Jamuan terakhir Jesus bersama murid - muridNya

Jesus meredakan badai

Jesus bersama Joseph dan Maria

Jesus mencintai anda semua

Jesus naik ke Surga

July 31, 2018

RENUNGAN HARIAN ( MINGGU 5 AGUSTUS 2018 )

Bacaan Liturgi  Minggu  5 Agustus 2018
PF Gereja Basilik Santa Maria

Bacaan Pertama Kel 16:2-4.12-15
Di padang gurun Sin yang terletak di antara Elim dan Gunung Sinai,
bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel kepada Musa dan Harun.
Mereka berkata, "Ah, andaikata tadinya kami mati di tanah Mesir oleh tangan Tuhan, tatkala kami duduk menghadapi kuali penuh daging
dan makan roti sepuas hati! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan. " Lalu berfirmanlah Tuhan kepada Musa, "Sesungguhnya,
Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu. Maka bangsa itu akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari. Dengan cara itu aku hendak menguji apakah mereka hidup menurut hukum-Ku atau tidak. Aku telah mendengar orang Israel bersungut-sungut. Katakanlah kepada mereka, 'Pada waktu senja kamu akan makan daging dan pada waktu pagi kamu akan makan roti sampai kenyang. Maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah Tuhan, Allahmu." Pada waktu petang datanglah berduyun-duyun burung puyuh
yang menutupi perkemahan mereka. Pagi harinya terhamparlah embun sekeliling perkemahan. Setelah embun menguap, tampaklah pada permukaan padang gurun sesuatu yang halus mirip sisik, halus seperti embun yang membeku di atas tanah. Melihat itu umat Israel saling bertanya-tanya, 'Apakah ini?' Sebab mereka tidak tahu apa itu. Lau berkatalah Musa, "Inilah roti yang diberikan Tuhan menjadi makananmu."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 78:3.4bc.23-24.25.54
Tuhan memberi mereka roti dari langit.
*Aku mau menuturkan hikmat yang telah kami dengar dan kami ketahui,
dan yang diceritakan kepada kami oleh para leluhur. Kami mau meneruskannya kepada angkatan yang kemudian: 
Puji-pujian kepada Tuhan dan kekuatan-Nya. Maka Ia memberi perintah kepada awan-awan dari atas, dan membuka pintu-pintu langit; Ia menurunkan manna untuk dimakan, dan memberi mereka gandum dari langit.
*Roti para malaikat menjadi santapan insan, bekal berlimpah disediakan oleh Allah. Dibawa-Nya mereka ke tanah-Nya yang kudus, ke gunung-gunung yang Ia rebut dengan tangan kanan-Nya.

Bacaan Kedua  Ef 4:17.20-24
Saudara-saudara, di dalam Tuhan aku menegaskan hal ini kepadamu:
Jangan lagi hidup dengan pikiran yang sia-sia, seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu jangan hidup secara demikian! Kamu telah belajar mengenal Kristus. Karena kamu telah mendengar tentang Dia,
dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus. Maka, sehubungan dengan kehidupanmu yang dahulu,
kamu harus menanggalkan manusia lama yang menemui kebinasaan oleh karena nafsu yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu. Hendaknya kamu mengenakan manusia baru,
yang telah diciptakan menurut kehendak Allah; hendaklah kamu hidup
di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Mat 4:4b
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Bacaan Injil  Yoh 6:24-35
Di seberang Danau Galilea, ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu - perahu lalu berangkat ke Kapernaum, untuk mencari Yesus. Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?" Yesus menjawab mereka, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku,
bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang dapat binasa, melainkan untuk makanan, yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya." Lalu kata mereka kepada-Nya, "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?"
Jawab Yesus kepada mereka, "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah,
yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah."
Maka kata mereka kepada-Nya, "Tanda apakah yang Engkau perbuat,
supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari surga." Maka kata Yesus kepada mereka, "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari surga,
melainkan Bapa-Kulah yang memberikan kamu roti yang benar dari surga. Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari surga dan yang memberi hidup kepada dunia." Maka kata mereka kepada-Nya,
"Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa!" Kata Yesus kepada mereka, "Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Pernahkah anda merasa takut melihat wajah seseorang yang aura atau sinar wajahnya menyeramkan? Orang itu sudah berjenggot, matanya merah, sunggingan bibirnya  sinis dan kejam. Tanpa kenal dan tanpa bicara pun, kita cenderung akan menghindarinya. Lain sekali apabila anda berjumpa dengan seorang tua yang lembut wajahnya, aura wajahnya gembira dan ramah bahkan terasa adanya cahaya suci yang bersinar dari orang itu. Kita tentu akan merasa damai didekatnya.
Bacaan Injil mengisahkan kaum Yahudi yang datang kepada Yesus karena menantikan lagi roti. Tetapi Yesus mengarahkan pengertian dan maksud lebih mendalam, roti yang benar adalah Diri-Nya sendiri. Yesus menuntut iman kaum Yahudi kepada-Nya, sebagai utusan Allah. Namun , mereka tetap ragu dan menuntut bukti.
Kita pun seperti kaum Yahudi menantikan  jawaban yang tetap pada setiap keadaan yang dialami dan membaca sejarah untuk memahami apa yang sebenarnya diinginkan  Tuhan, Ajakan Yesus sering bertentangan dengan bujukan dan kompromi manusia. Akulah roti,  Siapa yang datang padanya –Nya tidak akan lapar lagi, siapa yang percaya pada-Nya tidak akan haus lagi.

Butir permenungan.
Salah satu bentuk penyertaan Tuhan yang nyata kita alami lewat Ekaristi Kudus. Dalam Ekaristi, Tuhan sungguh hadir. Kehadiran Tuhan sungguh dapat kita rasakan lewat Tubuh dan Darah-Nya, yang kita terima dan inilah yang menjadi kekuatan bagi kita  untuk mengerjakan tugas kita sehari hari.  Santa Bunda Teresa setiap kali keluar dari kapel  setelah mengambil bagian dalam perayaan Ekaristi menasehati para suster “ Ingatlah Yesus yang baru saja kita  terima, Yesus yang sama itulah yang akan kita layani dalam diri kaum miskin dan sakit” Dengan demikian , Roti itu adalah Roti yang memberi hidup, cinta, kekuatan, ketekunan dan pengampunan.  Setiap diri  kita sebagai murid Kristus sebenarnya diberi karunia Roh Kudus pula. Namun yang tidak selalu kita upayakan adalah memberi ruang gerak yang luas dan bebas pada Roh Kudus dalam diri kita, Padahal apabila kita bersatu dengan Roh Kudus melalui banyak doa, Ekaristi, Adorasi, Sakramen Tobat, dan sebagainya, kita secara tidak sadar akan dipenuhi hikmat yang berlimpah, keberanian untuk berkorban demi iman, dan aura wajah kita bercahaya sebagai orang yang memberi kedamaian dan aura positif disekitar kita.

