Bacaan
Liturgi Minggu 18 Oktober 2015
Pesta S. Lukas, Pengarang Injil
Bacaan 1: Yes 53:10-11
Tuhan
berkehendak meremukkan Hamba-Nya dengan kesakitan. Tetapi apabila ia
menyerahkan dirinya sebagai kurban silih, ia akan melihat keturunannya, umurnya
akan lanjut, dan kehendak Tuhan akan terlaksana karena dia. Sesudah kesusahan
jiwanya, ia akan melihat terang dan menjadi puas. Sebab Tuhan berfirman:
Hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya,
dan kejahatan mereka dia pikul.
Demikianlah
sabda Tuhan.
Bacaan 2: Ibr 4:14-16
Saudara-saudara,
kita sekarang mempunyai Imam Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah. Maka baiklah kita teguh berpegang pada
pengakuan iman kita. Sebab Imam Agung yang
kita punya, bukanlah imam agung yang tidak dapat turut merasakan
kelemahan-kelemahan kita. Sebaliknya Ia
sama dengan kita! Ia telah dicobai,
hanya saja tidak berbuat dosa. Sebab itu
marilah kita menghampiri takhta kerahiman Allah dengan penuh keberanian, supaya kita menerima rahmat dan menemukan
kasih karunia untuk mendapat pertolongan
pada waktunya.
Demikianlah
sabda Tuhan.
Mazmur: Mzm 33:4-5.18-19.20.22
Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya
menyertai kami, seperti kami berharap
kepada-Mu.
*Sebab
firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan.
Ia
senang pada keadilan dan hukum; bumi
penuh dengan kasih setia-Nya.
*Sungguh,
mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih
setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa
mereka dari maut dan memelihara hidup
mereka pada masa kelaparan.
*Jiwa
kita menanti-nantikan Tuhan. Dialah
penolong kita dan perisai kita. Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai
kami, seperti kami berharap kepada-Mu.
Injil: Mrk 10:35-45
Sekali
peristiwa Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus,
dan
berkata kepada-Nya, "Guru, kami
harap Engkau mengabulkan suatu permohonan kami!" Jawab Yesus kepada mereka, "Apa yang kamu kehendaki Kuperbuat
bagimu?"
Mereka
menjawab, "Perkenankanlah kami ini
duduk dalam kemuliaan-Mu kelak,
seorang
di sebelah kanan-Mu, dan seorang di
sebelah kiri-Mu." Tetapi kata Yesus kepada mereka, "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Sanggupkah kamu meminum cawan yang harus
Kuminum, dan dibaptis dengan pembaptisan
yang harus Kuterima?" Jawab mereka,
"Kami sanggup!" Yesus lalu berkata kepada mereka,
"Memang,
kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum, dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus
Kuterima. Tetapi hal duduk di sebelah
kanan atau kiri-Ku,
Aku
tidak berhak memberikannya. Itu akan
diberikan kepada orang-orang yang
baginya telah disediakan." Mendengar
itu, kesepuluh murid yang lain menjadi
marah
kepada
Yakobus dan Yohanes. Tetapi Yesus
memanggil mereka lalu berkata, "Kamu
tahu, bahwa orang-orang yang disebut
pemerintah bangsa-bangsa memerintah
rakyatnya dengan tangan besi, dan
pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah janganlah demikian di antara kamu! Barangsiapa ingin menjadi besar di antara
kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka
di antara kamu, hendaklah ia menjadi
hamba untuk semuanya. Karena Anak
Manusia pun datang bukan untuk dilayani
melainkan untuk melayani dan untuk memberikan
nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak
orang."
Demikianlah
Injil Tuhan.
Renungan.
Profesi
pelayan biasanya dianggap rendah, bukankah tugas melayani itu berarti selalu
berada dibawah perintah dan kehendah yang dilayani? Jika seorang pelayan harus
sabar, rendah hati, taat perintah, itu sudah wajar, Kita tidak sadar bahwa
peran seorang pelayan itu membutuhkan berbagai keutamaan yang perlu juga
dimiliki semua orang. Pelayan yang baik adalah pelayan yang tahu tugasnya,
mengerjakan dengan baik, tujuannya hanya melayani, peka akan kebutuhan yang
dilayani , rela berkorban.
Itulah
sebabnya Yesus menasehati para murid-Nya agar membangun sikap melayani sebagai
suatu sifat utama iman kristiani. Yesus memakai suatu paradoks yang menarik
untuk dicermati : menjadi besar berarti rela menjadi pelayan, menjadi terkemuka
berarti rela menjadi hamba untuk semuanya. Teladan utama dari sikap melayani adalah
Yesus, Dia tidak untuk dilayani
melainkan untuk melayani, bahkan memberikan nyawa-Nya bagi banyak orang.
Pelayanan yang baik dapat diukur dari keberhasilan dalam melayani, mendukung
dan memberi peneguhan.
Bagi
Yesus memimpin itu melayani, Pemimpin yang baik adalah seorang pelayan yang
baik. Dengan cara itu seorang pemimpin hanya memikirkan orang yang dipimpinnya,
Kegagalan seorang pemimpin biasanya diawali ketika para pemimpin hanya
mementingkan diri sendiri, ingin dilayani dan lebih menekankan keinginan
pribadi
Butir butir permenungan.
Yesus
menginginkan setiap orang yang siap melayani bersama Dia, harus selalu siap
sedia dan focus pada pelayanan itu, Pelayanan itu mengangkat martabat keilahian
yang rusak akibat kelemahan, kerakusan harta, gengsi atau kuasa. Peringatan
Yesus itu sekaligus juga menjadi godaan para pewarta dalam melayani, apakah
anda pernah mengalami godaan untuk memiliki kuasa, memanfaatkan status
pelayanan demi kepentingan pribadi, Kuasa tidak dicari karena merupakan karunia
cuma cuma yang dibagikan secara bebas oleh kehendak Tuhan sendiri
Doa.
Ya
Bapa, berikanlah Roh Kudus –Mu untuk menyertai kami, sehingga kami dalam
melayani sesama dapat melaksanakan dengan kerendahan hati, sesuai dengan
kehendak-Mu. Amin
0 komentar:
Post a Comment