Jamuan terakhir Jesus bersama murid - muridNya

Jesus meredakan badai

Jesus bersama Joseph dan Maria

Jesus mencintai anda semua

Jesus naik ke Surga

May 30, 2019

(RENUNGAN HARIAN KAMIS 6 JUNI 2019 )


Bacaan Liturgi Kamis  6 Juni 2019
PF S. Norbertus, Uskup

Bacaan Pertama  Kis 22:30;23:6-11
Setelah Paulus ditangkap di kota Yerusalem, kepala pasukan ingin mengetahui dengan teliti apa yang dituduhkan orang-orang Yahudi kepada Paulus. Karena itu ia menyuruh mengambil Paulus dari penjara dan memerintahkan supaya imam-imam kepala dan seluruh Mahkamah Agama berkumpul. Lalu ia membawa Paulus dari markas dan menghadapkannya kepada mereka.  Paulus tahu bahwa sebagian dari mereka itu termasuk golongan orang Saduki dan sebagian termasuk golongan orang Farisi. Oleh karena itu ia berseru dalam Mahkamah Agama itu, katanya, "Hai saudara-saudaraku, aku adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi; aku dihadapkan ke Mahkamah ini, karena aku mengharap kebangkitan orang mati."  Ketika Paulus berkata demikian, timbullah perpecahan antara orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki, dan terbagi-bagilah orang banyak itu.  Sebab orang-orang Saduki mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan, dan tidak ada malaikat atau roh, tetapi orang-orang Farisi mengakui kedua-duanya.
Maka terjadilah keributan besar. Beberapa ahli Taurat dari golongan Farisi tampil ke depan dan membantah dengan keras, katanya, 
"Kami sama sekali tidak menemukan sesuatu yang salah pada orang ini!   Barangkali ada roh atau malaikat yang telah berbicara kepadanya."
Maka terjadilah perpecahan besar, sehingga kepala pasukan takut, 
kalau-kalau mereka akan mengoyak-ngoyak Paulus. Karena itu ia memerintahkan pasukan supaya turun ke bawah dan mengambil Paulus dari tengah-tengah mereka lalu membawanya ke markas.  Pada malam berikutnya Tuhan datang berdiri di sisi Paulus dan berkata kepadanya, 
"Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 16:1-2a.5.7-8.9-10.11
Jagalah aku, ya Tuhan, sebab pada-Mu aku berlindung.
*Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung.  Aku berkata kepada Tuhan, "Engkaulah Tuhanku. Ya Tuhan, Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.
*Aku memuji Tuhan, yang telah memberi nasihat kepadaku, pada waktu malam aku diajar oleh hati nuraniku.  Aku senantiasa memandang kepada Tuhan; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
*Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorai, dan tubuhku akan diam dengan tenteram;  sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.
*Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.

Bait Pengantar Injil  Yoh 17:21
Semoga mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, supaya dunia percaya  bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.

Bacaan Injil  Yoh 17:20-26
Dalam perjamuan malam terakhir,  Yesus menengadah ke langit dan berdoa bagi para pengikut-Nya,  "Bapa yang kudus, bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka;  supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.  Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu:  Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku, supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku, dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.
Ya Bapa, Aku mau supaya di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, yakni mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.  Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku;  dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan
Kita tentu ingat sabda Yesus yang menghendaki kita agar cerdik seperti ular dan tulus merpati . itu berarti kita harus pintar dalam mencari cara dan teknik dalam menjalankan perutusan kita agar perutusan kita berbuah banyak.  Namun hendaklah kita tulus seperti merpati. Ketulusannya terletak pada soal motivasi dan hidup batin kita yang murni , bersih dan tanpa pamrih.  Pada bacaan pertama hari ini, sabda Tuhan itu dijalankan dengan baik oleh Paulus. Ketika Paulus ditangkap dan dihadapkan dimuka Mahkamah Agama Paulus mewartakan Injil dengan menekankan soal kebangkitan Yesus. Paulus tahu bahwa para anggota sidang terdiri atas orang orang Saduki yang tidak percaya pada kebangkitan dan orang orang Farisi yang percaya pada kebangkitan. Dengan pernyataannya mengenai Kebangkitan Yesus itu, Paulus memecah sidang sehingga dalam sidang terjadi keributan dan bahkan perpecahan besar. Akibatnya , Paulus diselamatkan pasukan Romawi dari keributan di Mahkamah Agama itu.  Kecerdasan dan keterampilan untuk membuat  tugas perutusan kita berbuah banyak dan baik itu perlu..Mencari celah  dan kemungkinan agar karya kita berkembang itu perlu. Mencari jalan atau solusi terbaik ketika terjadi kebuntuan dalam karya perutusan kita itu sangat perlu. Inilah bagian dari kewajiban seorang pewarta Injil, seorang murid Tuhan.  Namun akhirnya , keberhasilan karya perutusan kita bukanlah pertama tama karena kehebatan dan kecerdasan kita, melainkan karena jaminan dari Tuhan sendiri. Pada Injil , Tuhan Yesus mendoakan kita yang diutus-Nya . Doa Yesus itu menjadi jaminan dan kekuatan kita dalam tugas perutusan kita.