Doa.
Ya Tuhan yang mahabaik, berilah kami umat-Mu keinginan untuk ambil bagian dalam perayaan Ekaristi. Amin.




Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.



RENUNGAN HARIAN ( SABTU 4 AGUSTUS 2018 )

Bacaan Liturgi Sabtu  4  Agustus 2018
PW S. Yohanes Maria Vianney, Imam
Bacaan Pertama  Yer  26:11-16.24
Setelah Yeremia ditangkap karena nubuat yang disampaikannya, para imam dan para nabi itu kepada para pemuka dan seluruh rakyat, "Orang ini patut mendapat hukuman mati, sebab ia telah bernubuat tentang kota ini, seperti yang kalian dengar dengan telingamu sendiri." Tetapi Yeremia berkata kepada para pemuka dan seluruh rakyat, "Tuhanlah yang telah mengutus aku bernubuat tentang kota dan rumah ini; Tuhanlah yang mengutus aku menyampaikan segala perkataan yang telah kalian dengar itu. Oleh karena itu perbaikilah tingkah langkah dan perbuatanmu, dan dengarkanlah suara Tuhan, Allahmu, sehingga Tuhan mencabut kembali malapetaka yang diancamkan-Nya atas kalian. Tetapi aku ini, sesungguhnya aku ada di tanganmu. Perbuatlah kepadaku apa yang baik dan benar menurut anggapanmu. Hanya ketahuilah sungguh-sungguh, bahwa jika kalian membunuh aku, maka kalian mendatangkan darah orang tak bersalah atas dirimu dan atas kota ini beserta penduduknya. Sebab Tuhan benar-benar mengutus aku kepadamu untuk menyampaikan segala perkataan ini kepadamu." Lalu berkatalah para pemuka dan seluruh rakyat itu kepada para imam dan para nabi, "Orang ini tidak patut mendapat hukuman mati, sebab ia telah berbicara kepada kita demi nama Tuhan, Allah kita." Maka Yeremia dilindungi oleh Ahikam bin Safan, sehingga ia tidak diserahkan ke dalam tangan rakyat, untuk dibunuh.
Demikianlah sabda Tuhan. 
Mazmur  Mzm  69:15-16.30-31.33-34
Pada waktu Engkau berkenan, jawablah aku, ya Tuhan.
*Lepaskanlah aku dari dalam lumpur, supaya jangan aku tenggelam,
biarlah aku lepas dari orang-orang yang membenci aku, dan dari air yang dalam! Janganlah gelombang air menghanyutkan aku, atau tubir menelan aku, atau sumur menutup mulutnya di atasku.
*Tetapi aku ini tertindas dan kesakitan, keselamatan dari pada-Mu, ya Allah, kiranya melindungi aku! Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan lagu syukur.

*Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah;
biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari Allah! Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina
orang-orang-Nya dalam tahanan. 
Bait Pengantar Injil  Mat 5:10
Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah Kerajaan Surga.
Bacaan Injil  Mat  14:1-12
Sekali peristiwa sampailah berita tentang Yesus kepada Herodes, raja wilayah. Maka ia berkata kepada pegawai-pegawainya, "Inilah Yohanes Pembaptis. Ia sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam-Nya." Sebab memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggunya dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus, saudaranya. Sebab Yohanes pernah menegor Herodes, "Tidak halal engkau mengambil Herodias!" Herodes ingin membunuhnya, tetapi ia takut kepada orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi.
Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah anak perempuan Herodias di tengah-tengah mereka dan menyenangkan hati Herodes,
sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya. Maka setelah dihasut oleh ibunya, puteri itu berkata,
"Berikanlah kepadaku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam." Lalu sedihlah hati raja. Tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, diperintahkannya juga untuk memberikannya.
Disuruhnya memenggal kepala Yohanes di penjara, dan membawanya di sebuah talam, lalu diberikan kepada puteri Herodias, dan puteri Herodias membawanya kepada ibunya. Kemudian datanglah murid-murid Yohanes Pembaptis mengambil jenazah itu dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka memberitahu Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Orang baik yang menyuarakan kebenaran, kejujuran dan keadilan selalu menjadi ketakutan dan ancaman bagi orang yang berbuat buruk atau tidak bersih. Muncul reaksi atau musuh dalam kebersamaan. Kita bisa melihat dalam kehidupan sosial bangsa dan negara kita kita akhir akhir ini .
Dalam bacaan Injil hari ini, kita berjumpa dengan sosok Nabi yang membuat hati Herodes tidak tenang.  Yohanes Pembaptis adalah Nabi yang memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Ia mengoreksi Herodes karena mengambil istri Filipus saudaranya, menjadi istrinya. Tindakan Herodes itu tidak terpuji karena berpengaruh terhadap relasi keluarga kerajaan dan bahwa Herodes bukanlah pemimpin yang baik dimata masyarakat. Yohanes tetaplah Nabi yang siap menumpahkan darahnya. Kepalanya dipenggal demi sebuah janji Herodes kepada putri Herodias sang penari yang menyukakan hatinya. Sementara itu Yesus adalah Nabi agung yang datang ke dunia bukan untuk melakukan pekerjaan-Nya sendiri tetapi melakukan pekerjaan pekerjaan Bapa. Itulah sebabnya kehadiran Yesus dan nama-Nya sempat menggoyang hati nurani Herodes. Ia membuat banyak mukzijat dan mengajar dengan penuh kuasa dan wibawa sehingga membuat Herodes bertanya tanya dan mengira bahwa Yohanes sudah bangkit. Nabi adalah utusan Allah yang siap menjadi martir.  Yohanes Pembaptis membiarkan kepalanya dipenggal karena perjuangannya untuk mewujudkan kebenaran, keadilan dan martabat manusia. Yesus Kristus juga utusan Allah yang datang untuk menyelamatkan manusia sebagai martir agung  Mampukah kita setia dalam iman dan kebenaran  dan menjadi saksi kasih Tuhan disekitar kita ?

Butir permenungan.
Herodes akhirnya membunuh Yohanes karena sebuah sumpah. Sumpah Herodes menjadi bumerang bagi dirinya. Dia tidak lagi dapat membatalkan apa yang dikatakannya sendiri. Mesti dalam keadaan terpaksa , dia akhirnya membunuh Yohanes demi terpenuhinya janjinya. Kadang kala dalam keadaan gembira yang berkelebihan , kita bisa saja mengungkapkan  ekspresi yang demikian. Kita bisa menjanjikan suatu hal , bahkan karena senangnya sampai bersumpah akan memenuhi keinginan orang yang membuat gembira itu.
Belajar dari pengalaman tersebut, kita diajak untuk berhati hati dalam mengeluarkan kata kata , janji dan sumpah yang mengikat. Sebab jika kita tidak berhati hati , hal itu bisa menjadi petaka bagi kita sendiri. Apa saja yang terlanjur kita katakan sudah mengikat apalagi jika berhadapan dengan banyak orang. Karena itu , Yesus juga mengingatkan kita “Janganlah sekali kali bersumpah, baik demi langit, maupun demi bumi, ataupun demi kepalamu, karena engkau tidak kuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun” (Mat 5;34)  Hanya yang memiliki kuasa abadi berhak untuk bersumpah.

