October 1, 2015

DISINILAH KESUDAHAN DARI KEMULIAAN DUNIA

Dalam tahun 1129 Everald, bangsawan dari Mans, melepas tahta sebagai pangeran mahkota dari Cowl of Citeaux. 

Ia pergi dan datang dalam penyamaran kepada salah sebuah ordo para rahib dan ia diberi tugas mengurusi ternak dari biara itu. Ia mungkin akan tak dikenal di sana, kalau saja beberapa bangsawan tinggi mengenali dia ketika sedang memberi makan kambing di sebuah perbatasan dari sebuah lapangan rumput yang liar.

Seorang bangsawan tinggi yang masih muda telah memakai seragam Citeaux, diperintahkan untuk membawa serombongan babi setiap hari di bawah pohon-pohon oak di hutan di dekat situ, yang sedang menikmati makanan mereka berupa buah jati dan kacang-kacangan.

Pada suatu hari, ketika sang novis sedang tidak seperti biasa, sibuk dalam berdoa, ia mendengar suara setan, bapa kesombongan, yang berbisik padanya dalam suara pelan bahwa ia sedang mengikuti tugas yang amat aneh bagi seorang putra dari seorang baron yang berkuasa. Pemuda bangsawan ini yang sampai sekarang sangat saleh, menggigit bibirnya dan semangatnya yang bernyala-nyala menghilang; ketika malam tiba ia pulang kembali ke biara dan masuk ke kapel. Siapa saja yang melihat dia berlutut di hadapan altar Bunda Maria, masuk dalam meditasi yang mendalam, akan berkata:"inilah seorang kudus, yang pikirannya ada di surga".

Tapi pikirannya belumlah seluruhnya terbang, karena ia sedang memikirkan istana ayahnya, dan sedang memikirkan akan melarikan diri...."Malam sangat gelap," kata sang novis kepada dirinya sendiri, ketika ia melihat keluar kapel angin sedang meniup seperti taufan: inilah waktu yang tepat untuk melarikan diri....untuk menjaga babi sungguh-sungguh! Dan aku, putra salah seorang bangsawan tinggi di pengadilan; tapi ini memalukan! marilah kita pergi!."

Ia bangkit dan berjalan dengan langkah-langkah yang pasti, tapi ketika ia akan melewati ambang pintu, ia dihadang oleh seorang wanita berdiri di hadapannya! Mula-mula ia berpikir ini sebuah mimpi: tapi tidak, disana, dihadapan dia, di bawah kapel, seorang wanita cantik seperti seorang malaikat, dan agung bagaikan ratu, dengan gerakan tangannya yang anggun senyum yang penuh belas kasih, ia menyuruh dia mengikutinya, dan dengan segera ia mengikutinya secara otomatis.

Wanita yang tidak dikenal itu pergi ke arah pemakaman, dan bulan, setengah tersembunyi oleh awan tebal, disinari dengan cahaya yang aneh: pohon-pohon besar digerakkan secara ganas oleh angin, sepertinya meratap bagi mereka yang sudah mati, dan jeritan burung-burung malam bercampur dengan badai yang menggemparkan.

Anggota-anggota badannya mulai gemetar kedinginan. Wanita yang cantik dan tenang, yang membimbingnya itu mengembangkan tangannya dan lihatlah, penutup makam yang berumput, pelan-pelan terbuka dan yang mati bangkit, dingin dan pucat dalam pakaian kematian mereka.

Si novis hampir-hampir pingsan karena takut kepada wanita yang tak dikenal itu, melihat dia dengan mata penuh belas kasih yang ramah, berkata pada dia dengan suara manis yang cerdik: "sebentar lagi, kamu mungkin akan sama seperti orang-orang mati ini, lalu kemana kamu akan pergi, dan apa yang sedang kamu pikirkan? Disinilah berakhir semua kemuliaan dunia!".

Ketika ia mengucapkan kata-kata ini, Bunda Maria, karena dia sendirilah yang datang, menghilang. Kubur-kubur menutup kembali dan si novis muda, yang tidak lagi memikirkan akan meninggalkan biara menjadi model dari kebajikan dan kerendahan hati.

0 komentar:

Post a Comment