October 1, 2015

KESETIAAN DALAM GEREJA KATOLIK

Akhir-akhir ini sering muncul pertanyaan di kalangan Karismatik Katolik dan Sel KTM mengenai sah/tidaknya baptisan Gereja Katolik, dan masih banyak kasus 'penyeberangan' yang lain. Saya tidak ingin membahas hal itu, hanya saja saya sangat prihatin, karena masih ada saja orang-orang Karismatik yang mudah terombang-ambing dan terseret ajaran gereja lain, sayangnya di Indonesia masih ada hamba Tuhan dari Gereja lain yang suka sekali untuk mencari domba-domba dari gereja Katolik. SAYA TIDAK MENGATAKAN BAHWA GEREJA NON KATOLIK YANG SALAH, TETAPI ALANGKAH BAIKNYA KALAU KITA SALING MENGHARGAI MASING-MASING AJARAN, DAN TIDAK MEREBUT DOMBA-DOMBA DARI KANDANG LAIN. Hal ini sesuai dengan Mazmur 133, alangkah baiknya kalau saudara se-iman hidup rukun bersama. Saya akan share pentingnya kesetiaan pada gereja Katolik (bukan berarti fanatisme sempit).
Singkat cerita, saya lahir dan dibesarkan di Madiun, ketika umur 5 th kakak saya sakit dan dirawat di RS Katolik Panti Bagiya, sampai akhirnya meninggal. Melalui rumah sakit tersebut, kami mulai mengenal gereja Katolik (sebelumnya Papa ke Klenteng, dan Mama di Pantekosta). Secara rutin tiap
minggu para suster Misionaris Claris dari rumah sakit itu memberikan pelajaran agama bagi kami sekeluarga, akhirnya kelas 2 SD, saya sekeluarga dibaptis di Gereja Katolik.
Dari tahun ke tahun perkembangan kami biasa-biasa saja, tetap ke gereja tiap Minggu, juga misa harian, tetapi kami tidak sungguh-sungguh mengalami kehadiran Yesus yang riil dalam kehidupan sehari-hari. Sampai ketika kelas 2 SMP, saya sekeluarga mengalami masalah yang cukup berat, karena suatu kasus papa ditahan selama 3 tahun. Saya benar-benar kehilangan saat itu, kehilangan figur papa yang baik. Mama harus bekerja sendiri untuk menyekolahkan saya dan adik.
Saya benar-benar kecewa, bahkan saat yang sulit itu, saya memandang bahwa Gereja juga tidak memberi perhatian serius terhadap masalah keluarga kami. Sekalipun demikian, KAMI TETAP SETIA pada gereja.Ketika mau ke SMA (saat ini SMU), mama mengatakan kalau berat untuk menyekolahkan saya lagi, saya mulai berpikir untuk berhenti sekolah dan bekerja sebagai loper koran (ada teman misdinar yang jadi loper koran juga). Tetapi Tuhan itu sungguh baik, Dia besar dan ajaib perbuatanNya, ada satu  keluarga yang mau mendukung biaya pendidikan saya sampai selesai S1. Terus terang kami heran, keluarga ini bukan tergolong sanak saudara, tetapi dia mau mengorbankan biaya dan waktu untuk membimbing saya dan saya tidak jadi loper koran.
Melalui keluarga itu kelas 2 SMA saya mulai mengenal Karismatik. Sekitar th 90an diadakan SHBDR(Seminar Hidup Baru Dalam Roh) di Madiun, baik dari Suster Karmel maupun team BPK (Badan Pekerja Karismatik)  Surabaya datang untuk memberikan pengarahan.Saya mulai mengalami JAMAHAN KASIH YESUS yang sesungguhnya, saya mulai mengalami penyembuhan dari berbagai macam luka batin yang ada sejak dalam kandungan sampai saat itu.
Tahun 1991 saya pindah ke Surabaya untuk kuliah, di Surabaya saya bergabung dengan PD Gembala Yang Baik, karena dekat dengan rumah. Di sini saya juga mengalami kasih persaudaraan yang didasari oleh kasih Kristus. Selain di PD saya juga mulai bergabung dengan sel sekitar th 1993, saat itu masih
dipimpin Arthur. Dalam perkembangan ini saya juga mulai ikut melayani di PD sebagai pemusik gitar dan saya merasakan pertumbuhan rohani yang baik.
Dalam upaya mengembangkan PD, saya juga mengalami berbagai benturan dari pihak romo, sering dalam kotbahnya romo menyinggung, bahwa PD koq doa melulu tidak mau kerja sama dengan Mudika, PD itu sok suci baca Alkitab tetapi tidak dilaksanakan, anggota PD lebih mementingkan PD dari pada Misa harian, PD itu kalau doa ribut sekali, bahkan pernah hampir dilarang untuk rapat di sekretariat Paroki, dan banyak hal lainnya yang memang ada benarnya juga. Bahkan th 1997 ketika kami tidak ada tempat untuk persekutuan dan kami harus meminjam tempat di Balai Paroki, romo-romo saat itu keberatan. Saat itu saya berdoa sama Tuhan, "Tuhan kalau PD ini Engkau yang membangun, Engkau juga yang menyediakan." Saya mengalami penolakan dan melalui perdebatan, beberapa hal misalnya; romo keberatan, bahwa muda-mudi seharusnya belajar untuk mencari Allah dalam keheningan, bukan dengan tepuk tangan sorak sorai yang gegap gempita. Lalu saya terangkan, bahwa dalam kehidupan sehari-hari, kami juga menekankan pentingnya doa hening. Akhirnya romo mengijinkan kami untuk PD di gereja.  Luar biasa, ALLAH SANGGUP MERUBAH HATI.
Banyak hal juga yang kami alami, kalau mau mengadakan kegiatan kadang-kadang kami ditentang, yang dikatakan: PD suka cari nama atau apaun juga.Hal ini sungguh berbeda dengan di gereja Kristen lainnya, jika umat berinisiatif mengadakan sesuatu kegiatan, maka gembala sidang akan sangat mendukung kegiatan itu baik dana maupun bimbingan, sehingga kegiatan umat sungguh-sungguh hidup dan umat memiliki sense of belonging yang tinggi terhadap gerejanya.
Saya juga tidak munafik, bahwa saya juga sering hadir dalam KKR di Go Skate, Tambak Sari, hotel-hotel di Surabaya dan yang lainnya. Saya juga mengakui, bahwa suasana pujian dan penyembahan saat KKR itu merasakan keramahan dari jemaat gereja lain, kalau kita datang kita disalami, diajak ngobrol (bandingkan dengan misa yang kaku, dan umatnya cuek satu sama lain, yang habis dengerin kotbah lalu ribut di parkiran). Saya juga dengar banyak pengajaran dari mereka, tiap pagi saya dengar Bethany di Radio Bahtera Suara Yuda, pengajaran akhir jaman Peter Condro, saya juga ikut.
Namun saya tetap sadar, bahwa saya mengalami jamahan kuasa Tuhan pertama kali di gereja Katolik, dan SEKALIPUN GEREJA LAIN NAMPAK GEMERLAP, SAYA MAU TETAP SETIA. SAYA TIDAK TUTUP MATA TERHADAP KEKURANGAN DAN KELEMAHAN GEREJA KATOLIK, TETAPI MARILAH KITA PERBAIKI BERSAMA-SAMA SEGALA SESUATU SEHINGGA MENJADI SATU TUBUH Kristus YANG HIDUP BUKAN SEPERTI RAKSASA YANG BOBOK (Tidur)
Seringkali saya mengalami penyembuhan fisik, ketika saya menyambut komuni kudus dalam Ekaristi (hal ini tidak ada di gereja lain). Saya juga mengalami penyembuhan batin ketika menerima kuasa pengampunan melalui Sakramen Tobat (cuma gereja Katolik yang ada), dan banyak hal lain mengenai sakramen, liturgi gereja yang hikmat, dan hal lain.
Karena itu, saya mengajak anda semua untuk membangun Gereja Katolik supaya semakin penuh urapan Kuasa Roh Kudus. Mungkin anda pernah mengalami kekecewaan dengan gereja, imam, atau pengurus lingkungan dan lain sebagainya, namun hal itu jangan membuat kita jatuh, malah kita harus mau memperbaiki segala sesuatunya. Ladang di Gereja Katolik masih terbuka lebuarrr.
Saya juga mengingatkan bagi anda yang masih suka jajan, kalau anda tidak sungguh-sungguh memahami dasar-dasar ajaran gereja Katolik, anda akan mudah hanyut dengan petikan-petikan ayat Alkitab yang kadang disalahgunakan.
Coba anda perhatikan uraian berikut ini, dan jangan sampai kita yang ada di pembaharuan Karismatik terjebak dalam 'Teologi Sukses', dengan gejala-gejala sebagai berikut:


