan mengirim pula sukacita abadi bersama dengan penyelamatanmu.
Mazmur 69;33-35,36-37,
Refren: Tuhan mendengarkan kaum miskin.
* Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari Allah! Sebab TUHAN mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya yang ada dalam tahanan. Biarlah langit dan bumi memuji-muji Dia, lautan dan segala yang bergerak di dalamnya.
* Sebab Allah akan menyelamatkan Sion dan membangun kota-kota Yehuda, supaya orang-orang diam di sana dan memilikinya; anak cucu hamba-hamba-Nya akan mewarisinya, dan orang-orang yang mencintai nama-Nya akan diam di situ.
Bacaan Injil : Luk 10:17-24
Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: “Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu.”  Lalu kata Yesus kepada mereka: “Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit. Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.  Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga.”
Ucapan syukur dan bahagia  Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. 1 Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorangpun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu.”  Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata: “Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.”
Renungan:
Sukacita bisa muncul karena berbagai sebab. Ada sukacita yang muncul sebab berhasil menyelesaikan dengan baik tugas yang telah dipercayakan. Ada juga yang menyertai sukacita itu dengan rasa bangga yang tidak tepat.
Para murid telah menyelesaikan misi yang dipercayakan pada mereka . Mereka mengalami euforia (perasaan gembira yang berlebihan) karena menurut mereka hasilnya luar biasa! Mereka dapat mengalahkan setan-setan. Padahal sebelumnya murid-murid lain gagal melakukannya (Luk. 9:37-43a). Itu artinya mereka memiliki otoritas yang lebih besar di dalam nama Tuhan Yesus, dan mereka bersukacita karena hal itu! Tetapi menurut Yesus, sukacita mereka tidak pada tempatnya. Melayani Allah memang merupakan hak istimewa dan memiliki kuasa Allah untuk mengusir Iblis dapat dianggap sebagai keajaiban. Yesus memang melihat bahwa apa yang telah mereka lakukan merupakan kekalahan Iblis  dan digenapinya janji mesianis, yakni kemenangan Kristus atas kuasa kegelapan. Namun alasan terbesar untuk bersukacita seharusnya adalah karena mereka memiliki hidup yang kekal .  Yang utama bukan bersukacita karena telah mampu mengusir Iblis, tetapi lebih baik bersukacita karena telah memiliki keselamatan. Sebab sukacita orang percaya bukan terutama terletak pada kehancuran Iblis tetapi pada fakta bahwa orang percaya telah menjadi milik Allah dan nama mereka telah tercatat di surga .
Ini jugalah yang menjadi sukacita Yesus, yakni bahwa Allah menyatakan diri dan karya-Nya kepada para murid. Itu sebabnya para murid harus bersukacita karena banyak orang di masa silam yang ingin mengalami karya keselamatan Allah seperti yang telah dialami murid-murid namun mereka tidak memiliki kesempatan itu.
Syukur bagi kita yang hidup di zaman ini pun dapat mengalami sukacita keselamatan seperti yang Yesus katakan, yaitu bagi kita yang percaya bahwa Tuhan Yesus adalah Juruselamat.
Butir butir Permenungan
Kita diajak untuk mengandalkan pertolongsn untuk segala perkara kita hanya kepada Tuhan, dan kita diajak untuk bertobat kembali kepada Tuhan serta berdoa terus menerus tiada jemu-jemunya (Luk 18:1), niscaya hidup kita akan dipulihkan dan kesejahteraan akan kita alami bila kita senantiasa hidup bersekutu dan bersatu dengan Tuhan.

Doa
Bapa surgawi, terima kasih penuh syukur kuhaturkan kepada-Mu karena Engkau telah mendaftarkan namaku. Aku menyembah Engkau dan memuji Engkau karena Engkau telah menyatakan diri-Mu kepadaku. Aku bergembira penuh sukacita dalam karunia Roh Kudus-Mu. Terima kasih, ya Bapa, untuk belas kasih dan rahmat-Mu yang telah Kautunjukkan lewat diri Putera-Mu terkasih, Tuhan dan Juruselamatku, Yesus Kristus. Amin.

.


0 komentar:

Post a Comment