Doa.
Ya Yesus, Engkau datang untuk menyelamatkan kami, Semoga kami setia dalam iman dan tegar menghadapi tantangan iman di dunia ini . Amin.


Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah Kerajaan Surga.


July 30, 2018

RENUNGAN HARIAN ( JUMAT 3 AGUSTUS 2018 )

Bacaan Liturgi  Jumat  3 Agustus 2018

Bacaan Pertama  Yer  26:1-9
Pada permulaan pemerintahan Yoyakim, putera Yosia, raja Yehuda,
bersabdalah Tuhan kepada Yeremia, "Beginilah sabda Tuhan,
'Berdirilah di pelataran rumah Tuhan dan katakanlah kepada penduduk segala kota Yehuda, yang datang untuk sujud di rumah Tuhan, segala sabda yang Kuperintahkan untuk kaukatakan kepada mereka.  Janganlah kaukurangi sepatah kata pun! Mungkin mereka mau mendengarkan, dan masing-masing mau berbalik dari tingkah langkahnya yang jahat, sehingga Aku menyesal dan mencabut kembali malapetaka yang Kurancangkan terhadap mereka karena perbuatan-perbuatan mereka yang jahat.' Maka katakanlah kepada mereka, 'Beginilah sabda Tuhan: Jika kalian tidak mau mendengarkan Daku,
tidak mau mengikuti Taurat-Ku yang telah Kubentangkan di hadapanmu, dan tidak mau mendengarkan perkataan hamba-hamba-Ku, para nabi, yang terus-menerus Kuutus kepadamu tetapi kalian tidak mau mendengarkan maka Aku akan membuat rumah ini sama seperti Silo, dan kota ini menjadi kutuk bagi segala bangsa di bumi." Para imam, para nabi dan seluruh rakyat mendengar Yeremia mengucapkan perkataan-perkataan itu dalam rumah Tuhan. Sesudah Yeremia selesai mengatakan segala yang diperintahkan Tuhan untuk dikatakan kepada seluruh rakyat, maka para imam, para nabi dan seluruh rakyat itu
menangkap dia serta berkata, "Engkau harus mati! Mengapa engkau bernubuat demi nama Tuhan dengan berkata, 'Rumah ini akan sama seperti Silo, dan kota ini akan menjadi reruntuhan, sehingga tidak ada lagi penduduknya?" Dan seluruh rakyat berkumpul mengerumuni Yeremia di rumah Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm  69:5.8-10.14
Demi kasih setia-Mu yang besar, jawablah aku, ya Tuhan.
*Orang-orang yang membenci aku tanpa alasan lebih banyak dari pada rambut di kepalaku; terlalu besar jumlah orang yang hendak membinasakan aku, yang memusuhi aku tanpa sebab; aku dipaksa untuk mengembalikan apa yang tidak kurampas.

*Sebab karena Engkaulah aku menanggung cela, karena Engkaulah noda meliputi mukaku. Aku telah menjadi orang luar bagi saudara-saudaraku, menjadi asing bagi anak-anak ibuku; Sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku, dan kata-kata yang mencela Engkau telah menimpa aku.
*Tetapi aku, aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan, aku bermohon pada waktu Engkau berkenan, ya Allah; demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku dengan pertolongan-Mu yang setia!

Bait Pengantar Injil 1Ptr 1:25
Sabda Tuhan tetap selama-lamanya. Itulah sabda yang diwartakan kepadaku.

Bacaan Injil  Mat  13:54-58
Pada suatu hari Yesus kembali ke tempat asal-Nya. Di sana Ia mengajar orang di rumah ibadat mereka. Orang-orang takjub dan berkata, "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu? Bukankah Dia  itu anak tukang kayu?
Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?"  Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka, "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya." Karena ketidakpercayaan mereka itu,
maka Yesus tidak mengerjakan banyak mujizat di situ.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Injil yang kita renungkan bersama pada  hari ini mengisahkan tentang reaksi orang orang Nazaret terhadap Yesus.  Pada bagian awal , dikisahkan bahwa Yesus disambut hangat , bahkan diundang berkhotbah di sinagoga di tempat asal-Nya. Jemaat yang mendengar khotbah Yesus sangat takjub akan perkataan-Nya.. Namun kekaguman mereka ini cepat beralih dan berujung pada penolakan terhadap Yesus.  Bukankah sebaliknya mereka harus berbangga karena seorang nabi dan Mesias berasal dari kota mereka? Mestinya mereka menjadi orang orang yang mendukung karya Yesus. Lalu, mengapa Yesus ditolak oleh orang orang sekampung Nazareth? Penginjil Matius memberikan kepada kita sebuah  alasan yaitu karena Yesus hanyalah seorang anak tukang kayu dan dari seorang wanita yang sederhana. Mereka sulit menerima Yesus karena mereka tidak mengerti bahwa Allah menyatakan kemuliaan-Nya didalam kesahajaan manusia Yesus.

Butir permenungan.
Pertanyaan untuk kita renungkan, sudah berapa kali kita menolak Yesus  dalam pengalaman hidup selama ini?  Dalam relasi kita dengan sesama, mungkin kita pun sering menolak Yesus yang hadir dalam diri sesama. Alasannya , karena kita lebih cenderung menilai seseorang dari tampilan fisik, apa statusnya, apa yang dipakainya, dan dari keluarga mana orang itu berasal, bagaimana latar belakang pendidikan dan sebagainya. Sebagai anggota Gereja , persekutuan umat Allah, hendaknya kita juga menyadari  bahwa kita diselamatkan bukan karena status status yang kita miliki, melainkan karena iman yang dihayati melalui perbuatan perbuatan baik yang kita lakukan baik terhadap Tuhan maupun sesama.
Pesan Injil hari ini mengajak kita untuk membuka pintu hati kita sehingga Yesus dapat  berdiam selamanya dalam hati dan hidup kita. Mari kita menerima kehadiran Tuhan yang tersamar hadir dalam diri sesama , tanpa harus melihat dan mempertimbangkan latar belakang hidup mereka.

Doa.
Ya Tuhan yang mahabaik, bantukah kami umat-Mu untuk dapat meniru Santa Marta yang selalu membuka hati untuk menerima Tuhan yang hadir dalam diri sesama disekitar kita. Amin.




