Bacaan Liturgi Kamis 25 Oktober
2018
Bacaan Pertama Ef 3:14-21
Saudara-saudara, aku bersujud di hadapan Bapa, pokok segala
keturunan di surga dan di bumi. Aku berdoa supaya seturut kekayaan
kemuliaan-Nya Ia menguatkan dan meneguhkan kalian oleh Roh yang di
dalam batinmu, sehingga oleh imanmu, Kristus diam di dalam hatimu,
dan kalian berakar dan beralas dalam kasih. Aku berdoa supaya kalian
bersama dengan semua orang kudus dapat memahami betapa lebarnya dan panjangnya, dan betapa tinggi dan dalamnya
kasih Kristus; juga supaya kalian dapat mengenal kasih itu, sekalipun
melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa semoga kalian dipenuhi di
dalam seluruh kepenuhan Allah. Dia sanggup melakukan jauh lebih banyak daripada
yang dapat kita doakan atau kita pikirkan, seperti ternyata dari kuasa
yang bekerja dalam kita. Bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di
dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Mzm 33:1-2.4-5.11-12.18-19
Bumi penuh dengan kasih setia
Tuhan.
*Bersorak-sorailah dalam Tuhan, hai orang-orang benar! Sebab memuji -
muji itu layak bagi orang jujur. Bersyukurlah
kepada Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh
tali!
*Sebab firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan
kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih
setia-Nya.
*Tetapi rencana Tuhan tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya
turun-temurun. Berbahagialah bangsa yang
Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya!
*Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka takwa, kepada mereka yang
berharap akan kasih setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari
maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
Bait Pengantar Injil Flp 3:8-9
Segala sesuatu kuanggap sebagai sampah, supaya aku memperoleh Kristus
dan berada dalam Dia.
Bacaan Injil Luk 12:49-53
Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Aku
datang melemparkan api ke bumi, dan betapa Kudambakan agar api itu selalu
menyala! Aku harus menerima baptisan dan betapa susah hati-Ku sebelum
hal itu berlangsung! Kalian sangka Aku
datang membawa damai ke bumi? Bukan! Bukan damai, melainkan
pertentangan! Karena mulai sekarang akan ada pertentangan antara lima
orang dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga. Mereka akan
saling bertentangan, bapa melawan puteranya, dan putera melawan
bapanya,
ibu melawan puterinya, dan puteri melawan ibunya, ibu mertua melawan
menantu, dan menantu melawan ibu mertuanya."
Demikianlah sabda Tuhan.
Renungan.
Gara gara menjadi pengikut Yesus, seorang pemudi diancam tidak akan diakui
lagi sebagai anak dari orang tuannya. Dia memang sempat bimbang antara memilih
Yesus atau mengikuti kehendak orang tuanya. Sebagai anak , dia memang
menyayangi orang tuanya dan tidak ingin kehilangan mereka. Namun dilain sisi ,
dia merasa terpanggil untuk menjadi pengikut Yesus. Memang dia mengakui bahwa
yang memperkenalkan dirinya dengan Yesus itu adalah pacarnya. Tetapi setelah
berusaha serius mengikuti Yesus, rasanya dia makin mantap dan bahagia. Bahkan
dia makin bisa menghayati bahwa menjadi pengikut Yesus memang harus berani
menyangkal diri dan memanggul salib. Teladan hidup dan ajaran Yesus telah
memberi kekuatan baginya. Walaupun ditolak dan dibunuh oleh banyak orang, Yesus
tetap setia kepada Bapa dan berkenan memohonkan ampun bagi mereka, Dia pun igin
seperti Yesus dalam menyikapi orang tuanya.
