October 17, 2015

RENUNGAN HARI MINGGU 18 OKTOBER 2015

Bacaan  Liturgi  Minggu 18 Oktober 2015
Pesta S. Lukas, Pengarang Injil

Bacaan 1: Yes 53:10-11
Tuhan berkehendak meremukkan Hamba-Nya dengan kesakitan. Tetapi apabila ia menyerahkan dirinya sebagai kurban silih, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak Tuhan akan terlaksana karena dia. Sesudah kesusahan jiwanya, ia akan melihat terang dan menjadi puas. Sebab Tuhan berfirman: Hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya,  dan kejahatan mereka dia pikul.
Demikianlah sabda Tuhan.

Bacaan 2: Ibr 4:14-16
Saudara-saudara,  kita sekarang mempunyai Imam Agung,  yang telah melintasi semua langit,  yaitu Yesus, Anak Allah.  Maka baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.  Sebab Imam Agung yang kita punya, bukanlah imam agung yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita.  Sebaliknya Ia sama dengan kita!  Ia telah dicobai, hanya saja tidak berbuat dosa.  Sebab itu marilah kita menghampiri takhta kerahiman Allah  dengan penuh keberanian,  supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia  untuk mendapat pertolongan pada waktunya.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur: Mzm 33:4-5.18-19.20.22
Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami,  seperti kami berharap kepada-Mu.
*Sebab firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan.
Ia senang pada keadilan dan hukum;  bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
*Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa,  kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya;  Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut  dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
*Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan.  Dialah penolong kita dan perisai kita. Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami,  seperti kami berharap kepada-Mu.

Injil: Mrk 10:35-45
Sekali peristiwa Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus,
dan berkata kepada-Nya,  "Guru, kami harap Engkau mengabulkan suatu permohonan kami!"  Jawab Yesus kepada mereka,  "Apa yang kamu kehendaki Kuperbuat bagimu?"
Mereka menjawab,  "Perkenankanlah kami ini duduk dalam kemuliaan-Mu kelak,
seorang di sebelah kanan-Mu,  dan seorang di sebelah kiri-Mu." Tetapi kata Yesus kepada mereka,  "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta.  Sanggupkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum,  dan dibaptis dengan pembaptisan yang harus Kuterima?"  Jawab mereka,  "Kami sanggup!"  Yesus lalu berkata kepada mereka,
"Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum,  dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima.  Tetapi hal duduk di sebelah kanan atau kiri-Ku,
Aku tidak berhak memberikannya.  Itu akan diberikan kepada orang-orang  yang baginya telah disediakan."  Mendengar itu,  kesepuluh murid yang lain menjadi marah
kepada Yakobus dan Yohanes.  Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata,  "Kamu tahu, bahwa  orang-orang yang disebut pemerintah bangsa-bangsa  memerintah rakyatnya dengan tangan besi,  dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.  Tidaklah janganlah demikian di antara kamu!  Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu,  hendaklah ia menjadi pelayanmu,  dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu,  hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.  Karena Anak Manusia pun datang  bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani  dan untuk memberikan nyawa-Nya  sebagai tebusan bagi banyak orang."
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Profesi pelayan biasanya dianggap rendah, bukankah tugas melayani itu berarti selalu berada dibawah perintah dan kehendah yang dilayani? Jika seorang pelayan harus sabar, rendah hati, taat perintah, itu sudah wajar, Kita tidak sadar bahwa peran seorang pelayan itu membutuhkan berbagai keutamaan yang perlu juga dimiliki semua orang. Pelayan yang baik adalah pelayan yang tahu tugasnya, mengerjakan dengan baik, tujuannya hanya melayani, peka akan kebutuhan yang dilayani , rela berkorban.
Itulah sebabnya Yesus menasehati para murid-Nya agar membangun sikap melayani sebagai suatu sifat utama iman kristiani. Yesus memakai suatu paradoks yang menarik untuk dicermati : menjadi besar berarti rela menjadi pelayan, menjadi terkemuka berarti rela menjadi hamba untuk semuanya. Teladan utama dari sikap melayani adalah Yesus,  Dia tidak untuk dilayani melainkan untuk melayani, bahkan memberikan nyawa-Nya bagi banyak orang. Pelayanan yang baik dapat diukur dari keberhasilan dalam melayani, mendukung dan memberi peneguhan.
Bagi Yesus memimpin itu melayani, Pemimpin yang baik adalah seorang pelayan yang baik. Dengan cara itu seorang pemimpin hanya memikirkan orang yang dipimpinnya, Kegagalan seorang pemimpin biasanya diawali ketika para pemimpin hanya mementingkan diri sendiri, ingin dilayani dan lebih menekankan keinginan pribadi

Butir butir permenungan.
Yesus menginginkan setiap orang yang siap melayani bersama Dia, harus selalu siap sedia dan focus pada pelayanan itu, Pelayanan itu mengangkat martabat keilahian yang rusak akibat kelemahan, kerakusan harta, gengsi atau kuasa. Peringatan Yesus itu sekaligus juga menjadi godaan para pewarta dalam melayani, apakah anda pernah mengalami godaan untuk memiliki kuasa, memanfaatkan status pelayanan demi kepentingan pribadi, Kuasa tidak dicari karena merupakan karunia cuma cuma yang dibagikan secara bebas oleh kehendak Tuhan sendiri

Doa.

Ya Bapa, berikanlah Roh Kudus –Mu untuk menyertai kami, sehingga kami dalam melayani sesama dapat melaksanakan dengan kerendahan hati, sesuai dengan kehendak-Mu. Amin

0 komentar:

Post a Comment