Sabda Tuhan tetap selama-lamanya. Itulah sabda yang diwartakan kepadaku

RENUNGAN HARIAN ( KAMIS 2 AGUSTUS 2018 )

Bacaan Liturgi  Kamis 2 Agustus 2018
PF S. Eusebius Vercelli, Uskup

Bacaan Pertama  Yer 18:1-6
Tuhan bersabda kepada Yeremia, "Pergilah segera ke rumah tukang periuk! Di sana Aku akan memperdengarkan sabda-Ku kepadamu."
Lalu pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan. Apabila bejana yang sedang dibuatnya dari tanah liat itu rusak di tangannya itu, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut keinginannya.
Kemudian bersabdalah Tuhan kepadaku, "Masakan Aku tidak bertindak terhadap kalian seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel! Demikianlah sabda Tuhan. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk,
demikianlah kalian di tangan-Ku, hai kaum Israel!
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 146:2-6
Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada Tuhan, Allahnya:
*Aku hendak memuliakan Tuhan selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.
*Janganlah percaya kepada para bangsawan, kepada anak manusia yang tidak dapat memberikan keselamatan. Apabila nyawanya melayang, ia kembali ke tanah; pada hari itu juga lenyaplah maksud-maksudnya.
*Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong,
yang harapannya pada Tuhan, Allahnya: Dia yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil  Kis 16:14b
Tuhan, bukalah hati kami supaya kami memperhatikan sabda Putera-Mu.

Bacaan Injil  Mat 13:47-53
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada orang banyak, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan pelbagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itu pun diseret orang ke pantai. Lalu mereka duduk dan dipilihlah ikan-ikan itu, ikan yang baik dikumpulkan ke dalam pasu, yang buruk dibuang. Demikianlah juga pada akhir zaman. Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar. Yang jahat lalu mereka campakkan ke dalam dapur api. Di sana ada ratapan dan kertak gigi. Mengertikah kalian akan segala hal ini ?" Orang-orang menjawab, "Ya, kami mengerti." Maka berkatalah Yesus kepada mereka, "Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran hal Kerajaan Allah seumpama seorang tuan rumah
yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya." Setelah selesai menyampaikan perumpamaan itu, Yesus pergi dari sana.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Ada pertanyaan , “Jika Yesus adalah kepala Gereja dan karenanya Gereja bersifat kudus, mengapa ada orang jahat juga dalam tubuh Gereja? Mengapa Yesus tidak campur tangan dengan kuasa-Nya yang ajaib sehingga hanya yang baik  dan saleh saja yang hidup dalam Gereja, dan dengan demikian kehidupan bisa lebih tenteram dan damai?”  Kalau mau jujur, kadang kita membayangkan alangkah indahnya jika dalam lingkungan dan Gereja , yang ada hanyalah orang orang baik saja.  Melalui perumpamaan dalam Injil hari ini , kita mendapat jawaban atas pertanyaan diatas, yaitu bahwa Gereja selalu membuka diri bagi siapapun. Seperti halnya pukat yang menangkap apapun yang ada dilaut, demikianlah Gereja tidak pilih pilih dan diskriminatif. Ia menampung yang saleh dan berdosa , yang aktif dalam hidup menggereja dan yang malas ke gereja. Dapat dibayangkan , jika kita berpikir bahwa hanya orang baik saja yang boleh ada dalam Gereja, barangkali kita tidak akan pernah mengenal St. Agustinus, St. Ignasius dari Loyola atau St. Maria Magdalena karena kita tahu bahwa mereka tidak menjadi “ santo” sejak lahir. Mereka adalah orang orang yang tidak baik dimasa muda namun kemurahan hati Tuhan telah mengubah hidup mereka.  Oleh karena itu , perumpamaan hari ini lebih tepat jika tidak dipandang sebagai sebuah penghiburan bagi kita yang mengharapkan keadilan Tuhan atau sebuah pewartaan yang menakutkan tentang api neraka bagi para pendosa, melainkan lebih sebagai  pewartaan tentang belas kasih  Tuhan kepada kita.
Dalam bacaan pertama (Yer 18:1-6), Nabi Yeremia memberi kiasan  indah, Tuhan laksana tukang periuk, Pada waktu itu , jika tukang periuk membuat bejana dan kemudian rusak, maka ia akan membuat bejana yang lebih baik lagi. Demikian pula Tuhan akan melakukan hal yang sama kepada ciptaan –Nya yang sengaja atau tidak menjadi “rusak”.

Butir permenungan.
Kita memang kerap tidak sabar terhadap “kejahatan “ yang dilakukan orang orang sekitar kita . Kita ingin agar sesegera mungkin mereka mendapat hukuman dan kita mendapat kepuasan akan menyaksikan hal itu terjadi. Namun , sebagai orang beriman, kita percaya bahwa Allah itu murah hati dan penuh belas kasih kepada umat-Nya. Mari kita bersikap yang sama terhadap sesama.

Doa.
.Ya Tuhan Yesus yang mahabaik, melalui Sabda Putra-Mu hari ini, sadarkanlah umat-Mu bahwa pada hari penghakiman nanti akan ada pemisahan antara manusia yang benar dan jahat .  Amin.





Tuhan, bukalah hati kami supaya kami memperhatikan sabda Putera-Mu.


RENUNGAN HARIAN ( RABU 1 AGUSTUS 2018 )

Bacaan Liturgi Rabu 1 Agustus 2018
PW S. Alfonsus Maria de Liguori, Uskup dan Pujangga Gereja

Bacaan Pertama  Yer  15:10.16-21
Pada waktu itu Yeremia mengeluh, "Celaka aku, ya ibuku, bahwa engkau telah melahirkan daku. Sebab aku seorang yang menjadi buah perbantahan dan buah percederaan bagi seluruh negeri. Padahal aku tidak menghutangkan dan tidak pula berhutang kepada siapa pun.  Namun mereka semua mengutuki aku. Apabila aku menemukan sabda-Mu, maka aku menikmatinya. Sabda-Mu itu menjadi kegirangan bagiku
dan menjadi kesukaan hatiku. Sabda nama-Mu telah diserukan atasku,
ya Tuhan, Allah semesta alam. Tidak pernah aku duduk bersenang-senang dalam pertemuan orang-orang yang bersenda gurau. Karena tekanan tangan-Mu aku duduk seorang diri, sebab Engkau telah memenuhi aku dengan geram. Mengapakah penderitaanku tidak berkesudahan, dan lukaku sangat payah, sukar disembuhkan?
Sungguh, Engkau seperti sungai yang curang bagiku, air yang tidak dapat dipercaya." Maka Tuhan menjawab, "Jika engkau mau kembali,
Aku akan mengembalikan engkau menjadi pelayan di hadapan-Ku. Dan jika engkau mengucapkan apa yang berharga dan tidak hina, maka engkau akan menjadi penyambung lidah bagi-Ku. Biarpun mereka akan kembali kepadamu, namun engkau tidak perlu kembali kepada mereka.
Terhadap bangsa ini Aku akan membuat engkau sebagai tembok berkubu dari perunggu. Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan dikau. Sebab Aku menyertai engkau untuk menyelamatkan dan melepaskan dikau," demikianlah sabda Tuhan.
"Aku akan melepaskan dikau dari tangan orang-orang jahat, dan membebaskan dikau dari genggaman orang-orang lalim."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 59:2-3.4-5a.10-11.17-18
Tuhanlah tempat pengungsianku pada waktu kesesakan.
*Lepaskanlah aku dari pada musuhku, ya Allahku bentengilah aku
terhadap orang-orang yang bangkit melawan daku. Lepaskanlah aku dari pada orang-orang yang melakukan kejahatan, dan selamatkanlah aku dari pada penumpah darah.

