January 14, 2016

TAHUN YUBILEUM AGUNG KERAHIMAN

TAHUN  SUCI.
Bagi kita umat Katolik, tahun 2016 bukan hanya sebuah perubahan tahun setelah bersama manusia sejagat kita meninggalkan tahun 2015, tetapi merupakan juga Tahun Suci. Alasan yang mendasar adalah karena tahun 2016 telah ditetapkan oleh Paus Fransiskus sebagai Tahun Yubileum Agung Kerahiman.
Tahun Yubileum Agung Kerahiman tersebut telah dimulai pada hari raya  St. Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda, 8 Desember 2015 lalu dan akan berlangsung hingga 20 November mendatang tepat pada hari raya Yesus Kristus Raja Semesta Alam, Paus Paulus menjelaskan bagaimana pelaksanaannya dalam Dekrit Petunjuk resmi ( Bulla) dengan judul “ Misericordiae Vultus (Wajah Kerahiman). Bulla tersebut dibacakan oleh Pastor Leonardo Sapienza Wali Prefek Rumah Tangga Kepausan tanggal 11 April 2015, pada Vigili Minggu Kerahiman Illahi di Basilika St. Petrus , Vatikan.
Melalui Bulla tersebut , Paus Fransiskus mengajak seluruh gereja untuk merayakan Tahun Yubileum Agung Kerahiman sebagai Tahun Suci. Lebih dari 10 kali dalam Bulla ini Paus Fransiskus menyebut Tahun Yubileum Agung Kerahiman sebagai Tahun Suci. Apa artinya ini bagi kita?  Kita seolah diingatkan berulang kali akan pentingnya Tahun Suci ini , sebuah tahun rahmat Tuhan (MV, no 17), sebuah kesempatan yang amat indah dan berharga untuk merenungkan misteri kerahiman Allah. “ Kita perlu terus menerus merenungkan misteri kerahiman” tegas Paus Fransiskus (MV no.2). Selain itu , penting bahwa sepanjang Tahun Suci ini umat Katolik menyucikan diri dari segala salah dan dosa serta mengalami secara pribadi kerahiman Bapa, terutama melalui perayaan Sakramen Rekonsiliasi. “Bagi setiap peniten ( orang yang berdoa, bertobat dan mengakukan dosa dosanya) “ tegas Paus Fransiskus, Sakramen Rekonsiliasi ini akan menjadi sumber kedamaian batin yang sejati” (MV no.17)
Selamat merayakan Tahun Suci hingga anda sendiri mengalami disucikan oleh kerahiman Allah. Inilah yang dibutuhkan oleh anak anak Allah dalam peziarahan didunia ini.
Disalin dari Rm. A. Ari Pawarto, O.Carm.

0 komentar:

Post a Comment