Butir permenungan.
Doa Tuhan Yesus dan kisah hidup Paulus kiranya mendorong kita semua untuk berani bersaksi dengan mencintai secara konkret. Kita mencintai sesama kita bahkan mencintai yang melukai dan membenci kita. Secara manusiawi, hal itu berat dan mustahil, Namun berkat penyertaan Allah , kita pasti akan dimampukan mengatasi keterbatasan manusiawi kita. di saat itulah, iman kita semakin berkembang dan mendalam. Mari kita bersaksi dan mencintai dalam segala situasi.

Doa.
Tuhan yang mahabaik dan mahakuasa, buatlah kami umat-Mu  untuk semakin bersatu  dalam keluarga , masyarakat dan bangsa karena Engkau menghendaki persatuan kami. Bantulah kami untuk mengusahakan hal hal yang mempersatukan dalam kasih-Mu. Amin.  





Semoga mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, supaya dunia percaya  bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.


(RENUNGAN HARIAN RABU 5 JUNI 2019 )


Bacaan Liturgi Rabu 5 Juni 2019
PW S. Bonifasius, Uskup dan Martir

Bacaan Pertama Kis 20:28-38
Dalam perpisahan dengan para panatua jemaat dari Efesus,  Paulus berkata, "Jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.
Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu. Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, 
yang dengan ajaran palsu berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar supaya mengikut mereka. Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata. Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan  dan kepada firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan berkuasa pula menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan. Perak atau emas atau pakaian  tidak pernah aku ingini dari siapa pun juga  Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku  dan keperluan kawan-kawan seperjalananku.  Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu,  bahwa dengan bekerja demikian  kita harus membantu orang-orang yang lemah  dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan:  Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."  Sesudah mengucapkan kata-kata itu,  Paulus berlutut dan berdoa bersama-sama dengan mereka semua.  Maka menangislah mereka semua tersedu-sedu,  dan sambil memeluk Paulus, mereka berulang-ulang mencium dia.  Mereka sangat berdukacita, terlebih-lebih karena Paulus katakan,  bahwa mereka tidak akan melihat mukanya lagi.  Lalu mereka mengantar dia ke kapal.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 68:29-30.33-35a.35b-36c
Hai kerajaan-kerajaan bumi, menyanyilah bagi Allah!
*Kerahkanlah kekuatan-Mu, ya Allah,  tunjukkanlah kekuatan-Mu, ya Allah, Engkau yang telah bertindak bagi kami.  Demi bait-Mu di Yerusalem,  raja-raja menyampaikan persembahan kepada-Mu.
*Hai kerajaan-kerajaan bumi, menyanyilah bagi Allah, bermazmurlah bagi Tuhan,  bagi Dia yang berkendaraan melintasi langit purbakala. 
Perhatikanlah,  Ia memperdengarkan suara, suara-Nya yang dahsyat!
Akuilah kekuasaan Allah.
*Kemegahan-Nya ada di atas Israel, kekuasaan-Nya di dalam awan-awan. Terpujilah Allah!

Bait Pengantar Injil  Yoh 17:17b.a
Firman-Mu, ya Tuhan,  adalah kebenaran.  Kuduskanlah kami dalam kebenaran.