*Sebab sesungguhnya, mereka menghadang nyawaku; orang-orang perkasa menyerbu aku, padahal aku tidak melakukan pelanggaran,
aku tidak berdosa, ya Tuhan, aku tidak bersalah, merekalah yang bergegas dan bersiap-siap.
*Ya Kekuatanku, aku mau berpegang pada-Mu, sebab Allahlah kota bentengku. Allahku, dengan kasih setia-Nya Ia akan menyongsong aku,
Allah akan membuat aku memandang rendah seteru-seteruku.
*Tetapi aku mau menyanyikan kekuatan-Mu, pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena kasih setia-Mu, sebab Engkau telah menjadi kota bentengku, tempat pelarian pada waktu kesesakanku.
*Ya Kekuatanku, bagi-Mu aku mau bermazmur; sebab Allahlah kota bentengku, Allahku dengan kasih setia-Nya.

Bait Pengantar Injil  Yoh 15:15b
Kalian Kusebut sahabat-Ku, sebab kepada kalian Kusampaikan apa saja yang Kudengar dari Bapa.

Bacaan Injil  Mat  13:44-46
Sekali peristiwa Yesus mengajar orang banyak, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Karena sukacitanya, pergilah ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah.  Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Mutiara itu indah dan mengagumkan. Oleh karena itu tidak mengherankan kalau orang kemudian berusaha untuk mencari dan memilikinya. Semakin langka , indah dan berkualitas mutiara tersebut , semakin mahal harganya. Namun , bagi pencinta mutiara berapapun harga mutiara tidak menjadi soal. Dia akan membelinya kendati dia harus menjual harta miliknya. Baginya yang penting bisa mendapatkan mutiara yang berharga tersebut.
Dalam Injil  hari ini Yesus mengumpamakan Kerajaan Surga itu sebagai harta yang terpendam diladang dan mutiara yang berharga. Maksudnya , Kerajaan Surga itu adalah sesuatu yang berharga atau bernilai. Berharga karena Kerajaan Surga itu memberikan kebahagiaan dan kedamaian yang tidak dapat diberikan oleh dunia . Dunia hanya memberikan kebahagiaan yang semu , sedang Kerajaan Surga memberikan kebahagiaan dan kedamaian yang sejati dan abadi.
Bagaimana kita dapat menemukan Kerajaan Surga, Kerajaan Surga dapat kita temukan dalam diri Yesus Kristus  (Mat 4:17).   Karena Yesus adalah Imanuel , artinya Allah beserta kita  (Mat 1:23).  Berkat kehadiran Yesus, Putra Allah yang menjadi manusia, dunia diliputi sukacita dan kedamaian. Manusia dibebaskan dari belenggu dosa dan dibimbing ke jalan yang benar . Dia juga menjanjikan kebahagiaan abadi bagi mereka yang percaya kepada-Nya.
Hari ini kita perlu bertanya pada diri sendiri . Apakah kita sebagai orang Katolik sudah menjadikan Yesus sebagai mutiara yang berharga dalam hidup kita? Apakah kita senantiasa mencari dan merindukan perjumpaan dengan Yesus secara pribadi dan menjadikan Sabda-Nya  sebagai sumber dan pedoman hidup kita kendati menghadapi kesulitan dan tantangan?  Ataukah kita lebih menjadikan pribadi tertentu, kedudukan dan harta benda duniawi sebagai mutiara yang berharga dalam hidup kita? Kalau itu yang terjadi, kita akan merasa kecewa bila suatu saat pribadi itu tidak lagi dapat memenuhi harapan kita, kedudukan atau jabatan kita diambil alih orang lain dan harta benda atau kekayaan kita mulai berkurang. Mari kita senantiasa menjadikan Tuhan Yesus sebagai mutiara berharga dalam hidup kita . Jika demikian , kebahagiaan dan kedamaian sejati selalu dapat kita alami.

Butir permenungan.
Berusahalah untuk mengalami kasih Tuhan dalam hidup anda, Kuasa dan kasih Tuhan bukan hanya untuk orang lain, tapi juga untuk diri kita masing masing. Jika kita dapat mengalami Tuhan secara pribadi, kita akan tahu bahwa Dialah harta yang paling berharga dalam hidup kita , Temukan pengalaman bersama Tuhan dengan doa hening.

Doa.
Ya Tuhan , bantulah kami umat-Mu agar tekun dan setia mewartakan Kerajaan –Mu, Yakinkanlah kami , bahwa pada saatnya nanti , Kerajaan-Mu akan tumbuh dan berkembang sampai keseluruh dunia.  Amin






Kalian Kusebut sahabat-Ku, sebab kepada kalian Kusampaikan apa saja yang Kudengar dari Bapa.

July 25, 2018

RENUNGAN HARIAN, (SELASA 31 JULI 2018)

Bacaan Liturgi Selasa   31 Juli 2018
PW S. Ignasius dari Loyola, Imam

Bacaan Pertama  Yer  14:17-22
Air mataku bercucuran siang dan malam tiada hentinya, sebab anak dara, puteri bangsaku, dilukai dengan luka parah, luka yang sama sekali tidak tersembuhkan. Apabila aku keluar ke padang, di sana ada orang-orang yang mati terbunuh oleh pedang! Apabila aku masuk ke dalam kota, di sana ada orang-orang sakit kelaparan. Bahkan baik nabi maupun imam menjelajah negeri yang tidak dikenalnya. Telah Kau tolakkah Yehuda sama sekali? Telah merasa muakkah Engkau terhadap Sion? Mengapakah kami Kau pukul sedemikian, hingga tidak ada lagi kesembuhan bagi kami? Kami mengharapkan damai sejahtera, tetapi tiada sesuatu yang baik. Kami mengharapkan kesembuhan, namun hanya ada kengerian. Ya Tuhan, kami insaf akan kejahatan kami,
dan akan kesalahan leluhur kami; kami sungguh telah berdosa terhadap-Mu; janganlah kiranya menolak kami, dan janganlah Engkau menghinakan takhta kemuliaan-Mu! Ingatlah akan perjanjian-Mu dengan kami, janganlah kiranya membatalkannya. Adakah yang dapat menurunkan hujan di antara dewa kesia-siaan bangsa-bangsa itu? Atau dapatkah langit sendiri memberi hujan lebat? Bukankah hanya Engkau saja, ya Tuhan Allah kami, pengharapan kami, yang membuat semuanya itu?
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm  79:8.9.11.13
Demi kemuliaan nama-Mu bebaskanlah kami, ya Tuhan.
*Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang!
Kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemahlah kami.
*Demi kemuliaan nama-Mu, tolonglah kami, ya Allah penyelamat!
Lepaskanlah kami, dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu!
*Biarlah sampai ke hadapan-Mu keluhan orang tahanan; sesuai dengan kebesaran lengan-Mu, biarkanlah hidup orang-orang yang ditentukan untuk mati dibunuh! Maka kami, umat-Mu, dan kawanan domba gembalaan-Mu, akan bersyukur kepada-Mu untuk selama-lamanya, dan akan memberitakan puji-pujian bagi-Mu turun-temurun.

