October 3, 2015

RENUNGAN HARI MINGGU 04 OKTOBER 2015

Bacaan liturgi Minggu, 4 Oktober 2015

Bacaan  pertama  Kejadian  2:18-24
Tuhan Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." Lalu Tuhan Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. Lalu Tuhan Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
Dan dari rusuk yang diambil Tuhan Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki." Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.

Mazmur  Mzm 128 : 1-2,3,4-5,6
Kiranya Tuhan memberkati kita seumur hidup kita.
“Nyanyian ziarah. Berbahagialah setiap orang yang takut akan Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!  Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu! “
“Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu!”
“Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan TUHAN. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion, supaya engkau melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu, “
“Dan melihat anak-anak dari anak-anakmu! Damai sejahtera atas Israel!”

Bacaan  Kedua  Ibrani  2:9-11
Saudara saudara,  untuk waktu yang singkat Yesus  dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat , kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, Yesus dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia. Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah--yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan--,yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan. Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara,

Bacaan  Injil  Markus 10:2-12
Maka datanglah orang-orang Farisi, dan untuk mencobai Yesus mereka bertanya kepada-Nya: "Apakah seorang suami diperbolehkan menceraikan isterinya?" Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Apa perintah Musa kepada kamu?" Jawab mereka: "Musa memberi izin untuk menceraikannya dengan membuat surat cerai."  Lalu kata Yesus kepada mereka: "Justru karena ketegaran hatimulah maka Musa menuliskan perintah ini untuk kamu. Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya,
sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." Ketika mereka sudah di rumah, murid-murid itu bertanya pula kepada Yesus tentang hal itu.  Lalu kata-Nya kepada mereka: "Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah."

Renungan
Prinsip umum pernikahan Katolik adalah perkataan Yesus berikut ini “Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." Prinsip ini harus dipegang teguh oleh semua pasangan yang meneguhkan perkawinan mereka secara Katolik. Prinsip ini mewajibkan semua pasangan suami isteri untuk mempertahankan rumah tangga mereka dalam suka dan duka,  untung dan malang, diwaktu sehat dan diwaktu sakit. Yesus tidak menghendaki perceraian dalam sebuah keluarga. Mengapa Yesus melarang perceraian?
Pertama, suami-isteri harus yakin bahwa sejak lahir mereka telah ditentukan Allah untuk bersatu sebagai suami-isteri. Masa  pacaran adalah proses pengenalan untuk semakin meyakinkan mereka apa yang sudah ditentukan Allah itu.
Kedua, karena Allah yang menyatukan manusia, maka yang berhak untuk menceraikan mereka adalah Allah juga. Maka konsekwensinya adalah jika suami-isteri bercerai maka hal itu menunjukan bahwa mereka merampas hak Allah.
Oleh karena itu, suami-isteri perlu selalu mengingat janji perkawinan mereka supaya apapun yang mereka hadapi dalam hidup berkeluarga, tetap bisa dihadapi dengan cinta yang tulus dan dalam sikap saling menerima satu sama penting adalah suami-isteri harus selalu mendekatkan diri dan mengadu kepada Allah yang telah menyatukan cinta mereka dalam sebuah keluarga. Sikap seperti ini  dapat menghindari suami-isteri untuk merampas hak Allah. Maka jadilah suami yang bertanggung jawab kepada isteri dan anak anak, jadilah isteri yang bertanggung jawab kepada suami dan anak anak, jadilah suami-isteri dan anak anak yang secara bersama sama bertanggung jawab kepada Tuhan sampai akhir hayat.

Butir butir permenungan
Perceraian pada hakekatnya tidak mungkin, karena itu  suami-isteri jangan lekas ingin bercerai apabila ada masalah, tetapi harus selalu berusaha saling mengampuni dan rujuk kembali demi persatuan.

Doa

Ya Tuhan , berkatilah semua keluarga Katolik, teristimewa yang sedang menghadapi kesulitan. Amin

0 komentar:

Post a Comment