Bacaan Injil  Yoh 17:11b-19
Dalam perjamuan malam terakhir  Yesus menengadah ke langit dan berdoa bagi semua murid-Nya,  "Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu,   yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku,  supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.  Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku.  Aku telah menjaga mereka, dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa selain dia yang telah ditentukan untuk binasa,  supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.  Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu. 
Aku mengatakan semuanya ini  sementara Aku masih ada di dalam dunia,  supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka.  Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka,  dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia,  sama seperti Aku bukan dari dunia.
Aku tidak meminta supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat.  Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran;  firman-Mu adalah kebenaran.  Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia,  demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia.  Dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, 
supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Lebih berbahagia memberi daripada menerima, inilah slogan Paulus yang selalu dihidupinya. Paulus tidak hanya menggantungkan hidupnya pada orang lain, Paulus bekerja keras untuk menghidupi dirinya sendiri dan sekaligus untuk mendukung pelayanannya. Bahkan , tidak hanya untuk menghidupi dirinya sendiri. Paulus juga bekerja untuk orang lain. “Kamu sendiri tahu bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan kawan seperjalananku . Dengan bekerja demikian kita harus membantu orang orang yang lemah” (Kis 20:34-35)   Dengan jelas , Paulus memberikan contoh bagaimana  ia tidak menjadi milik dan dikuasai oleh dunia, tetapi mampu menggunakan perkara perkara duniawi  menjadi jalan untuk mencapai kekudusan. Luar biasa bukan?.  “Tapi itu kan Paulus? Kalau zaman sekarang ini, mana bisa?” Mungkin kita akan membatin  demikian, Memang memberi itu sangat tidak mudah. Lebih mudah menerima. Mengapa? Yang kita pikirkan adalah lebih sering kebutuhan kita sendiri sehingga sulit untuk memikirkan kebutuhan orang lain. Ketika merenungkan hal itu , saya teringat sebuah kisah ketika didatangi seorang ibu sederhana yang usianya sudah cukup tua.  Ibu ini hidup sendiri dan sangat rajin mengikuti Perayaan Ekaristi harian. Dalam kesederhanaannya, ibu ini datang membawa setundun pisang. Pisang itu hasil dari kebun yang digarapnya sendiri. Dengan tulus , pisang itu dipersembahkan untuk Gereja. Apalah artinya setundun pisang? Kelihatannya sepele , tapi persembahan ibu ini demikian bermakna. Tindakan memberi atau berbagi dari ibu ini sendiri merupakan tindakan yang luar biasa, Tambah lagi pemberian itu dilakukan dengan penuh ketulusan , Apa yang diberikan ibu itu adalah apa yang terbaik dalam kehidupannya.
Memberi adalah salah satu bentuk konkret dari tindakan berbagi. Ibu yang sederhana itu mengajarkan sebuah makna yang demikian kecil namun luar biasa, memberi atau berbagi dengan tulus hati.  Bagi ibu itu , berbagi masih bisa dilakukan  meskipun hidupnya tidak berkelimpahan. Bukan sesuatu yang hebat  dan luar biasa , tapi ibu ini memberikan apa yang menjadi miliknya.  Nah, berbagi tidak hanya menjadi hak orang orang berkelimpahan.
Pada Injil hari ini, Yesus sendiri mendoakan kita para murid-Nya, untuk tidak minta hidup enak, tetapi agar terhindar dari yang jahat. Menjadi orang Kristiani tidak berarti dibebaskan dari beban derita dunia. Tidak dibebaskan dari tantangan dunia ini, Tetapi justru diharapkan mau menghadapi tantangan dunia ini, mau berjuang didunia, mau menderita seperti Yesus demi kebenaran. Yang didoakan Yesus adalah agar kita dibebaskan dari yang jahat. Agar kita tetap berpegang pada kebenaran  Allah meski menghadapi banyak tantangan dari dunia ini.

Butir permenungan.
Tindakan berbagi juga bisa dilakukan oleh mereka yang kekurangan. Ukuran berbagi itu bukan aku punya apa, melainkan aku bisa menjadi siapa bagi orang lain. Berani?  Jika kita berani, kita bisa memulainya dengan hal hal sederhana di tengah tengah  di tengah tengah keluarga, komunitas, atau masyarakat disekitar kita dengan diiringi doa dari Tuhan Yesus untuk kita semua.

Doa.
Ya Tuhan yang mahakasih, teguhkanlah persatuan dan kesatuan diantara kami, para putra dan putri-Mu. Bantulah kami untuk saling terbuka, saling percaya dan mau menerima sesama kami apa adanya.  Amin.  




Firman-Mu, ya Tuhan,  adalah kebenaran.  Kuduskanlah kami dalam kebenaran.