Bacaan Injil  Mat  13:36-43
Pada suatu hari Yesus meninggalkan orang banyak, lalu pulang.
Para murid kemudian datang dan berkata kepada-Nya, "Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu."
Yesus menjawab, "Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia. Ladang itu ialah dunia. Benih yang baik adalah anak-anak Kerajaan dan lalang adalah anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman, dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan mengutus malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi.
Pada waktu itulah orang benar akan bercahaya seperti matahari
dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan!"
Demikianlah sabda Tuhan.
Renungan.
Hari ini para murid memohon penjelasan kepada Yesus tentang perumpamaan lalang diladang. Yesus memberikan jawaban bahwa ladang adalah dunia , benih gandum yang ditaburkan oleh-Nya dan benih lalang adalah iblis. Pada akhirnya, lalang akan dicampakkan dan dibakar dalam tanur api abadi., sedangkan gandum gambaran orang orang benar , akan bercahaya bagai matahari dalam Kerajaan Surga.
Lalang, ilalang atau alang alang adalah sejenis rumput yang acap kali menjadi gulma yaitu tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan karena akan menurunkan hasil produksi. Lalang yang dibiarkan pasti akan mendominasi dan menutupi ladang itu. Kita bisa membayangkan betapa jahatnya lalang yang hidup diantara gandum, tanaman produktif untuk kebaikan ini.
Dalam perumpamaan , gandum dan lalang tumbuh bersama sama, Yesus melarang mencabut lalang karena gandum dalam bahaya ikut tercabut. Lalu strategi apa agar “gandum” kuat dan  tetap produktif sebagai saksi kebenaran iman , meski hidup diantara “ lalang “ ? Namun tidak ada yang mustahil dihadapan Allah . Bersama kehendak Allah, lewat kesaksian iman umat, lalang penghalang dapat berbalik menjadi alat Juru Selamat .  “Tuhan , Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya” (Kej 34.6)  Panjang sabar , Tuhan memberi waktu panjang agar yang jahat bertobat, Santo Paulus juga mengalami tranformasi dari musuh menjadi tangan kanan Allah.
Maka kita harus benar benar menjadi anak anak Kerajaan yaitu umat yang selalu mencari  Tuhan dan kehendak-Nya  dan bersama Musa Baru yaitu Yesus Kristus , hidup dalam “Kemah Pertemuan” iman , dalam Sabda dan Ekaristi . Disinilah kita menjadi orang kuat  karena Sabda itu bekerja dalam diri orang yang percaya. Ekaristi membangun relasi dengan sumber hidup ke-Allah-an Yesus yang menggerakkan Cinta Ilahi pada kita.

Butir permenungan.
Hari ini kita memperingati St. Ignasius Loyola , pendiri Serikat Yesus., dilahirkan tahun 1491. Ketika masih kanak kanak , ia berangan angan menjadi seorang laskar yang hebat dan menikah dengan puteri yang cantik. Dikemudian hari , ia sungguh mendapat penghargaan karena kegagahannya dalam pertempuran di Pamplona. Tetapi luka karena peluru meriam ditubuhnya membuat Ignatius terbaring tak berdaya di benteng Loyola..
Untuk menghilangkan rasa bosan Ignasius , kepadanya diberi buku kisah hidup Yesus dan para kudus. Setelah membacanya, hidupnya mulai berubah.  Ia berkata pada dirinya sendiri “Mereka adalah orang yang sama dengan aku, jadi mengapa aku tidak bisa melakukan seperti apa yang telah mereka lakukan? “ Semua kemuliaan dan kehormatan yang sebelumnya sangat ia dambakan, kini tak berarti lagi baginya. Ia mulai mendalami para kudus dalam doa, silih dan perbuatan perbuatan baik.
Pada tahun 1534, bersama enam orang sahabatnya, Ignasius mengucapkan kaul rohani. Ignasius dan sahabat sahabatnya ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1539. Mereka berikrar untuk melayani Tuhan dengan cara apapun yang dianggap baik oleh Bapa Suci. Pada tahun 1540 Sarekat Yesus secara resmi diakui oleh Paus, Sebelum Ignasius wafat , Sarekat Yesus atau Yesuit telah beranggotakan seribu orang. Mereka banyak melakukan perbuatan baik dengan mengajar dan dan mewartakan Injil. Seringkali Ignasius  berdoa “Berilah aku hanya cinta dan rahmat-Mu, ya Tuhan . Dengan itu aku sudah menjadi kaya , dan aku tidak mengharapkan apa apa lagi” St. Ignasius wafat di Roma pada tanggal 31 Juli 1556, ia dinyatakan kudus pada tahun 1622 oleh Paus Gregorius XV.
Berdoa dan mendengarkan suara Tuhan sangatlah penting. Apapun persoalan kita , jangan pernah meninggalkan Tuhan. Datanglah kepada Tuhan. Ia akan memberikan petunjuk dan ketenangan bagi kita seperti yang dikatakan Yesus hari ini “ Jika kamu mempunyai telinga , hendaklah mendengar”

Doa.
Ya Tuhan, bersama St. Ignasius kami ingin berdoa “Berilah kami hanya cinta dan rahmat-Mu ya Tuhan . Dengan itu kami sudah menjadi kaya dan kami tidak mengharapkan apa apa lagi. Amin.






*Tuhan adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak terus-terusan Ia murka, dan tidak untuk selamanya Ia mendendam.


RENUNGAN HARIAN, (SENIN 30 JULI 2018)

Bacaan Liturgi Senin 30 Juli 2018
PF S. Petrus Krisologus, Uskup dan Pujangga Gereja

