Bacaan Liturgi Jumat 5 Oktober 2018
Bacaan Pertama Ayb 38:1.12-21;39:36-38
Tuhan berbicara kepada Ayub dari dalam badai, "Pernahkah dalam hidupmu engkau menyuruh dinihari datang atau pernahkah fajar kautunjukkan tempatnya untuk memegang bumi pada ujung-ujungnya,
sehingga orang-orang fasik dikebaskan daripadanya, yakni tatkala fajar mengubah bumi menjadi seperti tanah liat yang dimeteraikan, dan mewarnainya seperti orang mewarnai kain, tatkala orang-orang fasik dirampas terangnya, dan dipatahkan lengannya yang teracung?
Pernahkah engkau turun sampai ke sumber laut, atau berjalan-jalan menyusuri dasar samudera raya? Apakah pintu gerbang maut tersingkap bagimu, atau pernahkah engkau melihat pintu gerbang kelam pekat? Tahukah engkau luasnya bumi? Nyatakanlah, kalau engkau tahu semuanya itu! Di manakah jalan ke tempat kediaman terang, dan di manakah tempat tinggal kegelapan, sehingga engkau dapat mengantarnya pulang dan mengetahui jalan menuju rumahnya? Tentulah engkau mengenalnya, karena ketika itu engkau sudah lahir,
dan jumlah harimu telah banyak!" Lalu Ayub menjawab kepada Tuhan,
"Sesungguhnya, aku ini terlalu hina. Jawab apakah yang dapat kuberikan kepada-Mu? Mulutku kututup dengan tangan. Satu kali aku berbicara, tidak akan kuulangi; dua kali aku berkata, tidak akan kulanjutkan."
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Mzm 139:1-3.7-10.13-14b
Ya Tuhan, tuntunlah aku di jalan yang kekal.
*Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh.
Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.
*Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, Engkau pun ada di situ.
*Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, di sana pun tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.
*Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, Engkaulah yang menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena misteri kejadianku; ajaiblah apa yang Kaubuat.
Bait Pengantar Injil Mzm 95:8ab
Hari ini dengarkanlah suara Tuhan, dan janganlah bertegar hati.
Bacaan Injil Luk 10:13-16
Sekali peristiwa Yesus bersabda, "Celakalah engkau Khorazim!
Celakalah engkau Betsaida! Sebab seandainya di Tirus dan Sidon
terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengahmu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Maka pada waktu penghakiman,
tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu.
Dan engkau, Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati.
Barangsiapa mendengarkan kalian, ia mendengarkan Daku; dan barangsiapa menolak kalian, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku."
Demikianlah sabda Tuhan.
Renungan.
Sesuatu yang tidak beres menjadi keprihatinan bagi setiap orang yang melihat dan mengalaminya.Oleh karena itu ada kejengkelan , kecaman dan harapan untuk memberi kesadaran dan inspirasi baru. Koreksi untuk pembaharuan. Dalam Injil, Yesus sambil menunggu kedatangan kembali ketujuh puluh dua murid, mengungkapkan kesedihan-Nya terhadap kota kota tertentu di Galilea. Dua kota pertama yang dikecam Yesus adalah Khorazim dan Betzaida . Khorazim berada diatas bukit sekitar tiga kilometer dari Kapernaum dan dari sana bisa dilihat dengan jelas kota Betzaida dipinggir danau Galilea, daerah asal rasul Petrus dan kawan kawan. Yesus mengatakan bahwa orang orang dikedua daerah itu mengalami mukzijat mukzijat tetapi mereka belum bertobat dan berkabung kalau dibandingkan dengan Tirus dan Sidon yang sudah menunjukkan pertobatan mereka. Padahal Tirus dan Sidon berada diluar komunitas Yahudi . Tanggungan Tirus dan Sidon pada saat pengadilan terakhir lebih ringan dibandingkan dengan Khorazim dan Betzaida . Kota ketiga yang dikecam adalah Kapernaum . Kapernaum adalah markas bagi Yesus dan para murid murid-Nya. Mereka selalu melewati kebersamaan ditempat ini. Satu alasan yang menyebabkan Yesus mengecam mereka adalah mereka tidak bertobat dan percaya pada-Nya dan para utusan-Nya. Sikap Yesus terhadap kota kota ini sama ketika Ia menangisi kota Yerusalem. Sabda Tuhan ini mengingatkan kita untuk mawas diri dan berusaha hidup layak dihadirat Tuhan . Kita mengatakan iman dan kepercayaan kepada Yesus Kristusdan mengimani-Nya, tetapi pertanyaannya apakah kita setia dan memiliki komitmen untuk bersaksi? Apakah ada rasa kagum dalam diri kita karena memiliki Yesus ? Dalam Yesus kita dibaharui-Nya.
Butir permenungan.
Hari ini Tuhan Yesus menyerukan pertobatan . Kesannya memang Yesus mencela beberapa kota seperti Khorazim, Betsaida dan Kapernaum dengan membandingkannya dengan Tirus dan Sidon, Yesus memuji Tirus dan Sidon yang notabene kota yang didiami oleh bangsa asing (bukan Yahudi) karena mereka bertobat sebaliknya ia mengecam kota kota yang didiami oleh orang Yahudi yang tidak mau bertobat: keras hati, tidak peduli dan sombong. Singkat kata , Yesus mengasihi orang yang mau bertobat tidak peduli siapa dan dari mana asal kita.
Pertobatan adalah pintu iman , Pertobatan adalah jalan bagi Tuhan untuk masuk dalam diri. Alangkah berbahagia orang yang berkenan menerima Tuhan dalam hidup, sebab dengan demikian ia menyadari betapa kecilnya ia dihadapan-Nya namun tetap dikasihi. Sungguh malanglah nasib orang yang angkuh yang mengandalkan kekuatannya sehingga tidak dapat menyaksikan betapa agung-Nya Tuhan , sehingga ia luput dari kasih-Nya. Sungguh pertobatan merupakan pintu bagi kita untuk membenahi dan menyiapkan diri untuk didiami oleh Tuhan dan sabda-Nya.
Marilah kita merenungkan sabda Tuhan pada bacaan pertama hari ini, saat kita harus mengakui seperti Ayub bahwa dihadapan Tuhan kita bukan apa apa dan mestinya hanya berpasrah dan percaya kepada-Nya.
Doa.
Allah Bapa , Sumber Pengetahuan dan Kebenaran, tanamkanlah cinta mesra terhadap Kitab Suci , sehingga umat-Mu semakin banyak menimba kekuatan dari Sabda-Mu dan menemukan sumber kehidupan didalamnya. Amin.
Hari ini dengarkanlah suara Tuhan, dan janganlah bertegar hati.
0 komentar:
Post a Comment