(RENUNGAN HARIAN SELASA 4 JUNI 2019 )


Bacaan Liturgi  Selasa 4 Juni 2019

Bacaan Pertama  Kis 20:17-27
Dalam perjalanannya ke Yerusalem Paulus menyuruh seorang dari Miletus ke Efesus dengan pesan supaya para penatua jemaat datang ke Miletus. Sesudah mereka datang, berkatalah ia kepada mereka,  "Kamu tahu, bagaimana aku hidup di antara kamu sejak hari pertama aku tiba di Asia ini:  dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku. Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumahmu.  Aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus. Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem, dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ  selain apa yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku,  bahwa penjara dan sengsara menunggu aku.  Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir  dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku  untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.  Sekarang aku tahu, bahwa kamu tidak akan melihat mukaku lagi, kamu sekalian yang telah kukunjungi untuk memberitakan Kerajaan Allah. Sebab itu pada hari ini aku bersaksi kepadamu, bahwa aku bersih ;  tidak bersalah terhadap siapa pun yang akan binasa. Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 68:10-11.20-21
Hai kerajaan-kerajaan bumi, menyanyilah bagi Allah!
*Hujan yang melimpah Engkau siramkan, ya Allah; Tanah milik-Mu yang gersang Kaupulihkan, sehingga kawanan hewan-Mu menetap di sana; 
dalam kebaikan-Mu  Engkau memenuhi kebutuhan orang yang tertindas.
*Terpujilah Tuhan! Hari demi hari Ia menanggung beban kita; Allah adalah keselamatan kita. Allah kita adalah Allah yang menyelamatkan, 
Allah, Tuhanku, memberi keluputan dari maut.

Bait Pengantar Injil Yoh 14:16
Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.

Bacaan Injil  Yoh 17:1-11a
Dalam perjamuan malam terakhir  Yesus menengadah ke langit dan berdoa, "Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, 
supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau.  Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya  kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Anak-Mu akan memberikan hidup yang kekal  kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya.  Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.  Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk kulakukan.  Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.  Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku, dan mereka telah menuruti firman-Mu.
Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu.  Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku  telah Kusampaikan kepada mereka, dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu, dan segala milik-Mu adalah milik-Ku dan milik-Ku adalah milik-Mu, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka.  Aku tidak lagi ada di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu."
Demikianlah sabda Tuhan

Renungan
Dalam pribadi Santo Paulus kita menemukan gambaran orang yang patut diteladani dalam mewartakan Injil Tuhan. Kita juga menemukan kegigihan , keteguhan dan kerendahan hati dalam dirinya. Penulis Kisah Para Rasul memberi penegasan kepada kita  bagaimana menjadi pewarta yang tenanan atau profesional sekaligus mengembangkan sikap kerendahan hati. “Dengan segala kerendahan hati aku melayani Tuhan,..... Aku  tidak lalai memberitakan  seluruh maksud Allah kepada kalian”  Paulus memberikan wasiat dalam perpisahannya dengan jemaat agar siapa pun yang diserahi tanggung jawab  memelihara iman umat dan melaksanakan kepemimpinan dengan rendah hati dan tidak mencari kepentingan diri sendiri yang utama bahwa Kristus diwartakan dan mengabdi sesama. Yang mengharukan ialah bahwa Paulus berpamitan tidak untuk menyongsong hari depan yang cerah, melainkan hari depan sebagai tawanan Roh saat “penjara dan sengsara menunggu aku”  Satu kekuatan Paulus , ia menyerahkan masa depannya hanya kepada Tuhan yakni sebagai tawanan Roh. Entah berhasil atau tidak , entah senang atau sedih, entah enak atau menderita, yang akan terjadi tidaklah penting baginya. Yang terpenting baginya ialah menjalani apa yang dinyatakan Roh Kudus kepadanya.
Pada Injil hari ini, Tuhan Yesus juga berdoa. Namun terutama Yesus sedang mendoakan kita.  Yesus berdoa kepada Bapa agar Bapa senantiasa memelihara kita. Yesus memastikan bahwa milik-Nya ada dalam pemeliharaan Bapa. Dan ini semua tentu  mengalir dari kasih Yesus kepada kita. Yesus juga sadar bahwa Bapa sangat mengasihi kita pula.

