July 13, 2018

RENUNGAN HARIAN, (SENIN 23 JULI 2018)

Bacaan Liturgi Senin 23 Juli 2018
PF S. Brigita, Biarawati

Bacaan Pertama  Mi  6:1-4.6-8
Dengarkanlah sabda yang diucapkan Tuhan, "Bangkitlah, lancarkanlah pengaduan di depan gunung-gunung, dan biarlah bukit-bukit mendengar suaramu. Dengarlah, hai gunung-gunung, pengaduan Tuhan, dan pasanglah telinga, hai dasar-dasar bumi! Sebab Tuhan mempunyai pengaduan terhadap umat-Nya, dan Ia berperkara dengan Israel.
Umat-Ku, apakah yang telah Kulakukan terhadapmu? Dengan apakah engkau telah Kususahkan? Jawablah Aku! Sebab Aku telah menuntun engkau keluar dari Mesir dan telah membebaskan dikau dari rumah perbudakan dan telah mengutus Musa, Harun serta Miryam sebagai penganjurmu?" Dengan apa aku akan pergi menghadap Tuhan?  Dengan apa aku pergi menyembah Allah di tempat tinggi? Dapatkah aku menghadap Dia dengan membawa korban bakaran, anak lembu berumur setahun? Berkenankah Tuhan akan ribuan domba jantan, akan puluhan ribu curahan minyak? Apakah aku akan mempersembahkan anak sulungku karena pelanggaranku? Akan kupersembahkankah buah kandunganku karena dosaku sendiri?  "Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Apa yang dituntut Tuhan daripadamu? Tak lain dan tak bukan ialah berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm  50:5-6.8-9.16bc.17.21.23
Siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
*"Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Daku, perjanjian yang dikukuhkan dengan kurban sembelihan!"
Maka langit memberitakan keadilan-Nya: Allah sendirilah Hakim!
*Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu!
*"Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran,
dan mengesampingkan firman-Ku?
*Itulah yang engkau lakukan! Apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan kamu? Aku menggugat engkau dan ingin beperkara denganmu. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban, ia memuliakan Daku; siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah."

Bait Pengantar Injil  Mzm 94:8ab
Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah suara Tuhan.

Bacaan Injil  Mat  12:38-42
Sekali peristiwa beberapa ahli Taurat dan orang Farisi berkata kepada Yesus, "Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu." Jawab Yesus kepada mereka, "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian pula Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. Pada waktu penghakiman orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini
dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus; dan sungguh, yang ada di sini lebih dari pada Yunus! Pada waktu penghakiman ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu itu datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Salomo!"
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Yohanes, seorang anak kelas dua SD menangis minta dibelikan jajanan. Ibunya tidak mengabulkan, karena uang saku sudah diberikan sesuai perjanjian . Masalahnya , jatah Yohanes sudah dihabiskan dan dia masih ingin jajan. Itulah sebabnya, dia menangis , memaksa ibunya mengabulkan permintaannya. Ibu tidak bergeming, Yohanes mengeraskan tangisan, sebagai strategi unjuk kekuatan, ibunya bertahan. Yohanes menyerah masuk kekamar dengan kecewa. Hari hari selanjutnya dia faham, ketika jatah sudah diberikan , dia harus belajar mempertanggung jawabkan pengeluaran.
Beberapa orang Farisi dan ahli Taurat meminta tanda ,Tuhan tidak mengabulkan , selain tanda kebangkitan , setelah tiga hari dimakamkan. Sebenarnya sudah banyak tanda dari Tuhan , hanya mereka tidak mau beriman. Mereka takut kehilangan pengaruh dan kekuasaan , yang selama ini membuat mereka mapan. Itulah berhala yang mereka sembunyikan , dibalik tindakan semu, yang mengatas namakan Tuhan.
Dari ulah kaum Farisi itu, lahir ungkapan “fariseisme’ untuk menamai kemunafikan yang dilakukan orang. “Meminta tanda”  itulah sikap tawar menawar seperti yang  dilakukan Yohanes saat menangis dikeraskan. Ini lebih kejam , karena mau mempermainkan Tuhan. Ketika tidak dikabulkan, mereka ambil jalan kekerasan, menyalibkan Tuhan. Kisah ini menunjukkan , bahwa kaum Farisi dan ahli Taurat , tataran akal budinya ada ditingkat tinggi, maka disebut “ahli”. Tetapi , kematangan perasaan mereka masih kekanak kanakan.  Banyak doktor dan profesor yang matang akal budinya  tetapi kekanak kanakan, karena kematangan emosionalnya rendah.  
Perpecahan antara akal budi dan perasaan ini banyak dipertontonkan anggota DPR kita.

Butir permenungan.
Seandainya si ibu begitu saja mengabulkan permintaan Yohanes, maka kasih sayang semu ini akan membuat anaknya manja. Seperti seorang ibu, Tuhan juga tidak selalu mengabulkan permintaan kita begitu saja, agar kita lebih matang dalam iman, Iman akan memberi banyak pengetahuan, sehingga kita mengerti banyak hal yang diajarkan  Tuhan.
Yesus meminta kita untuk cerdas membaca  tanda zaman. Kita hendaknya terbuka untuk melihat segala peristiwa hidup dalam terang keselamatan Yesus.  Dalam setiap peristiwa hidup, Tuhan hendak menyampaikan sesuatu yang perlu bagi keselamatan jiwa kita .  Yang diperlukan dari kita adalah hati dan budi yang peka agar dapat menemukan kehendak dan rencana Tuhan. Dengan cara ini hidup kita semakin hari semakin selaras dengan rencana dan kehendak Tuhan.

Doa.
Tuhan Yesus, kami  percaya, Engkau senantiasa menyertai kami sampai akhir zaman. Semoga hati kami umat-Mu terbuka untuk melihat tanda tanda kehadiran-Mu yang menyelamatkan dalam setiap peristiwa hidup yang kami alami. Amin. 






Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah suara Tuhan.

0 komentar:

Post a Comment