Bacaan Liturgi Selasa 16 Oktober
2018
PF S. Margareta Maria Alacoque,
Perawan
PF S. Hedwig, Biarawati
Bacaan Pertama Gal 4:31b-5:6
Saudara-saudara, kita bukanlah anak
dari wanita hamba, melainkan dari wanita yang merdeka. Sebab Kristus telah
memerdekakan kita,
supaya kita benar-benar merdeka. Karena itu berdirilah teguh dan
jangan mau tunduk lagi di bawah kuk perhambaan. Sesungguhnya aku, Paulus,
berkata kepadamu, Jika kalian menyunatkan diri, Kristus sama sekali
tidak akan berguna bagimu. Sekali lagi kukatakan kepada setiap orang yang
menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat. Kalian
lepas dari Kristus, jika kalian mengharapkan kebenaran oleh hukum
Taurat; kalian hidup di luar kasih karunia!
Sebab oleh Roh dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita
harapkan. Sebab bagi orang yang ada di
dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat sama sekali tidak
mempunyai arti.
Yang berarti hanyalah iman yang bekerja oleh kasih.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Mzm 119:41.43.44.45.47.48
Semoga kasih setia-Mu mendatangi
aku, ya Tuhan.
*Kiranya kasih setia-Mu mendatangi aku, ya Tuhan, keselamatan dari
pada-Mu itu sesuai dengan janji-Mu,
*Janganlah sekali-kali mencabut firman kebenaran dari mulutku, sebab
aku berharap kepada hukum-hukum-Mu.
*Aku hendak berpegang pada Taurat-Mu senantiasa, untuk seterusnya dan
selamanya.
*Aku hendak hidup dalam kelegaan, sebab aku mencari titah-titah-Mu.
*Aku hendak bergembira dalam perintah-perintah-Mu yang kucintai itu.
*Aku menaikkan tanganku kepada perintah-perintah-Mu yang
kucintai,
dan aku hendak merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu.
Bait Pengantar Injil Ibr 4:12
Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud
hati.
Bacaan Injil Luk 11:37-41
Pada suatu ketika, selesai mengajar, Yesus diundang seorang Farisi
untuk makan di rumahnya. Maka masuklah Yesus ke rumah itu, lalu duduk
makan. Tetapi orang Farisi itu heran melihat Yesus tidak mencuci tangan
sebelum makan. Lalu Tuhan berkata kepadanya, "Hai orang-orang
Farisi, kamu membersihkan cawan dan pinggan bagian luar,
tetapi bagian dalam dirimu penuh rampasan dan kejahatan. Hai orang-orang bodoh, bukankah yang
menjadikan bagian luar, Dialah juga yang menjadikan bagian dalam? Maka berikanlah isinya sebagai sedekah,
dan semuanya akan menjadi bersih bagimu.
Demikianlah sabda Tuhan.
Renungan
Kritik itu tidak gampang untuk disampaikan . Kalau tidak hati hati , kritik
hanya melahirkan sakit hati dan membuahkan balas dendam serta sulitnya
pengampunan.
Yesus menjadi contoh bagi kita mengenai bagaimana mengkritik sesama. Yesus
dengan berani menyampaikan kritikan atau teguran kepada orang orang Farisi pada
waktu yang tepat dan cara yang jitu.
Yesus mengkritik kehidupan orang Farisi justru mereka berhenti pada
penghayatan hidup yang legalistik, yakni hidup demi peraturan dan hukum
tertulis dan hanya demi menutupi keberadaan hatinya yang jahat. Hukum dan
Peraturan menjadi tidak bermakna bila tidak diimbangi oleh dasar hati yang bersih
, Sebab kalau demikian maka hukum dan peraturan tidak lebih sebagai kedok
sekaligus alat untuk menutupi kejahatan dan membenarkan keburukan , Yesus
menentang setiap upaya pembenaran diri yang semu.
Kesempurnaan yang diinginkan Yesus agar hidup kita berkenan dihadapan Allah
adalah bukan hanya sisi luar atau tampaknya saja sempurna, tetapi sisi dalam
juga harus sempurna, Sisi dalam yaitu kedalaman hati harus sempurna.
Orang tidak boleh menutupi kejahatan hatinya dengan hal hal yang tampak dari
luar sebagai perbuatan suci dan taat pada peraturan dan hukum. Perbuatan baik
yang tampak dari luar harus merupakan cerminan bersihnya hati dari kejahatan.
Dengan demikian hidup menjadi sempurna dihadapan Allah.
Orang harus jujur dihadapan Allah dan sesama, hukum dan peraturan dibuat
bukan untuk pembenaran diri, tetapi agar hidup manusia menjadi benar. Hidup
yang penuh kemunafikan sungguh “celaka” atau tidak berkenan dihadapan Allah
Butir permenungan.
Lihatlah kedalam diri sendiri, apakah kecaman Yesus
itu juga pantas untukku? Hal hal apa saja yang perlu dikecam dan perlu segera
diubah? Kita sebagai pengikut Yesus Kristus dianjurkan untuk mengetahui aturan
yang berlaku dalam ajaran Gereja dan diajak untuk bergerak lebih dalam untuk
mempraktekan isi dan makna ajaran tersebut seperti praktek menjalankan ajaran
cinta kasih kepada sesama kita; Kita bisa saling menolong
satu sama lain dengan saling mengkritik atau memperbaiki sebagai saudara.
Saling mengkritik itu tidak gampang . Dibutuhkan tingkat kedewasaan tertentu,
yang ditunjukkan dengan motif atau dasar yang dipakai untuk saling mengkritik.
Cinta atau kasih harus menjadi motif atau dasarnya Tatkala memberikan kritik
kepada sesama , kita hanya mau menolongnya untuk berubah. Dengan berubah, dia
mencapai pertumbuhan iman dan perkembangan kedewasaan. Sebaliknya , bagi
kita yang menerima, kritikan menjadi kesempatan untuk melihat kedalam diri
kita.
Kita membiarkan diri diubah lewat kritik yang
disampaikan orang lain. Kita hanya diminta untuk terbuka melihat semuanya itu
sebagai kesempatan untuk bertobat dan memperbaharui diri.
Doa.
Ya Bapa, semoga Sabda-Mu menjadi kekuatan kami untuk menjalankan segenap
aturan hidup kami dan menghayatinya dalam hidup kebersamaan kami, Amin
Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud
hati.
0 komentar:
Post a Comment