Jamuan terakhir Jesus bersama murid - muridNya

Jesus meredakan badai

Jesus bersama Joseph dan Maria

Jesus mencintai anda semua

Jesus naik ke Surga

October 24, 2018

RENUNGAN HARIAN ( SENIN 5 NOPEMBER 2018 )


Bacaan Liturgi Senin 5 November 2018

Bacaan Pertama  Flp 2:1-4
Saudara-saudara,  dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, 
ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasih. Maka sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kalian sehati sepikir, 
dalam satu kasih, satu jiwa dan satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau pujian yang sia-sia. Sebaliknya dengan rendah hati anggaplah orang lain lebih utama dari pada dirimu sendiri.  Janganlah masing-masing hanya memperhatikan kepentingan sendiri, 
melainkan kepentingan orang lain juga.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 131:1.2.3
Tuhan, lindungilah aku dalam damai-Mu.
*Tuhan, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; 
aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.
*Sungguh, aku telah menenangkan dan mendirikan jiwaku; seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya, ya, seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku.
*Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel, dari sekarang sampai selama-lamanya!

Bait Pengantar Injil  Yoh 8:31b-32
Jika kalian tetap dalam firman-Ku, kalian benar-benar murid-Ku, dan kalian akan mengetahui kebenaran.

Bacaan Injil  Luk 14:12-14
Yesus bersabda kepada orang Farisi yang mengundang Dia makan, 
"Bila engkau mengadakan perjamuan siang atau malam, janganlah mengundang sahabat-sahabatmu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu, atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula, dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. Tetapi bila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, cacat, lumpuh dan buta. 
Maka engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalas engkau. Sebab engkau akan mendapat balasnya 
pada hari kebangkitan orang-orang benar."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Ada tradisi suatu keluarga atau kantor , yang setiap kali ada perayaan ulang tahun anggota keluarga atau kantor, mengadakannya di sebuah panti asuhan atau mengundang mereka kesesuatu tempat untuk diajak pesta merayakan kegembiraan dan syukur. Di tempat itu, selain mengadakan pesta , memberi sumbangan, membagi suvenir untuk masing masing anak, juga menjadikan mereka sebagai bagian dari perjalanan hidupnya. Bagi mereka , membagikan sesuatu sebagai tanda syukur untuk orang orang yang demikian rasanya jauh lebih bermakna dari pada pesta besar tanpa mereka. Kegembiraan mereka lebih menusuk  hati , kebutuhan mereka lebih nyata, dan senyum mereka lebih meneguhkan. Itulah sebabnya keluarga ini selalu menjadikan momen syukur untuk bisa berada di tengah orang orang yang membutuhkan dan berbagi sedikit berkat untuk mereka.
Yesus hari ini meneguhkan orang orang yang berbuat seperti itu, Yesus tidak melarang siapapun mengadakan pesta dan mengundang orang orang berada yang dikenalnya. Namun, Yesus berharap agar sapaan kita tidak terbatas pada mereka saja, Sapaan dan perhatian kita perlu diperluas pada orang orang yang membutuhkan. Mereka memang tidak bisa membalas dengan perhatian atau imbalan , tetapi hanya dengan senyum dan dengan pembelajaran hidup. Dengan hadir ditengah mereka , kita kadang lebih banyak belajar makna hidup yang lebih dalam. Apa yang kita lakukannya untuk Tuhan , pada saatnya berkat melimpah juga akan dibagikan untuk kita.

Butir permenungan.
Ada sebuah kisah nyata yang bagus untuk direnungkan. Seorang anak kelas 5 SD dalam kesempatan kumpul bocah yang diselenggarakan oleh suatu Yayasan , sangat bersukacita ketika mendapatkan sebuah nasi bungkus untuk makan siangnya. Ketika teman teman yang lain dengan lahap menyantap makanan yang sudah diterima, salah satu anak inipun dengan sangat lahap menyantap bagian nasi bungkus yang diterima, namun sekaligus menyisihkan separo dari nasi itu , juga telur dadar yang menjadi lauk beserta bihun goreng untuk kemudian dibungkus lagi dengan rapi. Salah satu pendamping bertanya :”Lho .... kenapa tidak sekalian dihabiskan? Gak enak ya atau tidak suka?  Gak baik lo membuang sisa makanan “  Jawaban si anak mencengangkan :” Separuh dari nasi bungkus ini saya sisihkan untuk adik saya yang dirumah, supaya nanti dia juga dapat makan makanan enak dengan lauk pauk yang enak sekali Kak”  Inilah suka cita yang tidak akan dirampas , bukan pertama tama memintakan satu bungkus lagi untuk adiknya yang dirumah, tetapi membagi miliknya yang disukai  dan diperlukan , untuk adiknya yang dicintai,  Marilah kita berbagi kepada sesama yang lebih membutuhkan.