Butir permenungan.
Betapa kuat daya kuasa doa itu. Kita tentu percaya, betapa doa kita sangat berdaya dan memiliki dampak yang hebat dalam hidup kita. barangkali anda mempunyai pengalaman, bagaimana dengan doa kita lebih mudah dalam menjalankan tugas  dan pekerjaan kita . Ada aura berkat yang menaungi orang yang banyak berdoa. Kita juga mengalami , betapa doa orang tua kita , doa saudara saudari kita juga ikut melindungi kita. Namun tentu saja yang paling hebat adalah doa Yesus sendiri untuk kita . Dan marilah kita menyadari bahwa kita ini sebenarnya senantiasa dilindungi oleh doa Yesus sendiri . Itulah kekuatan hidup kita.

Doa.
Ya Tuhan yang mahakasih, berilah kami umat-Mu, cinta kasih-Mu yang memungkinkan kami mencintai semua orang, terutama mereka yang membutuhkan uluran hati kami. Amin.




Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu
selama-lamanya.


May 28, 2019

(RENUNGAN HARIAN SENIN 3 JUNI 2019 )


Bacaan Liturgi Senin  3 Juni 2019
PW S. Karolus Lwanga dan teman-temannya, Martir

Bacaan Pertama  Kis 19:1-8
Ketika Apolos masih berada di kota Korintus, Paulus sudah menjelajah daerah-daerah pedalaman Asia, dan tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang murid. Katanya kepada mereka, "Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?"  Akan tetapi mereka menjawab dia, "Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, 
bahwa ada Roh Kudus."  Lalu kata Paulus kepada mereka,  "Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis?"  Jawab mereka, "Dengan baptisan Yohanes." Kata Paulus, "Baptisan Yohanes adalah baptisan tobat,  dan Yohanes sendiri berkata kepada orang banyak, 
bahwa mereka harus percaya kepada Dia  yang datang kemudian dari padanya, yaitu Yesus."  Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.  Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka,  turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat.  Jumlah mereka adalah kira-kira dua belas orang.  Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ  dan mengajar dengan berani.  Lewat pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Mzm 68:2-3.4-5ac.6-7ab
Hai kerajaan-kerajaan bumi, menyanyilah bagi Allah.
*Allah bangkit, maka terseraklah musuh-musuh-Nya, orang-orang yang membenci Dia melarikan diri dari hadapan-Nya.  Seperti asap hilang tertiup, seperti lilin meleleh di depan api, demikianlah orang-orang fasik binasa di hadapan Allah.
*Tetapi orang-orang benar bersukacita, mereka beria-ria di hadapan Allah, bergembira dan bersukacita.  Bernyanyilah bagi Allah, mazmurkanlah nama-Nya!  Nama-Nya ialah Tuhan!
*Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda, itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus;  Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara, Ia mengeluarkan orang-orang tahanan, sehingga mereka bahagia.

Bait Pengantar Injil  Kol 3:1
Kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.

Bacaan Injil  Yoh 16:29-33
Dalam amanat perpisahan-Nya  Yesus berkata bahwa akan tiba saat-Nya  bahwa Ia tidak lagi berbicara dengan memakai kiasan.
Maka para murid berkata kepada Yesus,   "Lihat sekarang Engkau berkata-kata terus terang  dan Engkau tidak memakai kiasan. Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu  dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah."  Jawab Yesus kepada mereka, "Percayakah kamu sekarang?  Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu dicerai-beraikan, masing-masing ke tempatnya sendiri   dan kamu meninggalkan Aku seorang diri.  Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku.  Semuanya itu Kukatakan kepadamu,  supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan
Saya mengagumi rekan rekan imam yang berkarya dipedalaman Papua, Kalimantan, atau Sumatra. Mereka seringkali harus turne berhari hari melalui hutan dan sungai, tidur di hutan untuk mendatangi umat beriman yang dipelosok. Setelah berhari hari perjalanan itu, rekan imam itu hanya menjumpai 5 hingga10 orang Katolik. Lalu mereka merayakan Misa Kudus. Betapa mengagumkan , inilah asasnya betapa satu  orang pun berarti  dan berharga dalam karya pastoral kita. Pada bacaan pertama dikisahkan Santo Paulus yang menjelajah daerah daerah pedalaman dan tiba di Efesus. Disitu Paulus menjumpai beberapa murid. Para murid  itu ternyata baru menerima baptisan Yohanes dan belum pernah menerima Roh Kudus. Lalu Paulus membaptis mereka dalam nama Tuhan Yesus dan menumpangkan tangan kepada mereka sehingga mereka menerima Roh Kudus.