Bacaan Pertama  Yer 13:1-11
Beginilah sabda Tuhan kepadaku, "Pergilah membeli ikat pinggang lenan, dan ikatkanlah pada pinggangmu, tetapi jangan kaucelupkan ke dalam air!" Maka aku membeli ikat pinggang seperti yang disabdakan Tuhan, lalu kuikatkan pada pinggangku. Sesudah itu datanglah sabda Tuhan kepadaku untuk kedua kalinya, "Ambillah ikat pinggang yang telah kaubeli, yang sekarang ada pada pinggangmu itu. Pergilah segera ke sungai Efrat, dan sembunyikanlah di sana, di celah-celah bukit batu!"
Maka pergilah aku dan menyembunyikannya di tepi sungai Efrat
sebagaimana diperintahkan Tuhan kepadaku. Sesudah beberapa lama bersabdalah Tuhan kepadaku, "Pergilah segera ke sungai Efrat, dan ambillah dari sana ikat pinggang yang Kuperintahkan kau sembunyikan di sana!" Maka pergilah aku ke sungai Efrat, lalu aku menggali dan mengambil ikat pinggang itu dari tempat aku menyembunyikannya.
Tetapi ternyata ikat pinggang itu sudah lapuk, tidak berguna lagi untuk apa pun. Lalu datanglah sabda Tuhan kepadaku,"Beginilah sabda Tuhan, 'Demikianlah Aku akan menghapuskan kecongkakan Yehuda dan Yerusalem. Bangsa yang jahat ini enggan mendengarkan sabda-Ku. Mereka mengikuti kedegilan hatinya dan mengikuti allah lain
untuk beribadah dan bersujud kepada mereka. Bangsa yang jahat ini akan menjadi seperti ikat pinggang yang tidak berguna untuk apa pun.
Sebab seperti ikat pinggang melekat pada pinggang seseorang,
demikianlah tadinya segenap kaum Israel dan segenap kaum Yehuda
Kulekatkan kepada-Ku,' demikianlah sabda Tuhan, 'supaya mereka itu menjadi umat, yang ternama, terpuji dan terhormat bagi-Ku. Tetapi mereka itu tidak mau mendengar'."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Ul 32:18-19.20-21
Engkau telah melupakan Allah yang melahirkan dikau.
*Hai umat, engkau telah melalaikan Gunung batu yang memperanakkan dikau, dan melupakan Allah yang melahirkan dikau. Ketika Tuhan melihat hal itu, maka Ia menolak mereka, karena Ia sakit hati oleh anak-anaknya lelaki dan perempuan.
*Tuhan bersabda, "Aku hendak menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, dan melihat bagaimana kesudahan mereka, sebab mereka itu suatu angkatan yang bengkok, anak-anak yang tidak mempunyai kesetiaan.
*Mereka membangkitkan cemburu-Ku dengan yang bukan Allah,
mereka menimbulkan sakit hati-Ku dengan berhala mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan yang bukan umat,
dan akan menyakiti hati mereka dengan bangsa yang bebal.

Bait Pengantar Injil  Yak 1:18
Dengan rela hati Allah telah melahirkan kita oleh sabda kebenaran,
supaya kita menjadi anak sulung ciptaan-Nya.

Bacaan Injil  Mat 13:31-35
Sekali peristiwa Yesus membentangkan perumpamaan ini, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya." Dan Yesus menceriterakan perumpamaan ini lagi, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama ragi yang diambil seorang wanita dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai seluruhnya beragi." Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan Ia tidak menyampaikan apa pun kepada mereka kecuali dengan perumpamaan. Dengan demikian digenapilah sabda nabi, "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Setiap kali mengikuti Misa diparoki itu, saya selalu hampir tidak mendapat tempat duduk. Umat yang datang sangat banyak. Saya heran akan hal itu. Gerejanya kecil dan tidak mewah. Imam yang memimpin bukanlah tokoh terkenal, bukan dosen apalagi teolog. Dia tidak memiliki karisma penyembuhan yang bisa yang bisa didatangi oleh ribuan umat. Ia juga bukan pengkhotbah ulung, tetapi umat tidak berhenti datang , seolah disana mereka menemukan surga yang memberikan sukacita dan damai.
Saya memberanikan diri untuk bertanya kepada beberapa umat. Mereka memberi tahu saya bahwa daya tarik yang membuat umat betah dan selalu datang adalah keramahan dan perhatian pastor paroki terhadap umatnya. Setiap kali menyapa umat , ia tidak pernah lupa menebarkan senyum, Ia selalu mengunjungi umat terutama yang sakit dan yang lansia. Saya tidak menduga bahwa daya tarik paroki tersebut hanyalah senyuman dan gembala yang sederhana.
Apa yang dilakukan oleh pastor paroki tersebut adalah contoh dari ajaran Yesus dalam Injil hari ini tentang Kerajaan Surga. Kita sering berpikir bahwa Kerajaan Surga itu tampak dalam hal hal yang besar , spektakuler dan heboh. Nyatanya , Kerajaan Surga itu tumbuh dan berkembang dari hal hal yang kecil seperti senyuman dan perhatian yang diberikan oleh pastor paroki tersebut. Seperti burung burung yang berlindung diatas pohon sesawi yang tumbuh besar, demikian juga umat beriman merasa aman , damai dan tenteram berada di paroki tersebut. Disana mereka menemukan Tuhan . Bukankah ini wujud Kerajaan Surga yang kita cari dan nantikan itu?
Adalah salah besar jika kita berfikir bahwa Kerajaan Surga itu melulu berhubungan dengan sesuatu yang akan terjadi nanti atau berpikir bahwa Kerajaan Surga itu merupakan ide atau gagasan teologis saja. Kerajaan Surga itu ada sekarang dan hadir ditengah tengah kita dalam hidup bersama dengan orang lain. Bahkan kita sendiripun bisa menjadi alat yang dipakai oleh Tuhan untuk menampilkan Kerajaan-Nya sebab kita inilah ragi dan benih sesawi itu. Karenanya , sambil merenungkan Injil hari ini , kita perlu bertanya dalam hati  “Benih apa yang sudah saya taburkan untuk menampilkan Kerajaan Surga dalam hidup sehari hari?

Butir permenungan.
Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan."
( Mat 13: 35 )  Pada saat kita berdoa , apakah kita melihat Tuhan hadir disamping kita ? Apakah kita melihat Ia sedang mendengarkan doa kita? Tidak, namun kejadian sesudahnya yang membuat kita yakin bahwa Tuhan ada dan Ia mendengar setiap keluhan anak anak-Nya. Beberapa waktu lalu , saya berkumpul dengan teman teman komunitas . Seorang teman memutar film kesaksian Andy Noya tentang doanya yang dijawab Tuhan. Dikisahkan kakak Andy Noya yang mengidap kanker stadium empat dan tidak mau berobat karena tidak memiliki cukup uang. Andy yang saat itu bekerja sebagai wartawan dengan gaji pas pasan memaksa sang kakak untuk berobat  :”Uang dapat dicari belakangan” ujar Andy. Semalam malaman Andy berdoa . Paginya semua berlangsung seperti biasa, Iapun berpikir kalau ia bukan orang yang cukup suci maka doanya tidak didengar Tuhan. Saat berkendaraan menuju kantor telpon berdering ia dimanta membawakan acara di sebuah perkumpulan perbankan yang akhirnya disanggupinya.  Malam itu Andy membawakan acara dihadapan para bankir . Semua orang tampak senang dan puas . Saat hendak pulang ia menerima sebuah cek, Ternyata jumlah yang tertera di cek itu sama persis dengan jumlah dana yang dibutuhkan untuk pengobatan kakaknya. Tidak kurang dan tidak lebih sesenpun. Lihatlah , betapa Tuhan berkarya secara diam diam Semua dilakukan-Nya demi kebaikkan kita.

Doa
Ya Allah , semoga Engkau selalu sabar menuntun kami untuk berjalan bersama-Mu dalam hidup ini. Kuatkanlah kami dalam kelemahan kami. Amin.