Doa.
Allah Bapa Mahapengasih, kami bersyukur karena Putra-Mu telah memanggil semua orang mengikuti perjamuan-Mu,  Semoga kami jangan sampai acuh tak acuh terhadap sesama , melainkan selalu siap sedia melayani dan membantu sesama dalam penderitaan dan membuat sesama bahagia. Amin.






Jika kalian tetap dalam firman-Ku, kalian benar-benar murid-Ku, dan kalian akan mengetahui kebenaran.


RENUNGAN HARIAN ( MINGGU 4 NOPEMBER 2018 )


Bacaan Liturgi Minggu  4 November 2018

Bacaan Pertama  Ul 6:2-6
Sekali peristiwa Musa berkata kepada bangsanya, "Seumur hidup hendaknya engkau dan anak cucumu takut akan Tuhan, Allahmu, serta berpegang pada segala ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu, dan supaya lanjut umurmu, dengarlah, hai orang Israel! 
Lakukanlah ketetapan dan perintah itu dengan setia, supaya baiklah keadaanmu, dan supaya kamu menjadi sangat banyak, seperti yang dijanjikan Tuhan, Allah nenek moyangmu, kepadamu di suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Dengarlah, hai orang Israel: 
Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa!  Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dan dengan segenap kekuatanmu! 
Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 18:2-3a.3bc-4.47.51ab
Aku mengasihi Engkau, ya Tuhan, kekuatanku.
*Aku mengasihi Engkau, ya Tuhan, kekuatanku!  Ya Tuhan, bukit batuku, kubu pertahanan dan penyelamatku. 
*Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku! Terpujilah Tuhan, seruku; maka aku pun selamat dari para musuhku.
*Tuhan itu hidup! Terpujilah Gunung Batuku, dan mulialah Allah Penyelamatku,Tuhan mengaruniakan keselamatan yang besar kepada raja yang diangkat-Nya;  Ia menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya.

Bacaan Kedua Ibr 7:23-28
Saudara-saudara, dalam jumlah yang besar kaum Lewi telah menjadi imam, karena mereka dicegah oleh maut untuk tetap menjabat imam. 
Tetapi Yesus tetap selama-lamanya; maka imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang lain.  Karena itu Yesus sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang demi Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup lestari untuk menjadi Pengantara mereka.
Imam Agung seperti inilah yang kita perlukan; yaitu saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang telah terpisah dari orang-orang berdosa, dan ditinggikan mengatasi segala langit; yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan kurban 
untuk dosanya sendiri, dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya. 
Hal itu sudah dilakukan Yesus satu kali untuk selama-lamanya, 
yakni ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai kurban. 
Hukum Taurat menetapkan orang-orang yang diliputi kelemahan menjadi imam agung. Tetapi sesudah hukum Taurat itu, diucapkanlah sumpah, yang menetapkan Anak yang sudah sempurna sampai selama-lamanya menjadi Imam Agung.
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Yoh 14:23
Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku. 
Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.

Bacaan Injil  Mrk 12:28b-34
Pada suatu hari datanglah seorang ahli Taurat kepada Yesus dan bertanya, "Perintah manakah yang paling utama?"   Yesus menjawab, 
"Perintah yang paling utama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, 
Tuhan Allah kita itu Tuhan yang esa!   Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi, 
dan dengan segenap kekuatanmu.  Dan perintah yang kedua ialah: 
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada perintah lain yang lebih utama dari pada kedua perintah ini."
Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus, "Guru, tepat sekali apa yang Kaukatakan, bahwa Allah itu esa, dan tidak ada Allah lain kecuali Dia.
Memang mengasihi Dia dengan segenap hati, dengan segenap pengertian, dan dengan segenap kekuatan, serta mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri jauh lebih utama daripada semua kurban bakar dan persembahan."  Yesus melihat betapa bijaksana jawab orang itu. Maka Ia berkata kepadanya,   "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!"  Dan tak seorang pun masih berani menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Cinta tidak mengenal sebagian, tetapi melibatkan seluruh diri pribadi . Seorang anak sedang asyik bermain bola ditengah lapangan. Ia tidak terusik panasnya terik  matahari. Lupa makan dan minum. Ia seakan menjadi satu dengan bola itu. Hal yang sama berlaku untuk orang yang mencintai apa yang dikerjakannya: Pelukis yang sedang menggambar pemandangan seakan bersatu dengan alam dihadapannya, petani yang tidak mengenal lelah mengerjakan ladang, perawat yang sedang sepenuh hati melayani pasien, seorang pekerja sosial yang tekun melayani orang miskin, mereka ini mencintai pekerjaannya dengan segenap hati, dengan segenap jiwa dan tenaganya.
Yesus mengajarkan kita bahwa Tuhan melebihi segala galanya. Maka mencintai Tuhan harus dengan seluruh diri kita. Artinya kita harus memuji Tuhan juga kalau kita sedang bekerja, kita harus berdoa kepada-Nya dalam setiap kesempatan, kita membaca Sabdanya seperti kalau kita membaca surat kabar, mendengarkan Sabda-Nya seperti kita selalu mendengar radio atau televisi. Dan dengan mencintai Tuhan dengan seluruh diri kita, mengalirlah cinta kepada sesama seperti kita mencintai diri sendiri. Artinya kita akan memperhatikan  kepentingan orang lain, ikut merasakan luka hati sesama dan coba mengerti impian mereka.