Butir permenungan.
Marilah kita renungkan dua hal:
Pertama,  Setelah menjelajahi daerah daerah pendalaman yang jalannya pasti sulit dan berbahaya, Paulus hanya menjumpai beberapa orang murid saja. Kita bisa mengambil semangat kerasulan Paulus. Jangan biarkan semangat kerasulan kita tergantung pada  jumlah banyaknya orang yang kita layani. Ada orang yang hanya bersemangat untuk mengajar kalau muridnya banyak . Ada orang yang mau aktif di gereja kalau temannya banyak. Ada orang yang mau memberi rekoleksi atau acara pendalaman iman apabila yang datang banyak.
Kedua,   selalu ada hal yang bisa dikerjakan untuk kebaikan orang lain, Paulus berhasil membawa murid murid kepada baptisan dalam nama Yesus dan penerimaan Roh Kudus. Meskipun hanya melayani satu dua orang saja, marilah kita bersemangatdan tetap bernyala dalam pelayanan. Mengapa?  Kalau kita melayani dengan tulus tanpa tergantung jumlah mereka , pasti ada sesuatu yang bermanfaat dan ada suatu perubahan baik bagi satu dan dua orang yang kita layani itu.  Dan bukanlah pertobatan satu orang pun sudah merupakan sukacita besar di surga?

Doa.
Ya Tuhan kami bersyukur atas panggilan hidup kami, Semoga kami yang Kau perkenankan  mengambil bagian dalam perutusan di dunia ini memilih  tetap taat dan setia pada kehendak-Mu sehingga tidak ada yang merampas harta dan kemuliaan  yang Kau berikan. Amin


Kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.



(RENUNGAN HARIAN MINGGU 2 JUNI 2019 )


Bacaan Liturgi Minggu 2 Juni 2019
PF S. Marselinus dan Petrus, Martir

Bacaan Pertama  Kis 7:55-60
Di hadapan Mahkamah Agama Yahudi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit; ia melihat kemuliaan Allah, dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Maka katanya, "Sungguh, aku melihat langit terbuka, dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah."
Maka berteriak-teriaklah para anggota mahkamah, dan sambil menutup telinga serentak menyerbu Stefanus. Mereka menyeret dia ke luar kota, 
lalu melemparinya dengan batu. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka  di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus.
Sementara dilempari batu, Stefanus berdoa,   "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku!"  Dan sambil berlutut Stefanus berseru dengan suara nyaring,  "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!"  Dan dengan perkataan itu meninggallah Stefanus.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 97:1.2b.6.7c.9
Tuhan adalah Raja.  Ia mahatinggi di atas seluruh bumi.
*Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita!  Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
*Langit memberitakan keadilan-Nya, dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.  Segala dewata sujud menyembah Allah.
*Sebab, ya Tuhan,  Engkaulah Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi, 
Engkau sangat dimuliakan di atas segala dewata.

Bacaan Kedua  Why 22:12-14.16-17.20
Aku, Yohanes, mendengar suara yang berkata kepadaku,  "Sesungguhnya  Aku datang segera,  dan Aku membawa upah untuk membalas setiap orang menurut perbuatannya. Aku adalah Alfa dan Omega,  Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir."  Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan  dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota yang turun dari surga, dari Allah. 
"Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku  untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu  bagi jemaat-jemaat. Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud,  bintang timur yang gilang-gemilang."  Roh dan pengantin perempuan itu berkata, "Marilah!"  Dan barangsiapa mendengarnya,  hendaklah ia berkata, "Marilah!"  Barangsiapa haus, hendaklah ia datang,  dan barangsiapa mau,  hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma! Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman,  "Ya, Aku datang segera!"  Amin, datanglah, Tuhan Yesus!
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Yoh 14:18
Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. 
Aku datang kembali kepadamu, dan hatimu akan bersukacita.

