January 18, 2016

RENUNGAN HARI SELASA 19 JANUARI 2016

Bacaan Liturgi Selasa 19 Januari 2016

Bacaan Pertama  1Samuel 16:1-13
Setelah raja Saul ditolak, Tuhan bersabda kepada Samuel, "Berapa lama lagi engkau berdukacita karena Saul?  Bukankah ia telah Kutolak sebagai raja atas Israel?  Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku."  Tetapi Samuel berkata, "Bagaimana mungkin aku pergi? 
Jika Saul mendengarnya, ia akan membunuh aku.  Maka Tuhan bersabda, "Bawalah seekor lembu muda dan katakan:  Aku datang untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan.   Kemudian undanglah Isai ke upacara pengorbanan itu, 
lalu Aku akan memberitahukan kepadamu  apa yang harus kauperbuat.  Urapilah bagi-Ku orang yang akan Kusebut kepadamu."  Samuel berbuat seperti yang disabdakan Tuhan,  dan tibalah ia di kota Betlehem. Para tua-tua di kota itu datang mendapatkannya  dengan gemetar dan berkata: "Adakah kedatanganmu ini membawa selamat?"  Jawab Samuel: "Ya, benar! Aku datang untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan. Kuduskanlah dirimu, dan datanglah dengan daku ke upacara pengurbanan ini." Kemudian Samuel menguduskan Isai 
dan anak-anaknya yang laki-laki dan mengundang mereka ke upacara pengorbanan itu. Lalu mereka itu masuk. Ketika melihat Eliab, Samuel berpikir: "Sungguh, di hadapan Tuhan sekarang berdiri yang diurapi-Nya." Tetapi bersabdalah Tuhan kepada Samuel, "Janganlah terpancang pada paras atau perawakan yang tinggi, 
sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; 
manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati." Lalu Isai memanggil Abinadab  dan menyuruhnya lewat di depan Samuel. Tetapi Samuel berkata kepada Isai, "Dia ini tidak dipilih Allah!." Kemudian Isai menyuruh Syama lewat, tetapi Samuel berkata, "Orang ini pun tidak dipilih Tuhan!" Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai, "Semuanya ini tidak dipilih Tuhan." Lalu Samuel berkata kepada Isai, "Inikah semua anakmu?" Jawab Isai, "Masih tinggal yang bungsu, tetapi ia sedang menggembalakan domba."  Kata Samuel kepada Isai, "Suruhlah memanggil dia, 
sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari." Kemudian disuruhnyalah menjemput dia.  Kulitnya kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu Tuhan Bersabda, "Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia." 
Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu  dan mengurapi Daud di tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh Tuhan atas Daud.  Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 89:20.21-22.27-28
Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku.
*Pernah Engkau berbicara dalam penglihatan kepada orang-orang yang Kaukasihi. 
Engkau berkata, "Telah Kutaruh mahkota di atas kepala seorang pahlawan, telah Kutinggikan seorang pilihan dari antara bangsa itu. 
*Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku; Aku telah mengurapinya dengan minyak-Ku yang kudus, maka tangan-Ku tetap menyertai dia, bahkan lengan-Ku meneguhkan dia. 
*Dia pun akan berseru kepada-Ku, 'Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku.' Aku pun akan mengangkat dia menjadi anak sulung, menjadi Yang Tertinggi di antara raja-raja bumi.

Bait Pengantar Injil  Efesus 1:17-18
Bapa Tuhan kita Yesus Kristus akan menerangi mata budi kIta, agar kita mengenal harapan panggilan kita.

Bacaan Injil  Markus 2:23-28
Pada suatu hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum. Maka kata orang-orang Farisi kepada Yesus, "Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"  Jawab Yesus kepada mereka, "Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan para pengiringnya kekurangan dan kelaparan? 
Tidakkah ia masuk ke dalam Rumah Allah  waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Agung  lalu makan roti sajian - yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam - 
dan memberikannya juga kepada pengikut-pengikutnya?" Lalu kata Yesus kepada mereka, "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, 
jadi Anak Manusia adalah Tuhan, juga atas hari Sabat." 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Kristian adalah seorang anak Sekolah Dasar kelas tiga, ia selalu  setia pergi gereja setiap hari Minggu. Hal ini dia lakukan karena sejak masih baji sudah diajak dan diajari orang tuanya untuk pergi gereja setiap hari Minggu. Didalam gereja , Kristian juga diajari untuk berdoa sebelum dan sesudah perayaan Ekaristi Selama perayaan Ekaristi  berlangsung , ia juga diajari untuk tenang, hening dan berdoa.
Kristian setia dan patuh akan ajaran orang tuanya bahwa hari Minggu harus pergi kegereja untuk merayakan Ekaristi. Baginya pergi ke gereja pada hari Minggu adalah kewajiban dan harus dilakukan. Kita pun sering terbesit hal semacam itu . Kita harus melakukan aturan dan peraturan dalam Gereja dengan baik. Semua harus dilakukan dan ditaati. Tidak peduli kan apa yang ada disekitar kita.
Ukuran kesetiaan bukan hanya sekedar melaksanakan aturan dengan baik dan benar. Kesetiaan pada Tuhan bukan hanya soal melakukan kehendak Tuhan  tanpa cela , tanpa melihat situasi dan kepentingan sesama disekitar kita. Seperti dalam Injil ( Mrk 2:23-24) saat para murid memetik bulir gandum pda hari Sabatmenjadi batu sandungan bagi orang Farisi. Hal ini terjadi karena orang Farisi berpatokan pada hukum yang harus dilakukan. Tidak melihat dari sudut pandang kemanusiaan yang lebih penting dan mendesak. Kalau para murid memang sedang membutuhkan makan karena lapar, apakah karena hukum yang berlaku maka tidak boleh makan? Dengan demikian, demi hukum bisa menjadikan nyawa manusia tidak terselamatkan alias tidak berharga. Bagaimana dengan faktor kemanusiaan yang juga penting?

Butir permenungan.
Kita hendaknya setia kepada Tuhan dengan melakukan kehendak-Nya. Tetapi, kita juga harus melihat situasi dan kondisi sekitar kita yang lebih membutuhkan. Kesetiaan kepada Tuhan akan tampak juga kesetiaan dan kepedulian kita pada orang orang disekitar kita. Tuhan itu maharahim dan berbelas kasih kepada semua orang. Kita yang menamakan diri pengikut-Nya , apakah kita mempunyai belas kasih kepada orang lain?

Doa.
Ya Tuhan, berilah kami ketekunan untuk mewujudkan kesetiaan kepada-Mu dengan berbelas kasih kepada sesama. Jangan sampai kami melakukan peraturan secara kaku, tidak melihat situasi dan kondisi sekitar kami. Amin.


0 komentar:

Post a Comment