Berlomba membangun gedung gereja yang besar dan mewah dengan biaya milyaran rupiah serta mengadakan acara-acara yang di hotel berbintang dengan dihiasi segala bentuk glamour seperti showbiz
Ibadatnya lebih didominasi oleh pujian dan penyembahan kepada Allah yang luar biasa. Penekanan pada Allah yang luar biasa. Penekanan pada Allah yang maha besar dan maha kaya, hal ini diiringi dengan kebaktian kebangunan rohani yang menekankan berkat Allah dan kesembuhan ilahi serta demonstrasi mujizat-mujizat.
Lagu-lagu yang dinyanyikan umumnya bertemakan menyembah Allah yang Mahatinggi dan pengakuan diri sebagai anak Raja. Penekanan pada mujizat ilahi sangat diutamakan, khususnya dengan mempromosikan ayat "bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah,"  maka tidak ada yang mustahil bagi manusia untuk mengharapkan mujizat baik mujizat kesembuhan maupun mujizat kekayaan dan kemakmuran hidup.
Kotbah-kotbahnya sangat menyinggung uang dan menekankan pemberian persembahan terutama berbentuk persepuluhan, dengan motivasi agar "makin banyak memberi makin banyak berkat diterima." Akibatnya terjadi penumpukan dana yang besar, yang umumnya dimanifestasikan pada bangunan gereja dan kehidupan para pendetanya yang serba berkelimpahan. Praktek-praktek persembahan ini sering diiringi dengan kesaksian-kesaksian menerima berkat, sukses dagang atau kesembuhan setelah memberi persepuluhan.
Dalam ibadat juga sering ditonjolkan kesaksian-kesaksian orang kaya yang bertobat atau yang diberkati usahanya. Dan karena penekanan yang kuat pada sukses materi dan uang, maka terjadi pemujaan pada yang kaya termasuk perusahaan-perusahaan dan sebagai konsekuensinya terjadi sekularisasi dan komersialisasi agama.
Penonjolan tokoh-tokoh panutan tertentu: pengkultusan "nabi-nabi" tertentu. Jadi ajarannya lebih bergantung pada ucapan tokoh-tokoh itu dari pada yang dikatakan Firman Tuhan.
Sekalipun saya juga pernah mengalami berbagai benturan dengan hirarki gereja, namun sampai saat ini saya tetap akan setia kepada Yesus melalui Gereja Katolik, di mana saya merasakan begitu besar kuasanya. 

0 komentar:

Post a Comment