Bacaan Injil  Yoh 17:20-26
Dalam perjamuan malam terakhir, Yesus menengadah ke langit dan berdoa bagi para pengikut-Nya, "Bapa yang kudus, bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, ada di dalam Aku,  dan Aku di dalam Engkau,  agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Aku telah memberikan kepada mereka  kemuliaan yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu:  Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku,  supaya mereka sempurna menjadi satu,  agar dunia tahu bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku, dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.
Ya Bapa,  Aku mau supaya di mana pun Aku berada,  mereka juga berada bersama-sama dengan Aku,  yakni mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku,  agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka, dan Aku akan memberitahukannya,  supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka  dan Aku di dalam mereka."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan
Kita tentu ingat sabda Yesus yang menghendaki kita agar cerdik seperti ular dan tulus merpati . itu berarti kita harus pintar dalam mencari cara dan teknik dalam menjalankan perutusan kita agar perutusan kita berbuah banyak.  Namun hendaklah kita tulus seperti merpati. Ketulusannya terletak pada soal motivasi dan hidup batin kita yang murni , bersih dan tanpa pamrih.  Pada bacaan pertama hari ini, sabda Tuhan itu dijalankan dengan baik oleh Paulus. Ketika Paulus ditangkap dan dihadapkan dimuka Mahkamah Agama Paulus mewartakan Injil dengan menekankan soal kebangkitan Yesus. Paulus tahu bahwa para anggota sidang terdiri atas orang orang Saduki yang tidak percaya pada kebangkitan dan orang orang Farisi yang percaya pada kebangkitan. Dengan pernyataannya mengenai Kebangkitan Yesus itu, Paulus memecah sidang sehingga dalam sidang terjadi keributan dan bahkan perpecahan besar. Akibatnya , Paulus diselamatkan pasukan Romawi dari keributan di Mahkamah Agama itu.  Kecerdasan dan keterampilan untuk membuat  tugas perutusan kita berbuah banyak dan baik itu perlu..Mencari celah  dan kemungkinan agar karya kita berkembang itu perlu. Mencari jalan atau solusi terbaik ketika terjadi kebuntuan dalam karya perutusan kita itu sangat perlu. Inilah bagian dari kewajiban seorang pewarta Injil, seorang murid Tuhan.  Namun akhirnya , keberhasilan karya perutusan kita bukanlah pertama tama karena kehebatan dan kecerdasan kita, melainkan karena jaminan dari Tuhan sendiri. Pada Injil , Tuhan Yesus mendoakan kita yang diutus-Nya . Doa Yesus itu menjadi jaminan dan kekuatan kita dalam tugas perutusan kita.

Butir permenungan.
Doa Tuhan Yesus dan kisah hidup Paulus kiranya mendorong kita semua untuk berani bersaksi dengan mencintai secara konkret. Kita mencintai sesama kita bahkan mencintai yang melukai dan membenci kita. Secara manusiawi, hal itu berat dan mustahil, Namun berkat penyertaan Allah , kita pasti akan dimampukan mengatasi keterbatasan manusiawi kita. di saat itulah, iman kita semakin berkembang dan mendalam. Mari kita bersaksi dan mencintai dalam segala situasi.

Doa.
Tuhan yang mahabaik dan mahakuasa, buatlah kami umat-Mu  untuk semakin bersatu  dalam keluarga , masyarakat dan bangsa karena Engkau menghendaki persatuan kami. Bantulah kami untuk mengusahakan hal hal yang mempersatukan dalam kasih-Mu. Amin.  





Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu, dan hatimu akan bersukacita.


(RENUNGAN HARIAN SABTU 1 JUNI 2019 )


Bacaan Liturgi Sabtu  1 Juni 2019
PW S. Yustinus, Martir

Bacaan Pertama  Kis 18:23-28
Paulus meninggalkan Korintus dan kembali ke kota Antiokhia di Siria.
Setelah beberapa hari lamanya tinggal di Antiokhia, ia berangkat, dan menjelajahi seluruh tanah Galatia dan Frigia untuk meneguhkan hati semua murid. Sementara itu datanglah ke Efesus  seorang Yahudi bernama Apolos, yang berasal dari Aleksandria. Ia seorang yang fasih berbicara  dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci. Ia telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan.  Dengan bersemangat ia berbicara  dan dengan teliti ia mengajar tentang Yesus; tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes.  Ia mulai mengajar dengan berani di rumah ibadat. Setelah Priskila dan Akwila mendengarnya, mereka membawa Apolos ke rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah.  Karena Apolos ingin menyeberang ke Akhaya, saudara-saudara di Efesus mengirim surat kepada murid-murid di situ, supaya mereka menyambut dia. Setibanya di Akhaya, Apolos oleh kasih karunia Allah, menjadi seorang yang sangat berguna  bagi orang-orang yang percaya.  Sebab dengan tak jemu-jemunya  ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum  dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 47:2-3.8-9.10
Allah adalah Raja seluruh bumi!
*Hai segala bangsa, bertepuktanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai!  Sebab Tuhan, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, Raja agung atas seluruh bumi.
*Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi, bermazmurlah dengan lagu yang paling indah!  Allah merajai segala bangsa, di atas takhta-Nya yang kudus Ia bersemayam.
*Para pemimpin bangsa-bangsa berdatangan  bergabung dengan umat Allah Abraham. Sebab segala perisai di atas bumi adalah milik-Nya; 
sangat agunglah Dia!

