January 22, 2016

RENUNGAN HARI SABTU 23 JANUARI 2016

Bacaan Liturgi Sabtu 23 Januari 2016

Bacaan Pertama  2 Sam 1:1-4.11-12.19.23-27
Ketika kembali sesudah memukul kalah orang Amalek Daud tinggal dua hari di Ziklag. Maka datanglah pada hari ketiga seorang tentara dari pihak Saul, dengan pakaian terkoyak-koyak dan tanah di atas kepala. Ketika ia sampai kepada Daud, sujudlah ia ke tanah dan menyembah. Bertanyalah Daud kepadanya, "Dari manakah engkau?" Jawabnya, "Aku lolos dari tentara Israel." Bertanyalah pula Daud kepadanya, "Apakah yang terjadi?  Coba ceriterakan kepadaku." Jawabnya, "Rakyat telah melarikan diri dari pertempuran;  Bukan saja banyak rakyat yang gugur dan mati,  malah Saul dan Yonatan, anaknya, juga sudah mati."  Maka Daud memegang pakaiannya dan mengoyakkannya; dan semua orang yang menyertai dia berbuat demikian juga.  Mereka meratap, menangis dan berpuasa sampai matahari terbenam  karena Saul, karena Yonatan, anaknya,  karena umat Tuhan dan karena kaum Israel;  sebab mereka telah gugur oleh pedang.  Kebanggaanmu, hai Israel, mati terbunuh di bukit-bukitmu!  Sudah gugurlah para pahlawan!  Saul dan Yonatan, orang yang dicintai dan yang ramah,  dalam hidup dan matinya tidak terpisah. 
Mereka lebih cepat dari burung rajawali, mereka lebih kuat daripada singa. Hai anak-anak perempuan Israel, menangislah karena Saul, yang mendandani kamu dengan pakaian mewah dari kain kirmizi,  yang menyematkan perhiasan emas pada pakaianmu.  Sungguh, sudah gugurlah para pahlawan di tengah pertempuran! 
Yonatan mati terbunuh di bukit-bukitmu!  Sedih hatiku karena engkau, saudaraku Yonatan!  Engkau sangat ramah kepadaku;  bagiku cintamu lebih ajaib dari pada cinta perempuan.  Betapa gugur para pahlawan dan musnahlah senjata-senjata perang!" 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 80:2-3. 5-7
Buatlah wajah-Mu bersinar, ya Tuhan, maka kami akan selamat.
*Hai gembala Israel, pasanglah telinga-Mu, dengarkan kami, Engkau yang menggiring Yusuf sebagai kawanan! Engkau yang duduk di atas para kerub, 
tampillah bersinar di depan Efraim, Benyamin dan Manasye! Bangkitkanlah keperkasaan-Mu,  dan datanglah menyelamatkan kami. 
*Tuhan, Allah semesta alam, berapa lama lagi murka-Mu menyala sekalipun umat-Mu berdoa?  Mereka Kauberi makan ratapan  dan Kauberi minum air mata berlimpah; Engkau menjadikan kami pangkal sengketa para tetangga, dan para musuh mengolok-olok kami.

Bait Pengantar Injil  Kis 16:14b
Bukalah hati kami, ya Allah,  agar dapat memperhatikan sabda Anak-Mu.

Bacaan Injil  Markus  3:20-21
Sekali peristiwa Yesus bersama murid-murid-Nya  masuk ke sebuah rumah. Maka datanglah orang banyak berkerumun pula, sehingga makan pun mereka tidak dapat.  Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia,  sebab kata mereka, "Ia tidak waras lagi." 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
“Merasa susah aku karena engkau saudaraku Yonathan, engkau sangat ramah kepadaku, bagiku cintamu  lebih ajaib daripada cinta perempuan”  itulah ratapan Daud karena kematian Yonathan (2 Sam1:26). Meskipun yang gugur dalam peperangan tidak hanya Yonathan tetapi  juga ayahnya, Saul, namun Daud lebih merasakan kehilangan Yonathan daripada Saul. Kasih Yonathan kepada Daud dirasakan lebih ajaib daripada cinta perempuan.
Ajaib sungguh menunjukkan misteri yang melampaui akal budi manusia bahkan mengarah pada kasih ilahi yang hanya bisa dirasakan oleh orang yang menghidupi dan menikmati  indahnya persatuan dengan Allah.
Ibu Minah adalah seorang ibu yang tidak pernah memperhitungkan untung rugi dalam mencintai kelima anak anaknya walaupun dia harus bekerja keras dengan berjualan dipasar. Namun dia tetap setia melakukan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu sampai pada suatu saat anak ketiganya, seorang putra, tanpa sebab yang jelas menghancurkan semua kaca  yang ada dirumahnya, kaca almari pakaian, kaca almari hias dan kaca bufet, lalu pergi meninggalkan rumah dengan tujuan rumah neneknya diluar kota.
Ketika ibu Minah pulang dari pasar dan melihat semua kaca yang ada di perkakas rumah pecah berantakan, dia hanya berpasrah, lebih menakjubkan lagi, dia langsung  menjemput putranya dan menerima anaknya apa adanya. Inilah kasih seorang ibu yang tetap mengutamakan nilai satu jiwa yang sungguh luhur dimata Allah.

Butir permenungan.
Pada Tahun Yubileum Agung Kerahiman ini, Paus Fransiskus mengajak kita untuk merenungkan misteri Kerahiman Allah yang sungguh mengungkapkan misteri  Tritunggal Mahakudus. Kerahiman hendaknya menjadi hukum dasar yang berdiam dalam hati setiap orang yang memandang dengan tulus kedalam mata saudara dan saudarinya dijalan kehidupan (bdk Mrk 3:20-21), Kehidupan yang tidak lain  tidak bukan adalah jembatan yang menghubungkan Allah dan manusia, membuka hati kita kepada sebuah harapan dikasihi selamanya meskipun kita lemah(MV no.2).
Itulah yang dialami Daud dan Yonathan sebagai bukti persahabatan sejati yang bersumber pada Allah. Mari kita rayakan Tahun Kerahiman dengan seluruh keberadaan kita sebagai pancaran kerahiman Allah.

Doa.

Ya Tuhan, berilah kami kemampuan seperti Daud yang mengasihi mereka yang membenci kita. Amin

0 komentar:

Post a Comment