Butir permenungan.
Yesus memadukan kedalam seluruh diri-Nya kedua cinta itu, dan Ia memerintahkan  kepada murid-Nya untuk melaksanakan yang sama. Kalau kita mencintai Tuhan dengan seluruh diri kita dan sekaligus  mencintai sesama seperti kita mencintai diri kita sendiri maka Kerajaan Allah sungguh ada ditengah kita.

Doa.
Ya Tuhan yang mahabaik, mampukanlah kami umat-Mu untuk mencintai-Mu dengan   segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi, dan dengan segenap kekuatanmu dan mencintai sesama seperti kita mencintai diri kita sendiri. Amin.





Jika seorang mengasihi Aku,
 ia akan menuruti firman-Ku.
Bapa-Ku akan mengasihi dia,
dan Kami akan datang kepadanya.



RENUNGAN HARIAN ( SABTU 3 NOPEMBER 2018 )


Bacaan Liturgi Sabtu 3 November 2018
PF S. Martinus de Porres, Biarawan

Bacaan Pertama  Flp 1:18b-26
Saudara-saudara, asal saja Kristus diwartakan, aku bersukacita karenanya. Dan aku akan tetap bersukacita sebab aku tahu, bahwa akhir dari semuanya ini ialah keselamatanku berkat doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus.  Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan, ialah bahwa dalam segala hal aku tidak mendapat malu. 
Kuharapkan bahwa seperti dahulu, sekarang pun Kristus dengan nyata dimuliakan dalam tubuhku, baik oleh hidup maupun oleh matiku. Karena bagiku hidup ialah Kristus dan mati keuntungan. Hidup di dunia bagiku berarti bekerja dan menghasilkan buah. Maka aku tidak tahu, mana yang harus dipilih. Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama Kristus, karena ini memang jauh lebih baik. Tetapi demi kalian, lebih perlu aku tetap tinggal di dunia ini. Dalam keyakinan ini tahulah aku bahwa aku akan tetap tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kalian semua, supaya kalian makin maju dan bersukacita dalam iman. 
Dengan demikian kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin bertambah karena aku, yaitu apabila aku kembali kepadamu. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 42:2.3.5bcd
Jiwaku haus akan Allah, Allah yang hidup.
*Seperti rusa yang merindukan sungai berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
*Jiwaku haus kepada Allah, akan Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?
*Bagaimana aku berjalan maju di tengah kepadatan manusia, 
mendahului mereka melangkah ke rumah Allah di tengah suara sorak-sorai dan nyanyian syukur, di tengah keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan.

Bait Pengantar Injil  Mat 11:29ab
Terimalah beban-Ku dan belajarlah pada-Ku, sebab Aku lemah lembut dan rendah hati.