Bait Pengantar Injil  Yoh 16:28
Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; kini Aku meninggalkan dunia lagi dan pergi kepada Bapa.

Bacaan Injil  Yoh 16:23b-28
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku.
Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. 
Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.
Semuanya ini Kukatakan kepadamu dengan kiasan. Akan tiba saatnya 
Aku tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan, tetapi terus terang memberitakan Bapa kepadamu.  Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Dan tidak Kukatakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa, sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya bahwa Aku datang dari Allah. Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; kini Aku meninggalkan dunia lagi dan pergi kepada Bapa."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan
“Apakah yang harus kami perbuat supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah? “ merupakan pertanyaan orang banyak yang berbondong bondong mengikuti Yesus setelah dikenyangkan dengan roti. Sangat dimaklumi , ketika orang mendapatkan kepuasan dari apa yang dirindukan, mendapat kelegaan dari apa yang diidamkan , tentu mengharapkan bahwa hal yang baik dan nyaman itu masih bisa dinikmati untuk saat saat berikutnya. Hal hal apa yang masih harus dicermati supaya hidup kita tidak hanya dilandaskan pada kepuasan akan nikmat yang telah kita terima, namun lebih mendasar lagi?  Pertanyaan dasar yang keluar dari mulut orang banyak yang mencari serta mengikuti Yesus juga bisa menjadi kerinduan dasar kita semua untuk bisa mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah. Kalau kita belajar dari sepuluh perintah Allah dan lima perintah Gereja, kita bisa merasakan bahwa seluruh perintah Allah itu membawa kita kepada kepenuhan hidup , juga menjadi bintang penuntun agar segala pekerjaan dan perbuatan kita menjadi tanda hormat bakti kepada Allah serta kepada manusia ,sesama kita.  Kelakar yang sering muncul kebanyakan umat sudah tidak hafal lagi mengenai sepuluh perintah Allah dan lima perintah Gereja. Sekarang saatnya bagi seluruh umat untuk berupaya membangun keutamaan hidup dan keutamaan moral dengan cerdas beriman dan santun dalam berperi laku . Nilai nilai moralitas kehidupan dibangun berdasarkan hukum kasih kepada Allah dan cinta kepada diri sendiri sebagaimana cinta kepada sesama. Inilah upaya untuk mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah. 

Butir permenungan
Dalam Injil hari ini mengingatkan kembali perlunya berdoa dan berpasrah kepada Allah . Yesus mengajak kita untuk memohon kepada Allah  di dalam nama-Nya, memohon apa saja yang kita perlukan untuk kehidupan kita. Yesus akan mengantar doa doa kita, dan Dia ingin agar kita memiliki sukacita dan sukacita kita menjadi sempurna.  Dalam kehidupan kita sehari hari , masih sering kita kurang berani beriman secara total kepada Allah. Tidak jarang kita ragu ragu di dalam doa doa kita . Kita kurang berani bersimpuh menyerahkan harapan dan permohonan kita kepada Allah. Malahan kita sering putus asa dan berpaling dari Allah. Injil hari ini mengajak kita untuk berani berkajang dalam doa. Kita dipanggil untuk bersimpuh dalam doa dihadapan Allah penuh iman dan kepercayaan. Tuhan tahu apa yang terbaik untuk kita.

Doa
Ya Tuhan, Engkaulah sumber kekuatan batin kami, beranikanlah kami umat-Mu  untuk beriman, buatlah lebih banyak lagi mukjizat dalam hidup kami. Terutama mukjizat yang menghasilkan buah melimpah.  Amin.







Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; kini Aku meninggalkan dunia lagi dan pergi kepada Bapa.