January 10, 2016

RENUNGAN HARI SENIN 11 JANUARI 2016

Bacaan Liturgi Senin  11 Januari 2016

Bacaan Pertama  1 Samuel  1:1-8
Ada seorang pria dari Ramataim-Zofim, dari pegunungan Efraim, namanya Elkana bin Yeroham bin Elihu bin Tohu bin Zuf, seorang Efraim. Ia mempunyai dua isteri: 
yang seorang bernama Hana, dan yang lain bernama Penina. Penina mempunyai anak, tetapi Hana tidak. Setiap tahun Elkana pergi meninggalkan kotanya untuk sujud menyembah Tuhan semesta alam dan mempersembahkan kurban kepada-Nya di Silo. Di sana yang menjabat imam Tuhan ialah kedua anak Eli, yakni Hofni dan Pinehas. Setiap kali Elkana mempersembahkan kurban, diberikannya kepada Penina, isterinya, dan kepada semua anaknya yang laki-laki dan perempuan 
masing-masing satu bagian. Tetapi Hana, yang sebenarnya lebih dikasihinya, hanya mendapat satu bagian juga, sebab Tuhan telah menutup kandungannya. Karena Tuhan telah menutup kandungan Hana, Penina selalu menyakiti hatinya, supaya Hana gusar. Demikianlah terjadi dari tahun ke tahun. Setiap kali Hana pergi ke rumah Tuhan, Penina menyakiti hatinya, sehingga Hana menangis dan tidak mau makan.  Lalu Elkana, suaminya, berkata kepada Hana, "Hana, mengapa engkau menangis?  Dan mengapa engkau tidak mau makan? Mengapa hatimu sedih? 
Bukankah aku lebih berharga bagimu daripada sepuluh anak laki-laki?" 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 116:12-13.14.17.18-19
Aku mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, ya Tuhan.
*Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebajikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan. 
*Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya. Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan. 
*Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya, di pelataran rumah Tuhan, di tengah-tengahmu, ya Yerusalem.

Bait Pengantar Injil  Markus 1:15
Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.

Bacaan Injil  Markus 1:14-20
Sesudah Yohanes Pembaptis ditangkap, datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah. Yesus memberitakan, "Waktunya telah genap. Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" Ketika Yesus sedang berjalan menyusur Danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka, "Mari, ikutlah Aku, dan kalian akan Kujadikan penjala manusia." 
Mereka segera meninggalkan jalanya, dan mengikuti Yesus. Dan setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, dalam perahu 
bersama orang-orang upahannya. Lalu mereka mengikuti Yesus. 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan
Terkadang kita mengalami apa yang disebut sudah jatuh ditimpa tangga. Dikantor dimarahi bos, dijalan diserempet becak, dirumah diomeli suami atau istri kita. Atau kita jajan dirumah makan, sudah duitnya utang, eeh makanan yang kita bei dan kita bawa pulang ternyata agak basi. Mau kembali kerumah makan terlalu jauh, kalau makanan tidak dimakan sayang, padahal perut sudah lapar. Begitulah contoh penggalan hidup sehari hari. Sering terjadi dalam hidup , pengalaman yang serba enak dan seolah tanpa penghiburan sama sekali.
Kita renungkan bacaan pertama, bagaimana Hana sungguh mengalami penderitaan dan kemalangan yang tidak terhingga. Sebagai wanita ia tidak dapat memberikan anak kepada suaminya. Elkana, Penina istri Elkana yang lain dapat memberikan anak anak. Lalu Penina terus menyakiti hati dan meremehkan Hana. Memang kita mesti membaca hingga perikop berikutnya, seperti akan dibacakan besok pagi. Besok kita akan mendengar bagaimana doa Hana didengarkan Tuhan dan Hana akan melahirkan seorang bayi yang dikemudian hari akan menjadi seorang nabi besar, Samuel. Tetapi baik kalau kita berhenti pada perikop hari ini dulu, Hana sungguh mengalami kemalangan yang disebut sudah jatuh ditimpa tangga itu.
Kita mesti menyadari bahwa bagian dari hidup yang tidak enak ialah tatkala kita harus menderita secara beruntun dan seolah tidak melhat cahaya terang.Saat itu kita hanya diminta untuk tetap tenang , sabar, dan banyak berdoa. Rachmat dan karunia bukanlah usaha atau prestasi kita,

Butir permenungan
Pada saat Tuhan akan menganugerahkan karunia, Dia akan mendatangi kita , seperti Yesuslah yang mendatangi dan memanggil para murid, bukan para calon murid yang menawar-nawarkan diri. Ini soal waktu, ini soal kepercayaan kepada penyelenggaraan Ilahi. Kita serahkan saja keluh kesah , derita, dan beban kita pada Tuhan, Tuhan tahu apa yang mesti dibuat-Nya atas kita.

Doa
Ya Tuhan, berilah kami kesabaran dikala kami sedang dirundung malang untuk menantikan kedatangan Tuhan Yesus yang selalu menolong kami. Amin.



0 komentar:

Post a Comment