Bacaan Injil  Luk 14:1.7-11
Pada suatu hari Sabat Yesus masuk rumah seorang pemimpin orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama.Melihat tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat terhormat, Yesus lalu mengatakan perumpamaan berikut, 
"Kalau engkau diundang ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan. Sebab mungkin ada undangan yang lebih terhormat daripadamu. Jangan-jangan orang yang telah mengundang engkau dan tamu itu berkata kepadamu, 'Berilah tempat itu kepada orang ini.' Lalu dengan malu engkau harus pindah ke tempat yang paling rendah! Tetapi apabila engkau diundang, duduklah di tempat yang paling rendah. 
Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata, 'Sahabat, silakan duduk di depan.' Dengan demikian engkau mendapat kehormatan di mata semua tamu yang lain.  Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan;  dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan
Kita amati saja bilamana kita datang ke pertemuan pertemuan entah di gereja ataupun dimasyarakat. Banyak orang lebih suka memilih duduk dibelakang daripada duduk didepan, Ada seribu alasan, tetapi itulah gejala yang sangat umum di masyarakat dan umat kita. Barangkali saja, dengan duduk dibelakang, orang merasa aman dan bisa ngantuk-ngantuk tanpa dilihat orang lain.  Ataukah orang yang suka duduk dibelakang dikarenakan ingin mengikuti Sabda Tuhan Yesus pada Injil hari ini? Itu tidak terlalu jelas, yang jelas, Sabda Tuhan pada Injil hari ini bukan pertama tama berbicara soal tempat duduk yang sebaiknya kita pilih tetapi lebih mengenai sikap kerendahan hati, tidak memandang diri penting. Orang orang Yahudi yang dikritik Yesus adalah orang orang yang sok merasa penting maka mereka merasa harus dihormati dan dimuliakan. Bukanlah kalau kita duduk dibelakang tetapi kita marah jika tidak disapa atau tidak dihormati, kita sama saja sombong dan tidak rendah hati?  Marilah kita tidak menyombongkan diri karena jabatan kita. Marilah kita juga tidak merasa rendah diri karena tidak berjabatan. Kita adalah manusia yang bermartabat. Martabat kita justru tampak apabila kita saling menghargai satu sama lain, entah siapapun  sesama kita, Kerendahan hati justru terjadi saat kita menempatkan  tidak berlebihan Wajar sajalah.

Butir butir permenungan.
Apa yang bisa kita renungkan dari Sabda Yesus hari ini? Yesus mau menyadarkan kita untuk pandai menempatkan diri kita dalam situasi apapun. Lebih tepatnya adalah tahu diri untuk berbuat.apa saja dan mau berada dimana. Orang yang tahu diri akan dihormati oleh banyak orang tetapi sebaliknya orang yang tidak tahu diri akan dicemooh. Kita sebagai murid Kristus harus tahu diri dan tahu identitas kita sebagai apa? Identitas kita adalah Kasih. Kerelaan kita mengasihi sesama tanpa batas akan menjadikan kita terhormat dimata orang lain. Kehormatan kita adalah kasih Kristus yang menginspirasi kita.

Doa.
Ya Tuhan, biarkanlah aku terhormat karena mengasihi Dikau dan sesama ku dan bukan karena harta duniawi. Amin.



Terimalah beban-Ku dan belajarlah pada-Ku, sebab Aku lemah lembut dan rendah hati.


RENUNGAN HARIAN ( JUMAT 2 NOPEMBER 2018 )


Bacaan Liturgi Jumat  2 November 2018
HR Pengenangan Arwah Semua Orang Beriman

Bacaan Pertama  2Mak 12:43-46
Setelah menguburkan tentara yang gugur dalam pertempuran, Yudas, panglima Israel, menyuruh mengumpulkan uang di tengah-tengah pasukan. Lebih kurang dua ribu dirham perak dikirimkannya ke Yerusalem untuk mempersembahkan kurban penghapus dosa. Ini sungguh suatu perbuatan yang sangat baik dan tepat, karena Yudas memikirkan kebangkitan.  Sebab jika tidak menaruh harapan bahwa orang-orang yang gugur itu akan bangkit, niscaya percuma dan hampalah mendoakan orang-orang mati.  Lagipula Yudas ingat bahwa 
tersedialah pahala yang amat indah bagi sekalian orang yang meninggal dengan saleh. Ini sungguh suatu pikiran yang mursid dan saleh. Dari sebab itu disuruhnyalah mengadakan kurban penebus salah 
untuk semua orang yang sudah mati itu, supaya mereka dilepaskan dari dosa mereka.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 130:1-2.3-4.5-6a.6b-7.8
Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan.
*Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan!  Tuhan, dengarkanlah suaraku!   Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.
*Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan?  Tetapi pada-Mu ada pengampunan, maka orang-orang takwa kepada-Mu. 
*Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya.Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi. 
*Lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, berharaplah kepada Tuhan, hai Israel! Sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan.
*Dialah yang akan membebaskan Israel dari segala kesalahannya.