Dengan rela hati Allah telah melahirkan kita oleh sabda kebenaran,
supaya kita menjadi anak sulung ciptaan-Nya.


July 23, 2018

RENUNGAN HARIAN, (MINGGU 29 JULI 2018)

Bacaan Liturgi Minggu 29 Juli 2018
Bacaan Pertama  2Raj 4:42-44
Sekali peristiwa datanglah seseorang dari Baal-Salisa dengan membawa bagi Elisa, abdi Allah, roti hulu hasil, yaitu dua puluh roti jelai serta gandum baru dalam sebuah kantong. Lalu berkatalah Elisa,  "Berilah itu kepada orang-orang ini, supaya mereka makan." Tetapi pelayan abdi Allah itu berkata, "Bagaimanakah aku dapat menghidangkannya  di depan seratus orang?" Jawab abdi Allah itu,
"Berikanlah kepada orang-orang itu, supaya mereka makan, sebab beginilah firman Tuhan: Orang akan makan, bahkan akan ada sisanya."
Lalu dihidangkannyalah roti itu di depan mereka. Maka makanlah mereka, dan masih ada sisa, sesuai dengan firman Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Mzm 145:10-11.15-16.17-18
Engkau membuka tangan, ya Tuhan, dan berkenan mengenyangkan kami.
*Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
*Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkau pun memberi mereka makanan pada waktunya; Engkau membuka tangan-Mu, dan berkenan mengenyangkan segala yang hidup.
*Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya, dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.
Bacaan Kedua  Ef 4:1-6
Saudara-saudara, aku, orang yang dipenjarakan demi Tuhan, menasehati kamu, supaya sebagai orang-orang yang terpanggil,
kamu hidup berpadanan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh
dalam ikatan damai sejahtera: satu tubuh, satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu. Satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa kita semua, yang mengatasi semua, menyertai semua dan menjiwai semua.
Demikianlah sabda Tuhan.
Bait Pengantar Injil  Luk 7:16
Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita, dan Allah telah melawat umat-Nya.
Bacaan Injil  Yoh 6:1-15
Sekali peristiwa Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia,
karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. Ketika itu Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya, dan melihat bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya,
berkatalah Ia kepada Filipus, "Di manakah kita akan membeli roti,
supaya mereka ini dapat makan?" Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai Filipus, sebab Ia sendiri tahu apa yang hendak dilakukan-Nya.
Jawab Filipus kepada-Nya, "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja!" Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada Yesus, "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?" Kata Yesus, "Suruhlah orang-orang itu duduk!"
Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu,
kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. Lalu Yesus mengambil roti itu,
mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu,
sebanyak yang mereka kehendaki. Dan setelah mereka kenyang,
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih, supaya tidak ada yang terbuang." Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan. Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan Yesus, mereka berkata, "Dia ini adalah benar-benar Nabi yang akan datang ke dunia." Karena Yesus tahu bahwa mereka akan datang
dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk dijadikan raja,
Ia menyingkir lagi ke gunung seorang diri.
Demikianlah sabda Tuhan.
Renungan.
Ada seseorang yang gara gara tidak mau menyesuaikan diri dengan kebiasaan umum, ia dimarahi dan dikucilkan oleh keluarga sendiri. Pada saat semua orang memilih untuk membungkam dan tidak berani mengatakan kebenaran , pada saat itu dia bangkit berdiri, membuka mulut dan membela mereka yang tak bersalah. Konsekuensinya adalah ia dinyatakan abnormal, sinting dan melawan kebiasaan umum. Mengapa Gamaliel tidak diam? Mengapa dia mempertaruhkan nama baiknya dengan melawan teman temannya. Untunglah masih ada orang yang lebih takut pada Allah dan kebenaran, daripada secara palsu ikut ikutan saja dengan trend yang salah atau kebiasaan umum yang keliru. Apakah kita pun seperti Gamaliel yang berani lebih memihak pada Allah daripada secara murahan menyangkal kebenaran? Katanya secara bijaksana, “Biarlah pengadilan kita serahkan pada Allah saja” Kalau salah, maka dengan sendirinya akan berhenti. Kalau kebenaran direstui oleh Allah, kita tidak akan mampu melawan.
Hal yang sama dialami oleh Yesus. Aneh kalau ada orang yang mau memikirkan dan pusing untuk memikirkan perut atau kepentingan orang lain. Adalah lebih mudah mengulang kata kata yang lazim kedengaran, “Tidak mungkin menolong” Yang ada pada diri kita tidak cukup untuk mengenyangkan orang lapar sebanyak itu. Tetapi, Yesus tidak terbawa oleh pandangan umum dan duniawi itu. Ia mulai membagi bagi , melawan sikap serakah. Dan ternyata , tindakan yang aneh itu direstui oleh Allah dan surga. Tindakan-Nya berhasil mendobrak kebiasaan dunia dan mereka berteriak teriak, “Mukjizat” dan mereka mau menjadikan Yesus sebagai “tukang mukjizat” dan raja mereka yang menguntungkan. Akan tetapi, Yesus menghendaki agar kita semua berani melawan mengubah kebiasaan dunia dan dimana kita berani disitulah terjadi mukjizat.
Apakah kita berani bertindak lain daripada yang lazim dibuat dunia? Adakah kita -berani membagi bagi kekayaan dunia kendati ditertawakan,  mungkin gagal? Kita yakin dengan pertolongan Allah, mukjizat masih bisa terjadi.
Butir permenungan.
Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam saling membantu.  EF  4.2 Seorang kaya yang sombong tanpa sengaja tertabrak seorang miskin. Dengan penuh amarah ia berkata   “Dasar pengemis bodoh berani beraninya kamu menabrak saya . Kamu tidak tahu siapa saya ?”  Pengemis menjawab dengan wajah penuh ketakutan, “ Maaf tuan, saya benar benar tidak sengaja. Tapi sebenarnya tuan itu siapa ?”  “Saya orang paling kaya dikota ini” jawab si orang kaya dengan sombong. Dengan polos pengemis berkata “ Maaf tuan tapi setahu saya , orang paling kaya dikota ini adalah tukang kayu yang tinggal di ujung jalan. Ia sering mengundang para pengemis seperti saya ini untuk makan dirumahnya. Mendengar itu orang kaya tertunduk malu. Karena orang kaya itu tahu bahwa sebenarnya si tukang kayu hidup dalam kekurangan, namun selalu mau berbagi dengan sesamanya yang membutuhkan.  Hari ini Paulus mengajak kita untuk memiliki kerendahan hati,kelemahlembutan serta kesabaran dalam membantu orang lain. Jangan menunggu sampai kita berkelimpahan untuk menolong orang lain.

Doa.
Ya Tuhan yang mahabaik, bantulah kami umat-Mu untuk berani bertindak lain daripada yang lazim dibuat dunia, dan memancarkan kemuliaan  Allah dalam segala tingkah laku dan perbuatan kami sehari hari. Amin.





Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita, dan Allah telah melawat umat-Nya.