Santo Paulus menggambarkan pengikut Yesus sebagai “ orang yang dipenuhi
oleh seluruh kepenuhan Allah “ Untuk memenuhi kepenuhan Allah, sumber segala
kebahagiaan itu kita harus melewati jalan yang sulit. Hal ini dialami oleh
Yesus sendiri dalam memenuhi panggilan Bapa-Nya. Dia sendiri harus bersusah
hati “ Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku,
sebelum hal itu berlangsung! Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk
membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan
pertentangan. ”
Makin kita mendekat pada Allah, makin kita merasakan ada begitu banyak
pertentangan batin yang harus kita hadapi, Seorang pemudi diatas harus
menghadapi penolakan orang tuanya. Dia menghadapi resiko dikucilkan, Bagi orang
lain lagi, karena mengikuti Yesus, dia mungkin kehilangan jabatan, kekuasaan,
pengaruh, status sosial, fasilitas, harta benda, dan berbagai keuntungan
lainnya. Namun bagi orang yang telah mampu mengatasi pertentangan batinnya dan
tetap setia pada Allah, dia sungguh akan mengalami kedamaian sejati. Sebab
hanya Allah lah sumber segala kedamaian itu. Tuhan akan melakukan jauh lebih
banyak daripada apa yang kita doakan atau pikirkan asalkan kita mau berserah
kepadanya.
Butir permenungan.
Yesus bersabda “ Aku datang untuk melempar api kebumi dan betapa Kudambakan
agar api itu selalu menyala ” Orang yang tidak mengerti dengan baik pernyataan
ini akan salah tanggap dan bisa saja mengatakan kalau Yesus itu jahat. Orang
bisa juga berpikir bahwa Yesus akan melempari bumi dengan api sehingga segala
isinya hancur dan hangus. Padahal yang dimaksud Yesus dengan api itu adalah
Sabda - Nya ke bumi ini supaya manusia terbakar dengan semangat cinta
kasih-Nya. Yesus ingin agar Sabda - Nya memenuhi bumi dengan segala isinya. Dan
kalau itu sudah terjadi, maka dibumi akan tercipta damai dan kasih. Memang
Yesus datang untuk membawa damai, tetapi damai itu bukan damai lahiriah, berupa
ketenangan murahan yang diperoleh secara gampangan. Damai itu adalah damai
batiniah hasil dari perjuangan dan pergulatan menempuh jalan kebenaran. Damai
itu berupa ketenangan jiwa yang sangat mendalam karena orang terbebas dari
segala macam kesalahan dan dosa. Damai seperti itu memang sudah dialami di bumi
oleh orang yang percaya kepada Yesus , tetapi masih terbatas dan baru akan
dinikmati penuh didunia yang akan datang. Karena itu, sebagai pengikut Kristus
sudah seharusnya kita terus berjuang membela kebenaran dan menciptakan
damai.
Yesus sudah melemparkan Sabda - Nya kedalam hati kita masing masing.
Pertanyaannya, apakah Sabda-Nya itu sudah membakar hati kita ?
Dengan kata lain apakah Sabda Tuhan yang kita dengarkan itu telah membuat
kita berubah dalam segala hal ? Apakah watak kita yang keras sudah
menjadi halus? Apakah hati kita yang dipenuhi dengan dendam dan
benci sudah berubah menjadi hati yang pemaaf dan gampang mencintai ? Mari
kita temukan jawabannya dalam hati kita masing masing.
Doa
Ya Tuhan Yesus , syukur kepada-Mu karena Engkau telah mengobarkan api
kasih-Mu kepada kami , Semoga kasih - Mu tetap menyala dan menyinari hidup
harian kami yang penuh tantangan dan perjuangan. Sehingga kami tidak pernah
berputus asa .Sebaliknya , kami mampu melakukan yang terbaik bagi
kemuliaan – Mu . Yesus berkatilah kami , nyalakanlah api kasih – Mu dalam diri
kami sehingga kami senantiasa memilih Engkau dalam hidup kami, Amin
Segala sesuatu kuanggap sebagai sampah, supaya aku memperoleh Kristus
dan berada dalam Dia.
0 komentar:
Post a Comment