Bacaan Kedua  1Kor 15:12-28
Saudara-saudara, jika kami beritakan bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan bahwa tidak ada kebangkitan orang mati?  Kalau kebangkitan orang mati tidak ada, maka Kristus pun tidak dibangkitkan, 
maka sia-sialah pemberitaan kami, dan sia-sialah pula kepercayaanmu.
Apalagi, andaikata betul demikian, kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus, -- padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, andaikata benar bahwa orang mati tidak dibangkitkan.  Sebab andaikata benar bahwa orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus pun tidak dibangkitkan.Dan kalau Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaanmu, dan kamu masih hidup dalam dosamu.  Dengan demikian, binasalah pula orang-orang yang mati dalam Kristus.  Dan jikalau kita berharap pada Kristus dalam hidup ini saja, maka kita adalah orang-orang yang paling malang 
di antara semua manusia.  Namun ternyata Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.  Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga  kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia.  Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.  Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tiba kesudahan, yaitu bilamana Kristus menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, 
kekuasaan dan kekuatan.  Karena Kristus harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.  Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.  Dan kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, 
maka Kristus sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya  di bawah Dia yang telah menaklukkan segala sesuatu, supaya Allah menjadi semua di dalam semua.
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Yoh 6:40
Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku, jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.

Bacaan Injil  Yoh 6:37-40
Dalam rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak,  "Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.  Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.   Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, 
yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Di setiap bandara , terminal bus, atau stasiun kereta api ada dua hal yang senantiasa menjadi pusat perhatian . Pertama, waktu kedatangan, Kedua waktu keberangkatan. Waktu kedatangan menjadi penting bagi mereka yang menantikan kedatangan atau kehadiran seseorang yang akan dijemputnya.  Sementara itu waktu keberangkatan menjadi  penting bagi mereka yang akan meninggalkan tempat itu untuk pergi kesuatu atau beberapa tempat lain. Demikianlah , ada yang datang , ada yang pergi.
Dinamika kehidupan manusia juga ditandai dua hal tersebut, datang dan pergi. Setiap hari dihalaman surat kabar terpasang berita dukacita. Dalam  kolom tersebut terpampang foto dan nama seseorang yang telah menyelesaikan hidupnya dan pergi kealam baka. Sementara itu, pada halaman yang sama kerap kali terpasang pula berita kelahiran dipelbagai belahan dunia ini. Kontras antara yang pergi dan yang datang hadir setiap hari dalam kehidupan manusia . Kelahiran mendatangkan sukacita, sebaliknya kematian menyebabkan dukacita.
 Untuk kedua situasi tersebut, orang yang mengalami nya tak pernah merasakan secara sungguh apa yang sebenarnya terjadi. Seorang bayi tentu saja tak pernah mengetahui secara persis bagaimana situasi saat dirinya lahir untuk pertama kalinya didunia ini. Baru setelah cukup umur , ia akan mengerti , itupun tidak situasi yang dialaminya. Demikian pula dengan mereka yang meninggal dunia, . Iklan atau ucapan dukacita tentu saja tidak dapat mereka baca sendiri. Yang membacanya adalah orang lain . Kelahiran atau kematian hadir dalam keterbatasan diri manusia . Oleh karena itu , dibutuhkan bantuan orang lain yang sungguh bisa secara sadar mengamati dan memberikan apa yang dibutuhkan oleh mereka yang baru lahir dan yang sudah meninggal dunia.
Secara khusus pada Hari Raya  Arwah  Semua Orang Beriman, Gereja mengajak kita untuk memperhatikan kebutuhan mereka yang telah lebih dulu meninggalkan dunia ini untuk kembali kepada Bapa Surgawi. Yang dibutuhkan mereka yang telah wafat adalah doa doa . Doa doa ini akan sangat berguna sebagai bekal perjalanan atau perziarahan mereka kembali kepada Bapa . Pada hari ini kita diajak mengingat mereka bukan dengan cara emosional dalam kesedihan yang mendalam atau kenang kenangan nostalgia yang berlarut larut sehingga hanya akan menimbulkan kesedihan yang mendalam.

Butir permenungan.
Pada hari ini kita diajak mengingat mereka yang telah wafat dengan penuh kasih dan iman. Kita ingat jiwa jiwa orang beriman itu dalam kasih supaya senantiasa terjalin relasi antara kita yang masih berziarah di bumi ini dengan mereka yang telah berziarah dialam baka.  Relasi ini terwujud dalam ungkapan kasih yang tidak pernah dipatahkan oleh apapun bahkan oleh kematian sekalipun. Selain itu , kita diajak mengenang mereka yang telah wafat dengan penuh kepasrahan . Kita diajak untuk menyerahkan mereka yang sudah meninggal , terutama yang kita kasihi kedalam pangkuan Allah Bapa di Surga. Kita diajak untuk percaya bahwa Allah , Sang Pemilik dan Penyelenggara kehidupan akan memberikan yang terbaik kepada mereka yang telah wafat.   

Doa.
Ya Allah yang maharahim, berkenanlah mendengarkan doa doa kami, Engkau telah menganugerahkan kepada kami iman yang kokoh akan Putra-Mu yang bangkit dari antara orang mati. Semoga Engkau juga meneguhkan harapan kami bahwa bersama sama hamba hamba-Mu yang telah meninggal kami pun akan bangkit untuk hidup abadi . Amin.




Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku, jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.


RENUNGAN HARIAN ( KAMIS 1 NOPEMBER 2018 )


Bacaan Liturgi  Kamis  1 November 2018
HR Semua Orang Kudus

Bacaan Pertama  Why 7:2-4.9-14
Aku, Yohanes, melihat seorang malaikat muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup. Dengan suara nyaring ia berseru kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut, katanya,  "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!" Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.  Kemudian dari pada itu aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak terhitung jumlahnya, dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa. Mereka berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih, dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.  Dengan suara nyaring mereka berseru, "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta, dan bagi Anak Domba!"  Dan semua malaikat berdiri  mengelilingi takhta, tua-tua dan keempat makhluk yang ada di sekeliling takhta itu. Mereka tersungkur di hadapan takhta itu dan menyembah Allah sambil berkata,  "Amin! Puji-pujian dan kemuliaan, hikmat dan syukur, hormat, kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!"  Seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku, "Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu, 
dan dari manakah mereka datang?"  Maka kataku kepadanya, "Tuanku, Tuan mengetahuinya!"   Lalu ia berkata kepadaku, "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan besar!  Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6
Inilah angkatan orang-orang yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.
*Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya.  Sebab Dialah yang mendasarkannya bumi di atas lautan, dan menegakkannya di atas sungai-sungai. 
*Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?  Orang-orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan. 
*Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah, penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.

Bacaan Kedua  1Yoh 3:1-3
Saudara-saudara terkasih, Lihatlah, betapa besar kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita sungguh anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.  Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita ini sudah anak-anak Allah, tetapi bagaimana keadaan kita kelak belumlah nyata. Akan tetapi kita tahu bahwa, apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, ia menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Mat 11:28
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, 
Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

Bacaan Injil  Mat 5:1-12a
Sekali peristiwa ketika melihat banyak orang yang datang, Yesus mendaki lereng sebuah bukit. Setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya. Lalu Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya, "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.  Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.  Berbahagialah orang yang murah hati, karena mereka akan beroleh kemurahan.  Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.   Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.  Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah kamu, jika demi Aku kamu dicela dan dianiaya, dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat; bersukacita dan bergembiralah, karena besarlah ganjaranmu di surga."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Sudah dua tahun , teman saya yang adalah seorang pendeta , menggunakan kalender liturgi Gereja Katolik, Ia bersaksi, “Tuhan telah menyediakan firman yang dapat saya pakai lepas hari. Saya tidak perlu mencari cari apa yang perlu saya khotbahkan untuk keluarga dan jemaat saya.”  Banyaknya bacaan pada tahun A,B dan C meyakinkan dia bahwa orang Katolik membaca firman dari Kitab Kejadian sampai Kitab Wahyu, lebih komplit dari yang ia duga. Hal yang satu ini sangat mengesankan pribadi saya ketika ia mengatakan “Hanya Gereja Katolik yang mempunyai Orang Kudus dan kenal riwayatnya. Ada yang diperingati, ada yang dipestakan, ada yang dirayakan. Saya mempunyai buku riwayat Orang Kudusnya Gereja Katolik, Puji Tuhan, luar biasa.” Saya bercanda dalam hati, “Hanya satu yang perlu engkau lakukan, Ikutlah aku.”
Hari ini kita merayakan Hari Raya  Semua Orang Kudus. Pendeta yang terlibat dalam percakapan dengan saya meminta pencerahan , “Bila hampir setiap hari ada Orang Kudus yang diperingati, lalu mengapa masih ada Hari Raya Semua Orang Kudus pada tanggal 1 November ? Siapakah mereka ini? “  Dalam Kitab Wahyu dikatakan bahwa mereka adalah “suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak terhitung jumlahnya , dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa. Mereka berdiri dihadapan tahta dan dihadapan Anak Domba. memakai jubah putih .... Mereka  ini adalah orang orang yang keluar  dari kesusahan besar . Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih didalam darah Anak Domba” Kumpulan besar orang banyak yang tidak terhitung jumlahnya hendak memperlihatkan kepada kita bahwa Orang Kudus yang digelari Santo Santa dan Beato Beata oleh Gereja baru merupakan kelompok kecil saja. Bersama mereka masih banyak orang kudus yang tidak terhitung jumlahnya, maka Gereja merayakan semua Orang Kudus dalam satu hari khusus. Mereka telah diselamatkan oleh penderitaan , wafat dan kebangkitan Kristus. Semua orang yang percaya pada Yesus Kristus , yang dengan segenap hati mendengar dan melaksanakan sabda-Nya, disapa dengan Sabda Bahagia oleh Yesus Kristus , Tuhan kita. Orang orang kudus itu adalah orang orang yang telah berbahagia dihadapan Tuhan . Mereka berdiri dihadapan Tuhan, memandang wajah Tuhan dan memuliakan-Nya.

Butir permenungan.
Bagaimana dengan kita yang sedang berziarah di dunia ini? Apakah kita termasuk dalam kumpulan orang banyak yang layak disebut kudus?  Rasul Yohanes dalam suratnya yang pertama menggembirakan hati kita.. “Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada –Nya , ia menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci”  Pengharapan hanya tinggal pengharapan bila kita hanya duduk menunggu , Pengharapan kita hendaknya terwujud dalam tindakan aktif menyucikan diri. Ada banyak tantangan tetapi jangan takut menjadi suci atau kudus karena kita terhitung dalam keluarga besar yang disebut Persekutuan Orang Kudus . Lewat persekutuan dengan para kudus , kita diajak saling membantu untuk mencapai kekudusan yang ditawarkan Tuhan , yakni menjadi sempurna seperti Bapa di Surga sempurna adanya.

Doa.
Allah Yang Mahakuasa dan Kekal, Engkau menghendaki agar kami menghormati semua Orang Kudus-Mu . Kami mohon , anugerahkanlah kelimpahan belas kasih-Mu yang kami rindukan berkat bantuan doa semua Orang Kudus . Amin.



Marilah kepada-Ku,
semua yang letih lesu dan berbeban berat,
Aku akan memberi kelegaan kepadamu.


October 19, 2018

RENUNGAN HARIAN ( RABU 31 OKTOBER 2018 )


Bacaan Liturgi Rabu  31 Oktober 2018

Bacaan Pertama  Ef 6:1-9
Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam Tuhan, karena memang haruslah demikian. Hormatilah ayah dan ibumu, sebab inilah perintah penting yang memuat suatu janji, yaitu: supaya kalian berbahagia dan panjang umurmu di bumi. Dan kalian para bapak, jangan bangkitkan amarah dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka dalam ajaran dan nasihat Tuhan.Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu di dunia ini dengan takut dan gentar, dan dengan tulus hati, sama seperti kalian taat kepada Kristus. Jangan hanya taat di hadapan mereka untuk menyenangkan hati orang, tetapi taatlah sebagai hamba Kristus yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah. Laksanakanlah pelayananmu dengan rela seperti orang-orang yang melayani Tuhan, dan bukan manusia. Kalian tahu, bahwa setiap orang, entah hamba, entah orang merdeka, akan menerima ganjaran dari Tuhan, kalau ia berbuat sesuatu yang baik. Dan kalian para tuan, bersikaplah demikian juga terhadap hamba-hambamu, dan jauhkanlah mengancam. 
Ingatlah bahwa Tuhan mereka dan Tuhanmu ada di surga, dan Ia tidak memandang muka.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 145:10-14
Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya.
*Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau.  Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu. 
*Untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan memaklumkan kemuliaan-Mu yang semarak mulia.Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi, pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan. 
*Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk.

Bait Pengantar Injil  2Tes 2:14
Allah telah memanggil kita untuk memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.

Bacaan Injil  Luk 13:22-30
Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar. Maka bertanyalah orang kepada-Nya, "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?"Jawab Yesus kepada orang-orang di situ, "Berusahalah masuk melalui pintu yang sempit itu! Sebab Aku berkata kepadamu, 'banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah bangkit dan menutup pintu, kalian akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata, 'Tuan, bukakan pintu bagi kami.' Tetapi dia akan berkata,  'Aku tidak tahu dari mana kalian datang.' Maka kalian akan berkata, 'Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu,  dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami.' Tetapi ia akan berkata, Aku tidak tahu dari mana kalian datang. Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kalian semua yang melakukan kejahatan!'  Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kalian melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi ada di dalam Kerajaan Allah, tetapi kalian sendiri dicampakkan ke luar.  Dan orang akan datang dari Timur dan Barat, dari Utara dan Selatan, dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. Ingatlah, ada orang terakhir yang akan menjadi terdahulu, dan ada orang terdahulu yang akan menjadi yang terakhir." 
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
“Aku tidak tahu dari mana kalian datang.” Itulah yang dikatakan Yesus kepada seseorang yang mau masuk dalam Kerajaan Allah , padahal orang itu telah mengatakan bahwa dirinya makan dan minum bersama Yesus dan telah menerima pengajaran dari Yesus. Namun, dua kali Yesus mengatakan bahwa Ia tidak kenal dengan orang itu. Dan Yesus menutup pintu bagi orang orang yang tidak dikenalnya. Karena itu mengenal Yesus menjadi hal yang penting bagi setiap orang yang mau masuk kedalam Kerajaan Allah. Permasalahannya sekarang adalah apa yang dimaksud dengan “mengenal” dalam konteks kisah ini ?
“Mengenal” dalam konteks Kitab Suci tidak sekedar tahu atau mengenal secara intelektual . Kalau hanya soal kenal dan tahu, setanpun sering digambarkan dalam Kitab Suci juga tahu siapa Yesus. “Mengenal” disini punya arti mengimani, mengakui, dan membangun relasi dengan Yesus sampai akhirnya mengikuti. Maka, mengenal jauh lebih dalam daripada sekedar intelektual yaitu, menyangkut keterbukaan hati untuk berelasi dan mengikuti. Karena itu, mengenal Yesus berarti mengimani Dia sampai kita  menyelaraskan hidup kita sesuai dengan kehendak dan perintah-Nya. Itulah sebabnya mengenal saja tidak cukup untuk mengantar kita masuk kedalam Kerajaan Allah tanpa disertai keterbukaan hati dan perubahan sikap.
Kita pantas bersyukur bahwa banyak orang yang dengan tekun mempelajari Kitab Suci agar semakin mengenal Yesus, dengan setia pula dia berdoa , berdevosi, dan beribadat untuk membangun relasi dengan Yesus sampai akhirnya dengan tangguh menjalankan perintah -Nya,  Namun, difihak lain sering kita dengar, itu pasangan suami-isteri, Suta dan Siti sudah sekian tahun menikah, ingin bercerai. Itu Suster Centilwati sudah 10 tahun menjadi biarawati, lagi goncang mau keluar. Itu romo Sibukwanto sudah hampir 9 tahun ditahbiskan, lagi krisis dan ingin keluar. Frater Gojegana sudah menjalani Tahun Pastoral, sekarang panggilannya sedang menggelepar ingin keluar.
Krisis hidup panggilan atau krisis iman bisa menerpa siapa saja, termasuk kita. Tetapi bilamana kita merenungkan kata kata Santo Paulus dalam Roma 8:26 - 30  dengan hati bening sambil berdoa didepan Salib Kristus tentulah akan lain. Kata kata Santo Paulus begitu kuat, penuh keyakinan dan kena hingga lubuk hati kita. Apa yang kita takutkan dalam hidup ini ? Konflik, ketidakcocokan, ketidaksetiaan pasangan, kesulitan ekonomi, kegagalan karya ? Itu tentu dapat menggoncangkan kita. Tetapi apakah itu sudah cukup menjadi alasan untuk memisahkan kita dengan Kristus ?  Putra-Nya saja diserahkan oleh Allah kepada kita, bagaimana Dia tidak menganugerahkan segalanya bersama anak - Nya itu kepada kita ?

Butir permenungan.
Krisis hidup iman dan panggilan senantiasa berakar pada satu titik yang paling mendasar, hubungan kita dengan Tuhan Yesus Kristus. Kesetiaan kita pada panggilan imamat, membiara, membujang demi Kerajaan Allah atau berkeluarga hanya mungkin kita bangun apabila kita tidak pernah berpisah dari kasih Kristus. Krisis hidup panggilan biasanya berhubungan dengan hal ini itu dan ketika orang begitu emosi, orang memilih meninggalkan panggilannya. Namun apabila orang yang sedang krisis itu mau menatap Salib Kristus, kasih cinta - Nya yang tidak pernah tercabutkan, betapa kita rela kalah dari himpitan kesulitan krisis itu ? Bukanlah Tuhan akan menguatkan kita dan Dia lebih dari semuanya itu ? Salib itulah sebagai motivasi bagiku. 

Doa.
Ya Tuhan yang maha baik, jangan biarkan kami umat - Mu patah semangat bila kasihku kepada sesama tidak dianggap tetapi jadikanlah pengalaman tidak dianggap itu sebagai motivasi bagiku untuk selalu berbuat kasih. Amin






Allah telah memanggil kita untuk memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.